day one : manis.
don't forget to vote and comment, please
***
Pagi hari ini langit berwarna kelabu, pertanda akan menangis sebentar lagi. Semua orang biasanya sangat menyukai cuaca pagi seperti ini. Dengan cuaca ini, enak sekali dinikmati sembari tertidur dikasur empuk dengan selimut yang membungkus tubuh.
Tidak berlaku bagi [name] kali ini. Pasalnya, ia harus bersiap siap untuk berangkat ke kediaman barunya nanti dengan Sakusa. Wajahnya tertekuk, sebal karena harus bangun pagi. Seharusnya minggu pagi ia masih tertidur nyaman dikasurnya.
Terdengar suara nada dering yang bertuliskan 'Omi' dari arah handphonenya, [name] yang sedang menyisir rambutnya buru buru mengambil handphonenya yang tergeletak di kasur.
"halo." sapa [name].
"buruan." suruh Sakusa dari panggilan tersebut.
"males ah, ntar siang aja," kata [name] mulai merebahkan dirinya di kasur.
"yaudah tinggal."
"yaudah, bilang Bunda, kalau anaknya ninggalin tuan putri [name] yang cantik jelita ini," ancam [name] alay.
Dari seberang telfon, [name] mendengar decakan dan helaan nafas berat, [name] terkekeh pelan.
"yaudah, gua masuk." ucap Sakusa dan seketika panggilan itu di putus satu pihak.
[name] tidak langsung keluar dari kamar, ia malah sengaja merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Sesekali matanya terpejam karena suasananya yang membuat ngantuk.
Sakusa yang tadinya menunggu [name] sembari duduk di ruang tamu. Sudah sekitar 15 menit Sakusa menunggu, penasaran ia segera menuju kamar [name] hendak mengecek kegiatan apa yang dilakukan [name] hingga selama ini. Tentu dengan muka betenya.
Saat pintu kamar [name] dibuka, Sakusa seketika merasa sedikit kesal dan kasihan. Dari pintu kamar, dapat dilihat [name] yang tertidur lumayan nyenyak dengan pakaian yang sudah rapi.
"bangun," ucap Sakusa. Tidak ada jawaban, ia mencoba mendekat kearah [name].
"bangun," ucapnya lagi dengan volume sedikit lebih kencang.
[name] membuka matanya pelan, dan saat melihat Sakusa yang berada di samping kasurnya sedang berdiri sambil bersedekap tangan dan jangan lupa masker yang selalu setia menutupi sebagian mukanya.
"hai Omi, hehe," merasa bersalah karena tertidur [name] buru buru merapikan kasurnya dan mengambil koper berisi barang bawaan yang berada di samping meja belajarnya.
Sakusa mengabaikan sapaan dan mengambil alih koper itu dan membawa ke depan, [name] hanya menggaruk kepala merasa bersalah dan mengekori Sakusa dibelakang.
***
"
Ma, jangan kangen ya sama aku. Aku tau aku tuh ngangenin, tapi jangan kangen ya. Kalo emang kangen ada skype, kita bisa facetime juga, pokoknya i love you, mah," kata [name] ke sang Mama untuk pamit.
"Dih siapa juga yang kangen, hati hati dijalan. Nanti kalo ada waktu Mama berkunjung," jawab Si Mama.
"Ya tuhan, jahat banget sama anaknya," kata [name].
"baperan amat, bercanda kok. Oiya Kiyoomi, Mama titip [name] kalau bandel hukum aja, oke?" Ucap Mama ke Sakusa.
"dih mama!" berbeda dengan reaksi [name], Sakusa hanya menganggukan kepala dan menuju mobil duluan membawa koper koper [name].
"Dah sana, tenang seminggu sekali mama jenguk kamu, kalo ga sibuk," kata Mama sambil mencium dahi [name]. [name] memeluk sang Ibunda dan berpamit untuk pergi, menuju ke mobil yang terparkir didepan rumah.
"Udah?" tanya Sakusa dan dijawab anggukan [name].
Perjalanan dari rumah [name] ke apartemen yang akan mereka tinggali itu lumayan jauh. Rumah [name] yang berada di pinggiran kota, sedangkan apartemen mereka berada di pusat kota. Dekat dengan kampus mereka.
Omong omong kampus, mereka sudah menginjak semester dua. [mame] mengambil jurusan Bahasa sedangkan Sakusa mengambil jurusan seni. Jangan heran, selain di bidang voli, Sakusa juga pandai si bidang seni. Maka dari itu ia mengambil bidang seni. Jangan lupakan Komori, sepupu Sakusa yang juga mengambil jurusan seni.
Dikampus tidak banyak orang yang mengerti tentang hubungan Sakusa dan [name]. Mereka hanya tahu kalau mereka teman semasa SMA. Bukan berpacaran. Kira kira hanya terhitung jari yang mengerti hubungan itu.
Perjalanan terasa biasa biasa saja. [name] yang sibuk mendengarkan radio pagi dan Sakusa yang fokus menyetir. Hanya ada suara sang Penyiar radio yang mengisi kesunyian dimobil.
"Omi," panggil [name] dengan nada malas
"tidur kalau ngantuk," seakan tahu [name] yang mengantuk, Sakusa menyuruhnya tanpa memalingkan pandangan.
"bener? Ntar Omi kesepian," kata [name].
"tidur." ucap Sakusa.
"yaudah, kalau udah dekat bilang ya," ucap [name] mulai menyandarkan diri mencari posisi tidur.
***
Kira kira perjalanan memakan waktu 2 jam. Saat [name] keluar dari mobil tiba tiba saja badannya sedikit mengigil karena dingin, dengan terpaksa menuju ke bagasi mobil hendak menurunkan koper kopernya.
"suhunya berapa si sekarang? Kok kayaknya dingin banget," tanya [name] ke Sakusa.
"20 derajat. Sebentar lagi musim dingin," jawab Sakusa sambil memakaikan jaket ke [name].
Pipi [name] merona merah karena kelakukan tiba tiba dari Sakusa. Sakua fokus kepada resletinf jaket tanpa sadar mata sang gadis terarah kepadanya terus. Seakan sadar, membuka maskernya hingga dagu kemudian meraih pipi [name] dan detik selanjutnya [name] merasakan kecupan di dahinya.
Pipi [name] merona hebat kali ini, padahal semenjak mereka pacaran, Sakusa juga sering seperti ini tapi selalu saja [name] tersipu malu.
"m-maksudnya apa?" tanya [name] gagap karena malu
"gatau, pingin aja," kata Sakusa, "ayo." lanjutnya dan mengandeng tangan [name].
Hari pertama tinggal, [name] dikejutkan dengan perlakuan Sakusa yang peduli dan manis yang jarang tidak pernah ditunjukkan kepada orang lain.
***
Hai, hallo.
Cerita disini ringan dan gada konflik berat, enjoy bacanya ya.
Aku nentuin kalau ini bakal jadi College!au, jadi Sakusa hanya mahasiswa biasa yang hobi bermain voli. Bukan atlit voli seperti yang ada di manganya😄👍.
Tokoh disini akan bertambah seiring berjalannya cerita.
Dan satu lagi, aku bakal slow update untuk book ini.
Udah ya
See you
Sugarhmhm.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top