Page 33
Jooheon memasuki bangunan Rumah Sakit tempat di mana Jungkook di rawat dan segera menuju bagian informasi dengan langkah yang terburu buru yang juga di tunjukkan pada raut wajah nya, menunjukkan bahwa dia tengah berada dalam situasi yang serius.
"Permisi."
Ujarnya ketika mencapai bagian informasi dan berhasil menarik perhatian dari petugas yang sebelumnya di temui oleh Kihyun.
"Adakah yang bisa saya bantu, Tuan?." Ramah sang petugas wanita tersebut.
"Jeon Jungkook-ssi, dia di bawa kemari pagi tadi."
Tanpa melihat kembali data pasien, petugas tersebut langsung menyebutkan kamar rawat Jungkook ,mengingat bahwa pagi tadi seseorang juga menanyakan hal yang sama. Dan hal yang membuat petugas tersebut mudah mengingat namanya adalah karna pakaian yang di pakai Jooheon sama dengan pakaian yang di kenakan oleh Kihyun yang seakan-akan menegaskan bahwa mereka bukanlah orang sembarangan.
"Ruang VIP lantai sepuluh, kamar nomor 145."
"Bukan itu."
Petugas tersebut di buat heran oleh ucapan Jooheon yang kemudian mengucapkan pertanyaan nya yang sesungguh nya.
"Siapa orang yang membawa nya kemari?."
"Mohon tunggu sebentar."
Petugas tersebut sejenak meninggalkan Jooheon dan beralih pada layar komputernya dengan jari jari lentiknya yang menekan beberapa tombol pada keyboard di hadapan nya di saat Jooheon menunggu dengan gusar dan setelah beberapa detik berlalu, petugas tersebut kembali menghadap Jooheon.
"Pasien di daftarkan atas nama Tuan Im Changkyun."
Mata Jooheon sedikit melebar dari ukuran biasanya. "Di mana dia sekarang?."
"Beliau meninggalkan Rumah Sakit setelah mengantarkan pasien dan semua biaya untuk perawatan Tuan Jeon Jungkook, beliau sudah melunasi nya."
"CCTV, bisakah tunjukkan padaku rekaman CCTV?."
"Ne?."
Petugas tersebut tampak terkejut atas permintaan Jooheon, mengerti akan hal tersebut. Jooheon pun mengeluarkan kartu identitas nya dan menunjukkan nya kehadapan sang petugas wanita yang kemudian menatap nya tak percaya setelah mengetahui bahwa Jooheon merupakan anggota Badan Inteligen.
"Mohon tunggu sebentar." Ujar nya yang kemudian beralih pada telepon yang berada di mejanya.
Dan di saat Jooheon tengah menunggu, secara kebetulan saat itu Kihyun yang baru saja kembali dengan kantong plastik di tangan nya tidak sengaja melihat kehadiran Jooheon. Kihyun pun berinisiatif untuk menghampiri Jooheon karna berpikir bahwa dia tengah mencari kamar rawat yang Jungkook tempati, namun seiring dengan langkahnya yang mendekat. Matanya semakin memicing ketika mendapati wajah Jooheon yang terlihat begitu gusar.
Dan jarak mereka semakin menjauh ketika tiba tiba petugas keamanan Rumah Sakit menghampiri Jooheon dan setelah nya mereka pergi bersama, Kihyun yang melihatnya pun segera mempercepat langkahnya untuk menyusul Jooheon.
Mengabaikan rasa penasaran nya dengan kehadiran Jooheon di sana yang terlihat bukan untuk mengunjungi Jungkook, melainkan seperti memiliki tujuan lain. Dan Kihyun baru bisa menyusul keduanya ketika mereka menunggu pintu lift yang terbuka.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?."
Teguran seiring dengan langkahnya yang terhenti tepat di samping Jooheon dan kemudian mempertemukan pandangan keduanya, membuat Kihyun bisa melihat dengan jelas kekhawatiran sekaligus keterkejutan Jooheon melalui garis wajah nya.
"Hyeong, kau tidak bersama Jungkook?."
Heran Jooheon, jujur dia merasa terkejut akan kedatangan Kihyun di saat dirinya berusaha untuk menyembunyikan hal ini pada Kihyun sekalipun, tapi rasanya akan percuma menyembunyikan nya jika sudah seperti ini. Pintu lift terbuka dan jawaban Kihyun mengiringi langkah mereka masuk ke dalam lift.
