Bab Tiga Belas
Senin
"Joy?" panggil Kate.
Joy menoleh tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Lo ngebicarain alasan Rick dan Rama jadi anggota OSIS kan?"
"Ya."
"Kalo gue? Kenapa lu milih gue jadi wakil?"
"Keberadaanmu di sini adalah kesalahan."
Rick dan Rama terbelalak mendengar ucapan Joy. Kate yang tadinya duduk itu langsung berdiri. Ia menatap sinis mata Joy. Joy menyambut tatapan Kate dengan datar.
"Kesalahan? Bukankah ini semua kesalahanlu?" Kate melipat kedua tangannya di depan dada lalu mendecak. "Benar-benar."
"Bukan kesalahanku. Jika kau tidak jadi wakil, kita tidak akan menjadi seperti ini. Aku tidak akan menjadi seperti ini," jawab Joy.
"Hentikan ucapan aku-kamu yang menjijikan itu! Lepas topengmu, iblis!" teriak Kate.
Rama ingin sekali menghentikan keributan yang ada di depannya ini. Tetapi, jika ia angkat bicara, mungkin ia akan ada di dalam bahaya. Kate dalam mood yang seperti ini, bisa saja gadis itu membunuh seseorang.
"Topeng?" Joy menantang.
Kate memutarkan kedua bola matanya. "Munafik. Iblis. Bermuka dua. Manusia bertopeng."
"Bagaimana dengan orang yang suka memfitnah? Tidak mengakui tulisannya sendiri, tidak mengakui kesalahannya sendiri."
"Karena itu emang bukan gue, bodoh!" teriak Kate.
Joy tersenyum. "Bangunlah dari mimpimu."
"Hei, Iblis! Lu pikir gue gampang dibodohi? Gue udah tau semuanya."
"Semuanya?" Joy tertawa kecil. "Yang kau tahu itu, paling banyak yaa hanya lima persen."
"Gue penasaran. Gimana kalo semuanya udah kebongkar? Mukalu mau ditaruh di mana?"
"Gak akan terbongkar, kok. Tenang aja," ucap Joy yakin.
"Kok lu bisa seyakin itu?"
"Karena kau bodoh," jawab Joy.
"Bodoh? Lu bilang gue bodoh? Kalo gue bodoh, gue pasti gak bakal ngelawan elu kayak begini. Gue bakal duduk, diam, dengerin semua perkataanlu."
"Loh? Bukannya iya? Kau mendengarkan rekaman suaraku kan?" ucap Joy yang membuat Kate terkejut. "Kenapa? Kaget? Saat itu, kau mendengarnya sambil apa? Duduk diam kan? Butuh bukti apa lagi kalo kau itu bodoh?"
KRASSSSS!!!
Rick melempar kaki bangku yang sudah patah ke kaca Ruang OSIS. Joy dan Kate menoleh ke arah kaca. Kaca itu hampir pecah total. Hanya ada beberapa serpihan lagi di bagian pinggir.
"SUDAH! HENTIKAN!" teriak Rick.
Ruangan itu menjadi hening. Hanya ada suara embusan napas yang terdengar.
Beberapa saat kemudian, beberapa guru masuk ke Ruang OSIS.
"Siapa yang memecahkan kacanya?" tanya Bu Raya.
"Saya," jawab Rick sambil mengangkat tangannya.
"Mengapa kamu memecahkan kacanya?"
"Saya bermain dengan Rick. Tanpa sengaja, kaki kursi terlempar dari tangan Rick dan mengenai kaca," ucap Rama.
Rick melihat Rama. Rama hanya menatap Rick dengan menyiratkan kalimat tidak-apa-apa.
"Kurang ajar," ucap Bu Raya.
"Bersihkan tiap milimeter yang ada di sekolah ini!" teriak Pak Tono kepada Rick dan Rama. "Jangan membuat keributan lagi."
Rick dan Rama mengangguk. Selang beberapa detik, para guru keluar dari ruangan itu.
"Kalian mengorbankan diri untuk apa? Dasar tidak berguna," ucap Kate.
"Apa ada legenda tentang membersihkan ruangan di sekolah ini?" tanya Rama.
