20 - Disturb You

"Ada apa dengan kakimu?" tanya Sarah khawatir melihat perban yang membalut kaki Jenny.

"Hanya luka kecil" jawabku acuh.

"Jenny, kemana saja kau kemarin?" tanya Sarah.

Aku yang sedang berbaring dengan mata terpejam di atas rumput hijau di taman kampus membuka mata. Aku menatap Sarah yang terlihTlat khawatir dan sedikit curiga padaku.

"Aku keluar dengan Mike" jawabku.

"Kalian memiliki hubungan khusus?" selidik Sarah.

Aku mengernyitkan dahinya. "Kalau menurutmu kau beberapa kali keluar bersama seorang pria apa itu artinya ada hubungan khusus." jawabku.

"Kau ini" seru Sarah kesal.

"Oh ya. Kau tidak tahu kalau uncle Jhon marah sekali padaku" ucap Sarah.

Tubuhku menegang mendengar nama itu. Namun untung saja aku sedang memejamkan mata sehingga Sarah tidak bisa melihat perubahan di wajahku.

"Waktu itu James mengajakku ke apartemennya. Kau tahu kan James sangat jago mengemudikan mobil. Dia berhasil mengecoh para bodyguard uncle Jhon" Sarah tertawa mengingat kejadian itu.

"Dasar jalang" ejekku.

"Hei, terserah ya...yang penting aku bersama James" seru Sarah tidak terima.

"Hai sayang" James datang dan langsung mencium bibir Sarah lembut dengan sedikit lumatan di bibirnya.

"Hei, get your rooms."

Jenny bangun dari posisi tidurnya dan membersihkan beberapa rumput yang menempel di bajunya.

Sarah dan James tertawa mendengar ucapan Jenny.

"Kakimu kenapa?" tanya James.

"Hanya luka kecil" jawabku.

"Jawabannya itu saja dari tadi, membuatku kesal" ucap Sarah.

James memperhatikan luka di kaki Jenny cukup lama.

"Ada apa James?" tanyaku dengan tatapan menyelidik.

"Ah, tidak ada apa-apa" kata James.

"Aku mau mengajak Sarah pergi ke suatu tempat" kata James selanjutnya sambil meletakkan tangannya di bahu Sarah.

"Kemana?" tanya Jenny.

"Itu rahasia" ucap James yang membuat Sarah merona.

"Aku ikut" ucapku.

"Hei, kau mau mengganggu kencan kami" seru Sarah.

"Aku tetap akan ikut denganmu. Aku bosan sendirian" ucapku dengan santai.

"Tidak. Kau tidak boleh ikut" ucap Sarah.

"James. Please, bilang pada Sarah untuk mengijinkanku ikut" kataku meminta tolong pada James.

"Well, mungkin Sarah memang sedang tidak ingin di ganggu" ucap James tersenyum ke arah Sarah.

"Kalian ini,"

"Ada apa ini ribut-ribut?"

"Tom. Mereka tidak mau mengajakku bersama mereka" rajukku pada Tom yang baru saja datang.

"Memangnya kalian mau kemana?" tanya Tom pada James dan Sarah.

"James ingin memberi kejutan padaku, tapi Jenny mau mengganggu acara kami" kata Sarah.

"Ya sudah, Jenny bersamaku saja" ucap Tom.

"Bagaimana?" tanya James pada Sarah.

"Asal dia tidak mengganggu kami saja" ucap Sarah.

"Aku tidak akan mengganggu kalau kalian tahu tempat" ucapku membuat Sarah, James dan Tom tertawa.

"Berarti ini tidak menjadi kejutan lagi" ucap Sarah sambil mencebikkan bibirnya.

"Akan tetap ada kejutan untukmu sayang" ucap James menggigit kecil telinga Sarah.

"Seperti ini maksudku" ucap Jenny sinis.

Sarah tertawa mendengarnya.

"Jadi, kapan kita pergi?" tanya Tom.

"Sekarang saja. Sepertinya aku tidak melihat ada bodyguard yang mengikutiku" ucap Sarah.

"Ayo kita berangkat sekarang" ajak James.

"Tom, kau dan Jenny di mobilmu ok" ucap Sarah sambil menggandeng tangan James.

"Benar-benar tidak mau di ganggu" gerutuku membuat Sarah kembali tertawa.

"Memangnya kita akan kemana?" tanya Jenny pada Tom saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Kita ke mansionnya James di dekat pantai. Baru satu bulan ini selesai di renovasi" jelas Tom.

"Apa kita akan menginap?" tanya Jenny.

"Menurutku lebih baik kita menginap. Sunrise disana sangat bagus. Sayang sekali kalau kita lewatkan" ucap Tom.

"Aku tidak punya baju ganti" ucap Jenny.

