Page 36
Hankuk Medical Center, Gangnam, Seoul, South Korea.
Minhyuk keluar dari Ruang Operasi setelah lebih dari tiga jam lamanya berada di ruangan tersebut, dan tepat setelah ia keluar dari Bagian Operasi dua orang paruh baya, wanita dan laki-laki tampak tergesa-gesa datang menghampirinya.
"Dokter, bagaimana Operasinya? Apa anak ku baik-baik saja?" Tanya sang laki-laki, mewakilkan kekhawatiran wanita yang terlihat seperi istrinya tersebut.
"Operasinya berjalan dengan lancar, sebentar lagi dia akan di pindahkan ke Ruang Rawat." Jelas Minhyuk dan kedua orang di hadapan nya pun tampak bernapas dengan lega.
"Syukurlah."
"Kalau begitu, aku permisi."
"Ye, ye. Terimakasih banyak."
Minhyuk sekilas menundukkan kepalanya ke arah sepasang suami istri yang melakukan hal yang sama dengan nya sebelum melewatinya, tak lupa dengan senyum hangat yang setia menghiasi sudut bibirnya. Dia berjalan menyusuri Lorong untuk pergi ke Ruang ganti setelah menyelesaikan tugasnya malam itu.
Namun tak sampai dari lima menit setelah kepergian nya, salah seorang Perawat keluar dari Bagian Operasi dan segera berlari ke arah ia pergi sebelumnya dan tepat saar ia hendak membuka pintu Ruang ganti. Perawat yang sebelumnya keluar dari Bagian Operasi menghampirinya dengan raut wajah yang panik.
"Dokter Lee."
Suara nyaring yang menghentikan pergerakan nya, dia pun berbalik dan mengerjapkan matanya ketika melihat Perawat tersebut berlari ke arah nya di saat tangan nya sendiri masih memegang knop pintu.
"Ada apa?"
"Ada masalah di Ruang Operasi." Ujar Perawat tersebut dengan panik.
Mendengar hal itu pun, sontak Minhyuk membulatkan matanya. Dia pun dengan segera berjalan kembali menuju Ruang Operasi dengan rahang yang terlihat mengeras, langkah cepatnya kemudian menjadi lebih lebar ketika ia memutuskan untuk berlari di susul oleh Perawat yang sebelumnya menegurnya.
Dan saat sampai di depan Bagian Operasi, langkahnya di hadang oleh pasangan suami istri sebelumnya yang tidak lain adalah orang tua dari bocah yang baru saja menerima prosedur Operasi olehnya.
"Dokter, Dokter. Ada apa? Apa terjadi sesuau dengan putra ku?" Ujar Pria tersebut sembari menahan kedua lengan Minhyuk.
Tak berniat untuk menjawab pertanyaan yang datang padanya, Minhyuk menurunkan tangan pria itu dan segera masuk ke Bagian Operasi.
"Dokter! Suser, apa yang terjadi?" Tak mendapatkan jawaban dari Minhyuk, pria tersebut beralih kepada Perawat yang sebelumnya berada di belakang Minhyuk.
"Kami akan melakukan yang terbaik, mohon Tuan tenang sebentar." Ujar Perawat itu singkat dan segera menyusul langkah Minhyuk, meninggalkan pasangan suami istri tersebut yang tampak di selimuti oleh kekhawarian.
Minhyuk kembali memasuki Ruang Operasi dan mendapati wajah panik dari semua orang yang masih berada di sana dan tak lupa dengan suara mesin medis yang berbunyi cukup nyaring dan tak beraturan, dia segera menghampiri bocah yang masih terbaring di ranjang Operasi.
"Ada apa?"
"Kondisi pasien tiba-tiba menurun pasca operasi, tekanan darah menurun drastis, detak jantung tiba-tiba melemah." Ujar Siwoo yang tidak lain adalah Asisten Dokter yang bertugas membantu Minhyuk.
Minhyuk mengarahkan pandangan nya pada monitor kecil yang sudah tersambung dengan tubuh bocah tersebut, tatapan tajam nya tak membiarkan barang sekecil pun lepas dari pandangan nya.
"Apa yang terjadi?" Gumamnya.
