44 - Mencari Rania

Hal terakhir yang Rania ingat, dia sedang menikmati secangkir kopi di kedai sepi itu, sebelum tiba-tiba seseorang membekapnya dari belakang. Lebih tepatnya, dia dipaksa menghirup zat yang membuat kesadarannya seketika raib. Tahu-tahu sekarang dia terikat di kursi kayu ini, dengan kepala terbungkus sesuatu yang membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Bernapas juga agak susah. Dia berusaha teriak minta tolong, tapi yang keluar hanya erangan tidak jelas karena mulutnya dilakban.

Pada akhirnya Rania memilih diam, menyudahi usaha melepaskan diri yang sia-sia. Semakin meronta tubuhnya malah semakin melekat di kursi itu. Yang ada jadi pegal.

Beberapa saat kemudian, terdengar derak langkah dari atas. Rania menajamkan pendengaran. Semacam orang sedang menuruni tangga. Setelah suara langkah terhenti, Rania bisa merasakan saat ini orang itu berdiri tepat di hadapannya.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top