45 - misi bersama bestie
Warning ⚠️ : membahas tentang darah dan adegan yang mungkin sedikit sadis bagi sebagian orang.
Happy reading~
Langit biru yang sebagiannya tertutup awan kelabu, udara yang terasa menusuk kulit dan tidak bersahabat dengan organ pernafasan.
Kedua pria sebaya itu kini tengah berdiri sambil membelakangi punggung masing-masing. Manik safir dan manik merah itu walaupun kontras namun terlihat memiliki objektif yang sama.
"hey Fang, sungguh, terima kasih banyak" ucap seorang pria bermanik biru itu secara tiba-tiba.
"Tiada angin maupun hujan, kenapa kau tiba-tiba mengatakan itu? Aku merinding mendengarnya." Keluh Fang, manik rubi nya itu melirik ke arah rekannya yang masih terfokus dengan layar hologram di depannya.
Sebenarnya hari ini ia sengaja merubah semua jadwalnya untuk bisa ikut misi ini. Alasannya? Karena misi ini diambil oleh Taufan.
Ia cukup mengenal sahabatnya yang nekat itu. Sang pemilik manik safir itu sangat hobi berbohong. Ia juga hobi mendatangkan bahaya pada dirinya sendiri.
Ia tahu Taufan selalu mengambil misi rahasia yang hanya diketahui oleh para atasan. Alasan kenapa Fang tahu itu? Karena Gopal hebat dalam urusan meretas dan memiliki akses pada database agensi dan juga.. karena Fang memiliki akses yang lebih mudah pada ruangan Kaizo dibanding agen biasa lainnya.
Dan Kaizo adalah atasan Taufan, jadi sudah pasti tugas-tugas yang diberikan agensi pada Taufan akan disampaikan oleh Kaizo.
Saat pertama kali menyadari bahwa Taufan selalu mengambil misi bahaya sebagai 'penebusan dosa', Fang merasa sedikit marah pada sang kakak. Bagaimana bisa ia memperbolehkannya? Bukankah ini telah melanggar aturan dan etika kerja agensi?
Tapi satu hal yang paling ia takutkan adalah kehilangan afeksi dari kakak satu-satunya itu, karena itu ia terus diam dan menyimpan kekesalannya dalam hati.
Namun kali ini berbeda. Ia tak dapat pura-pura tidak tahu. Semalam ia baru mendengar informasi dari Ying bahwa Taufan habis terkena racun dan terluka, lalu tadi pagi ia malah memergoki Taufan yang hendak pergi ke misi.
Oh sudah pasti ia ingin meninju muka kawannya ini dan menyadarkannya, namun ia rasa kawannya ini sudah tak akan mau mendengarkan ucapannya. Karena itu satu-satunya jalan adalah mengawasinya secara langsung.
Ia mengorbankan pesta perayaan kenaikan pangkat Solar dan donat wortel yang dibawa Ying untuk perayaan untuk Taufan. Oh sungguh sahabat yang baik bukan?
Tenggelam dalam lamunannya akan rasa bangga pada diri sendiri, ia tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang aneh. Sepertinya sang pemilik manik safir pun juga menyadarinya.
Asap mengepul di sekitar mereka, "sial, gas beracun!" Keluh Fang dan dengan cepat ia menahan nafasnya.
Pria di sebelahnya itu melempar masker gas berwarna hitam, dan setelah itu sang elemental angin memasang masker gas yang berwarna sama di wajahnya sendiri.
Fang dengan sigap memasang masker di wajahnya, "th-"
"Tak usah berterima kasih, aku tahu aku memang se keren itu." Jawab Taufan, dalam sekejap pisau-pisau yang disembunyikan di jubahnya itu melayang ke arah sumber asap. Suara metal yang terkena hantaman olehnya terdengar, menandakan bahwa bidikannya sudah tepat sasaran.
"Logam." Ucap Fang, berusaha mengabaikan pujian Taufan akan dirinya sendiri. Terkadang sahabatnya ini memiliki rasa self-love di hal yang salah.
Taufan mengangguk, "dari suara dan getarannya... Pasukan tanpa nyawa" ucap Taufan menyeringai, ia merasakan adrenalin mulai mengalir dalam dirinya. Sudah lama ia tak menemukan hal seperti ini.
"Maksudmu semacam puppet? Apakah ada puppeteer di daerah ini? " Tanya Fang sambil menaikan kewaspadaannya.