Semua orang di kejutkan oleh suara nyaring yang berasal dari monitor, dimana terdapat garis yang sebelumnya tak beraturan perlahan mulai menjadi garis lurus.
"Seonbae"
"Tidak" Gumam Minhyuk dengan mata yang membulat.
"Siapkan alat kejut Jantung!"
Seorang Perawat bergerak cepat dan membawakan apa yang sebelumnya di minta oleh Minhyuk yang kemudian mengambil alat kejut Jantung tersebut dan segera mengarahkan nya pada permukaan dada bocah tersebut.
"Bersiap untuk mengejutkan."
Minhyuk memberi aba-aba dan kemudian menempelkan benda di tangan nya pada dada bocah tersebut untuk sepersekian detik, membuat tubuh bocah tersebut sempat terangkat ke atas ketika ia menarik alat tersebut.
Dan Minhyuk melakukan hal itu selama beberapa kali, namun suara nyaring itu tak juga berhenti.
Tampak kehilangan kesabaran nya, dia menaruh benda di tangan nya dan lebih memilih melakukan CPR, dia menekan dada kecil tersebut untuk beberapa kali dan memberi napas buatan pada bocah tersebut.
Dia melakukan nya berulang-ulang dengan ekor mata yang sesekali melihat ke arah monitor, menambah ketegangan di Ruang Operasi di saat semua orang hanya mampu menjadi penonton.
"Aku mohon, jangan pergi. Biarkan aku menyelamat ku." Hatinya mengucapkan sebuah permohonan di saat wajahnya telah basah oleh keringat tanpa ia sadari.
"Seonbae." Tegur Siwoo dengan hati-hati di saat Minhyuk masih mencoba menyelamatkan bocah tersebut ketika semua sudah berakhir.
Minhyuk menunduk dalam di iringi dengan helaan napasnya di saat satu tangan nya masih berada di atas dada bocah yang tak mampu ia selamatkan kali ini, Menyesal. Hanya itulah yang mampu orang lihat darinya.
"Mianhae." Gumamnya yang mungkin hanya bisa di dengar olehnya sendiri, dia kemudian menarik tubuhnya menjauh dan tanpa sepatah katapun dia meninggalkan Ruang Operasi dengan raut wajah yang terlihat begitu kacau.
Meninggalkan orang-orang di Ruang Operasi yang saling bertukar pandang, sebelum akhirnya Siwoo yang mengambil alih semua menggantikan Minhyuk.
Minhyuk keluar dari Bagian Operasi dan langsung di sambut oleh pasangan suami istri yang masih sama seperti sebelumnya.
"Dokter, bagaimana keadaan putra ku?" Ujar sang pria sembari menahan lengan Minhyuk.
Namun bukan nya menjawab Minhyuk justru menepis pelan tangan pria tersebut dan segera melenggang pergi dengan wajah frustasinya, dan membuat sang pria sempat mengejarnya.
"Dokter, Dokter. Tunggu sebenar, tolong jawab pertanyaan ku. Kenapa kau diam saja? Apa yang terjadi dengan putra ku"
Tak menggubrisnya, Minhyuk sama sekali tak berniat menghentikan langkahnya ataupun membuka mulutnya. Hingga pintu Bagian Operasi kembali terbuka dan menampakkan Siwoo keluar dari sana, membuat pria yang sebelumnya mengejar Minhyuk kemudian beralih pada nya.
"Dokter, bagaimana keadaan putra ku?" Tanyanya kembali masih dengan nada yang begitu khawatir.
"Operasinya berjalan dengan baik, tapi dia mengalami gagal Jantung pasca Operasi. Mohon maaf karna kami tidak bisa menyelamatkan putra kalian."
Seketika sang wania langsung terjatuh sembari terisak di saat sang pria bergumam tak percaya, Siwoo pun menepuk bahu pria di hadapan nya beberapa kali. Menyampaikan dukungan sekaligus bela sungkawa.
"Kami minta maaf." Ujarnya yang kemudian beranjak pergi menyusul kepergian Minhyuk sebelumnya.
Siwoo berjalan ke arah Ruang ganti dan beberapa meter sebelum ia menjangkau Ruang ganti, dia melihat Minhyuk keluar dari ruang tersebut dengan pakaian yang sudah berganti dan juga dengan langkah yang tampak terburu-buru.
