Epilog

"Tolong selamatkan aku dan berilah aku kesempatan lagi."
-Jamais vu.
.

.

.

------------------------------------------------------

🍂🍂🍂

------------------------------------------------------

"Hyung... Aku menangis sekarang, jadi maukah kau kembali dan memeluk ku seperti dulu? Kau satu-satunya keluarga ku dan kau pergi jauh dari hidup ku sekarang hiks hiks."





































"Jungkook!"




































"Ya! Ireona palli!"




































"Jeon jungkook!"











































"JEON JUNGKOOK!"

Jungkook seketika terbangun dari tidur ketika seseorang berteriak tepat di telinga kanan nya, pemuda bergigi kelinci itu terlihat menetralkan deru napas yang sedikit memburu. Dia usap kasar wajah dan terkejut dengan air mata yang kini membasai hampir seluruh wajah nya.

"Aku menangis? Ah Taehyung hyung!"

Jungkook menatap intens Jimin yang berdiri di samping ranjang.

"Hyung, Taetae hyu,"

"Hiks hiks Taehyung Collapse Jungkook dan paman Seojun bersama Seokjin hyung sudah membawa nya pergi ke rumah sakit. Sekarang kita menyusul bersama bibi Mira, Namjun hyung dan Seomin harabeoji cepatlah bangun Jungkook! Hiks hiks."

Jungkook menatap bingung Jimin yang menangis sesenggukan di hadapan nya, jadi yang tadi itu hanya mimpi?

"Kenapa diam saja bodoh! Cepatlah bibi Mira sudah menunggu!"

"Eoh?..... Eoh na galke!"

Jungkook bangkit dari ranjang dan merampas kasar pading milik nya yang tergeletak di atas sofa ruangan itu. Kedua nya keluar dari dalam kamar dan melangkah cepat ke arah ruang tamu.

"Ayo bibi kita berangkat." Ujar Jimin.

Mereka semua akhirnya menyusul Seojun dan Seokjin, di dalam mobil Mira terus saja terisak di pelukan Namjun. Seketiar tiga puluh menit barulah mereka tiba di rumah sakit kepunyaan keluarga Kim.

Mira berlari cepat menuju instalasi gawat darurat yang dia yakini sebagai tempat di mana putra bungsu nya di tangani. Namun belum sempat wanita itu sampai di tempat itu Seokjin sudah terlebih dahulu memanggil nya.

"Eomma!"

"Seokjin-ah, di mana Taetae? Di mana adik mu nak?! Di mana putra ku hiks hiks."

Mira menggenggam erat kedua lengan Seokjin dan merancau seraya terisak-isak sedang Seokjin hanya menampilkan seutas senyum di bibir.

"Eomma, Taetae... Taetae akan di operasi. Adikku akan sembuh Eomma."

"Mwo? Apa maksud mu nak? Eomma tidak mengerti Seokjin."

"Donor itu akhirnya datang Eomma, Adik ku sudah mendapatkan jantung baru nya." tutur Seokjin dengan nada lega luar biasa.

"Apa itu benar Hyung?"

Namjun dan yang lainnya juga menatap Seokjin dengan pandangan berbinar, bermaksud menuntut penjelasan Seokjin atas perkataan nya. apakah telinga mereka tidak salah dengar? Apa benar Taehyung akan sembuh setelah ini?

"Benar Namjun, adik kecil kita akan sembuh setelah ini. Tadi sewaktu diri ku dan Appa berniat membawa Taehyung ke ruang ICCU paman Yoonjun juga paman Jisung menghentikan kami dan berkata bahwa Taetae mendapatkan donor itu. Karena hal inilah Appa, Paman Yoonjun dan paman Jisung langsung membawa Taehyung ke ruang operasi sekarang."

Penjelasan Seokjin ini akhirnya sedikit mampu membuat perasaan mereka lega, terlebih Mira yang hampir jatuh lemas di lantai rumah sakit jika Seokjin tidak sempat menahan nya.

"Terima kasih Tuhan, Terima kasih karena telah memberikan hadiah ulang tahun terbaik untuk putra ku hiks hiks."

Sudah 4 jam Mereka menunggu di depan ruang Operasi dengan perasaan cemas dan gugup yang tak terkira, mereka begitu khawatir dengan apa yang terjadi di ruangan menyeramkan itu.

"Seokjin apa saja yang mereka lakukan di dalam sana? Mengapa lama sekali?" Mira menatap Seokjin yang terlihat sama cemas dengan dirinya.

"Mungkin sebentar lagi selesai Eomma, kita doakan Taetae saja ya. Semoga malaikat kecil itu baik-baik saja."

Mira mengangguk kemudian kembali terdiam seraya terus merapatkan doa terbaik nya untuk sang putra bungsu.

