18 - Sarah
"Darimana saja kau?" tanya Jhonathan pada Sarah yang baru saja masuk ke dalam rumahnya.
"Uncle," seru Sarah terkejut.
Sarah pulang kerumahnya tepat pukul sepuluh malam. Dan Jhonathan benar-benar marah pada keponakannya. Jhonathan tidak bisa membayangkan hal buruk akan terjadi pada Sarah.
"Aku pergi bersama James uncle, kenapa kau marah-marah seperti ini?" ucap Sarah sambil menyembunyikan raut wajah terkejutnya.
"Kau sengaja mengecoh para bodyguardmu agar mereka tidak mengikutimu bukan?" kata Jhonathan langsung.
"Apa maksud uncle? aku tidak mengerti" sanggah Sarah.
"Benar kau sengaja melakukan itu Sarah?" tanya Mrs Brown yang juga ada di sana.
"Mom," rajuk Sarah pada ibunya.
"Mom tidak mengerti sama sekali Sarah. Kau tahu keadaan perusahaan dan keluarga kita sedang dalam masalah sekarang. Dan mereka juga mengincarmu. Bagaimana kalau mereka berhasil mencelakaimu!" seru Mrs Brown emosi hingga ia menangis.
Ia benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya kalau para penjahat itu berhasil mencelakai Sarah. Putri satu-satunya yang sangat di cintainya.
"Mom," ucap Sarah lirih. Ia merasa sangat bersalah pada ibunya. Sarah mendekati ibunya dan memeluk ibunya erat. "Maafkan Sarah Mom" ucapnya di telinga ibunya.
"Kalau kau senang melihat ibumu seperti ini, lakukan apa saja yang kau inginkan." kata Jhonathan.
Sarah yang sudah merasa sangat bersalah hanya bisa diam. Ternyata apa yang di lakukannya hari ini membuat orang-orang yang di cintainya sangat mengkhawatirkan dirinya.
"Sudahlah. Kamu istirahat dan jangan ulangi lagi." ucap Mrs Brown.
"Iya Mom. Daddy mana?" tanya Sarah.
"Daddy masih di kantor, pekerjaannya belum selesai." Ucapan Ibunya membuat Sarah semakin merasa bersalah. Ayahnya masih di kantor padahal sudah pukul sepuluh malam. Ibunya benar, keadaan perusahaan sedang tidak baik.
"Jenny sudah ada di sini. Kau mungkin mau menghubunginya" ucap Jhonathan datar. Sarah tersenyum lega mendengarnya.
"Terima kasih uncle" ucap Sarah namun Jhonathan tetap diam. Menandakan kalau ia masih marah membuat Sarah merasa bersalah juga pada Pamannya yang selalu menjaganya.
"Maafkan Sarah Mom, Uncle Jhon" ucap Sarah kemudian melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Sarah masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung membuka seluruh pakaiannya tanpa menunggu dirinya masuk ke dalam kamar mandi.
Sarah menyalakan air panas di dalam bathtubnya dan mulai berendam setelah airnya sudah cukup hangat. Tak lupa ia menuangkan wewangian dengan aroma lavender kesukaannya.
Setelah berendam cukup lama, Sarah mengenakan kimononya dan keluar dari kamar mandi. Sarah mengambil ponselnya dan melihat beberapa panggilan dari James. Sarah menekan nomor James dan menghubunginya.
"Halo James" sapa Sarah setelah James mengangkat panggilannya.
"Kau baik-baik saja?" tanya James khawatir.
"Tentu saja. Kenapa bertanya seperti itu?" ucap Sarah sambil memilih baju tidurnya di lemari.
"Kau tidak mengizinkanku mengantarmu sampai ke dalam rumahmu. Apa Mom marah padamu?"
"Ya, begitulah tapi kau jangan khawatir, aku baik-baik saja James" kata Sarah yang sedang berusaha memakai baju tidurnya, dengan menjepit ponselnya di antara telinganya dan bahunya membuat suaranya sedikit tenggelam.
"Kau sedang apa my lavender?" tanya James dengan suara menggoda.
"Aku baru saja selesai mandi dan baru saja aku melepaskan kimonoku dan aaahhh" ucap Sarah seperti mendesah dan kata-katanya terhenti.
"Sarah. Apa yang sedang kau lakukan?" James bertanya dengan suara seraknya.
"Sarah," panggil James sekali lagi karena ia belum mendengar balasan apapun dari Sarah.
"Sorry sayang, tadi aku kesulitan memakai baju tidurku sambil menelpon, jadi aku memakainya dulu" ucap Sarah dengan suara yang menahan tawanya.
"Sarah" seru James marah karena ia berhasil di permainkan oleh Sarah.
Hahahaha Sarah akhirnya tertawa. "Jangan bilang kalau kau berpikiran mesum sayang" ucap Sarah sambil berusaha menghentikan tawanya.
"Kau akan mendapatkan hukumanmu sayang, kau tahu apa akibatnya kalau kau mempermainkanku bukan?" ancam James.
Sarah menghentikan tawanya dan berkata. "Kau selalu tahu kan sayang, aku selalu menyukai apapun hukumanmu untukku" kata Sarah dengan suara yang sangat menggoda.
***
"Kapan kau akan menjalankan rencanamu?" tanya laki-laki berkaca mata hitam itu.
"Sebentar lagi." jawab laki-laki berbadan tegap itu.
Laki-laki berkaca mata itu tertawa. "Kau tidak bisa melakukan apa-apa, katakan saja."
Laki-laki berbadan tegap itu mengepalkan tangannya." Aku bukannya tidak bisa. Tapi , belum. Lihat saja nanti" ucapnya tegas. Namun ada kemarahan yang tersirat di sana.
"Baiklah kalau begitu, aku menunggu tindakanmu. Kalau masih sama, aku yang akan bertindak." kata laki-laki berkaca mata hitam itu sebelum pergi.
***
Luv yuh 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top