Page 48 [SEOUL NIGHT]

    Badan Keamanan Negara.
 
    Seungwon memasuki ruang rapat, namun dia di buat tertegun ketika hanya mendapati Jaebum yang berada di ruangan itu. Ia pun segera menempati tempat duduknya dan bertemu pandang dengan Jaebum.

    "Kemana yang lain?"

    "Aku tidak memiliki waktu untuk mengurusi mereka." Terkesan sangat acuh dan mungkin akan lebih baik jika Seungwon berpikir ribuan kali untuk bertanya pada Jaebum.

    Pintu ruang rapat kembali terbuka. Dari sana Eunwoo masuk, berjalan dengan santai dan menempati kursi kosong di sebelah Jaebum. Sebenarnya bukan keinginannya untuk datang ke ruang rapat. Tapi karena situasi benar-benar mendesak, pada akhirnya Leader Team Divisi baru itupun harus rela menyempatkan diri untuk berkunjung ke ruangan itu.

    "Di mana yang lain?" Seungwon kembali bertanya, dan segera di sahuti oleh Eunwoo.

    "Leader Team Divisi 1, 2 dan 4 di rujuk ke rumah sakit karena terluka dalam misi."

    "Mereka semua?" Netra Seungwon membulat tak percaya.

    "Siang ini Leader Team Jeon Jungkook di rujuk ke Hankuk Medical Center. Dia mengalami cedera tulang punggung cukup parah, sedangkan kedua Leader Team lainnya masih berada di Pulau Jeju."

    Pintu ruang rapat tiba-tiba terbuka dari luar. Kihyun kemudian masuk ke dalam di ikuti oleh Jooheon. Terlihat tak begitu baik ketika beberapa luka lecet di area wajah serta leher tidak bisa mereka sembunyikan.

    "Bukankah kalian masih di Pulau Jeju?" tegur Sungwon.

    "Mereka di bawa ke Seoul, untuk apa kami tetap berada di sana?" sahut Kihyun yang berjalan memutari meja dan menempati kursinya, lain hal nya dengan Jooheon yang memilih untuk berdiri.

    "Eunwoo mengatakan bahwa kalian terluka parah."

    Sudut bibir Jooheon terangkat bersamaan dengan pandangannya yang terjatuh pada Eunwoo. "Luka seperti ini bukanlah masalah untuk orang lama, tapi tidak tahu dengan bayi seperti kalian."

    Eunwoo menatap jengah dan berucap, "karena aku tidak lagi di butuhkan, aku akan pergi sekarang."

    "Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi?" ketus Sungwon. "Di mana Hong Joochan?"

    Eunwoo kembali menyahut, "dia bertanggung jawab penuh dengan investigasi kali ini."

    Seungwon menghela napasnya sebelum memulai tuntutannya kepada para Leader Team di hadapannya. "Kenapa kalian bisa sampai lengah seperti ini? Jika terjadi sesuatu dengan Presiden, bagaimana? Dan kau! Lee Jooheon!"

    "Aku? Ada apa? Memangnya apa yang sudah ku lakukan?"

    "Apa kau sudah kehilangan kewarasanmu? Bisa-bisanya kau menembak Presiden ... kau pikir ini main-main?"

    Senyum lebar Jooheon berhasil menampakkan sepasang lesung pipi di wajahnya. Dia kemudian beralasan, "aku, kan tidak benar-benar menembaknya? Sampai sekarang Presiden pun masih baik-baik saja, Direktur berlebihan sekali."

    Seungwon tiba-tiba menggebrak meja. "Kau yang berlebihan!"

    Jaebum tiba-tiba menengahi, "masalah di Pulau Jeju sudah selesai. Lebih baik kalian segera fokus pada proses investigasi."

    "Kau yang mengambil alih investigasi," ujar Seungwon dengan malas. Menunjuk Jaebum sebagai penanggung jawab atas kasus baru yang mereka tangani.

    "Divisi 4 mengambil alih, aku tidak suka dengan campur tangan orang lain." Jaebum beranjak dari duduknya. "Semoga hari kalian menyenangkan," sebuah kalimat perpisahan yang kemudian membimbing langkahnya untuk meninggalkan ruangan itu.

    "Bekerja samalah dengan Joochan," sebuah teguran yang terabaikan ketika tak ada respon bahkan hingga pintu tertutup. Seungwon lantas menjatuhkan pandangannya pada ketiga Leader Team yang tersisa.

    "Kenapa kau tidak duduk?"

    Jooheon tersenyum simpul. Bukan apa-apa, dia tidak duduk karena masih sayang dengan bokongnya. "Direktur tidak perlu mencemaskanku, aku pikir aku terlalu banyak duduk hari ini."

    "Jangan mengada-ada, siapa yang mencemaskanmu? Sekarang kembalilah ke Cyber Room dan lakukan sesuatu ... bagaimana bisa sistem keamanan kembali di bobol?"

    Seketika kerutan itu terlihat di dahi Jooheon. Dia sendiri tidak tahu kenapa orang luar bisa membobol sistem keamanan yang ia buat.

    "Aku tahu, aku tahu ... aku akan menanganinya setelah ini."

    "Pastikan semua berjalan dengan baik. Aku tidak ingin melihat kesalahan seperti ini lagi ... dengan begini rapat di tutup. Selamat siang." Sungwon beranjak dari duduknya dan segera berjalan menuju pintu keluar.

    Pintu ruangan tertutup, menjadikan Eunwoo sebagai pusat perhatian dari kedua seniornya. Namun saat itu Eunwoo segera beranjak dari duduknya.

    "Semoga hari kalian tidak membosankan," ujar pemuda itu dan segera meninggalkan ruang rapat.

    Jooheon menggerutu, "Junior tidak tahu diri."

