Part VII
Kuroko's P.O.V
Aku bangun dengan rasa pusing hebat di kepalaku. Aku bahkan tidak bisa bergerak. Seluruh tubuhku terasa sakit dari kepala sampai ujung kakiku. Mereka benar-benar mengambil darahku. Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa aku akan bisa pulang ke rumahku lagi? Aku masih ingin melakukan banyak hal di sana.
Suara pintu di buka menyadarkanku dan menarikku keluar dari semua pemikiranku. Sosok yang berdiri di depan pintu merupakan satu dari mimpi burukku sekarang. Akashi Seijuurou.
Dia masuk ke dalam kamarku dengan wajah yang tak terlihat akibat gelapnya ruangan ini. Rasa takut langsung menyerang seluruh tubuhku begitu ia mengambil langkah maju menujuku. Aku tidak bisa bergerak! Aku tidak bisa melakukan apa-apa bila ia menyerangku. Bukan berarti aku bisa melawannya walaupun dengan kondisi terbaikku.
Aku memalingkan wajahku ke samping tempat tidurku yang menghadap dinding berwarna merah maroon hampir ke coklatan. Untungnya aku sudah tidak punya tenaga bahkan untuk gemetar. Aku menutup mataku serapat mungkin dengan harapan bahwa ia juga tidak bidsa melihat wajahku dalam kegelapan ini.
"Hmmm.. Apa gunanya berpura-pura tidur setelah kau memperhatikan wajahku terlebih dulu saat aku masuk ruangan?~"
'Aku tamat'
Pikirku.
Aku mencoba menenangkan diriku walaupun aku tau itu tidak akan berhasil. Detak jantungku bertambah kencang setiap detiknya. Aku tetap diam di posisiku yang sekarang. Perlahan aku mencoba untuk mengambil nafas dalam dan menghembuskannya keluar secara perlahan juga. Setidaknya aku sudah lebih tenang dari waktu pertama kali.
'Takut?"
Hanya satu kata darinya, dan semua usahaku berakhir sia-sia. Yang dapat aku lakukan sekarang adalah menahan air mataku dengan sekuat tenagaku. Siapa yang mau menangis hanya karena hal seperti ini?!
"Hmm.. Keras kepala seperti biasanya, bukan? Kenapa kau tidak mengakuinya saja? Katakan kalau takut"
Jantungku serasa berhenti saat aku bisa merasakan telapak tangannya menyentuh pipi kananku. Tangannya sangat dingin, membuatku serasa akan membeku di bawah sentuhannya.
"Apa maumu?"
Tanyaku.
Aku berhasil! Aku tidak terbatah-batah saat berbicara dengannya. Walaupun aku tau tidak ada gunanya senang hanya karena hal itu, tapi setidaknya itu merupakan bukti bahwa aku masih bisa menenangkan perilakuku.
Tiba-tiba, badanku yang lemas diangkat olehnya dengan sangat mudahnya. Ia menggendongku dan mulai membawaku keluar dari kamarku.
"Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!"
Protesku ke arahnya.
"Apa kau tidak mendengarku?!"
Kataku lagi.
"Mau kemana ini?!"
Tanyaku lagi.
"Walaupun kau tidak mempunyai tenaga dalam tubuhmu, kau masih terlihat sangat energetik. Kenapa itu?"
Dia bertanya sambil melihat ke dalam mataku tanpa berhenti.
"Aku akan sembuh dari luka ini dalam sekejap!"
Teriakku.
"Hmm.. Kekuatanmu benar-benar hebat"
Katanya dengan suara berbisik.
"Apa maksudmu? Bukankah kau menculikku untuk kekuatanku? Kenapa kau masih terkejut sekarang?"
Tanyaku.
"Apa kau tau kalau kau hanya tertidur untuk 20 menit?"
"Huh?"
"Walaupun darahmu hampir dikeringkan oleh kami, kau mengembalikannya hanya dengan waktu sesingkat itu.. Aku belum pernah lihat seseorang dengan kemampuan menyembuhkan setinggi dirinu. Dan juga, darahmu sangat manis dan lezat~~"
Kata-katanya membuatku merinding, dan untuk sisa perjalanan kami aku hanya berdiam diri supaya tidak ada yang terjadi. Tak lama kemudian, kami sampai di depan sebuah pintu besar. Ia menurunkanku dari gendonggannya tapi langsung menggenggan pergelanganku setelahnya. Ia membuka pintu itu dan nenarikku ke dalam ruangan tersebut. Keringat dingin langsung mengalir di seluruh tubuhku, saat aku melihat keempat pemuda berambut pelangi lainnya. Bukan hanya itu saja, di belakang mereka juga terdapat beberapa pemuda lainnya yang menggenakan busan seperti, pelayan?