"Kita mampir ke toko dulu bagaimana?" tanya Tom.

"Ide bagus" jawab Jenny.

Tom mengajak Jenny ke sebuah toko pakaian. Jenny memilih-milih kaos dan celana santai dan beberapa pakaian dalam. Setelah itu mereka mampir di supermarket.

Membeli beberapa peralatan mandi dan juga makanan ringan. Untuk makan disana ada pelayan khusus yang merawat mansion itu.

Saat Tom sedang membayar belanjaan mereka di kasir telepon Jenny berdering.

"Sebentar ya" ucap Jenny pada Tom.

Jenny berjalan menjauh dari Tom dan menerima panggilan telepon dari Mike.

"Kau sudah selesai menelpon?" tanya Tom yang sudah berada di belakangku.

"Sudah. Ayo" ajakku.

Tom melajukan mobilnya menuju mansion James. Menurut Tom waktu yang di butuhkan mereka sekitar lima puluh menit untuk sampai ke mansion James.

"Kalau kau mengantuk, tidur saja dulu" ucap Tom.

"Terima kasih. Apa kau mau aku ganti menyetir?" tanya Jenny.

"Tidak. Tidurlah. Aku akan mebangunkanmu kalau kita sudah tiba" ucap Tom.

"Baiklah. Sebenarnya aku mengantuk" kataku sambil berusaha memejamkan mata.

"Jenny bangunlah."

Aku mengerjapkan mata dan duduk. "Apa kita sudah sampai Tom?" tanyaku.

"Iya. Ayo, James dan Sarah sudah sampai" kata Tom.

Aku keluar dari dalam mobil dan membantu Tom mengeluarkan barang-barang kami.

"Kalian lama sekali datang?" tanya Sarah menyambut kedatangan kami.

"Kau juga senang kan?" tanyaku.

Sarah tertawa dan membantuku membawa barang-barang itu ke dapur.

"Bibi Linn. Tolong di rapikan ya" pinta Sarah pada seorang pelayan paruh baya.

"Baik non" ucapnya.

"Kamar kalian di atas. Silahkan pilih. Tapi jangan pakai yang pintunya ada ukiran naga. Itu kamar kami" kata James memeluk pinggang Sarah.

"Jangan khawatir" ucap Tom terkekeh pelan.

Tom masuk ke dalam dapur dan kembali membawa kotak obat. Tom berjongkok di depanku membuatku menjadi salah tingkah.

"Kau mau apa Tom?" tanyaku.

"Perbanmu harus di ganti. Diamlah" perintah Tom.

"Ya sudah kami, mau ke balkon dulu. Jangan mengganggu oke" ucap Sarah.

"Aww" ringisku pelan.

"Masih sakit?" tanya Tom.

"Sedikit" jawabku.

Tom membersihkan lukaku dengan sangat telaten. Ia membalutnya dengan perban baru.

"Selesai" ucap Tom senang.

"Terima kasih" ucapku.

"Kau mau menonton?" tanya Tom. Aku menganggukkan kepala.

Tom menyalakan televisi dan mulai mencari beberapa acara yang bagus.

"Nanti sore kita jalan-jalan di pinggir pantai bagaimana?" tanya Tom.

"Pasti menyenangkan" ucapku senang.

***

"Apa kita harus menyusul nona Sarah?" tanya Alex pada Jhonathan.

"Siapa saja yang ikut dengan mereka?" tanya Jhonathan.

"Nona Sarah, James, Tom dan Nona Jenny" jawab Alex.

Jhonathan mengepalkan kedua tangannya tanda ketidaksukaannya. Sepertinya Tom menyukai Nona Jenny" jelas Alex.

"Aku tidak menanyakannya" jawab Jhonathan. Alex membungkukkan badannya tanda bahwa ia mengerti. Namun apa yang di ucapkan dan apa yang di perlihatkan Jhonathan terlihat berbeda, membuat Alex tersenyum dalam hati.

"Apa kau sudah mengirim beberapa orang untuk mengawasi mansion itu?" tanya Jhonathan.

"Sudah" jawab Alex singkat.

"Bagaimana dengan luka di kakinya?"
Alex mengernyitkan dahinya tanda bahwa ia tidak mengerti.

"Kaki jenny sedang terluka. Apa dia baik-baik saja?" tanya Jhonathan menatap Alex. Dan Alex baru mengerti arah pertanyaan Jhonathan.

"Menurut laporan. Luka Nona Jenny sudah di bersihkan dan perbannya sudah terganti dengan yang baru. Tom yang melakukan semua itu pada Nona Jenny" jelas Jhonathan

Rahang Jhonathan mengeras.

Dasar wanita jalang batinnya marah. Sangat marah.

"Alex, siapkan mobilku."

***

Follow ig aku ya dewie_sofia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top