"Hampir, tapi kurang tepat. Ini tidak memiliki trace kekuatan apapun" ucap Taufan.
"Jadi maksudmu-" Fang menatap sang sahabat yang entah sejak kapan sudah mengeluarkan kartu transparan dengan gambar kucing tricolor dan dango. "Tercatat disini, dari hasil investigasi ku..hal ini sudah dikembangkan dari tahun lalu." Ucap Taufan.
"Satu...dua.. hmm, ada sekitar sepuluh yang mengepung kita." Ucap Taufan, berusaha mendeteksi jumlah musuh dengan getaran di tanah.
Menyedihkan. Jika menggunakan kekuatan anginku memindai dan mengalahkan musuh ini akan jauh lebih mudah. Batin Taufan. Ia terlanjur berjanji untuk tidak pernah menggunakan kekuatannya. Setidaknya saat ia berada disekitar agen lain.
"Ayo Fang, bayangannya dikeluarkan." Ucap Taufan dengan nada yang membuat Fang kesal. Namun ia hanya bisa mendecik dan mengeluarkan Harimau bayang.
"Jangan cuman harimau, ayo lepasin satu kebun binatang dark soul mu." Ucap Taufan lagi sambil menepuk pundak sang kawan.
fang dan harimau bayang miliknya menatapnya dengan tatapan kesal ditambah dengan auman tak suka dari harimau bayang itu. Namun Fang menuruti perkataan Taufan dan mengeluarkan spesies lain.
"Arah jam dua dari posisimu ada lima musuh. Habiskan itu semua, aku sisanya." Ucap Taufan, ia pun mengambil pistol dari sakunya.
"Terpaksa pakai cara bapak-bapak" ucap Taufan, menembakkan peluru dengan lihai dan terdengar suara peluru yang menembus logam di setiap tembakannya.
"Kukira skill menembakmu memburuk." Komentar Fang.
"Oh tentu tidak, aku ini seperti batu kayu, semakin lama semakin kuat." Ucap Taufan yang disambut dengan putaran bola mata dari Fang.
Setelah mereka memastikan musuh bertubuh logam itu tumbang, mereka menghampiri raganya. "Mau kau apakan?"
"Bukankah berbahaya jika mereka berhasil membuat pasukan tentara tak bernyawa seperti ini? Aku ingin melihat isinya." Ucap Taufan.
Ia dengan santainya menduduki tubuh logam itu dan mulai menggunakan laser khusus untuk membelah besi kuat itu, ".....wow" gumamnya.
Fang langsung menangkap ada hal yang benar-benar tidak diperkirakan saat mendengar reaksi Taufan, ia mendekati tubuh logam itu dan ekspresinya berubah saat ia melihat isinya. "ini!!"
"Jantung" ucap Taufan, rasanya sedikit mengerikan bagaimana ekspresinya tidak berubah saat melihat hal itu.
"Siapa yang berani melakukan hal se- keji ini?!!!" Geram Fang.
"Daripada itu, pertanyaanku lebih mengarah ke apa alasannya? Robot dapat dikendalikan dari jauh hanya dengan komputer, lalu kenapa memasukan jantung?" Ucapnya sambil menghampiri jasad logam yang lain.
Saat ia hendak membelah lempengan besi di dada tubuh itu, tangan logam itu bergerak dan mencengkram leher Taufan dengan kuat. Sangat kuat.
Taufan terkejut dengan tindakan tiba-tiba itu, rasanya sulit untuk bernafas. Fang yang melihat itu pun sangat terkejut dan mengeluarkan harimau bayang miliknya lagi, namun sebelum sempat harimau bayang itu membantu Taufan, tangan Kiri Taufan sudAh terlebih dahulu mengambil pisau kecil dan menusuk leher logam itu.
Seperti yang ia takutkan, bahkan setelah leher robot itu ditusuk, robot itu tetap dapat bergerak. Taufan mendecik kesal dan mulai menusuk bagian dada robot itu. Menusuknya tanpa ampun, hingga semburan darah keluar dari lempengan besi itu. "Tch, jadi kotor" kesalnya. Darah itu berasal dari jantung yang ditanam di dalam robot itu. Taufan menggunakan sarung tangan karetnya dan mulai menarik jantung itu dengan kasar hingga semakin banyak semburan darah yang dihasilkan.