    "Dan kau senior yang tidak tahu diri," balas Kihyun dengan santai.

    "Cih! Setidaknya aku jauh lebih berguna," balas Jooheon dengan sinis dan bergegas meninggalkan ruang rapat. Kihyun menyusul di belakang.

    Keduanya kemudian berjalan beriringan meninggalkan ruang rapat. Namun Kihyun tampak menahan senyumnya ketika melihat Jooheon berjalan sembari memegangi bokongnya yang sebelumnya terluka.

    "Jangan menertawakanku, itu melukai harga diriku," gumam Jooheon tanpa melihat sang lawan bicara.

    "Itu karma untukmu."

    Jooheon menatap tak terima. "Di mana letak kesalahanku sehingga aku pantas untuk mendapatkan karma?"

    "Kau yang tahu bagaimana kau menjalani hidupmu. Pikirkan saja sendiri di mana letak kesalahanmu."

    Jooheon memalingkan wajahnya dan mendengus. "Eih ... jika seperti ini, sepertinya Hyeong memiliki dendam pribadi padaku."

    "Aku tidak memiliki waktu untuk menaruh dendam padamu."

    "Ketua!"

    Langkah keduanya segera terhenti ketika sebuah teguran datang. Mereka serempak menoleh ke samping dan keterkejutan itu terlihat di wajah Jooheon ketika ia melihat Weoyeop berlari ke arahnya.

    "D-dia? Bagaimana, bagaimana dia bisa ada di sini?" heran Jooheon.

    "Kau mengenalnya?"

    "Informan dari Divisiku."

    Weoyeop menghentikan langkahnya di hadapan kedua seniornya itu dan segera membungkukkan badannya. "Lama tidak bertemu."

    "Ya! Ya! Kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah masa tugasmu belum selesai?" tegur Jooheon tak sabaran.

    "Ya ampun, aku baru saja kembali. Kenapa Ketua terkesan ingin mengusirku?"

    "Aku bertanya, bukannya mengusirmu," ujar Jooheon sedikit ketus. "Kenapa kau kembali?"

    "Aku mengantar Jungkook Seonbae ke Rumah Sakit."

    "Rumah Sakit?"

    "Apa yang terjadi padanya?" Kihyun menimpali.

    "Dia mengalami patah tulang yang cukup serius setelah jatuh dari kontainer yang berjalan."

    Kedua Leader Team itu terperangah. Kenapa Jungkook bisa sampai jatuh dari kontainer yang berjalan?

    "Apa yang sebenarnya kalian lakukan di sana?"

    "Jungkook Seonbae mengejar mata-mata dari Korea Utara. Mereka berkelahi di atas kontainer yang berjalan. Tapi Jungkook Seonbae jatuh dan hampir terlindas oleh mobil."

    Jooheon menatap miris. Mendengarnya saja sudah sangat mengerikan. "Dia memang sinting."

    "Tidak ada orang yang waras dari Divisimu," sahut Kihyun. "Bagaimana keadaannya sekarang?"

    "Saat aku tinggal kemari, dia baru saja di bawa ruang operasi."

    "Di Rumah Sakit mana?"

    "Hankuk Medical Center."

    "Hyeong akan ke sana?"

    "Investigasi sudah di ambil alih oleh Jaebum dan Joochan, aku akan melihat keadaan Jungkook sebentar."

    "Jika terjadi sesuatu, kabari aku."

    Kihyun mengangguk singkat dan meninggalkan keduanya. Weoyeop sekilas menundukkan kepalanya ketika Kihyun melewatinya.

    "Leader Team Divisi 2 memang selalu terlihat keren meski dalam keadaan terluka sekalipun," gumam Weoyeop penuh kekaguman dan justru mendapatkan tatapan mengintimidasi dari Jooheon.

    "Bajingan itu ikut bersamamu?"

    "Siapa yang Ketua maksud?"

    "Siapa lagi? Memangnya kau di tugaskan bersama dengan siapa?" Suara Jooheon sedikit meninggi.

    "Peniel Hyeong? Dia sudah meninggalkan Rumah Sakit sebelum aku. Ketua belum bertemu dengannya?"

    "Aku baru datang, bagaimana bisa bertemu dengannya?"

    "Aku, kan tidak tahu."

    Jooheon menggaruk keningnya. Terdapat sedikit rasa frustasi ketika ia mendapati fakta bahwa seorang Peniel Shin kembali ke Seoul, mengingat kelakuan Informan senior itu tidak jauh berbeda dari Wakilnya sendiri. Meski tidak ada yang menyangkal bahwa Divisi 1 tidak pernah melahirkan orang-orang dengan kepribadian yang baik.

    "Ketua kenapa bisa sampai terluka seperti itu?"

    Jooheon memandang anak buahnya itu. "Jangan terkejut, aku baru saja menandatangani sebuah kontrak untuk Film action."

    "Sungguh?"

    "Ikutlah denganku," ujar Jooheon tanpa minat dan segera melangkahkan kakinya. Namun sesuatu yang aneh berhasil di tangkap oleh Weoyeop.

    "Ketua, kenapa dengan bokongmu?"

    "Memangnya kenapa? Apa bokongku sudah mengganggu privasimu?"

    Weoyeop menggeleng. "Tapi cara berjalan Ketua sedikit aneh."

    "Berhenti bicara dan ikut saja."

    Weoyeop mencibir tanpa suara dan mengekor kemana Jooheon pergi, meski sesekali ia sempat menahan tawa ketika melihat Jooheon yang sesekali tampak kesakitan. Entah apa yang sudah terjadi dengan Leader Teamnya itu.





Selesai di tulis : 24.03.2020
Di publikasikan : 29.03.2020

   

  

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top