I. Blue question mark

"Aku tidak tahu apa yang salah sejak kecil
Aku punya tanda tanya biru di kepala ku."

.

.

.

Hujan mengguyur amat deras nya suara guntur pun turut meramaikan suasana malam di penghujung tahun ini. Seorang laki-laki setengah baya terlihat berjalan membelah hujan dengan payung berwarna biru nya.

Di dekapan hangat sesosok tubuh mungil terbungkus selimut tebal bermotif tedy bear nampak terlelap nyenyak tanpa terusik sedikit pun oleh suara petir yang saling menyambar bersautan.

Laki-laki itu berhenti tepat di depan sebuah bangunan bertuliskan panti asuhan harapan. Seakan tak memiliki belas kasih laki-laki itu meninggalkan tubuh mungil yang semula berada di gendongan nya setelah sebelumnya mengetuk pintu panti tiga kali.


Cklek


Pintu panti terbuka menyembul kan sesosok wanita paruh baya dari balik nya. Wanita itu terkejut bukan main setelah kedua iris kehitaman miliknya menangkap siluet tubuh mungil yang tergeletak di depan pintu.

"Astaga!"

Di bawa nya tubuh kecil dan rapuh itu kedalam dekapan. "Siapa yang tega meninggalkan mu di sini nak?"

Bayi itu mulai membuka kelopak mata nya yang terpejam sebab terusik dengan sentuhan lembut yang terasa di pipi, bola mata jernih dan polos nampak sangat indah serta menyejuk kan hati siapa pun yang menatap nya.

"Ya Tuhan, Malang sekali nasib bayi mungil ini."

"Tak apa nak, Bibi yang akan merawat mu mulai sekarang sayang. Selamat datang Taehyung-ie, bibi akan memanggil mu begitu."

Mulia detik ini bayi mungil itu resmi menjadi anggota baru panti asuhan harapan yang akan menambah keceriaan dan memberi warna baru dalam kehidupan di panti.

••••

7 years later

Seorang anak kecil berjalan perlahan sembari menjinjing keranjang berisi bunga mawar merah, dia terus melangkah menyusuri lorong lorong panti yang riuh renyah dengan suara tawa serta canda gurau anak-anak seusia nya.

"Yoongi hyung ini bunga terakhir yang Taetae tanam di kebun Bibi Cha dan Tae berikan bunga terakhir ini untuk Hyung." tutur anak kecil bernama Taehyung kepada anak kecil lain berkulit putih pucat dengan senyuman manis seperti gula.

"Wah Terima kasih Taehyung-ie." Anak bernama Yoongi itu menerima bunga terakhir yang di sodorkan ke arah nya.

"Sama-sama." balas Taehyung di sertai dengan senyum kotak manis nya.

Taehyung kembali menyusuri lorong panti menuju halaman luas di depan panti. Di sana banyak anak-anak yang tengah bermain bola kaki dengan amat riang dan ceria. Taehyung berjalan menuju kursi yang berada di bahwa pohon maple.

"Hoseok Hyung, Jimin-ah, Jungkook-ah!" Teriak nya pada sekumpulan anak yang tengah asik bermain bola.

"Kenapa berteriak Tae?! Nanti sesak bagaimana?" Anak yang paling tua di antara mereka bertiga nampak cemas sekali saat mendengar Taehyung berteriak. Mereka bertiga langsung menghampiri Taehyung yang Terduduk di bawah pohon maple itu.

"Biarkan saja! habis nya kalian asik sekali bermain!" tungkas Taehyung dengan bibir sedikit di majukan.

"Memang nya kenapa kau memanggil kami Tae?" Pemuda bertubuh paling pendek mendudukan dirinya di samping Taehyung.

"Aku hanya mau bilang bahwa kata bibi Cha, Yoongi hyung akan pergi bersama orang tua asuh nya yang baru." Taehyung mengecilkan nada suaranya entah kenapa.

"Itu berita bagus Tae, lalu kenapa wajah mu muram sekali?" Hoseok anak yang paling Tua dari mereka semua menangkup wajah kecil Taehyung.