"Ada," jawab Joy. "Jangan membersihkan kaca yang ada di ruang latihan. Jika kau membersihkan kacanya, bayanganmu akan berbeda dengan wujud aslimu."
Rick dan Rama merinding di saat yang bersamaan.
"Ada lagi?" tanya Rama.
"Ada legenda tentang cap telapak tangan yang berada di kaca Ruang BK. Aku harap kalian jangan membersihkannya. Lagipula cap itu berada di kaca bagian luar," jelas Joy.
"Di kaca Ruang BK?" tanya Kate heran.
"Iya," jawab Joy. "Kalian pernah masuk ke Ruang BK?"
"Pernah," jawab mereka bertiga.
"Ada lemari besar di pojok ruangan, kan? Lemari itu menutupi cap telapak tangannya. Di luar tidak ditutupi apapun karena jarang ada orang yang melewati belakang sekolah," ucap Joy.
Kate mendengar penjelasan Joy sepenuhnya. Tetapi ada satu hal yang ia curigai.
Bukannya sekolah kita dibangun ulang setelah kejadian itu?
***
Rick dan Rama berjalan ke belakang sekolah untuk mengambil peralatan bersih-bersih. Otak mereka memang masih terlalu polos, mereka tidak bisa berpikir terlalu tinggi. Mereka tidak seperti Kate.
"Hei, bukankah itu cap yang dimaksud Joy?" tanya Rick sambil menunjuk cap telapak tangan berwarna merah di kaca.
Rama menurunkan tangan Rick dengan cepat. "Hampir saja bakal ada masalah."
"Hah?"
"Buat apa elu nunjuk-nunjuk sembarangan?"
"Gak ada larangan menunjuk sembarangan kok," ucap Rick. "Ah, apa karena gue nunjuk begitu, gue jadi mirip hantu cewek yang ada di lapangan?"
"Diem ah!" ucap Rama.
"Cie takut."
"Lu juga kan?"
"Iya sih."
Setelah mereka selesai mengambil peralatan bersih-bersih, Kate tiba-tiba menghampiri mereka.
"Kate? Ngapain?" tanya Rick.
"Bentar." Kate mengambil kain yang dipegang Rick lalu membasahinya dengan cairan pembersih.
Kate berjalan menuju cap telapak tangan yang dimaksud oleh Joy tadi. Ia mendekatinya perlahan. Kate mengendus singkat noda merah itu. Jika memang itu darah, pasti akan berbau amis. Meski sudah sepuluh tahun, sepertinya bau itu tidak akan hilang sepenuhnya.
Kate tidak menerima bau apapun. Ia pun mencoba mengelus cap itu dengan tangannya, memastikan itu adalah noda.
"Aneh," gumam Kate.
"Ada apa?" tanya Rick.
"Kalian berdua, sini!" suruh Kate.
Rick dan Rama mengikuti perintah Kate dengan cepat.
Sekarang mereka berdua berada di samping Kate. Kate mencoba mengusap noda itu dengan kain tadi.
"KATE! LO GILA!" teriak Rama.
"KATE!" tambah Rick.
"Tidak bisa dihapus," ucap Kate santai.
"Lo ngelanggar peraturannya," ucap Rama.
"Peraturan memang dibuat untuk dilanggar, kan?" Kate bergumam.
Kate mencoba mengusap noda itu lebih keras lagi. Tetapi hasilnya nihil. Noda itu tidak bisa tehapus sedikit pun.
"Meski sudah mengeras, gue rasa masih bisa ilang, meski sedikit," ucap Kate.
"Harusnya lu gak ngelanggar, Kate," kata Rick cemas.
"Sebentar." Kate menatap lemari yang terlihat dari kaca itu dengan teliti. "Kayaknya cap telapak tangan itu ada di belakang lemarinya juga."
"Hah?"
Rick dan Rama ikut melihat lemari besar itu dan terkejut.
"Lo bener, Kate," ucap Rama.
"Berarti cap telapak tangan ini bukan di luar? Cap ini berasal dari dalam Ruang BK?" tanya Kate.
"Yang diceritakan Joy itu bagaimana?"
"Noda itu berada di luar."
"Jadi legenda itu bohong?" tanya Rama.
Atmosfer di sekitar mereka tiba-tiba berubah drastis.
======
12-08-2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top