Bab Tiga
"Mari lanjut ke pembahasan kedua, kisah gelap di lapangan," ucap Rick. "Menurut legenda, lapangan sekolah kita adalah tempat dikuburnya para korban. Tetapi legenda tetaplah legenda.
"Belum ada petugas yang menggali tanah lapangan. Selain banyaknya resiko, sekarang tanah lapangan pun sudah dilapisi semen. Jika kalian menghentakkan kaki di lapangan dengan keras, maka mereka akan marah dan menarik pergelangan kakimu.
"Selanjutnya, akan kubahas tentang gadis berambut sebahu yang menyuruh kita agar duduk di kursi dekat ring basket. Menurut analisis saya, gadis sebahu itu adalah satu-satunya petunjuk," jelas Rick.
"Saya memang indigo, tetapi saya tidak bisa melihat ataupun berbicara dengan 'mereka'. Menurut pengamatan saya dari para saksi, ada penampakan gadis sebahu dengan seragam sekolah kita. Saya menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang ingin ia ambil di lapangan. Kurasa, gadis itu bukan menunjuk kursi," Rama melanjutkan penjelasan Rick.
"Bisa saja ia menunjuk salah satu tempat di bawah tanah. Bisa juga ia menunjuk kumpulan balok kayu di sudut lapangan. Hanya karena objek terdekat dari gadis itu adalah kursi, bukan berarti yang ia tunjuk adalah kursi.
"Kesimpulan dari analisis saya, gadis itu meminta bantuan kita untuk mengambil barang miliknya. Mungkin saja barang yang ia maksud ada kaitannya dengan kasus," jelas Rama.
"Bagaimana jika barang yang ia cari berada di dalam kursi atau terjepit di sela-sela kursi?" tanya Jenna.
"Tidak menutup kemungkinan jika nyatanya begitu. Tetapi, kurasa yang ia tunjuk bukanlah barang yang dekat dengan hidup manusia," jawab Rama.
"Saya akan menjelaskan tentang ganjil genap di lapangan," ucap Kate. "Angkatan 2012 lalu, ada seorang siswa yang meninggal saat latihan eskul futsal. Menurut saksi, siswa tersebut meninggal karena tertimpa gawang. Legenda ini tidak memiliki hubungan dengan pembunuhan massal. Tetapi tetap saja termasuk legenda sekolah kita.
"Saat itu sedang dilakukan eskul futsal setelah pulang sekolah. Yang hadir hanya enam belas siswa dari puluhan siswa yang mendaftar. Pelatih terlihat kecewa, tetapi eskul tetap dilaksanakan.
"Menurut legenda, salah satu siswa tersebut kesal karena ia kalah saat latihan bertanding. Ia pun menghentakkan kakinya. Sampai-sampai kakinya tidak bisa bergerak. Sialnya, gawang yang berada di belakangnya hampir jatuh.
"Sang pelatih segera berlari untuk menjaga gawang itu. Tetapi, sudah telat. Gawang itu jatuh menimpa siswa tadi. Jumlah siswa di sana pun tersisa lima belas. Kata legenda, siswa itu masih tidak menerima kekalahannya. Terdengar kekanak-kanakan memang, tetapi memang begitu kisahnya.
"Di lapangan pun tidak boleh berjumlah ganjil. Itulah mengapa setiap kelas siswanya berjumlah genap. Jika jumlah siswa di lapangan adalah ganjil, maka siswa itu akan datang untuk menjadikannya genap," jelas Kate.
"Pembahasan ketiga, ruang musik. Ruang musik merupakan ruang yang paling aman setelah ruang MOS," ucap Joy. "Legenda yang ada di ruang musik adalah legenda seorang murid emas sekolah kita, Cornelly.
"Menurut legenda, ada seorang siswi yang memiliki kepribadian baik. Ia ramah ke semua orang, bahkan yang tidak dikenal. Siswi ini merupakan murid emas sekolah kita. Ia memiliki suara yang bagus sehingga sering mengikuti lomba tarik suara. Tepat pada saat pembunuhan massal sekolah ini, dia sedang berada di ruang musik. Otomatis, ia tidak tahu apa yang terjadi di luar ruangan karena ruang musik tidak memiliki celah ataupun kaca.
"Sehingga, di saat terakhirnya, ia berteriak sekencang mungkin di depan mic. Hasilnya adalah nol. Ruang musik hanya bisa menjadi saksi bisu kematian siswi tersebut.
"Kemarin, kami mendapat laporan bahwa ada teriakan yang sangat keras dari ruang musik. Itulah suara teriakannya. Tetapi, tenang saja. Ia sangat baik," jelas Joy.
Siswa yang melaporkan kejadian kemarin pun hanya tersenyum lega dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ada beberapa larangan di ruang musik. Jangan bernyanyi di ruang musik, apalagi dengan mic lebih dari pukul tiga sore. Hal itu karena akan ada siswi yang ikut bernyanyi. Sebenarnya tidak beresiko, hanya saja, apakah kalian tidak takut jika ada yang ikut bernyanyi bersama kalian tetapi tidak berwujud?
"Ada alumni dua tahun yang lalu, ia pernah berkomunikasi dengan siswi itu. Dari komunikasi mereka, alumni mendapat kesimpulan bahwa nama siswi tersebut adalah Cornelly. Ia meminta agar membuat lubang di ruang musik agar kejadian yang lalu tidak terulang lagi. Cornel juga berpesan agar jangan takut pada apapun di sekolah ini," jelas Joy.
"Mengapa tidak ditanyakan langsung pelakunya? Bukankah itu kesempatan besar?" tanya salah satu siswa.
"Ia tidak melihat kejadiannya. Cornel hanya di dalam ruang musik, sendiri," jawab Joy.
"Pembahasan terakhir sekaligus penutupan kegiatan hari ini," ucap Rick. "Legenda pembunuhan massal sekolah kita. Pembunuhan massal itu terjadi pada tanggal 9 Maret 2007. Kasus tersebut sempat diserahkan kepada polisi dan detektif. Tetapi, 'mereka' menolak kehadiran lembaga resmi tersebut. Pada akhirnya, penyelidik diteror oleh 'mereka'. Karena itulah kami harus menyelidiknya sendiri.
"Selama sepuluh tahun terakhir, kami sudah bekerja keras mengumpulkan petunjuk. Memang hasilnya nihil. Tetapi, kami sudah mendapatkan kemajuan sekitar dua puluh persen," jelas Rick.
=====
27-06-2017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top