"Hoseok hyung dan Jimin juga sebentar lagi akan pergi kan? Kemarin aku lihat sepasang suami istri yang datang kemari. Mereka bilang akan mengadopsi kalian berdua." lirih Taehyung.

"Kan Masih ada Jungkook-ie Taetae Hyung, kau tidak sendiri." bocah berumur enam tahun itu merengkuh tubuh Taehyung erat.

"Benar Tae, kan masih ada Jungkook yang akan menemani mu. Lagi pula kami janji akan sering datang kemari." Tambah Jimin.

Taehyung menundukkan kepala nya sedih. Tangan mungil sebelah kanan milik nya dia arah kan menuju telinga kanan, tempat sebuah alat yang membantu nya mendengar terpasang.

Ya, Taehyung tidak sesempurna itu. Telinga kiri nya tuli total sedang telinga kanan nya masih bisa berfungsi walaupun harus di bantu oleh alat bantu dengar. Karena hal ini tumbuh kembang nya menjadi lebih lambat dari pada anak-anak lain, Taehyung juga di vonis memiliki riwayat asma dan kelainan jantung.

Taehyung berfikir mungkin inilah penyebab kedua orang tuanya membuang dia dulu, juga mungkin inilah alasan kenapa banyak sepasang suami istri yang tidak ingin mengadopsi nya. Sebab dia Cacat!

Taehyung berlari meninggalkan mereka setelah melepas alat bantu dengar nya, Taehyung menangis dalam dunia hening yang dia ciptakan. Taehyung benci dirinya sendiri! Taehyung benci terlahir cacat seperti ini! Taehyung sungguh benci hidupnya!


Blamm


Taehyung menutup pintu kamar nya bersama Jimin, Hoseok, dan Jungkook kencang, dia tidak peduli toh dirinya juga tak bisa mendengar suara bantingan pintu itu.

"Hiks Hiks Tuhan apa salah Taetae? Tae juga ingin di sayangi seperti teman-teman yang lain, tapi semua nya tidak mau menyayangi Taetae hiks hiks."

"Tae ingin punya Eomma yang cantik, yang bisa menyanyikan Taetae lagu sebelum tidur. Tae ingin punya Appa yang keren, yang bisa mengendong Taetae di atas bahu kekar nya. Tae juga ingin Eugh~"

Taehyung meremat kuat dada nya mengunakan jari jemari mungil tak bertenaga milik nya. Sesak sekali, Taehyung tidak bisa bernafas seperti ada benda yang sengaja menutup jalan nafas nya yang lama kelamaan menimbulkan rasa nyeri luar biasa.

"Hah Akh ap—po! Bi-bi Cha dada Taetae sa-sa—kit."

Setelah mengucapkan kata penuh kesakitan tubuh mungil itu pun perlahan meluruh jatuh ke lantai. Mata indah pembawa rindu itu perlahan menutup bersamaan dengan rematan kuat pada dada yang perlahan melemah Taehyung jatuh tak sadarkan diri.

••••

Si penjaga kegelapan telah tampak menghiasi malam kelabu, si cantik berpendar rupawan dengan cahaya lembut nya menemani sosok kecil yang terlelap nyenyak seorang diri di dalam ruang menyeramkan itu.

Dari balik kaca ruangan seorang wanita paruh baya tengah menatap sendu si pangeran kecil yang terlelap damai tanpa terganggu oleh suara bising dari alat-alat medis penunjang hidup nya.

Cha Eunjung Nama wanita yang hanya bisa menangis dalam sunyi, dia terlalu tak tega melihat bagaimana kesakitan nya sosok itu—Taehyung. Tadi pagi dia di kejutkan dengan pekikan bocah bermata sipit bernama Jimin yang mengatakan bahwa Taehyung pingsan di dalam kamar mereka.