"Seonbae..." Tegur nya dan mempercepat langkahnya, namun entah mendengar tegurannya atau tidak. Minhyuk sama sekali tak menoleh dan tetap berjalan pergi, membuat langkahnya terhenti tepat di depan pintu Ruang gani. Menatap punggung seniornya sekaligus panutan nya dengan tatapan prihatin sebelum akhirnya masuk ke Ruang gani.
Come Closer
Minhyuk menghentikan langkahnya di atap gedung Rumah Sakit, berdiri tepat menghadap pembatas gedung dengan angin tengah malam yang berhembus dengan kencang mengingat posisinya sekarang yang berada di bagian teratas dari gedung berlantai 25 tersebut.
Sangat berisik namun begitu sunyi bagi seorang Lee Minhyuk, seakan dingin nya angin malam itu tak mampu menyentuh permukaan kulit nya. Atau mungkin dialah yang telah mati rasa.
Tatapan dingin nya menatap jauh ke depan, bisa di lihatnya ujung Menara Namsan Tower yang bersinar dan tampak begitu jauh dari tempatnya berpijak sekarang. Begitu tenang namun tak mampu menciptakan kedamaian baginya.
"Seonbae."
Samar samar pendengaran nya menangkap sebuah teguran dari arah belakang, dia pun sedikit memutar kakinya dan mendapati Siwoo yang datang padanya lalu berdiri di hadapan nya.
Satu pertanyaan Minhyuk, dari mana Siwoo tahu bahwa dia berada di sana? Namun pertanyaan itu hanya mampu ia simpan di saat mulutnya sendiri menolak untuk mengatakan nya.
"Ada masalah apa?"
"Kang Gyujin, Operasinya berjalan dengan lancar. Tapi kita tidak bisa berbuat banyak ketika dia mengalami kegagalan fungsi Jantung pasca Operasi." Terang Siwoo meski tak ada perubahan dari raut wajah Minhyuk, tak ada keramahan di sana melainkan hanya wajah datar dengan tatapan sayu yang terkesan begitu dingin.
"Bagaimana dengan pihak keluarga?"
"Perkara ini tidak bisa di masukkan ke jalur hukum karna tidak ada tindakan yang menjurus pada Malprakek, pihak Rumah Sakit tengah memberi pengertian kepada pihak keluarga. Seobae sudah melakukan yang terbaik, tetaplah menjadi panutan ku dan mari kita selamatkan anak-anak lain setelah ini." Kata penyemangat yang hanya mampu membuat sudut bibir Minhyuk sekilas tertarik.
Dia kembali memutar kakinya ke arah sebelumnya dengan raut wajah yang kembali terlihat begitu dingin. "Pulanglah! Bukankah sudah waktunya kau untuk pulang?"
"Ne, Seonbae juga harus segera masuk. Tidak baik berlama lama berada di sini saat tengah malam begini."
"Aku sudah terbiasa hidup seperti ini, sampai bertemu besok."
Siwoo sekilas membungkukkan badan nya sembari mengucapkan kalimat perpisahan. "Atas bimbingan nya hari ini, aku ucapkan terimakasih. Sampai jumpa besok, Seobaenim." Ujarnya yang kemudian berlalu meninggalkan Minhyuk yang kembali merasakan keheningan malam itu seorang diri.
Angin tengah malam yang telah menjadi sahabatnya bahkan tak mampu mengusirnya dari tempat berpijaknya sekarang meski tangan nya telah di bekukan oleh Udara dingin sekalipun.
Namsan Tower, entah apa menariknya tempat itu hingga tatapan nya terkunci pada benda yang terlihat begitu kecil dari tempatnya berdiri sekarang.
"Kau melihanya? Abeoji, tempat itu masih berdiri di sana sampai sekarang." Gumaman yang tersapu oleh angin yang tak bisa tenang barang sedetik pun, senyum itu kemudian tersungging ketika ia menjatuhkan pandangan nya.
Namun semua berubah hanya dalam hiungan detik, ketika ia kembali mengangangkat wajahnya dengan senyum yang tak tersisa sedikipun di sudut bibirnya.
Selesai di tulis : 19.07.2019
Di publikasikan : 22.07.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top