14 - Problem

"Hi mom, i miss you" Jenny memeluk ibunya lama.

"Kenapa baru pulang sekarang?" tanya ibunya dengan wajah kesal.

"Maafkan Jenny mom. Jenny sibuk kuliah" ucapnya dengan wajah menyesal.

"Benar hanya sibuk kuliah?" tanya ibunya.

Wajah menyesal yang diperlihatkan Jenny memudar karena ucapan ibunya. "Mom" ucapnya merajuk. Dia meletakkan koper mininya didekat meja makan dan langsung makan.

"Ah lezatnya. Aku rindu masakan mom. Sangat" pujinya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Sering-sering pulang biar bisa makan masakan mom."

Lagi-lagi momnya ini membicarakan mengenai dirinya yang jarang pulang. Bukan apa-apa tapi....

"Jangan melamun."

"Iya mom"jawab Jenny pelan. " Oh ya, where's little Joe mom?" tanya Jenny yang tidak melihat keberadaan adiknya.

"Joe ada kegiatan disekolah. Dia mengambil salah satu ekstrakurikuler jadi pulangnya sore" jawab ibunya.

Jenny menyelesaikan makannya. "Mom. Aku ke kamarku dulu ya. "kata Jenny, Kemudian dia menyeret koper mininya ke kamarnya di lantai dua.

Aaahhhh

Jenny merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya. Dia benar-benar merindukan kamarnya ini.

&&&

"Ada apa ini?" Jhonathan melangkah dengan cepat ke dalam ruangan Mr Brown.

"Ada hacker yang berusaha menerobos sistem keamanan jaringan perusahaan kita" kata Mr Brown.

"Lalu?" tanya Jhonathan tajam.

"Pertahanan kita sudah pasti tidak bisa di terobos. Mereka hanya bisa membobol tingkat keamanan di level bawah."

"Mereka sudah mulai menjalankan aksinya setelah kejadian pada Sarah waktu itu" guman Jhonathan.

"Tingkatkkan pengamanan. Terutama di ruang inti. Lakukan secara random" perintah Jhonathan pada beberapa anak buahnya yang juga sedang berada disana.

Alex sedang melakukan sesuatu yang penting sesuai perintahnya. Kalau tidak, pasti Alex yang menanganinya.

"Baik pak" jawab mereka serentak.

"Mereka sudah berani mencoba membobol sistem keamanan kita"kata Jhonathan dengan nada dingin.

"Kita harus terus memantau peningkatkan sistem keamanan sampai mereka menunjukkan dirinya" kata Mr Brown.

"Pengawalan terhadap kakak dan Sarah harus diperketat. Jangan izinkan mereka keluar kalau tidak ada yang penting" kata Jhonathan.

"Sudah kulakukan. Menurutmu, langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya?" tanya Mr Brown.

(..........)

&&&

"Ada apa?" tanya James menghampiri Sarah di depan kelas.

"Aku tidak bisa menghubungi Jenny."

"Apa dia tidak meninggalkan pesan apa-apa?"

Sarah menggeleng. "Tidak ada"ucapnya khawatir.

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Bukankah dia bisa menjaga dirinya."

"Iya aku tahu. Tapi tetap saja aku mengkhawatirkannya. Dia seorang gadis" kata Sarah. Terlihat raut wajahnya yang nampak khawatir.

Jason yang melihat wajah kekasihnya seperti jadi prihatin. "Ok. Sejak kapan kamu tidak mendapat kabar darinya?"

"Sudah tiga hari ini" jawab Sarah lemah.

"Kamu sudah mengiriminya pesan?"

"Sudah."

"Kalau begitu, kita tunggu dia membalas pesanmu."

"Apa itu tidak terlalu lama?" Sarah menatap James sendu.

Jason mengecup bibir Sarah membuat Sarah merona malu. "Kita jalan dulu. Siapa tahu nanti Jenny menghubungimu" ucap James yang langsung disetujui Sarah.

"Kita mau kemana?" tanya Sarah.

"Bagaimana kalau kita menonton? Filmnya keren-keren" kata James mengusulkan.

"Aku tidak mau di tempat yang ramai. Berisik" kata Sarah, kemudian mendudukkan dirinya di mobil Jason.

"Aku punya koleksi film yang bagus. Kau mau nonton di apartemenku?" kata James menawarkan.

Sarah terlihat sedang berpikir tapi kemudian berkata. "Boleh juga" ucapnya yang langsung disambut senyum James. Tapi, ada satu masalah.