Tanpa basa basi Eunjung berlari mengikuti tuntunan si mata sipit, Jantung nya serasa jatuh hingga ke lutut sebab di kejutkan dengan tubuh Taehyung yang tergeletak di lantai bibir anak itu nampak membiru dengan kulit yang berubah pucat dan mendingin bahkan deru nafas nya saja tak mampu Eunjung rasakan kala itu.

Serangan jantung

Itulah yang sampaikan oleh dokter yang menangani Taehyung pagi ini. Eunjung tidak habis fikir, bagaimana bocah berumur tujuh tahun bisa mengalami hal menyakitkan seperti ini? Mengapa Bocah polos berhati malaikat seperti Taehyung bisa di beri ujian seperti ini? Sungguh Eunjung tidak mengerti.

"Taetae harus bertahan ya nak? Bibi akan berusaha mencari pinjaman uang agar Taetae bisa secepatnya di operasi sayang hiks hiks."

Eunjung meluruhkan badan layu nya, dia tidak tau harus berbuat apa setelah ini. Kata dokter Taehyung harus melakukan operasi pemasangan ring jantung atau stent untuk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah yang ada di jantung kecil nya.

"Aku yang akan membiayai operasi anak itu."

Eunjung mendongkak, tepat di depan nya seorang laki-laki berjas hitam tengah memandang dirinya dengan pongah. Mata itu persis seperti milik Taehyung, hanya beda nya mata Taehyung nampak memiliki binar polos dan membuat candu sedang Mata laki-laki ini tak memiliki binar sama sekali dan terkesan tajam serta menyakitkan.

"Nugu-seyo?"

"Aku adalah Ayah kandung bocah itu."


Deg!


Apa yang barusan di katakan laki-laki ini? Eunjung merasa tuli sesaat ketika orang itu mengeluarkan suara nya, Ayah? Ayah dari Taehyung nya? Jadi dia yang sudah tega membuang Taehyung tujuh tahun lalu? Eunjung berdiri setelah mengumpulkan emosi yang telah meluap luap dan tak bisa lagi dia tampung.

"Mwo?! Jadi kau laki-laki Berengsek tak berhati yang teg—,"

"Hentikan bualan mu
wanita tua, masih untung aku mau datang dan bersedia membayar biaya operasi bocah cacat itu."

Rahang Eunjung seolah jatuh ketika laki-laki di depan nya ini berkata seperti itu tanpa rasa bersalah sama sekali. Wah! Eunjung ingin sekali meninju wajah brengsek itu.

"Tapi ada satu syarat yang harus kau penuhi Ajjumma."

Eunjung mengerut kan sebelah alis nya, kali ini apa lagi pikir nya.

"Syarat nya adalah, ketika nanti seorang lelaki tua beserta seorang Wanita datang ke panti asuhan milik mu dan bertanya tentang anak itu kau hanya tinggal mengatakan bahwa anak itu sudah mati tujuh tahun lalu ketika kau menemukan nya."

Lagi dan lagi hati Eunjung seakan di remas dari dalam ketika laki-laki kurang ajar itu memberitahukan alasan tak masuk akal.

"Apa kau bilang? Kau bukan manusia? Memang apa alasan kau begitu membenci anak itu yang tidak lain adalah darah daging mu sendiri, brengsek?!"

Eunjung berteriak tepat di wajah tegas laki-laki yang kini tengah bersemu merah sebab menahan amarah nya.

"Aku benci karena dia cacat!"

"Aku benci ketika di lahir di antara kesempurnaan keluarga ku, Aku membenci dia sebab karena nya istri ku di vonis tidak akan pernah bisa mengandung lagi. Padahal aku sangat menginginkan seorang anak perempuan dan gara-gara bocah cacat itu aku tak akan pernah bisa memiliki nya, aku benci semua kesialan yang dia bawa dalam hid—,"


Plakkk


"Dasar laki-laki biadap! Tak punya hati nurani, begitu tega nya kau berkata seperti itu tentang putra mu sendiri hah?! Kau itu manusia kan, bukan iblis yang menyamar menjadi manusia?!"

