Part 14

"apa yang kau lakukan"

daehyun melihat youngjae yang terpaku di ambang pintu ketika mengetahui keadaannya, daehyun menghela nafas dan menjatuhkan pandangannya, sedangkan youngjae segera menghampiri daehyun dan sedikit terkejut ketika mendapati kondisi mobil yang di kendarai daehyun dalam keadaan rusak di bagian kiri,youngjae kemudian melihat keadaan daehyun sendiri yang tampak lebih buruk di bandingkan mobilnya.

"apa yang terjadi" ulang youngjae.

"aku tidak apa apa" ujar daehyun yang tidak berani melihat ke arah youngjae.

"kau sudah gila,apa nya yang tidak apa apa,kenapa kau pulang dalam keadaan terluka jika kau terluka harusnya kau kerumah sakit kenapa malah pulang kemari,apa kau sengaja melakukannya untuk balas dendam padaku eoh"

daehyun menghela nafas apa youngjae tidak melihat kondisinya sekarang kenapa dia malah melakukan rap LTE di waktu yang tidak tepat lagi pula kenapa daehyun harus balas dendam padanya sedangkan daehyun sendiri tidak merasa memiliki dendam sedikitpun padanya.

"diam lah sebentar dan masuk ke kamarmu" ujar daehyun dengan suara malas bukan karna dia merasa kesal terhadap youngjae melainkan karna sakit yang ia rasakan.

youngjae mendengus dan meninggalkan daehyun yang kemudian menyunggingkan senyumnya, kenapa youngjae benar benar pergi dia merutuki dirinya sendiri yang berharap bahwa youngjae akan membantunya paling tidak membantunya berjalan ke kamarnya,daehyun melihat ke arah kakinya karna merasa ada sedikit pecahan kaca yang masih menancap di kakinya dia mengernyitkan dahi dengan berlebihan ketika mencabut pecahan kaca tersebut daehyun tidak tahu bahwa luka sekecil ini bisa membunuhnya karna terakhir kali dia terluka parah dan masih bisa pergi ke busan tapi apa yang di lakukannya saat ini bahkan tubuhnya pun tak mau mendengar nya,apa dia benar benar sudah menjadi lemah sekarang.

dia membuang nafas ke udara dan berbaring di lantai menatap langit langit garasi yang sedikit buram,daehyun bertanya tanya dalam hati apakah karna kondisi matanya yang semakin memburuk atau karna kesadarannya semakin menghilang.

"mianha..."

~|~

youngjae kembali masuk ke dalam dia bergegas menuju kamarnya dengan terburu buru,dia membuka sebuah pintu di kamarnya yang merupakan ruang ganti yang menjadi satu dengan kamar mandi,dia berjalan menuju sebuah lemari kecil dan membuka kunci laci di hadapannya,dia mengambil sebuah kunci mobil.

dia kemudian membuka lemari bajunya dan mengambil asal sebuah pakaian hangat dan segera bergegas keluar kamar sembari meraih dompetnya yang ia taruh di atas meja,saking buru burunya dia sampai tidak sempat menutup ruang gantinya dan membiarkannya terbuka begitu saja.

youngjae menuruni anak tangga dengan sedikit berlari sembari memakai baju hangatnya dan memasukkan dompetnya ke dalam saku,dia bergegas kembali ke garasi,kepala pelayan seo yang berada di dapur sempat melihat kepergiannya dan menyusulnya.

youngjae sampai di garasi dan melihat daehyun berbaring di lantai,apa dia sudah mati?
youngjae bergegas mendekati daehyun dengan ekspresi wajah yang sedikit panik,tapi kepanikannya berkurang setelah sempat melihat daehyun menghela nafas,tanpa pikir panjang lagi youngjae mengangkat bahu daehyun untuk membuat daehyun bangun dan saat itu juga daehyun membuka matanya dan melihat ekspresi wajah youngjae yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"kajja"

ujar youngjae sembari membantu daehyun berdiri,setelah berhasil berdiri youngjae menaruh tangan daehyun di bahunya dan membantunya untuk berjalan,youngjae membuka kunci mobil cadangan di samping mobil yang sudah di rusak oleh daehyun,youngjae membantu daehyun masuk ke dalam mobil dia memakaikan sabuk pengaman daehyun dan segera bergegas menuju kursi kemudi.

daehyun melihat youngjae dengan ekor matanya,dia merasa ada yang salah dengan raut wajah youngjae, raut wajah youngjae saat ini seperti seseorang yang sedang khawatir,apa dia sedang mengkhawatirkan daehyun sekarang tapi untuk apa dia mengkhawatirkan daehyun jika benar itu pasti akan sangat konyol,sejak kapan anak itu jadi perhatian,bukan hanya daehyun bahkan kepala pelayan seo pun tidak berani menampakkan diri sebelum mobil youngjae keluar dari garasi setelah melihat perubahan pada ekspresi wajah youngjae.


youngjae tampak tidak sabaran ketika mengemudikan mobilnya di jalanan,daehyun merasa sedikit khawatir karna sebelumnya daehyun juga mengalami kecelakaan  karna tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

daehyun tiba tiba memegang pergelangan youngjae dan membuat youngjae sempat tersentak, youngjae sekilas melihat ke arah daehyun dan kembali lagi ke jalanan di depannya.