"Bagaimana dengan para pengawalmu?" tanya James.

"Bukankah kau ahli dalam hal ini" kata Sarah tersenyum nakal.

James tersenyum penuh kemenangan. "Bersiaplah honey."

James mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal. Tapi matanya mengawasi kaca spion. Saat, jalanan mulai ramai James langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Mobilnya menyalip mobil-mobil lainnya dengan sangat mulus. Tak lebih dari 20 menit, aksi melarikan dirinya pun berhasil.

Sarah terlihat sedang mengatur nafasnya yang naik turun membuat James terkekeh pelan melihatnya.

"Kenapa masih belum terbiasa honey?" tanya James.

"Kau ini. Ayo" ajak Sarah. Dia turun dari mobil. Setelah James keluar, Sarah langsung menggamit lengan James dan menggandengnya.

"Kau pilih filmnya aja dulu. Aku ambilkan minumannya" ucap James setelah mereka sudah berada di dalam apartemen.

"Kau memilih film ini?"

James mendekat dan menyerahkan minuman dingin pada Sarah.

"Ini film bagus sayang" bela Sarah menerima minuman dari James. James duduk disebelah Sarah dan Sarah langsung meletakkan kepalanya dibahu James.

"Tapi bukan tentang cinderella juga. Apanya yang kau sukai?"

"Semuanya. "James mengacak rambut Sarah lembut.

"Kau sudah memiliki segalanya Sarah. Tidak perlu menunggu seorang pangeran yang akan mengubah hidupmu." kata James tertawa.

"Aku tidak menginginkan segalanya James."

Tawa James berhenti. "Lalu, apa yang kau inginkan itu?"

"Kau. Aku ingin kau selalu mencintaiku. Aku mencintaimu James."

"Aku juga mencintaimu. Sangat." ucap James. James membuat dirinya dan Sarah berhadapan. Tangannya mengelus seluruh bagian wajah Sarah.

Mendapat sentuhan tangan James di wajahnya membuat tubuh Sarah berdesir. Wajahnya terasa panas. James menunduk dan mulai mencium lembut bibir Sarah.

Sarah memejamkan matanya. Tangannya sudah melingkar indah dileher James.

Ciuman lembut dan memabukkan itu berubah menjadi lumatan panas dan bergairah.

Aaahhhhh

Desahan demi desahan memenuhi ruangan. James mengangkat tubuh Sarah dan mendudukkannya di pangkuannya.

Tangan Sarah menarik-narik rambut James. Ciuman itu makin dalam dan menuntut. Tangan James sudah melepas pakaian Sarah dengan cepat.

Sarahpun membuka kaos yang dikenakan James. Mereka kembali berciuman dan mendesah.

James melepaskan ciumannya. Dia menurunkan Sarah dari pangkuannya untuk melepas celananya.

Kini tubuh mereka sama-sama polos. Wajah merona Sarah semakin membuat James bergairah.

Diraihnya tubuh Sarah dan dibawanya kepangkuannya kembali dan aaahhhhh Sarah mendesah nikmat, saat kejantananan Jason melesak masuk kedalam miliknya.

James dan Sarah menghabiskan waktunya dengan saling mencumbu satu sama lain.

Sedangkan dilain tempat Jhonathan mengumpat marah.

"Bodoh" teriaknya marah saat para pengawal Sarah melaporkan apa yang terjadi.

"Menjaga satu orang saja kalian tidak becus. Apa yang kalian kerjakan."

"Maafkan kami tuan. Kami terkecoh" kata pengawal itu nampak ketakutan.

"Cari tahu keberadaan Sarah atau kalian akan menyesal."

"Ba.baik tuan." ucap para pengawal itu bersamaan.

"Jenny. Dimana dia. Bukankah dia selalu bersama Sarah?"

"Maaf tuan. Ta.tapi.nona Jenny juga tidak terlihat sejak tiga hari yang lalu."

"Apa?" Jhonathan terkejut dengan ketidakberadaan Jenny. Setelah kejadian itu dia berusaha menghindari gadis itu.

Gadis yang sudah memenuhi isi kepalanya beberapa hari terakhir.

"Pergilah. Cari mereka secepatnya."

"Baik tuan."

Jhonathan duduk dikursinya. Dadanya berdebar tak karuan. Dipejamkannya matanya sejenak. Dia menghela nafas panjang.

"Dimana kau" gumamnya pelan.

***

Thanks ya vomentnya 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top