"Bayi besar mu itu mencoba untuk merepotkan ku."
Ujarnya sembari sekilas mengangkat kantong plastik di tangan nya, namun tak seperti biasanya. Tak ada senyum tipis di wajah Jooheon, padahal biasanya dia akan terlihat kesal atau paling tidak mengulas senyumnya ketika Kihyun tengah mengadukan kelakuan Jungkook padanya. Tapi yang terjadi sekarang, wajah itu justru terlihat begitu khawatir dari waktu ke waktu dan semakin membuat Kihyun mencurigai nya.
"Apa terjadi masalah?."
"Ikut saja, dan Hyeong akan tahu jawaban nya." Ujar Jooheon yang sekilas melihat ke arah Kihyun dan kembali menatap lurus kedepan.
Keduanya melangkahkan kakinya beriringan mengikuti petugas keamanan yang berjalan di depan mereka setelah pintu lift terbuka dan setelah berjalan beberapa waktu, keduanya di bawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang tidak terlalu luas dan terdapat dua pria di sana yang duduk menghadap layar yang cukup besar. Sekilas nampak seperti Cyber Room namun dalam versi kecil, dan melihat hal itu Kihyun menyimpulkan bahwa saat ini mereka tengah berada di ruang keamanan Rumah Sakit.
"Apa yang sedang kau cari di sini?." Selidik Kihyun.
"Kita akan tahu jika benar dialah orang yang di maksud."
Kihyun mengernyitkan dahinya, lagi dia di buat kebingungan oleh Jooheon yang kemudian mendekati para petugas keamanan tersebut dan berhasil duduk menggantikan salah satu petugas keamanan setelah sempat berbincang sejenak. Tak memiliki pilihan lain pun, Kihyun mendekat dan berdiri di samping Jooheon. Kembali menjadi seorang pengamat seperti saat ia berada di Cyber Room.
"Tolong perlihatkan rekaman CCTV tadi pagi di bagian pintu masuk dan sekitar nya."
Pinta Jooheon dan setelah nya petugas keamanan di samping nya melakukan apa yang di minta oleh Jooheon.
Setelahnya Kihyun dan Jooheon memusatkan perhatian nya kepada layar yang menampilkan aktivitas yang berada di sekitar pintu masuk Rumah Sakit, termasuk dengan bagian informasi. Meski tidak yakin dengan apa yang tengah di cari oleh Jooheon, Kihyun tetap memusatkan perhatian nya kepada orang orang yang berlalu lalang dalam rekaman tersebut.
Setelaah beberapa waktu hanya terisi dengan keheningan, mata Kihyun seketika membulat dengan sempurna. menunjukkan reaksi terkejut nya ketika matanya mengenali sosok dalam rekaman tersebut yang tengah berada di bagian informasi.
"Hentikan sebentar." Ujar Kihyun dan seketika menghentikan rekaman video tersebut.
"Bisa kau ulang di bagian informasi."
"Ne."
"Mohon di perlambat sedikit."
"Baik."
Kihyun menumpukan kedua tangan nya pada meja dan sedikit merendahkan tubuhnya untuk melihat lebih dekat apa yang baru saja ia lihat sebelumnya, dan seketika rahang nya mengeras.Tak berbeda dengan Jooheon ketika keduanya mendapati Changkyun yang terlihat berada di bagian informasi, Kihyun kemudian mengarahkan sorot matanya yang menajam ke arah Jooheon seakan tengah meminta penjelasan.
"Inikah yang sedang kau cari?."
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Jooheon melainkan tatapan mata yang sulit untuk di jelaskan dan keduanya kembali melihat ke arah layar yang menampilkan sosok Changkyun, namun Kihyun segera mengembalikan pandanganya pada Jooheon dan mendapati kesedihan yang tiba tiba terlihat dalam sorot matanya ketika ia melihat sosok Changkyun yang bahkan tak mengalami perubahan selama empat tahun terakhir.
Meski tidak tahu masalah apa yang terjadi di antara keduanya, setidaknya Kihyun mampu mengerti keadaan keduanya setelah insiden penyerangan Changkyun terhadap Jooheon sebelum ia pergi dan hal itu sudah cukup membuktikan bahwa masalah yang di hadapai keduanya memanglah masalah yang besar.
Lamunan Kihyun terbuyarkan oleh pergerakan Jooheon yang tiba tiba berdiri dari duduk nya.