Habis kesabaran Eunjung, dengan seenak nya laki-laki ini berkata bahwa Taehyung adalah pembawa sial. Memang apa kesalahan bocah Malang itu? Bukan dia yang ingin terlahir cacat seperti ini, bukan dia yang menginginkan semua kesialan yang menimpa dirinya.

Taehyung hanyalah anak kecil berhati selembut kapas dan serapuh kaca apa pantas dirinya di perlakuan seperti ini? Taehyung kecil yang tak tau dan tak bisa memilih harus lahir di keluarga seperti apa dan bagaimana mengapa laki-laki ini dengan tidak tau diri malah menyalahkan nya?

"Bawa kembali uang mu bajingan! Aku akan mencari pinjaman yang pasti bukan dari laki-laki biadab seperti mu!"

Pekikan Eunjung begitu menggema di lorong rumah sakit yang hening ini, bertepatan setelah  Eunjung menyelesaikan perkataan nya dari arah berlawanan para tenaga medis berlarian dengan raut wajah panik yang terkesan tergesa-gesa. Mereka berlari menuju ruang tempat Malaikat kecil itu berada.

Dari kaca besar itu Eunjung dapat melihat jelas ketika seorang dokter mengganti Masker oksigen dengan sebuah selang yang di paksa masuk melalui mulut kecil Taehyung. Eunjung juga melihat salah seorang perawat membuka piayama rumah sakit yang Taehyung kenakan lalu kemudian dokter yang lainnya menekan-nekan pelan dada mungil berhias berbagai macam kabel itu.

Sepertinya bukan Eunjung saja yang merasa terkejut melihat Taehyung di tangani oleh para tenaga medis namun laki-laki berjas hitam itu juga.

Nafas Eunjung seketika berhenti di tenggorokan ketika seorang dokter menempelkan suatu alat yang membuat tubuh kecil itu tersentak karena nya. Selama beberapa saat mereka terus saja mengulang-ngulang prosedur itu.

Setengah jam berlalu barulah salah seorang dokter keluar dari dalam ruangan dan menghampiri nya. Dokter itu melepaskan masker yang menutupi hidung dan mulut agar memudahkan dia berbicara pada nya.

"Begini Nyonya Cha, Taehyung harus segera di operasi kami tak bisa menunggu lebih lama. Keadaan nya kritis sekarang."


Deg!


"Ya Tuhan! Uri Taetae."

Eunjung berjalan melewati lorong-lorong panti malam ini, dirinya tak tahu apakah cara yang dia ambil benar? Eunjung tak memiliki jalan keluar lain selain menerima tawaran Ayah Taehyung, sebab Eunjung sangat takut apabila kondisi Taehyung semakin memburuk apabila operasi itu terlambat di lakukan.

Dan Ya! Eunjung menerima nya, Taehyung akan di operasi besok pagi untuk itu dia kembali ke panti mengemasi barang-barang keperluan Taehyung nanti. Eunjung mengetuk pintu kamar Taehyung bersama Jimin, hoseok dan Jungkook dengan ketukan kecil hanya butuh empat kali ketuk pintu itu sudah terbuka menampilkan sosok yang paling tua di antara penghuni kamar.

"Eumm, Bibi Cha ada apa?" ujar sosok itu seraya mengusak mata yang terasa lengket.

"Hob-ie boleh bibi masuk kedalam?"

Bocah itu—Hoseok—mengangguk memperbolehkan Eunjung memasuki kamar nya. Eunjung melangkah menuju lemari kayu di samping ranjang bertingkat milik Taehyung dan Jimin.

"Kenapa bibi mengemasi barang-barang Taetae?" Hoseok mendekat mana kala Eunjung menata barang milik salah satu adik nya ke dalam tas jinjing kecil.

Eunjung tersenyum kemudian meraih bahu anak itu dan mengusap surai nya lembut "Taetae akan di operasi besok, jadi bibi akan membawakan keperluan yang dia butuhkan nanti"

"Jadi Taetae akan lama berada di rumah sakit ya Bibi? Kami pasti merindukan nya nanti, dan juga bukankah aku dan Jimin sudah harus pergi bersama orang tua angkat kami lusa, Jadi tidak bisa bertemu dengan Taetae nanti."