"Karena kau akan tinggal di sini untuk beberapa saat yang tidak pendek, akan lebih baik kalau kau tau cara hidup di sini"
Kata Akashi.
"Bagaimana kalau kita mulai dengan perkenalan para pelayan disini?"
Lanjutnya.
"Disini 8 ada pelayan utama. Silahkan memperkenalkan diri kalian."
"Aku Takao Kazunari!"
Kata seorang dengan rambut hitam pendek.
"Hyuuga Junpei"
Seorang pemuda berkaca mata dengan rambut hitam lainnya melanjutkan.
"Kiyoshi Teppei"
Kata orang dengan tubuh besar dan tinggi dengan rambut berwarna coklat.
"Himuro Tatsuya"
Orang berambut hitan dengan poni yang menutupi matanya berkata.
"Kasamatsu Yukio"
Kata pemuda rambut hitam lainnya dengan alis yang agak aneh.
"Imayoshi Shoichi'
Pemuda berambut hitam dengan kacamata berkata.
"Aku Mibuchi Reo~"
Kata pemuda yang terlihat feminim yang sangag tinggi.
"Izuki Shun"
Pemuda terakhir di ruangan berkata.
"S-Senang bertemu dengan kalian"
Jawab aku.
"Hmm~"
Gumam Akashi yang ada di sampingku.
"Apa maumu?!"
Aku bertanya sambil menoleh ke arahnya.
"Tidak ada. Pertama-tama, para pelayan di bolehkan untuk pergi"
Kata Akashi.
"Baik"
Para pelayan menjawabnya hampir dengan waktu yang sama.
Ketika semua pelayan pergi, pikiranku sudah di penuhi oleh pemikiran horor tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Setidaknya jangan biarkan mereka tau kalau aku sedang panik. Aku menarik nafasku dengan perlahan supaya mereka tidak mengetahuinya. Tapi seperti biasa usahaku di hancurkan hanya dengan suaranya
"Tetsuya, duduklah"
"Di-Dimana?"
"Kurokochii, duduklah disini~su!!!"
Kata Kise ke arahku sambil menepuk bangku kosong yang ada di sampingnha.
Aku menghampirinya dengan perlahan masih dengan rasa ketakutanku. Aku sampai di depan bangku itu, tapi aku hanya melakukan adu menatap dengan benda itu.
"Apa yang kau tunggu Tetsu? Duduklah!"
Kata Aomine kepadaku.
"Kuro~chin cepatlah~"
Kata Murasakibara dengan suara malasnya.
"Tetsuya"
'Ini hari pertama aku bersama dengan mereka tapi mereka sudah memberikan nama panggilan masing-masing untukku?'
Pikirku.
Aku mengesampingkan pikiranku dan duduk di atas bangku tersebut setelah menarik nafas sekali lagi.
"Apa mau kalian?"
"Kami ingin menjelaskan alasan sebenar kami membawamu kesini.."
Kata Midorima sambil membetulkan kacamatanya.
"Alasan sebenarnya?"
"Itu benar. Kami memang menginginkan darahmu tapi kami mengincar hal yang lebih berguna daripada itu"
Jelas Akashi.
"Apa maksudmu?"
"Kalau kau ingin tau kenapa kau tidak diam dulu, Tetsu?"
"Keluargamu pasti sudah memperingatkan untuk menjaga darahmu, bukan?"
Tanya Akashi dan aku hanya mengangguk.
"Darahmu mempunyai kekuatan melebihi yang kamu tau"
"Eh?"
"Darahmu bukan hanya bisa menyembuhkan dirimu sendiri, darahmu bisa menyembuhkan luka vampir yang meminumnya"
"Apa maksud dari perkataanmu?! Bukankan vampir juga mempunyai kemampuan menyembuhkan? Bukankah vampir itu hidup untuk selamanya?!"
"Kami bukan makhluk abadi. Kami dapat mati bila menerima luka parah yang tidak memberikan kami waktu yang cukup untuk menyembuhkan diri kami. Misalnya kami tertusuk dan kehilangan banyak darah. Seperti dirimu, kemampuan kami berpusat pada darah kami"
"Jadi? Apa hubungannya dengan kekuatanku?"
"Kalau kami meminum darahmu saat kami sedang sekarat, luka kami akan sembuh dalam sekejap, sama seperti lukamu"
"Intinya, kalian membawaku untuk menjadikanku sebagai obat kalian?"
"Benar"
"Sampai kapan aku harus melakukannya?"
"Sampai kami dapat mengalahkan musuh kami.."
"Siapa mereka?"
"Jaberwock"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top