66 - senang berbisnis dengan anda

Ia keluar dari supercar biru dongkernya. Jari telunjuknya memutar kunci mobil sambil ia berjalan dengan santai disertai gumaman nada lagu yang keluar dari mulutnya.

Ekspresinya terlihat sangat santai, matanya tertutup menyerupai bulan sabit terbalik kebawah. Menampilkan 'smiley eyes' yang dilengkapi dengan bibir yang juga sama-sama tersenyum.

Senyum yang dingin.

Ia kini berkutik dengan ponselnya dan mengirimkan beberapa tiket elektronik pada dua saudara yang butuh brother-bonding moment menurutnya. Iya, ia mengirimkan tiket itu pada Kaizo dan Fang.

[ Jangan lupa bawa adikmu senang-senang besok. Wahananya mulai daro jam 5.  Ini hadiah dari bawahan favoritmu di agensi. Pakailah dengan baik sesuai janjimu. ] Ketiknya, lalu ia pun mengirimkan pesan itu pada kapten Kaizo.

Lalu satu pesan lagi yang bertuliskan [ culik kakakmu ke tempat yang sudah kusewakan. Tak perlu berterimakasih padaku, aku tahu aku ini memang teman yang sangat baik. Harusnya kau bersyukur dan bersujud setiap hari kepada tuhan karena telah memberikanmu teman sebaik hati ini. Kalau kau tidak mengajak kakakmu jalan-jalan ke tempat itu, akan aku pastikan bibi penjual donat wortel akan pindah ke luar negeri. ]

"Yak, dan send~" ucapnya sambil menekan tombol 'kirim'

Klak

Klak

Klak

Klak

Suara sepatu pantofel miliknya itu terdengar menggema di lorong yang sepi ini. Pakaian jas nya yang rapih seakan ia akan menghadiri acara resmi, ditambah rambut yang ia sisir rapih ke samping menggunakan jari jemarinya untuk menambahkan aura formal dari dirinya.

Ia sampai di depan pintu sebuah ruangan di lantai tertinggi di gedung S. Lalu tangannya pun mengetuk pintu itu.

Tok tok

Belum ada jawaban.

Ia mengetuk lagi.

Tok tok

Masih belum ada jawaban.

Taufan menghelakan nafas panjang lalu diapun membuka pintu ruangan itu. "Ckck, pak tua.."

"Aku tahu ini jam 4 dini hari, tapi bukan berarti kau boleh mengabaikan pegawaimu begitu saja~" ucap Taufan melangkah maju, mendekati meja di tengah ruangan itu.

"....Agen Taufan, kenapa kau kesini? Kau bahkan belum membuat perjanjian bertemu." Jawab pria berumur sekitar 50 tahun itu. Ekspresi di wajahnya tampak tak senang, namun juga terlihat sedikit.. takut?

"Oh ayolah, tidak perlu terlalu resmi seperti itu~" jawab Taufan, kini ia sudah di dekat kursi sang pria. Di mejanya, ada plak emas bertuliskan 'direktur eksekutif'. Taufan mengelus lembut plak emas itu.

"Lepaskan tanganmu dari benda itu. Kau adalah pegawai disini. Tentu saja kau harus mengikuti aturan dan etika resmi-" ucapan direktur itu terpotong saat tangan kanan Taufan sudah dalam posisi merangkul kursi yang diduduki oleh direktur itu.

"Secara resmi?" Tanya Taufan. Manik birunya seakan menyala tajam. Kontras dengan situasi ruangan yang gelap saat ini. Jika bukan karena cahaya redup rembulan yang menembus dinding kaca diruangan ini, akan sulit untuk melihat apapun diruangan yang segelap ini.

Kini rangkulannya berpindah ke bahu sang direktur. "Ayolah~ kita berdua tahu bahwa 'resmi' dan 'mengikuti aturan' juga 'etika' hanyalah sebuah omong kosong bagi kita berdua, bukankah begitu?" Jawab Taufan, kini memutar kursi yang sedang diduduki direktur agar menghadap dinding kaca dibelakangnya.

Direktur yang berada di rangkulan Taufan itu berusaha memasang wajah datar. Namun rasa gugup dan panik tak dapat ia hapuskan sepenuhnya dari wajahnya. "Jika kau terus seperti ini, aku akan memanggil-"

"Memanggil? Memanggil siapa? Hmm.. kakek tua. Kau yakin ada yang bisa mendengarmu?" Ucap Taufan lagi, melepaskan rangkulannya.

Taufan melangkah mendekati dinding kaca itu, Manik biru safir nya memantulkan sinar bulan. Tatapannya ia arahkan pada pemandangan indah yang terlihat dari dinding kaca ini.

"Memperlakukanku seperti boneka sekaligus mesin pembunuh kalian, menjadikan saudara-saudaraku sebagai sandra, dan bahkan menyembunyikan kebenaran tentang alasan kepergian tuanku, membuatku menandatangani kontrak agar kalian dapat menggerakanku semaumu, apakah ada dari salah satu hal itu yang terdengar 'etis' bagimu?" Tanya Taufan, matanya menatap dingin sang direktur sembari ia memberikannya senyuman yang dingin pula.

"Kau sudah setuju!" Ucap sang direktur berusaha membela diri.