Seokjin mengedarkan pandangan nya menuju sosok adik pertama dan kedua teman adik keduanya. Tersenyum manakala merasa lucu dengan tingkah ketiga nya.

Mereka bertiga terus mencoba mempertahankan kesadaran mereka masing-masing, entah dengan mencubiti lengan bergantian atau menampar pipi bergilir.

"Joon-ah.... Pergilah ke kantin rumah sakit dan beli beberapa makanan atau minuman, ah ajak juga mereka berdua."

Namjun mengangguk lalu berdiri dan menarik lengan Jungkook juga jimin. "Iya hyung, aku pergi bersama mereka dulu. Aku benar-benar mengantuk, jika ada kabar tentang Taetae cepat hubungi aku hyung."

"Iya cerewet, sudah sana pergi. Lihat sudah layu semua prajurit nya Taetae."

Mereka bedua sama-sama terkekeh beberapa saat, setelah puas barulah Namjoon berlalu pergi bersama Jimin juga Jungkook. Menyisakan Seokjin dan Mira, jika bertanya Seomin? Laki-laki tua itu tengah mengunjungi keluarga si pendonor untuk mengucapkan rasa terima kasih sekaligus belasungkawa atas meninggal nya salah satu anggota keluarga mereka.






Cklek






Sekitar sepuluh menit setelah Namjoon pergi bersama Jimin dan Jungkook akhirnya pintu yang sedari tadi tertutup terbuka juga. Seokjin dan Mira dapat melihat jelas Brankar yang berisi anggota keluarga termuda mereka di dorong keluar oleh Yoonjun dan Jisung juga beberapa perawat.

Sedang Seojun terlihat menghampiri Istri dan Putra sulung nya dengan senyuman yang merekah begitu lebar.

"Mira, Seokjin. Taetae akan sembuh setelah ini, jantung itu begitu cocok untuk nya. Bahkan operasi pun berjalan dengan sangat lancar tadi, mungkin Taehyung akan sadar satu atau dua hari kedepan." Jelas laki-laki itu riang.

Dan itu sukses membuat Seokjin juga Mira ikut tersenyum dengan perasaan lega tak terhingga.

.

.

.

.

Sedangkan di sisi lain seorang laki-laki tua tengah menatap seorang pemuda dengan pandangan terkejut dan tak percaya.

"Astaga, Bagaimana bisa?!"

[ B L U E & G R A Y ]

Seperti dugaan Seojun bahwa Taehyung akan tersadar setelah satu atau dua hari kedepan dan benar saja pemuda tampan itu akhirnya sadar tepat dua hari semenjak Operasi hari itu.

Keadaan nya pun berangsur membaik hari demi hari, kini sudah sepuluh hari dirinya sadar kan diri dan sudah beratus kali Mira menolak permintaan bocah itu yang meminta perawatan nya di lakukan di rumah saja. Wanita itu tak kan mau lagi menuruti permintaan si bungsu cukup kemarin dia mengijinkan Taehyung melakukan perawatan nya dirumah dan berujung dengan Mira yang hampir kehilangan nya.

"Tidak ya tidak baby, kenapa tidak mau menurut."

"Eomma jahat, Harabeoji Eomma tidak sayang pada Taetae lagi uwee." Taehyung menatap melas dan merengek pada Seomin yang terduduk di sofa ruang rawat nya dalam diam.

"Harabeoji, kenapa diam saja?!Huwee Appa! Jin-ie hyung, Joon-ie hyung."

Seomin akhirnya tersadar karena pekikan kencang bocah nakal itu dan seketika menatap terkejut pada wajah Taehyung yang sudah bersemu karena kesal.

"Baby! Jangan berteriak begitu, lihat Harabeoji terkejut sayang."

"Habisnya Harabeoji diam saja."








Cklek








"Taetae!/Hyung!"

Jimin dan Jungkook seketika menerobos masuk tanpa permisi kedua bocah itu terlihat senang sekali setiap datang ke ruang rawat Taehyung. Begitu pun Taehyung yang akan langsung melupakan keinginan nya untuk pulang ketika mereka berdua datang membesuk nya.

"Chim, kook-ie!"

Jimin dan Jungkook melangkah mendekati ranjang pesakitan Taehyung setelah sempat melepaskan dan melempar asal pading berbulu mereka ke segala arah.

"Lihat Tae, aku mewarnai rambut ku menjadi warna jingga."

"Hyung, hyung lihat juga telinga ku. Aku menindik nya loh!"

Taehyung menatap kagum Rambut Jimin dan telinga Jungkook namun tak berlangsung lama sebab setelah nya bocah itu langsung menunduk lesu.

"Tae juga ingin mewarnai rambut menjadi warna biru tapi sepertinya tidak bisa karena rambut Tae saja baru tumbuh." lirih nya.