"Jantung ini berbeda dengan robot sebelumnya.." ucap Taufan. Manik rubi milik Fang kini menatap dengan seksama kedua jantung itu.
Taufan tersenyum, "tubuh yang pertama memiliki jantung hewan, dan yang ini.."
"Jantung manusia" ucap keduanya secara bersamaan. Fang menatap Taufan dengan tatapan yang meminta penjelasan.
"Bukankah ini menarik?" Ucap Taufan tersenyum, manik safirnya sedikit berkilau seakan ia menemukan sesuatu yang benar-benar seru baginya.
"Apa yang menarik?" Tanya Fang, sedikit merinding melihat Taufan yang seperti itu. Ia terkadang lupa bahwa Taufan memang dikenal tiada ampun didalam misi. Ia hanya super extra baik ke orang yang ia sayang. Membuat mereka terbiasa dengan Taufan yang ramah dan naif.
"Sebuah robot yang digerakkan oleh kabel, untuk apa memiliki jantung? Dan mengapa masih ada darah didalam jantung yang bahkan tidak memiliki tempat untuk mensirkulasikan darah?" Ucapnya.
"Secara scientific, ini aneh dan tidak masuk akal."
"Ini lebih mirip dengan alkimia atau malahan hal diluar nalar." Ucap Taufan lagi.
"...ada orang berkekuatan yang menjadi dalang hal ini." Ucap Fang mengambil konklusi.
"Dan melihat dari robot-robot ini.. kekuatannya tidaklah kecil." Seringai Taufan.
"Pfft, aku penasaran bagaimana agensi akan merespon hal ini." Ucap Taufan sambil tertawa kecil.
"Tentu saja mengabari agensi dan organisasi lain akan hal ini untuk berjaga-jaga dan melindungi yang lain." Jawab Fang.
"Oh, tapi bagaimana kalau mereka malah tertarik?" Tanya Taufan, manik birunya menatap manik merah sang sahabat, walau masih menggunakan masker tapi Fang tahu bahwa Taufan sedang menyeringai saat ini.
"Maksudmu?" Tanya Fang, merasakan rasa tak nyaman akan atmosfir ini.
"Misal mereka mendapatkan laporan kita mengenai ini, lalu mereka akan berfikir bahwa memiliki tentara tak bernyawa lebih berguna dibanding membesarkan agen di agensi"
"Lalu akhirnya mereka menutup rapat-rapat informasi ini dari dunia luar dan mulai mempelajarinya, karena kalau sukses, mereka dapat mendapatkan pasukan yang tak perlu dibayar dan tidak memiliki rasa sakit. Mereka dapat memiliki pasukan yang patuh akan perintah mereka, dan tanpa perlu mereka biayai hidupnya." Jelas Taufan lagi.
"Karena mereka sudah merasakan kenikmatan memiliki boneka yang dapat mereka kendalikan sesuka hati, yaitu aku. Pastinya mereka menginginkan lebih dari satu prajurit tanpa rasa takut dan akan selalu patuh sepertiku, bukan begitu?" Ucap Taufan, ia tersenyum. Manik birunya tertutup karena matanya yang membentuk sabit terbalik. Tangan kirinya meremas jantung yang tadi ia lepas dari tubuh besi, seakan ia memperlakukan mainan anak-anak.
Fang terdiam, tak ada kata-kata yabg dapat keluar dari mulutnya. Ia tak tahu harus mulai darimana. Ia ingin menyanggah atau bahkan marah, namun..
Namun ia terlalu tahu beban apa saja yang Taufan pikul seorang diri sambil bertingkah seakan ia orang yang tak tahu diri.
Ia menepuk pundak Taufan dengan lembut, "Taufan, setelah dari sini, ayo bertemu kakakku."
"Untuk apa?" Tanya Taufan.
"Pensiun. Tinggalkan agensi ini. Kau tak peduli akan gaji kan? Sudah, jangan memikul segala beban itu lebih dari ini." Ucap Fang, suaranya sedikit bergetar seakan ia yang merasakan segala beban itu.
// Author's note //
Heyhooooiiii hai hai!
Gimana? Suka ngga sama chapter ini?
Jarang-jarang kan Taufan bertingkah kaya gini~ kalian suka ga Taufan yg kek gini?
Anyway ini 1500 words, hampir 2 chapter wwwww doakan biar kubisa update sering yak wkwkwk
Ga di proofread guys karena ngantuk, jadi mohon maklum ya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top