Day 2

Ini adalah hari keduaku berada di hotel ini. "Selamat pagi Spade" kataku sambil tersenyum. "Selamat pagi [y/n], mengenai pendantmu sudah aku selidiki dan dibawa oleh seseorang" jelas Spade."Jadi seperti itu, baiklah aku harus pergi bekerja" kataku sambil meninggalkan kamarku.

Akupun telah membersihkan kamar hotel satu persatu dan kini tinggal satu kamar, yaitu kamar nomor 134. Akupun mulai mengetuk pintunya. "Kamarku tidak butuh cleaning service" kata penghuni kamar tersebut.

"Kau tidak perlu membersihkan kamar tersebut, karena penghuni kamar tersebut sudah tinggal disana selama 100 tahun" kata Raymond yang tiba-tiba datang. "Oh, jadi begitu" kataku.

Akhirnya akupun selesai melakukan pekerjaanku dan akan kembali kekamarku. Saat aku akan kembali kekamar, aku melihat suatu pemandangan yang tak pernah aku lihat yaitu Alfred membawa sekotak permen yang akan dia berikan pada Spade.

"Alfred !? Mengapa ia memberi Spade begitu banyak permen !?" gumamku dan akupun menghampirinya.

"Alfred, apa yang kau lakukan pada Spade ?" tanyaku untuk basa basi. "Aku ingin memberinya makan" jawab Alfred dengan cueknya. Akupun tertawa mendengar perkataan Alfred. "Apanya yang lucu !?" tanya Alfred dengan heran. "Tak ada, hanya saja kucing tidak makan permen. Permen adalah makanan manusia sepertiku, sementara Spade cukup dengan makan ikan saja" kataku sambil tersenyum padanya. Alfredpun memperhatikanku dengan seksama dan penuh rasa penasaran.

"Kurasa dia memang ingin tahu banyak tentang Spade, baiklah akan kuberitahu dia bagaimana tentang mendekatkan diri pada kucing" gumamku dalam hati dan sementara Alfred masih melihatku dengan tatapan penasarannya.

"Baiklah Alfred, akan kujelaskan mengenai kucing. Kucing adalah hewan yang segala aktivitasnya tergantung pada mood yang sama seperti manusia. Selain itu, apa yang dia makan juga berbeda dengan manusia. Jika manusia itu makan segalanya, maka kucing hanya makan daging saja" jelasku pada Alfred. "Jadi, kau mengetahui banyak soal kucing" kata Alfred.

Tetapi ada satu hal yang baru kusadari yaitu, Alfred blushing dan dia terlihat imut saat itu dan tanpa sadar akupun tertawa. "Apa yang lucu !?" tanya Alfred. "Kau tahu Alfred, jika kau seperti itu, kau terlihat sangat lucu dan manis" kataku sambil menahan tawaku. "Diamlah !" bentak Alfred yang salah tingkah. "Baiklah baiklah" kataku sambil menahan tawaku untuk kedua kalinya. "Diamlah atau kau akan aku beri pelajaran" kata Alfred kedua kalinya.

Tiba-tiba Spade datang dan mendekati Alfred, lalu Alfredpun ingin mengelus Spade. Namun, saat Alfred hendak mengelusnya, Spade mencakar tangannya dan Alfred menjatuhkan sesuatu.

"Hei, Alfred, darimana kau mendapatkan benda itu ?" tanyaku. "Aku menemukannya di hallway dan sekarang kembalilah kekamarmu" kata Alfred dan meninggalkanku sendiri bersama Spade.

Akhirnya Spade dan aku kembali kekamar untuk beristirahat. Sesampainya dikamar, aku merebahkan tubuhku sejenak. "[Y/n], aku akan pergi sebentar" kata Spade meminta ijin dariku. "Baiklah" jawabku singkat

Namun, tak lama setelah Spade pergi, seseorang telah mengetuk pintuku dan langsung menerobos masuk ke kamarku. "Alfred !?" kataku dengan sangat ketakutan membuatku berdiri dari posisi semula. "Apakah kau takut denganku, [y/n] ?" tanya Alfred sambil berjalan mendekatiku. Akupun yang ketakutan memilih untuk berjalan mundur, namun Alfredpun semakin mendekatiku.

"Sial, kurasa kini tidak ada jalan keluar bagiku" gumamku dalam hati yang sudah merasa dalam posisi terpojok.

Alfredpun mulai mendekatiku. Diapun semakin dekat denganku, akhirnya akupun memilih untuk menutup mataku. Namun, aku merasa bahwa Alfred hanya menaruh dahinya pada dahiku dan setelah itu dia hanya pergi meninggalkanku begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Apa maksud dari semua ini ?" gumamku dalam hati dengan sangat kebingungan. "Daripada ini, lebih baik aku beristirahat dan mulai mencari tahu informasi tentang bunga rosapast esok harinya" sambungku dan akupun mulai untuk tidur.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top