Part 18
daehyun duduk bersandar di atas ranjang sembari menatap malas ke arah sofa,dia sudah cukup bahagia pagi ini karna tidak melihat seungwoo saat dia bangun tapi entah setan apa yang membawanya kemari lagi tepat setelah youngjae pergi dan yang lebih parahnya lagi dia terlihat menikmati buah buahan yang di bawa youngjae ke sana sebelum berangkat ke kampus pagi ini,bahkan daehyun belum menyentuhnya sedikitpun,merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya seungwoo mendongakkan kepalanya.
"kenapa melihatku seperti itu kau mau...." ujarnya dengan mulut yang masih penuh,daehyun hanya membuang muka menatap ke luar jendela.
seungwoo kemudian berjalan kearah daehyun dan duduk di sampingnya membuat daehyun menoleh dan membuatnya merasa tidak nyaman karna sikap seungwoo yang sok akrab,daehyun melihat seungwoo yang tengah memotong buah apel dan memberikan sepotong apel padanya tapi daehyun sama sekali tidak bereaksi.
"kenapa,cepat ambil presdir sudah susah susah membawanya kemari hargailah sedikit"
daehyun kemudian mengambil apel tersebut tapi tidak langsung memakannya dan malah memandangi apel tersebut membuat seungwoo melihatnya dan mendengus kesal.
"kau ini,aku memberikannya untuk kau makan kenapa kau malah memandangi nya seperti melihat seorang wanita saja eoh..."
daehyun hanya menatap seungwoo tanpa ekspresi sebenarnya bukan karna fikirannya kosong justru fikirannya saat ini sangat penuh dan yang saat ini terlintas di fikiran daehyun adalah kenapa orang ini berisik sekali.
seungwoo yang tidak sabaran memegang tangan daehyun dan mengarahkan apel tersebut ke mulut daehyun yang terpaksa terbuka,daehyun memukul tangan seungwoo ketika saking kerasnya seungwoo mendorong tangannya hingga menyakiti giginya.
"ahjusi sudah gila akh..." daehyun memalingkan wajahnya sembari memegang sudut bibirnya yang juga sakit sedangkan seungwoo hanya tertawa ringan tanpa dosa membuat daehyun menatap tajam ke arahnya.
"hehe....salah mu sendiri aku menyuruhmu makan tapi kau malah memandangi apel seperti memandangi seorang wanita,kenapa apa wanita mu mirip seperti apel" goda seungwoo yang mendekatkan wajahnya pada daehyun dan menunjukkan apel di tangannya.
daehyun menyunggingkan senyumnya,"kau sangat lucu heheh enyahlah dari hadapanku"ujar daehyun yang langsung memalingkan muka,setelah tidak terdengar suara lagi dan juga tidak ada pergerakan sama sekali dari seungwoo daehyun menggerakkan ekor matanya untuk melihat keberadaan seungwoo dan yang benar saja bukannya pergi seungwoo masih duduk di tempat sebelumnya sembari menikmati apel di tangannya, membuat daehyun benar benar melihat ke arahnya.
"sudah pergi kenapa masih kembali" teguran daehyun membuat seungwoo mengangkat kepalanya dan menatap daehyun dengan kening yang berkerut.
"boleh aku tanya"
daehyun tidak menjawab.
"apa pria busan selalu seperti ini"
"apa maksudmu"
"aniya" ujar seungwoo sembari memalingkan wajahnya seperti menghindari tatapan daehyun, "seumur umur baru kali ini aku bertemu dengan orang busan"
"lalu kenapa tiba tiba kau menemui orang busan"
seungwoo kembali menatap daehyun dengan tatapan menyelidik dan juga kerutan di kening,mungkin karna memang dia adalah seorang kepala detektif wajar saja jika wajahnya selalu seperti itu.
"apa untungnya aku menjawab pertanyaanmu"
daehyun tertawa tidak percaya sembari bergumam dan memalingkan muka dia kemudian mengarahkan pandangannya kembali pada seungwoo dan kali ini nada bicaranya menjadi sangat bersemangat.
"kalau begitu kenapa masih di sini jika tak ada satupun pertanyaan yang ingin kau jawab,pertama aku bukan temanmu,bukan kerabatmu,bukan keluargamu,bukan adikmu kenapa kau harus selalu menunjukkan wajahmu di depanku,pergi sana kau membuatku semakin pusing" ujar daehyun dengan sangat cepat bahkan mungkin seperti dia tengah melakukan sebuah rap entah seungwoo memahami perkataannya atau hanya memahami bagian awal dan akhir saja.
"kau dongsaeng ku"
"ne..." raut wajah daehyun kembali datar,sedangkan seungwoo membuang pandangannya ke arah lain sebelum akhirnya menjatuhkan pandangannya pada tangannya yang tengah memainkan pisau.
"aku tidak tahu lagi harus kemana jadi diamlah sebentar aku akan pergi sebelum presdir kecil itu datang kemari"
"lalu kenapa kau mengatakan bahwa aku adalah dongsaeng mu"
seungwoo mengarahkan pandangannya pada daehyun dengan menggertakkan giginya dan seakan akan ingin memukul daehyun tapi tidak jadi ketika dia melihat tanggannya masih memegang pisau.
