22 - Disappeared
Baru saja Jhonathan hendak keluar dari ruangannya, namun ia berhenti karena sekarang Kate sedang menghampirinya.
"Aku merindukanmu sayang" ucap Kate mengalungkan kedua lengannya di leher Jhonathan dan memcium bibir Jhonathan.
Alex yang hendak masuk mengabarkan Jhonathan kalau mobilnya sudah siap, kembali keluar dan menutup pintu itu perlahan. Ia memberi privasi pada Bosnya itu.
Kate memperdalam ciumannya. Lidah mereka saling mengait satu sama lain. Meski terkejut Jhonathan membalas semua ciuman Kate.
Jhonathan meremas kedua payudara Kate membuat Katy melenguh nikmat. Cumbuan Jhonathan turun ke leher jenjang Kate.
"Touch me now Jhon" suara Kate serak.
Jhonthan yang sudah diliputi gairah, mengangkat tubuh Kate dan meletakkannya di atas sofa.
Saat hendak melepas pakaian Kate Jhon tersadar dan menarik tubuhnya menjauh dari Kate. Kate yang sedang diliputi gairah menatap Jhon heran, matanya yang berkabut seolah bertanya.
"Maafkan aku. Aku harus mencari Sarah secepatnya" ucap Jhon, seraya mengatur deru napasnya yang memburu.
"Sebentar saja Jhon, please" seru Kate yang kini sudah menarik Jhonathan kembali dan mencium bibir Jhonathan rakus.
"Hentikan" teriak Jhonathan mendorong Kate ke belakang.
Kate menatap Jhonathan dengan ekspresi yang tidak terbaca. "Maafkan aku, tapi aku harus mencari Sarah" ucap Jhonathan selanjutnya.
Kate masih terdiam dan memperhatikan setiap gerakan Jhonathan yang sedang merapikan penampilannya.
"Kau ingin mencari Sarah atau Jenny?"
Gerakan tangan Jhonathan terhenti. Ia menatap Kate dengan tatapan tajamnya. "Apa maksudmu?" ucap Jhonathan.
Kate menegakkan tubuhnya dan merapikan penampilannya yang acak-acakan. "Jelas kau tahu apa maksudku."
"Kau mulai mengada-ada. Pulanglah, kalau urusanku sudah selesai aku akan menemuimu" ucap Jhonathan yang mendekat ke arah Kate ingin menciumnya, namun Kate berkelit.
"Mungkin kita tidak akan bertemu lagi" ucap Kate.
"Apa maksudmu?" desis Jhonathan marah.
"Aku tahu beberapa kali kau menemui Jenny. Apakah sekarang kau sudah tidak membenci gadis pirang lagi Jhonathan? Apakah karena gadis pirang itu kau menolakku? Apa karena gadis pirang,"
Mmmmpppphhhhhtttt
Belum selesai ucapan Kate Jhonathan melumat bibir Kate rakus dan mendorong tubuh Kate kembali terjatuh ke atas sofa.
Jhonathan melumat, menghisap dan menggigit bibir Kate. Kate tidak menolak, ia membalas semua cumbuan kasar Jhonathan di bibirnya.
Gairah yang sempat meredup kembali terbakar. Tangan Jhonathan kembali bergerak kasar, meremas kedua dada besar milik Kate membuat Kate melenguh nikmat.
Kate harus membuat Jhonathan kembali padanya. Mungkin jalang kecil itu yang merayu kekasihnya. Setelah ini, Kate berjanji kalau gadis itu akan mendapatkan balasannya.
Aaaahhhhhh Kate mendesah hebat saat milik Jhonathan sudah berada di dalamnya yang kemudian bergerak liar menghentak-hentak miliknya.
Kate selalu menyukai cara Jhonathan memuaskan dirinya. Hanya dia yang boleh memiliki Jhonathan batinnya sambil memejamkan matanya. Menikmati percintaan panas dan liar yang hanya boleh dirasakannya.
Jhonathan terus menghentakkan miliknya, menyerang liang hangat Kate dengan kasar. Hatinya diliputi oleh kemarahan. Entah ia marah pada siapa atau apa.
Saat Kate menyebut Jenny gadis pirang, hatinya langsung memanas. Jenny adalah gadis pirang. Jalang cilik yang terlihat menginginkannya tapi juga menjaga jarak dengannya.
Sial umpatnya dalam hati sambil terus memompa Kate yang sudah mencapai klimaksnya tanpa memberi jeda pada Kate.
***
"Sepertinya kau sangat menyukai pantai?" ucap Tom.
Aku berjalan di bibir pantai, membiarkan air laut membasahi kakiku. terasa dingin dan menyegarkan. "Memangnya siapa yang tidak menyukai pantai?" tanyaku pada Tom.
"Mungkin Olaf" jawab Tom mencoba bercanda.
"Hei, dia akan mencair kalau berada di pantai" serunya lagi.
