Bab Tujuh

"Ini tulisan Joy, Ram! Si Joy memang sudah membohongi kita semua. Lo bego banget ya, bisa percaya sama dia," jawab Kate.

"Orang gue liat sendiri lo yang ganti saat jam istirahat," kata Rama.

"Hah?!" Kate dan Rick berteriak secara bersamaan.

"Gue istirahat aja di kelas, Ram. Lo gila," jawab Kate.

"Iya, gue pas istirahat itu ke kelas Kate buat kembaliin buku catatan OSIS. Kate ada di sana kok," tambah Rick.

"Gue sama Rick sama-sama ada di kelas. Lo sendiri ke mana, Ram?"

"Gue di kantin. Terus pas gue mau naik ke kelas, gue ngeliat Ruang OSIS lampunya nyala. Gue langsung nyamperin dan liat siapa yang ada di dalam melalui kaca. Itu elo, Kate," jelas Rama. "Elo lagi duduk ngebelakangin kaca, nulis sesuatu."

"Rama, mata lu gak salah? Gue istirahat aja cuma di kelas. Pas pulang tiba-tiba tulisannya jadi tulisan gue," jawab Kate.

***

Jenna berjalan sendirian menuju gerbang sekolah. Ia rasa yang masih berada di sekolah hanyalah dirinya.

Lagipula, jika dipikir-pikir, siapa yang mau berlama-lama di sekolah ini? Ingin melanggar peraturan?

Ah, peraturan memang dibuat untuk dilanggar, sih.

Saat Jenna membuka gerbang sekolah, ia melihat ada seorang perempuan menggunakan seragam sekolahnya.

Kak Kate?

Ia masih di sini? Sedang apa?

"Kak Kate?" Jenna memanggil dengan ragu.

Perempuan itu tidak menoleh.

Beberapa saat kemudian, perempuan itu menoleh ke belakang—melihat Jenna.

Ia mirip sekali dengan Kak Kate, batin Jenna.

***

Selasa

"Jadi lu diancam sama Kak Joy?" tanya Raul.

Jenna mengangguk. "Gue jadi ragu."

"Jen, dia gak mungkin berani lenyapin elu," ucap Dea. "Apalagi dia Ketua OSIS."

"Nanti pulang gue coba lagi deh," ucap Jenna.

"Terserah lu, Jen. Gue capek," jawab Raul.

Pelajaran pun dimulai seperti biasa.

Bagaimana dengan kabar para guru? Apa mereka membantu untuk menyelidiki kasus ini? Tidak ada satu pun dari mereka yang peduli. Mereka hanya bertugas mengajar dan dibayar.

Setiap murid penasaran dengan kasus. Tetapi, berbanding terbalik dengan para guru. Orang dewasa itu tidak memikirkannya. Mereka bisa mengajar dengan tenang, tanpa kekhawatiran.

***

Istirahat pun tiba. Kate terdiam di kelas. Ia menunduk. Sesekali ia memegang kepalanya. Rasanya kepalanya ingin meledak. Ia muak dengan segala kasus di sekolah ini.

"Kate," panggil Joy yang berada di depan kelasnya.

Kate menoleh ke arah Joy. "Apa?"

"Mengapa kau seperti ini? Kau sakit?" tanya Joy.

"Gak perlu sok perhatian, Iblis!" teriak Kate.

Joy terkejut mendengar jawaban Kate. Kate segera bangun dari tempat duduknya. Ia berjalan keluar kelas, menabrak bahu Joy, lalu menghilang.

"Anak itu keterlaluan." Joy membuka ponselnya—mengetik sesuatu. Kemudian ia berjalan kembali ke kelasnya.

Kate berjalan menuju toilet. Ia membasuh wajahnya di salah satu wastafel. Setelah itu ia melihat ke arah cermin. Ia fokus menatap cermin yang terdapat wajahnya di sana.

"Cermin?" gumam Kate.

"Gue di kantin. Terus pas gue mau naik ke kelas, gue ngeliat Ruang OSIS lampunya nyala. Gue langsung nyamperin dan liat siapa yang ada di dalam melalui kaca. Itu elo, Kate," jelas Rama. "Elo lagi duduk ngebelakangin kaca, nulis sesuatu."

"Cermin hanya bisa memantulkan satu sisi. Terkadang ada sesuatu yang terlihat sama di suatu sisi—seperti cermin. Yang Rama lihat adalah bagian belakangnya. Dengan kata lain, ada yang mirip dengan sisi belakang gue," ucap Kate pelan. "Ada yang sengaja menjebak gue."

====

07-07-2017

Bab tujuh, tanggal tujuh, bulan tujuh, tahun dua ribu tujuh belas. Ntap.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top