18 - Lebih dari Sekadar Kagum
Karena berhadapan dengan anak kecil, Rania berusaha menekan kekesalannya. Sambil membiarkan anak itu terus menarik tangannya, Rania celingukan. Pasti orang tua atau siapanya ada di sekitar restoran ini.
"Por favor ayudame." Anak itu mengulang lagi ucapannya sambil mendongak menatap Rania. Air matanya malah keluar kali ini, membikin Rania makin bingung.
Nih anak ngomong apa, sih?
Akhirnya Rania mengeluarkan ponsel untuk menerjemahkan ucapan anak itu di aplikasi penerjemah.
Akan tetapi, Edas lebih dulu jongkok di samping anak itu dan mengajaknya bicara.
"Tu por eso?" Edas bertanya anak itu kenapa, sambil menyeka air matanya dengan lembut.
"Mi collar cayo alli," jawab anak itu sambil menunjuk ke arah got. Ternyata kalungnya jatuh di sana. Dia minta tolong diambilkan.
"No llores, lo tomare por ti," ujar Edas sambil tersenyum lebar. Dia mengelus kepala anak itu dan memintanya berhenti menangis, karena dia akan segera mengambilkan kalungnya.
Diam-diam Rania memperhatikan cara Edas berinteraksi dengan anak itu. Senyumnya sangat lembut, perlakuannya sangat tulus, seketika mampu membuat anak itu benar-benar berhenti menangis. Jangan lupa soal kemampuan bahasa asingnya. Rania tidak bisa untuk tidak kagum.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top