Part XII
WARNING!!
Kekerasan, penggunaan benda tajam, mengancam.
Akashi's P.O.V
"Kagami Taiga"
Aku menggumalkan nama pria itu sambil berjalan di lorong kastilku.
"Apa kau ... benci dengan kami karena sudah merusak hidupmu?"
Kata-kataku waktu itu terkenang di kepalaku.
'Kenapa dia tidak langsung menjawab 'Iya'? Bukannya itu hal normal yang akan di lakukan oleh seseorang yang di tangkap? Siapa yanv peduli? Aku akan mendapatkan jawaban dari pertanyaan itu setelah aku merebut kembali Tetsuyaku'
Pikirku, dan dengan itu aku menambah kecepatanku menuju kastil kediaman Kuroko.
Hanya butuh waktu kurang lebih 12 menit untuk sampai ke tujuanku, aku sangat berterima kasih untuk kecepatan vampirku di saat seperti ini.
Aku berhenti ketika aku merasakan barier yang sudah di pasang kembali, tentu saja barier yang ini sama sekali tidak mendekati kekuatan pertahanan barier yang lama, karena butuh waktu yang tidak sebentar untuk membangun sebuah barier dengan mantra kuno.
Aku mendeteksi seluruh barier tersebut untuk mencari celah sekecil apapun, dan aku menemukannya. Celah tersebut berada tidak jauh dari gerbang utama rumah tua ini. Aku berdiri di depan celah tersebut, dan kemudian aku meninju dinding tak terlihat itu dengan sekuat tenaga.
"Shit!"
Kutukku akibat rasa sakit yang terasa di punggung tanganku. Tentu saja, tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali seperti normal.
Retak yang aku bentuk di barier itu sudah mulai terlihat, dan aku hanya butuh 4 tinjuan lagi untuk membuat lubang di barier tersebut.
Disaat bersamaan saat lubang terbentuk, para penjaga keluar dan menghunuskan senjatanya padaku. Tepatnya 25 pengawal.
"Jatuhlah!"
Perintahku, seketika juga seluruh orang yang dihadapanku jatuh ke tanah berkat kemampuanku.
"Aku datang ke sini untuk membicarakan sesuatu yang penting, dan tidak ada niat untuk memulai perang"
Jelasku tegas.
Tiba-tiba juga, aku melihat pria berambut merah menyerangku dengan kecepatan yang tidak normal untuk seorang manusia. 'Kagami Taiga'
"Apa yang kau lakukan disini?!"
Teriaknya ke arahku dengan pisaunya berada di tenggorokanku.
"Jawab!"
Katanya lagi kali ini dengan nada yang lebih tinggi, dan ia menekankan pisaunya sampai aku mengeluarkan darah.
"Kalau ini bukan keadaan darurat, aku lasti sudah membunuhmu untuk berani melukaiku"
Jelasku dengan tenangnya.
"Apa maumu, brengsek?!"
Bentaknya lagi.
"Aku sarankan jangan gunakan nada itu saat kau berbicara denganku!"
"Jelaskan kenapa kau ada disini, sekarang juga!"
Tanyanya, jelas-jelas memgabaikan peringatanku dengan semgaja.
"Ini tentang Tetsuya"
"Apa?! Apa yang terjadi pada Kuroko?! Apa yang kau lakukan padanya?!"
"Kalau kau mau tau izinkan aku menjelaskannya di depan seluruh orang yang bersangkutan"
"Shit!"
Kutuknya sambil menarik mundur pisaunya.
"Keputusan yang bagus. Sekarang, di luar atau di dalam?"
"Dalam. Kalau kau macam-macam, atau Kuroko kenapa-napa, aku akan membunuhmu!"
Ancamnya.
"Pimpin jalannya"
Dia berbalik badan dan kemudia mulai berjalan di depanku, melewati pengawal yang masih tergeletak di tanah.
Aku masuk ke dalam istana dan di tengah ruangan ada Keluarga Kuroko, beserta kepala keluarga Kagami. Di samping mereka, ada pelayan-pelayan dan semuanya mengenggam senjata. Dan tentu saja di kanan dan kiriku terdapat puluhan prajurit lagi.
Kagami pergi ke tempat para anggota keluarga sedangkan aku berhenti dengan jarak yang cukup. Aku bisa melihat para prajurit sudah bersiap untuk menusukku kapan saja.
"Aku yakin kalian pasti tau, sisa anggota dari 9 Keajainan, Jaberwock, bukan?"
Tanyaku, dan ruangan jatuh sunyi untuk beberapa saat.
"Kami tau"
Jawab kepala keluarga Kuroko sekaligus juga ayah Tetsuya.
"Tetsuya sekarang berada dalam gengaman mereka"
Kataku berusaha terdengar setenang mungkin, dan ruang di penuhi oleh suara terkejut dari setiap orang yang ada, juga ibu Tetsuya yang hampir jatuh ke lantai saat mendengar kata-kataku.
"APA KATAMU?!"
Teriak Kagami Taiga dari seberang ruangan, tangannya berada di atas pedangnya dengan keinginan untuk membunuhku di tempat ini terpancar dari tubuhnya.
"Taiga"
Panggil ayahnya, dan ia dengan ragu mulai menenangkan dirinya sendiri.
"Aku ingin kerja sama kalian dalam perang yang satu ini"
Jelasku singkat.
"Dan apa yang membuatmu berpikir kita akan setuju?"
Tanya Kagami yang lebih tua.