"Setuju? Hmm.. iya sih, aku menandatangani kontrak yang membuatku bekerja secara ilegal. Tapi apa kau yakin aku akan menerima segala hal ini begitu saja?" Tanya Taufan. Kini ia melangkah dan memutar kembali kursi direktur untuk menghadap depan. Taufan menduduki meja sang direktur dan menatap lurus matanya.

"Apa maumu?!" Tanya direktur itu, kini kehilangan ketenangannya karena aura dingin menusuk yang datang dari Taufan.

"Mauku?"

"Hm.. aku mau bayaranku.." ucap Taufan singkat, kini berjongkok santai sambil menyandarkan pipinya di salah satu telapak tangannya.

"Kenapa? Setelah semua pekerjaan berat dan kotor itu, apa kau pikir aku tidak akan menagih bayaranku?" Tanya Taufan. Seringai dinginnya cukup membuat suasana menjadi sangat mencekam. Tangannya mencengkram dagu sang direktur dengan keras.

"Ha, dari awal kau merasa bahwa kau bisa menjinakkan spirit dan membuat mereka bertindak sebagai bonekamu kan? Bagaimana? Sudah puas hidup dalam delusimu?" Kini genggamannya cukup kuat untuk meremukkan rahang sang direktur.

Sang direktur merintih kesakitan, namun suaranya diabaikan oleh Taufan. "Manusia berfikir bahwa mereka lebih tinggi dari kami hanya karena kami bermain dalam permainan kalian? Sungguh arogan." Sebuah angin yang kuat membentuk sebuah lingkaran dan mengangkat tubuh sang direktur juga mencekiknya.

"Sungguh lucu jika kalian berfikir bahwa kalian bisa keluar dari permainan ini tanpa membayar apapun. There's always a price to pay."
Ucap Taufan.

"Dan aku akan mengambil bayaranku hari ini." Lanjutnya dengan penuh senyuman.

Ia mengeluarkan 'pact' dan rantai angin melilit seluruh tubuh sang direktur. "Sayangnya, karena peraturan yang agensi ini buat untuk menjinakkan kami para spirit, kalian juga dapat dengan mudah kami jinakkan."

"Tentu saja, jika kami bisa tersadar dari brainwash yang sudah kalian tanamkan."

"Jadi sekarang, kau, orang yang sedang berikrar padaku, kau akan berjanji bahwa agensi ini tak akan pernah menyentuh dan membahayakan para elemental yang lain. Lebih jelasnya, Agen Halilintar, Gempa, Blaze , Ice , Thorn dan Solar. Dan jika kau tidak menepati kontrak ini, maka kau akan membayar bayarannya sesuai dengan hukum kuno kontrak yang berakhirkan dengan kehancuran jiwamu." Ucap Taufan, manik birunya menyala saat ia sedang mengikat kontrak itu. Rambutnya yang tadi ia rapihkan kini berdansa karena angin yang tercipta dari kekuatannya. Barang-barang di meja direktur, juga dinding kaca direktur kini pecah dan serpihannya berserakan di lantai.

Namun pemandangan yang paling menarik adalah sosok yang hampir tidak bisa bernafas dan berusaha mengangguk untuk menerima kontrak itu agar nyawanya tidak melayang, dan wajah pucatnya yang seakan sedang melihat setan didepannya.

Semburan merah kekuningan dari sinar matahari yang mulai muncul melukiskan langit disekitarnya. Bersama dengan cahaya itu, Kekuatan angin yang Taufan gunakan perlahan menghilang. Sang direktur jatuh terduduk di lantai sambil memegang lehernya sendiri dan berusaha menarik nafas sedalam-dalamnya.

Taufan menepuk pundak sang direktur yang gemetar ketakutan itu. "Kalau begitu, saya pamit dulu, pak direktur." Ucapnya sambil tersenyum.

Taufan melangkah menjauh. Langkahnya berhenti dan matanya melirik ke belakang dimana sang direktur masih tersimpuh, "oh iya, jangan harap bahwa kontrak itu akan hilang jika sang spirit sudah tiada. Karena aku sudah mengalihkan kontrak itu ke 7 pemegang kontrak yang berbeda. Jadi tak perlu coba-coba jika kau masih sayang nyawa. Perlakukan saudaraku dengan sangat baik, ya~" ucap Taufan santai sambil melambaikan tangannya dan terus berjalan ke pintu keluar.

Saat lengan kanannya memegang gagang pintu keluar, ia terhenti sekali lagi. "Oh iya, satu lagi."

"Masa berlaku langganan kalian akan fasilitas dari whoosh.co.. berakhir sekarang." Ucap Taufan dengan senyumnya.

Dan dengan itu, bunyi ledakan terdengar dimana-mana. Bahkan gedung S bergetar keras karena banyaknya fasilitas yang meledak. Serpihan-serpihan, juga asap dan debu bertebaran dimana-mana.

Taufan memberikan gestur super sopan seakan ia adalah pelayan. "Senang berbisnis dengan anda."

// Author's note //

Iya, aku sibuk kuliah apalagi kemaren UTS jadinya ga update2 :"

Terus.. hmm, lagi kurang motivasi :" (ayo komen yg banyak biar saya termotivasi/plis)

Btw gimana tanggapan kalian ttg taufan kali ini. Di otak aku disini dia ganteng bgt sih. Pake suit hitam, ganteng deh pokoknya.

Jaga kesehatan gais

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top