Anak itu memilin ujung baju dengan kepala tertunduk kecewa dia sedih sekali tidak bisa bertemu Taehyung untuk mengucapkan salam perpisahan. Melihat itu Eunjung langsung menggeleng kecil seraya menegakkan kepala anak itu untuk menatap nya.

"Hei jangan sedih begitu, bibi akan meminta ijin pada orang tua angkat mu untuk menjenguk Taetae sebelum pergi. bagaimana kau senang?"

"Eoh, benarkah? Terima kasih bibi Hob-ie senang sekali!"

"Yasudah, sekarang tidur lagi ya nak. Ini masih malam sayang." titah Eunjung pada Hoseok yang langsung patuh atas perintah itu.

••••

Dua hari berlalu operasi yang Taehyung lalu kemarin berjalan lancar, kondisi anak itu juga sudah stabil tadi pagi walaupun begitu, Taehyung masih harus berada di ruang ICU agar tetap mendapat pengawasan para tenaga medis sebab kondisi anak itu masih terbilang rawan.

Dan sesuai permintaan hoseok malam itu, orang tua nya dan Jimin kini berada di depan ruang perawatan intensif membesuk Taehyung yang belum sadarkan diri.

"Bibi Taetae pasti kesakitan di dalam, Jimin-ie tidak bisa mengusap dada Taetae hiks hiks. Tae, Jimin akan pergi ke Seoul tempat Appa dan Eomma baru. Taetae tidak ingin bangun dan memeluk Jimin?"

Bocah sipit itu terus saja menangis sembari menatap sang teman yang terlelap di dalam ruangan itu sendirian. Sedang hoseok hanya diam mengamati sosok yang terlelap walau tak bisa di pungkiri air mata anak itu turun dengan deras membasai kedua pipi.

Nyonya Song, Ibu angkat Hoseok dan Jimin merengkuh suami nya tak tega menatap anak malang itu. Hati nya sakit membayangkan betapa menderita nya bocah itu yang harus merasakan semua rasa sakit di usia yang baru menginjak tujuh tahun ini.

Tak ingin berlama-lama menyaksikan kesakitan anak itu, Tuan dan Nyonya song beserta kedua anak angkat nya Hoseok dan Jimin pun akhirnya memilih undur diri dari tempat itu meninggalkan Eunjung seorang diri.

Eunjung menyentuh kaca dingin itu seraya merapalkan doa untuk si pangeran tidur agar dia segera bangun dari lelap nya, bertepatan dengan itu Taehyung perlahan-lahan membuka kedua kelopak nya.

Eunjung terperanjat ketika para tenaga medis berjalan tergesa memasuki ruangan itu, dia bisa melihat jelas bagaimana Taehyung yang menatap mereka penuh ketakutan hingga berujung menangis tanpa suara.

"Permisi Eunjung Eonni, Taetae mencari mu." Ujar salah seorang perawat yang datang menghampiri nya. Terlalu sering keluar masuk rumah sakit membuat para tenaga medis mengenal dekat dirinya dan juga Taehyung.

"Aku boleh menemui nya Hyeri-ssi?"

"Ya silahkan, mari saya antar."

Eunjung memasuki ruangan itu setelah memakai baju luaran berwarna biru dan juga masker yang di berikan oleh Hyeri untuk nya. Hal pertama yang dia dengar ketika memasuki ruang itu adalah suara lirih Taehyung yang menangis memanggil nama nya.

"Bi-bi Cha ta—kut, sak—kit hiks hiks."

hai hai hai,

Gmna2 kalian suka sma project ultah ny my baby bear? 🤭🤭🤭

Klo respon kalian baik, cerita ini bakalan aku publikasi ending nya..

Tpi kalo diem diem bae ya ga jadi aku simpen aj lagi 🙂

Klo respon baik tanggal 30 desember bakal aku publis ending nya😌🤭

Yaudah itu aj ☺️😗😚☺️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top