Jimin yang merasa bersalah pun ikut menunduk, namun seketika Jungkook menghibur kedua nya.

"Hei jangan sedih begini dong, Taetae hyung kan masih bisa menindik telinga."

"Uhm boleh juga! Tae akan menindik telinga juga nanti!"

Taehyung kembali ceria dan membuat Jimin juga Jungkook ikut bahagia namun seperti nya hanya ketiga bocah itu sebab di sofa itu Mira tengah menatap frustrasi bocah-bocah itu. Sungguh dia mana bisa membayangkan putra bungsu nya mewarnai rambut atau mentindik telinga.

"Anak-anak memang ibu guru tidak marah nanti melihat tampilan kalian yang seperti ini?"

"Tidak bibi, kami kan sedang liburan musim dingin jadi tidak pergi ke sekolah."

Mira tersenyum kecut, penjelasan cepat Jimin benar-benar membungkam nya sekarang. Mira bodoh, kenapa dia malah menanyakan hal itu?

"Jadi Tae boleh menindik telinga ya Eomma?"

Astaga, Mira harus bagaimana sekarang? Mengapa tatapan Taehyung bisa jadi menggemaskan sekaligus menyeramkan Di waktu yang bersamaan?

"Uhm.... B-bo—"








Cklekk








"Siapa yang  ingin menindik telinga?"

Huh! Mira menghela napas nya lega sebab Seojun, Seokjin dan Namjun yang sekarang berjalan masuk ke ruang rawat Taehyung. Berbeda dengan Jimin dan Jungkook yang seketika menjadi diam serta pasif sekali, mungkin mereka masih takut dengan Presensi Seojun.

"Ini sayang, Taetae ingin menindik telinga nya. Tolong larang dia." Jelas Mira yang langsung membuat wajah Taehyung merengut.

Mira sudah menampilkan senyum bahagia nya sebab dia yakin Seojun pasti memihak nya, namun...

"Kenapa harus aku larang? Jika Taehyung ingin seperti itu silahkan saja. Lagian Appa memang ingin Taetae menjadi laki-laki yang sedikit nakal atau jadi badboy seperti nya bagus."

"SEOJUN!"

Di luar dugaan Seojun malah mengijinkan si bungsu untuk melakukan niatan nya, raut wajah Mira sungguh berubah 180 derajat membuat Seisi ruangan ini tertawa karena merasa lucu dengan ekspresi nya.

"Wajah Eomma Lucu sekali." Taehyung.

"Iya Tae, seperti ingin mencincang Appa, benar tidak Hyung?" Namjoon.

"Benar, wajah Eomma seperti Harimau yang ingin memangsa buruan nya." Seokjin.

Ketiga Kim itu tertawa begitu keras di susul tawa Jungkook dan Jimin yang menggelegar. Sedang Mira hanya diam seraya mencubit perut Seojun kencang sekali.

"Ra—Sa—Kan." Bisik nya penuh penekanan di telinga Seojun.

"Mira sakit sungguh, kuku mu lebih tajam dari pada pisau bedah milik ku."

"Masa bodo, Aku tidak perduli."

Ya begitulah gambaran bagaimana bahagia nya mereka sekarang, tak ada lagi suara isakan atau perasan cemas yang meliputi hati mereka beberapa hari terakhir. Hanya ada tawa dan kegembiraan sekarang, jadi mari saksikan bagaimana Taehyung akan berbahagia mulai sekarang.




















































Namun di sudut Ruangan itu Seomin tengah memandang mereka semua dengan pandangan yang begitu sulit di arti kan.

"Aku harus bagaimana?"


EPILOG SELESAI 🎊🎉

Udah ya beibeih, ini udh selesai...

Buat sequel itu bakalan lama sebab aku mau fokus ke cerita aku yg satu nya dulu...

Jadi aku beneran minta maaf sama kalian semua 🙏🤧☹️🥺

Tapi aku bakalan ketik kok, jadi nanti tinggal Updete seminggu dua kli kalo aku ga lupa ya 🤧☹️🥺

Aku itu slaha satu manusia pling ceroboh dan lelupa jadi, harap maklum ya kawan 🤧🤧🤧

Gmna2 nih kesan nya kalian sama cerita ini?

Trs klo boleh atau scene mana yg jdi favorit kalian?

Atau scene yang paling menguji emosi?

Di Jawab ya kawan,,,

Yaudah ini aj deh,,,

Aku juga mau ngucapin makasih buat kalian yang udh vote plus komen cerita ini... 🥺🤧
Aku ga tau lagi harus bilng apa sama kalian selain ucapan terima kasih 😘❤️💜

Bye bye

Ifa💜

Lampung, 02 januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top