Aku tertawa mendengarnya. "Ana akan membuatkan awan salju untuknya. Mungkin dengan sedikit sirup" ucapku dengan wajah yang terlihat serius membuat Tom tertawa.
Suara deburan ombak dan burung-burung yang terbang memanjakan mata kami. Angin yang bertiup kencang menerbangkan rambutku.
"Apa yang ingin kau lakukan dalam hidupmu?" ucap Tom tiba-tiba. Pandangannya lurus ke depan. Tatapan matanya terlihat kosong, menerawang jauh ke tengah lautan.
Aku mengambil air laut menggunakan kedua tanganku kemudian mencipratkannya ke wajah Tom. Tom terkejut dan menaikkan salah satu alisnya.
"Ini yang ingin kulakukan" ucapku kemudian mengambil lagi air laut dan mencipratkannya lebih banyak ke Tom.
"Oh, kau ingin bermain-main rupanya" ucap Tom. Ia kemudian melakukan hal yang sama padaku.
Hahahahaha
Kami tertawa-tawa sambil terus saling melempar siraman air laut. Sore ini adalah sore terbaik dalam hidupku. Mungkin juga buat Tom.
Aku melihat dirinya yang berbeda. Ia tertawa lepas, seolah bebannya sudah hilang.
Beban apa yang menghimpit Tom batinku.
"Lihat bajuku basah Jen" serunya.
"Aku juga" ucapku.
"Sebentar lagi malam, kita kembali saja. Mungkin Sarah dan James sudah kembali" ucapku.
Raut wajah Tom berubah. Wajah bahagianya tiba-tiba berubah datar. "Kau benar, kita kembali saja" ucapnya kemudian.
Kami berjalan dipinggir pantai dalam keheningan. Suara debur ombak menjadi latar keheningan kami.
"Jen,"
"Hm" ucapku saat Tom memanggil namaku dengan lirih.
"Bagaimana menurutmu tentangku?" tanyanya.
Lama aku terdiam. "Menurutku kau baik" ucapku.
Tom mengangguk. "Semoga kau percaya kalau aku benar-benar baik" gumamnya lagi namun masih bisa kudengar.
"Apa kakimu masih sakit?" ucap Tom. Aku berhenti melangkah dan melihat ke arah kakiku yang perbannya basah kemudian pelan menggoyang-goyangkannya.
"Sepertinya sudah tidak sakit lagi" ucapku.
Tom tersenyum kemudian mengangguk pelan. Aku menatap punggungnya. Aku tidak mengerti dengan Tom. Hari ini ia terlihat aneh. Meski aku tidak terlalu dekat dengannya, tapi aku tahu ada yang berbeda.
"Sarah," aku memanggil Sarah begitu sampai didalam mansion.
"James," kali ini aku berteriak memanggil James.
"Kenapa sepi sekali Tom?" ucapku.
"Mungkin mereka sedang berdua di dalam kamar" ucap Tom acuh.
"Ya sudah. Aku mau mandi dan berganti pakaian. Kau juga Tom, nanti kau bisa sakit" teriakku sebelum menutup pintu kamar.
Setengah jam kemudian, aku kebawah dan hanya menemukan Bibi Linn. "Bibi Linn, dimana yang lainnya?"
"James dan Sarah sepertinya belum kembali" ucap Bibi Linn seraya meletakkan makanan keatas meja.
Aku mengernyit heran, tak lama aku kemudian berlari ke arah kamar Sarah. Kamar itu masih rapi dan bersih. "Benar mereka belum kembali" gumamku.
Aku kembali ke ruang makan. "Bibi tahu kemana Tom pergi?" tanyaku.
"Dia tidak mengatakan apa-apa padaku" ucap Bibi Linn.
Aku berlari ke kamarku dan mengambil ponselku. Berkali-kali aku mencoba menghubungi Sarah dan James tapi ponselnya tidak aktif
Perasaanku menjadi tidak enak. Jantungku berdetak kencang. Aku mencari-cari nomor Tom dan mencoba menghubunginya.
Tidak aktif.
"Ya Tuhan ucapku" kemudian berlari keluar mansion.
"Tooommmm" panggilku.
"Saraaaaahhh."
"Jameeeeesss."
Hanya kegelapan yang ada. Dan debur ombak yang bergerumuh memecah keheningan.
"Bodoh" umpatku.
Usaha James yang tidak menginginkanku untuk ikut bersamanya. Dan sikap serta ucapan Tom yang aneh kembali berputar di ingatanku.
"Mike. Ya, aku harus segera menghubungi Mike" ucapku pelan sambil mencoba menghubungi Mike.
"Sarah, kau harus baik-baik saja" ucapku cemas sambil menunggu Mike menerima panggilanku.
***
Ini belum versi revisi gaes, biar tetep inget dulu awal menulis kemampuan hanya segini, bukan berarti skarang hebat tapi tahu sedikit dr sebelumnya hehehe
Intinya berani mencoba ya 🤗
Yang mau next komen sini yah 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top