Chapter 6: Shiganshina

Sebelum membaca tolong tombol bintangnya dipencet dulu ya!
.
.
AOT credit to Isayama Hajime-sensei
Blaire Smith credit to me.
.
Selamat membaca!

🍃🍃🍃

===========================

Shiganshina, distrik yang terletak di dinding Maria, dinding terluar. Distrik in terbagi menjadi dua, bagian luar dan bagian dalam. Rumah Beatrice terletak di Shiganshina bagian dalam. Rumahnya lumayan besar, terlihat seperti sebuah vila. Dan taman didepan rumah yang terlihat segar.

Terlihat dua orang anak perempuan, tengah berkebun di taman tersebut. Blaire dan Lily. Kedua gadis bersurai emas itu tengah menyirami bunga ophelia yang tumbuh subur di taman tersebut. Keduanya terlihat berbincang-bincang, sesekali tertawa lepas.

"Eeehh! Blaire makin tinggi ya, perasaan kamu dulu hanya sehidung Lily," ucap Lily penuh kekaguman.

Blaire berkacak pinggang lalu menaikkan dagunya angkuh. "Ya dong, kan Blaire anggota Pasukan Pengintai," ucapnya sombong.

Jangan tanya darimana sikap angkuhnya itu muncul. Ia terlalu banyak membaca novel bertema kerajaan, dan tanpa sengaja mengikuti sikap angkuh dan anggun dari para Putri dan Lady di novel yang Ia baca.

Lily mengerucutkan bibirnya. "Kamu kan tukang bunuh diri, jadi Lily iyain aja. Hahaha," cibirnya lalu tertawa.

Blaire mengembungkan pipinya kesal lalu ikut tertawa. Iya ya! Kan Blaire ikut Pasukan Pengintai, pasti akan cepat mati, batinnya.

Jujur ya, sebenarnya neng rada miris sama cara berpikir Blaire. Diumur 12 tahun yang notebene-nya masih umur anak-anak, dia udah mikir cara bunuh titan atau manusia dengan baik dan benar. Menurut dia, lebih baik mati dimakan titan daripada mati membusuk didalam dinding tanpa tahu kebenaran dunia luar. Sebenarnya itu bagus, cuman gak cocok sama umurnya yang masih terlalu muda.

Untuk pemikiran dia tentang membunuh manusia, itu dia dapetin gegara baca novel tentang peperangan. Entah itu novel nyeritain tentang apa, dia jadi punya pemikiran kayak gitu.

Menurut Blaire, orang-orang yang ngehalangin jalannya untuk mencapai pengetahuan tentang dunia luar itu harus mati, contohnya Polisi Militer. Blaire sama sekali tidak suka dengan divisi tersebut, walau ada Nile didalamnya. Menurut dia, Polisi Militer cuman orang-orang yang kepengen hidup enak dalam dinding layaknya hewan ternak yang diberi makan oleh pemerintah kerajaan.

Walaupun pemikirannya mengerikan kayak diatas. Tapi sifatnya sama sekali tidak menyeramkan. Blaire cenderung terlihat polos, penuh akan rasa ingin tahu, dan dia sangat aktif seperti anak kecil kebanyakan. But like some people say, don't judge a book from it's cover, right?

"Halo nona-nona, sedang bersenang-senang?," suara anak laki-laki terdengar. Blaire sangat familiar dengan suara tersebut.

Kedua gadis kecil tersebut melihat kearah pagar. "Dirk!," seru Blaire sambil berlari kearah pemuda itu, dengan senyum cerah.

"Halo," ucap Dirk dengan senyuman manis diwajahnya. Ia tengah berdiri dibagian luar pagar, sambil menyanggah pipinya dengan tangan kanan.

"Dirk siapa?," beo Lily yang tak lama ikut menghampiri pemuda berumur 14 tahun tersebut.

"Oh, halo nona, kamu pasti sepupu Blaire kan? Perkenalkan namaku Dirk Reiss, panggil saja Dirk," ucap Dirk sambil mencium punggung tangan Lily. Bau-bau pakboi.-Neng Orca.

Pipi Lily langsung memerah. "U-umm, na-namaku Lily Kleinston, salam kenal Dirk," ucapnya malu-malu, lalu tak lama Ia tersenyum manis.

Blaire memutar bola matanya malas. Kehadirannya terlupakan karena interaksi dua bocil ini. Jadi obat nyamuk itu gak enak gaes.

"Hei bocah! Udah mulai pintar merayu perempuan kau ya! Mau jadi apa kau?!," tegur seorang remaja lelaki yang tiba-tiba memiting kepala Dirk.

"Kak Urklyn!," seru Karin senang saat melihat pria itu memiting kepala Dirk.

"Oh, halo Blaire," Ia kemudian beralih ke Lily. "Halo nona, sepupunya Blaire ya, namaku Urklyn Reiss, salam kenal." ucapnya dengan senyum menawan.