"bertahanlah,sebentar lagi kita sampai"

daehyun menarik kembali tangannya dan melihat ke arah youngjae, bukan itu yang ingin daehyun dengar dari mulut youngjae bahkan dia tidak mengharapkan youngjae menjawabnya,yang awalnya ingin memperingatkan youngjae untuk berhati hati tiba tiba mengurungkan niatnya ,entah kenapa kepalanya tiba tiba saja pusing bahkan pandangannya mulai kabur dan semakin menggelap sebelum akhirnya dia ambruk ke arah youngjae dan membuat youngjae terkejut.


"daehyun-ssi,kau baik baik saja,daehyun-ssi,daehyun-ssi jawab aku,sial"

panik youngjae ketika melihat daehyun tak sadarkan diri,youngjae memukul kemudinya dan menaikkan kecepatannya peduli setan jika tertangkap polisi atau mungkin lebih tepatnya peduli presiden karna jika youngjae sampai berurusan dengan polisi yang mengamuk sudah pasti presiden dan bukannya setan.


~|~


youngjae duduk di ruang tunggu ruang IGD dengan sedikit gelisah beberapa kali dia sempat menggigit kukunya bahkan seperti tidak perduli jika jarinya akan patah,setelah hampir satu jam duduk di sana dia berdiri dan berjalan mondar mandir di ruang tunggu,sebuah keberuntungan bagi youngjae karna rumah sakit sedikit sepi saat tengah malam jadi tidak ada yang akan mengenalinya,meski youngjae sama sekali tidak memperdulikan hal tersebut karna saat ini fikiran youngjae hanya tertuju pada daehyun yang tengah mendapatkan penanganan di ruang IGD.



"keluarga dari pasien atas nama tuan jung daehyun harap segera masuk ke ruang IGD"

youngjae segera bergegas masuk ke ruang IGD setelah mendengar pengumuman dari speaker rumah sakit.




youngjae mengurus pendaftaran daehyun di bagian pendaftaran,hanya segelintir orang yang berada di sana.



"mohon isi semua data di sini"ujar seorang perawat yang menyodorkan selembar kertas ke hadapan youngjae.


youngjae mengambil kertas tersebut dan mengisinya tanpa ragu bahkan dia menuliskan namanya sebagai wali dari daehyun.



" maaf jika boleh tahu,anda siapanya pasien"

ujar perawat tersebut dengan hati hati karna dia sendiri pun seperti nya hanya berbasa basi untuk bisa berbicara pada youngjae.

"keluarganya" ujar youngjae cepat tanpa mengalihkan konsentrasinya pada lembaran di hadapannya,perawat tersebut tampak tak percaya dengan perkataan youngjae, karna presiden hanya memiliki satu anak dan bukannya dua.



setelah selesai mengisi formulir tersebut youngjae menyerahkan kembali formulir itu dan menunduk sekilas sebelum pergi,youngjae berjalan ke ruang vip di mana daehyun sudah di pindahkan ke sana.

youngjae membuka pintu ruangan daehyun dan menutupnya pelan dari dalam seakan tidak ingin mengganggu tidur daehyun, dokter bilang luka dalam daehyun tidak terlalu parah hanya luka luar yang terlihat sangat miris karna terkena pecahan kaca dan juga kaki daehyun yang cedera.

youngjae duduk di kursi samping ranjang daehyun, tapi ketika ia melihat ke arah daehyun dia tidak sengaja melihat ke arah lengan daehyun dan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya,youngjae kemudian beranjak berdiri,dia membungkukan badannya dan perlahan menyingkap lengan baju daehyun, youngjae terkesiap ketika ia melihat bekas luka tepat di bagian bawah siku daehyun, dia sedikit memiringkan kepalanya,apa itu luka dari kecelakaan yang baru ia alami tapi sepertinya tidak mungkin karna bekas lukanya terlihat sudah lama bahkan sudah menyatu dengan daging daehyun, youngjae menumpukan kedua tangannya pada sisi ranjang daehyun dan mengamati wajah daehyun, untuk beberapa saat dia berhenti di wajah daehyun.


~Takdirku sangat buruk sebelumnya,kenapa kau datang padaku,kenapa kau berbicara padaku,kenapa kau perduli padaku,siapa,
siapa yang mempertemukan kita,apakah itu kau,kau yang bernama
TAKDIR~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top