26 - Malu-Malu tapi Mau

Rania baru tahu kalau seperti ini rasanya kerja di lapangan. Capek tapi seru. Berhubung ini pengalaman pertamanya, lagi memperjuangkan nasib produk buah gagasannya, dia sangat antusias.

Setibanya sekolah pertama, mereka langsung diarahkan ke aula yang ternyata belum dipersiapkan sama sekali. Edas dan Ali bergerak cepat menepikan kursi-kursi. Sementara itu, Firda dan satu lagi staf perempuan bertugas menyapu. Rania tidak tinggal diam, dia ikut mengambil sapu di sudut ruangan.

"Biar saya aja, Bu," cegah Firda. "Ibu tunggu di sana aja sama Bu Dokter." Firda menunjuk perempuan berjas putih di depan aula yang sedang mempersiapkan peralatannya.

"Nggak apa-apa." Rania mulai menyapu. "Saya ke sini bukan cuma buat nonton," imbuhnya sambil lalu.

Firda mengode temannya, dibalas dengan kedikan lemah. Tentu saja mereka tidak enak membiarkan putri pemilik perusahaan ikut menyapu. Namun, mau bagaimana lagi?

"Kursinya nggak bisa jalan sendiri, Das, harus diangkat," sindir Ali saat Edas malah mematung menatap Rania yang sedang fokus menyapu.

Sambil pura-pura abai, Edas buru-buru melanjutkan pekerjaannya.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top