"Li-lily Kleinston," ucap Lily malu-malu.

"Lepaskan aku, bodoh!," protes Dirk mencoba melepaskan diri dari pitingan Urklyn. Ia langsung menonjok bahu saudaranya setelah berhasil bebas.

"Aku mencoba jadi pawangmu disini. Mau berapa banyak perempuan yang harus kau rayu, huh? Jangan ikut-ikutan ayah memiliki banyak selir, karena nanti aku yang akan jadi rajanya," ucap Urklyn bangga lalu kemudian Ia tersadar lalu menutup mulutnya. Dirk langsung melotot saat sang kakak keceplosan mengucapkan kalau dia akan jadi raja.

"Raja?," Blaire membeo. Lily yang ada disampingnya hanya memperhatikan ketiga orang itu dengan pandangan polos.

Urklyn menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sementara Dirk memutar bola matanya malas. "A-ah itu, maksudnya aku akan jadi Kepala dikeluarga Reiss jika ayahku tidak mampu lagi. Secara teknis aku akan jadi raja dirumah, begitu," jelasnya canggung.

"Kakak tadi bilang tentang selir, mau poligami gitu? Blaire pikir Kak Urklyn laki-laki yang baik, ternyata bukan," ucap Blaire angkuh.

Dirk langsung tertawa lepas, sedangkan sang kakak salah tingkah. "Eh tunggu dulu, Blaire tahu arti selir dan poligami? Belajar darimana?!," seru Urklyn tak terima.

"Dari buku novel," ucap Blaire santai. Urklyn semakin panik dan Dirk mulai tertawa makin keras.

Sementara, Lily hanya diam memandangi mereka. Selir? Poligami? Itu artinya apa?, batinnya bingung. Apa yang bisa diharapkan oleh anak 12 tahun yang normal? Jangan bandingkan dengan Blaire yang abnormal oke? Eh, tapi neng berbuat hal yang tercela gak sih? Karena udah biarin anak polos kayak Lily, bersanding sama tiga manusia abnormal.

"Eh, jalan-jalan yuk. Blaire udah lama gak ke Shiganshina pasti sudah banyak yang berubah," ucap Blaire sambil menarik tangan sepupunya. Kedua remaja laki-laki itu langsung mengekori Blaire.

*****

Mereka berjalan-jalan sambil sesekali bersenda gurau. Suara tawa membumbung diantara mereka, membuat suasan menjadi hangat. Sehangat cahaya langit sore di Shiganshina.

"Eeehh?!! Jadi laki-laki itu boleh menikahi lebih dari satu wanita, dan itu disebut poligami?!," tanya Lily dengan tampang terkejut. Hilang sudah kepolosannya, Neng makin merasa berdosa.

Blaire mengangguk-angguk santai. Urklyn tersenyum canggung. Dan Dirk menahan tawa. Aish, dasar kalian makhluk-makhluk tercela_-.

Lily kemudian menatap Urklyn tajam. Pemuda berumur 16 tahun itu langsung gugup. "A-ada apa, Lily?," tanya Urklyn hati-hati. Walaupun baru bertemu selama satu jam, Urklyn sudah tahu dengan sifat Lily, yang sanagt tidak menyukai hal-hal yang berbau pengkhianatan. Poligami termasuk pengkhianatan 'kan? Iya nggak?.

Lily langsung memalingkan wajahnya dari Urklyn. "Menjijikkan."

"Eehh??!! Tu-tunggu dulu! Apa salah dan dosaku, Lily?!," seru Urklyn panik. Si adik langsung tertawa terbahak-bahak, setelah sekian lama menahan rasa gelinya. Blaire? Dia hanya berjalan santuy, seolah-olah dunia hanya berputar disekitarnya. Main Character Syndrome gaess.

"Bukankah Kak Urklyn tadi bilang mau poligami? Memalukan, tidak bisakah kakak setia dengan satu wanita saja? Lily jadi kasian sama calon istri kakak nanti," ucap Lily tajam. Duh nak, itu mulut pedes banget, siapa sih yang ngajarin?

Urklyn menatap gadis itu tak percaya. Bagaimana bisa anak berumur 12 tahun bisa mengatakan hal sekejam itu?! Ada apa dengan dunia?!! Baru Urklyn ingin membalas Lily, suara Blaire langsung menginterupsi.

"Daripada ngomongin hal yang nggak  berguna, mendingan Kak Urklyn sama Dirk beli camilan gih. Kesian Dirk daritadi ketawa terus, udah 11 12 sama orang kurang waras," ucap Blaire santai namun terkesan menusuk hingga ke ulu hati.