"Aku berpikir karena aku yakin kalian semua peduli dengan Tetsuya, dan juga karena kami adalah protagonisnya"
"Kau yakin?"
Tanya satu-satunya perempuan di group tersebut.
"Bagian kami adalah protagonisnya? Tentu saja aku yakin. Kalau Jaberwock mendapatkan kekuasaan yang kami, GoM pegang sekarang, dunia akan kacau dalan hitungan detik. Tujuan utama Jaberwock adalah mereka ingin di kenal dan di akui oleh dunia dan juga mengambil alih dunia mistis. Kalau mereka memperlihatkan bukti atas kebaradaan kita, hal pertama yang akan terjadi adalah dunia akan memulai peperangan. Manusia akan mencoba untuk mempelajari tentang kita dan juga memanfaatkan kekuatan yang kita miliki. Dia berasumsi bahwa kalau itu terjadi, makhluk-makhluk mistis akan mulai bergabung dengannya untuk tujuan bertahan hidup"
Jelasku dengan panjang dan lebar. Jujur, aku sangat benci melakukan penjelasan yang melelahkan ini, apalagi saat kita tidak boleh menyiakan satu detikpun untuk kepentingan dunia, dan tentu saja Tetsuya.
"Jadi, apa hubungan Tetsuya dengan rencaan mereka? Kenapa mereka mengambil putraku?!"
Tanya sang Ibu lagi.
"Mereka mengincar Kuroko tentu saja untuk darahnya. Darah keluarga Kuroko sangatlah istimewa, mereka dapat memberikan efek khusus bila ada vampir yang meminumnya, yaitu meningkatnya kekuatan vampir tersebut, terutama kekuatan untuk menyembuhkan diri sendiri. Mereka berusaha untuk mendapatkan kekuatan itu untuk melawan manusia yang menentangnya dan memamerkan kekuatan yang ia ambil tersebut"
Jawabku.
"Shit! Lalu kenapa kau membiarkan orang-orang itu membawa Kuroko pergi jika kau tau konsekuensinya?!!"
Tanya Kagami dan kau bisa langsung melihat kalau batas kesabarannya sudah terlewati dan ia sedang mencari cara untuk mengakhiri hidupku di tempat ini.
"Kami lengah, semuanya merupakan tanggung jawab kami, jadi kami akan pastikan untuk bertanggung jawab"
Jawabku singkat.
"Aku juga pasti akan memyelamtkan Tetsuya"
Kataku tapi kali ini dengan suara yang jauh lebih pelan supaya hanya aku yang dapat mendengarnya.
"Jadi, setelah aku memberikan penjelasan sepanjang dan sejelas ini untuk mendapatkan kepercayaan kalian, aku tidak akan menerima jawaban selain 'Iya"
Kataku.
"Sebelum itu -"
Sela Ibunya Tetsuya.
"Apa anakku menganggapmu sebagai musuhnya? Kalau iya, maaf, tapi kami tidak bisa percaya padamu"
Jelasnya, tapi pertanyaan sebelumnya membuatku agak sedikit terkejut, dan sepertinya ekspresiku merupakan bukti dari itu.
"Sayangnya aku juga tidak tau hal itu. Tapi aku bisa yakinkan kalau setidaknya ia percaya pada kami, walaupun tidak kepercayaan sangat sedikit, tapi iya, dia percaya pada kami, setidaknya padaku"
Jelasku, dan aku melihat sang Ibu mengangguk.
"Satu lagi"
"Apa?"
"Apa pemikiranmu tentangnya?"
"Huh?"
"Aku bertanya apa pendapatmu tentang Tetsuya"
Ulangnya dengan lebih jelas.
"Tetsuya ... Dia merupakan seseorang yang aneh. Walaupun pertama-tamanya dia selalu menjaga jarak dengan kami, belakangan ini ia sudah tidak melakukannya lagi. Bisa di bilang ia sudah lumayan dekat dengan kami. Tentang bagaimana perasaanku terhadapnya, aku masih ingin mencari tau lebih banyak tentang dirinya. Jadi aku akan membawanya kembali, apapun yang terjadi"
"Sepertinya kita bisa mempercayainya"
Kata Ibu Tetsuya kepada kepala keluarga Kuroko, dan pernyataan itu membuat mataku terbuka lebar karena terkejut.
"Dia peduli pada anak kita, sama seperti kita"
Lanjutnya, dan Aku tidak bisa mengelak fakta kalau aku sedang tersenyum lebar saat ini.
'Setidaknya semua berjalan lancar sampai sejauh ini'
A/N
Entah kenapa minggu ini aku updatenya cepet banget! ≧﹏≦
Dan ini adalah updatean aku yang kedua hari ini ^^
Thx yah buat semua readersku!! ~^O^~
Okay, taruh comment ttg pendapat kalian soal chapter ini~
Sneak Peak :
Author : Selanjutnya Kurokoku tersayang harus menderita dulu... :'(
Kuroko : ...
Akashi : Apa kau mau mati?! Dan apa maksudmu tentang Kurokoku?
Author : Eh? Ini kan ceritaku!!!! Sabarlah sebentar, setelahnya kau akan bahagia selamanya, mungkin...
Akashi : *mengambil guntingnya* Kau belum punya rencana, iya kan?
Author : Oke, Oke, Tenanglah, Semuanya akan berakhir baik, karena aku benci sad endings, jadi jangan khawatir. (*^﹏^*)
Akashi : Author ga jelas..
Author : HEY!!!!
Kuroko : Minna-san, pastikan kau baca chapter selanjutnya juga. Bye ...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top