"apa kau bodoh,aku mengatakannya karna kau lebih muda dariku memangnya siapa juga yang mau jadi kakakmu" ujarnya setengah berteriak.
"mwo....kenapa kau malah marah padaku harusnya aku yang marah,lagi pula siapa yang mau memiliki kakak seperti ahjusi eoh....."
"mwo.....kau memanggilku ahjusi lagi,apa kau dungu panggil aku hyung....hyung....aku bahkan belum menikah kenapa kau terus saja memanggilku ahjusi, apa kau ingin berkelahi"
"ahjusi yang lebih dulu berteriak"
"mwo.....ahjusi,ishhh,jinjja,ku bunuh k.."
perkelahian antar mulut mereka terhenti seketika saat pintu tiba tiba terbuka dan menampakkan seorang perawat yang menyembulkan kepalanya dari celah pintu,dia menaruh telunjuknya di depan bibir sebagai isyarat agar mereka diam,seungwoo yang melihatnya kemudian tertawa canggung.
"ahh aku mengerti aku minta maaf,dongsaeng ku ini cukup keras kepala,dia duluan yang mengajakku berkelahi aku minta maaf"
daehyun mendengus kesal sembari memalingkan wajahnya,"jadilah anak yang baik,jadilah anak yang baik"ujarnya yang tiba tiba mengelus kepala daehyun, daehyun ingin menyingkirkan tangan seungwoo tapi seungwoo tiba tiba menarik kepalanya dan mengapit lehernya dengan lengannya sembari meneruskan tawanya yang terdengar sangat garing.
"ahjusi sudah gila"
"diam atau kupatahkan lehermu" ancam seungwoo yang terdengar seperti suara lebah."anak baik heheh...."
~|~
jonghyun masuk ke ruang kerja presiden di blue house,tampak presiden yang tidak sendirian karna ada shin hyukjae di samping kiri meja dan tampaknya mereka baru saja membahas hal yang serius saat jonghyun tidak ada,jonghyun mendekat ke sisi kanan presiden dan menyerahkan berkas yang ia bawa dari kantor youngjae.
presiden dengan santai mengambil berkas tersebut dan membukanya,setelah membuka lembar kedua dia menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum, bukan senyum bangga melainkan senyum yang biasa di lontarkan untuk menyindir seseorang.
"saham perusahan terus melonjak semenjak anda menyerahkan perusahaan kepada tuan muda,itu adalah laporan yang di ambil di tahun pertama dan laporan baru baru ini"
jonghyun kemudian menyerahkan sebuah majalah yang sedari tadi tetap berada di tangannya, presiden meliriknya sekilas begitupun hyukjae tapi tampaknya presiden lebih tertarik dengan laporan perusahaan ketimbang foto pada sampul majalah bisnis di hadapannya.
"hampir di semua majalah bisnis membahas tentang tuan muda dan juga peningkatan saham yang sangat tinggi,beberapa dari mereka berharap bisa mewawancarai tuan muda dalam waktu dekat"
"jadi apa keputusannya" pertanyaan hyukjae seakan mewakili apa yang ingin di tanyakan oleh presiden.
"tuan muda tampak tidak tertarik"
"setelah dari gangwon-do suruh dia melakukannya,bagaimanapun dia juga harus mempertanggungjawabkan apa yang telah di buatnya kepada rekan rekannya,dia tidak bisa lari begitu saja" sahut presiden dengan santai sembari menaruh berkas tersebut dan menutupi majalah yang berada di meja.
jonghyun ingin sekali menghela nafas,tapi dia tahu bahwa itu akan menjadi kesalahan besar jika dia menghela nafas di depan presiden,presiden kemudian bangkit dari duduknya.
"dan pastikan persiapan kampanye untuk kenaikanku tahun depan segera di selesaikan" ujarnya dan berjalan menuju pintu keluar di ikuti oleh hyukjae yang sekilas melihat ke arah jonghyun sebelum pergi menyusul presiden.
ketika merasa bahwa hanya dirinya yang tinggal di sana,jonghyun menghela nafas beratnya dan melihat ke arah pintu yang terbuka lebar dan presiden yang tak terlihat lagi,jonghyun mendekat ke meja dan mengambil majalah yang berada di bawah berkas tersebut,jonghyun menarik sudut bibirnya menjadi seulas senyum,senyum yang benar benar tulus layaknya seorang ayah yang menyanyangi anaknya.
"kau tumbuh dengan sangat baik,kau anak yang baik dan bijaksana bencilah kami para orang tua yang hanya bisa menyakiti mu asal jangan benci dirimu sendiri"
jonghyun mengusap foto youngjae yang terpampang di sampul majalah dengan senyuman yang penuh dengan keprihatinan.
Jo Seungwoo Ahjusi
untuk lebih jelas bisa lihat langsung dramanya
yang berjudul GOD'S GIFT [14 DAYS]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top