Kedua pemuda itu hanya memaklumi sikap Blaire. Mereka sudah bersama selama dua tahun, dan sangat tahu dengan perubahan sikap Blaire dari tahun ketahun. Dan perubahan sifatnya didasari oleh buku yang telah dibacanya. Mungkin dulu dia terkesan imut, baik hati dan menyenangkan, namun, sekarang dia lebih terkesan angkuh, dewasa dan sangat sombong, serta gila hormat. Tapi sisi baiknya, dia bisa menilai sifat seseorang hanya dengan sekali liat, mana yang berpura-pura dan mana yang benar-benar tulus.

Kedua pemuda itu hanya menuruti perintah gadis tersebut. Mereka berdua langsung pergi mencari camilan, sementara Blaire dan Lily menunggu dibuah bangku yang menghadap kearah sungai. Blaire menutup kedua matanya sambil mendengarkan suara aliran sungai yang sangat menenangkan. Lily yang ada disampingnya hanya mengayun-ayunkan kedua kakinya.

"Lily, kamu tahu bunga ophelia melambangkan apa?," tanya Blaire. Ia kemudian menampakkan kembali sepasang iris lautnya lalu menatap kearah sang sepupu.

Lily menelengkan kepalanya. "Bunga yang ditanam ibu di taman depan tadi?."

Blaire mengangguk, lalu tersenyum lembut. "Bunga ophelia melambangkan keanggunan dan kekuatan seorang wanita, namun juga terdapat kesucian didalamnya," jelasnya.

Lily mengerutkan keningnya, tak mengerti apa yang coba Blaire sampaikan. "Lalu? Ada apa memangnya?," tanyanya dengan tatapan polos.

"Blaire ingin seperti bunga ophelia, terlihat anggun dan kuat namun juga suci," jelas Blaire.

Lily mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Blaire pasti bisa kok. Sekarang aja Blaire udah keliatan kayak gitu, pasti bisa!," ucapnya dengan penuh binar dimata madunya.

Blaire hanya berdehem. Tak lama kemudian ada sekelompok anak berlari dihadapan mereka, terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Ketiga anak itu kearah ujung dinding sambil tersenyum bahagia. Blaire tak sengaja terpaku pada mata beriris zamrud milik anak laki-laki yang memimpin kelompok tersebut.

Sang Perampas, Eren Yeager, sebuah suara memasuki pikirannya. Blaire mengerutkan dahinya. "Hah?," beonya pada diri sendiri.

Note: "Upsurper Eren Yeager" dari scene Warhammer VS Attack

"Blaire ada apa?," tanya Lily khawatir dengan perubahan wajah Blaire.

Blaire tersentak lalu tersenyum lembut kepada gadis tersebut. Ia menggeleng pelan, "Blaire tidak apa-apa. Ngomong-ngomong Kak Urklyn sama Dirk mana ya? Kok lama sih?," ucapnya mengalihkan topik pembicaraan.

"Eh iya nih. Tapi Blaire, tadi kamu mikirin apa?," tanya Lily yang masih penasaran dengan Blaire.

Blaire terkesiap. Ia juga bingung dengan isi pikirannya. Siapa Eren Yeager?.

"Ah, itu, hanya saja Blaire merasa akan ada hal besar yang terjadi hari ini," ucapnya sambil tersenyum pahit. Dia tidak berbohong. Blaire merasakan hal sangat mengganjal, namun dia tidak tahu itu apa. Tiba-tiba perasaan gelisah dan takut bergejolak didadanya. Seolah-olah hal yang sangat berharga dalam hidupnya, seperti sepupu dan bibinya akan menghilang dengan satu kedipan mata.

"Eh?!," latah kedua gadis bersurai emas itu bersamaan. Tanah yang ada dibawah mereka mulai bergetar tak karuan, seolah-olah ada tapakkan kaki raksasa yang tengah berlari. Terdengar juga suara panik orang-orang secara bersamaan. Mereka berdua menatap keatas.

Bedebum!

To be continue>>>>>>>>>

========================

Hehe, mohon maaf ya kugantung.

Btw, neng orca pengen ucapin makasih buat kalian yang udah setia baca dan nungguin cerita ini update. Neng beneran merasa terharu banget karena banyak yang baca cerita neng. Padahal awalnya neng cuman iseng doang bikinnya ternyata lumayan banyak juga yang baca.

Seharusnya cerita ini dipublish 3 hari yang lalu. Tapi gegara neng ketemu novel bagus di watty dan chap nya ada ratusan, jadi mau gak mau nunda nulis cerita ini karena harus nyelesai book yang neng baca kemarin. Maaf ya semuanya, neng khilaf😭

Btw, neng bakal up biodata dan visual Blaire, kalau cerita ini nyampe 1k view. Jadi udah itu aja.

So bye bye! See you next time! And stay safe everybody!❣️

[Senin, 10 Mei 2021]

Orca_Cancii🐳

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top