"Terimakasih atas bantuan nya."
Jooheon sekilas menundukkan kepalanya sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut, di susul Kihyun yang berjalan di belakang nya dengan langkah yang lebar. Mencoba untuk mengimbangi langkah Jooheon yang begitu terburu buru dengan raut wajah yang terlihat begitu panik.
"Jooheon-a."
Teguran yang tak mampu membuat Jooheon menghentikan langkah nya.
"Lee Jooheon-a..."
Jooheon menghentikan langkahnya dan berbalik setelah panggilan kedua dari Kihyun, Kihyun pun menghentikan langkahnya di hadapan Jooheon.
"Aku harus menemukan nya." Ujar Jooheon, tampak jelas kekhawatiran di wajah nya.
"Bagaimana kau bisa tahu jika anak itu berada di Rumah Sakit ini?."
"Han Kangwoo mengatakan, bahwa Changkyun lah yang telah menolong Jungkook."
Mata Kihyun kembali membulat, entah untuk yang keberapa kali dalam hari ini dia terkejut akan berita yang tersampaikan pada nya.
"Aku tidak akan kehilangan nya lagi."
Belum sempat Kihyun berucap, Jooheon kembali melangkahkan kakinya namun saat itu juga Kihyun segera menyusulnya dan menahan lengan nya. membuat tubuh besar itu kembali menghadap ke arah nya dengan tatapan bertanya.
"Pergilah ke ruangan Jungkook."
"Hyeong, ini bukan saat nya untuk itu. Aku akan mengunjungi nya setelah berhasil menemukan Changkyun."
"Serahkan dia padaku."
"Tidak, aku akan mencarinya sendiri."
"Lee Jooheon, dengarkan aku baik baik. Joochan berada di sini, baik Joochan maupun Jungkook mereka tidak tahu tentang hal ini dan untuk itu jangan biarkan mereka tahu. Jika Joochan sampai tahu kau sudah berada di sini tapi tidak mengunjungi Jungkook, kau kira apa yang akan di pikirkan anak itu."
Jooheon tampak kehilangan kata kata, dia memalingkan wajahnya dan tampak begitu gusar, Kihyun kemudian mengulurkan kantomg plastik di tangan nya dan sejenak tertahan di udara. Menunggu hingga Jooheon bersedia mengambilnya.
"Temui mereka, dan urusan Changkyun, Serahkan pada ku."
Tandas Kihyun, mau tak mau pun Jooheon mundur. Dia mengambil kantong plastik di tangan Kihyun dan setelahnya Kihyun berjalan melewatinya untuk bergegas terlebih dulu, meninggalkan Jooheon yang menatap kepergian nya dengan perasaan yang sangat kacau.
Come Closer
Kihyun kembali menginjakkan kakinya di bagian informasi dan menghampiri kembali petugas sebelumnya.
"Permisi."
"Ye, adakah yang bisa kami bantu?."
"Tuan Im Changkyun yang sebelumnya membawa Tuan Jeo Jungkook kemari, mungkinkah kau memiliki kontak yang bisa di hubungi?."
"Ah, ne. Mohon tunggu sebentar."
"Ye, terimakasih."
Setelah menunggu beberapa detik, petugas tersebut kembali dengan menyodorkan selembar kertas ke hadapan Kihyun yang langsung menerimanya sembari mengucapkan terimakasih sebelum berlalu dari sana. Memilih tempat yang cukup sepi sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menyalin kontak yang baru ia dapatkan tanpa memiliki harapan lebih bahwa Changkyun akan benar benar menerima panggilan nya.
Kihyun mendekatkan ponselnya ke telinga tepat setelah ia menyentuh gambar telepon berwarna hijau di layar ponselnya, sedangkan di sisi lain. Panggilan yang ia lakukan telah mengusik pendengaran dari sang pemilik ponsel yang tengah mengemudikan mobilnya di jalanan yang membentang di pinggiran sungai Han, dan karna panggilan tersebut pun Changkyun pada akhirnya menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Dia merogoh ponselnya dan sekilas melihat layar ponselnya sebelum akhirnya menerima panggilan saat mendapati bahwa nomor asing yang menghubunginya.
"Yeobosaeyo."
Suara berat yang mengalun di pendengaran nya sempat membuat Kihyun membeku dan tak mampu membuka mulut nya, mencoba beradaptasi dengan keadaan yang terjadi di hadapan nya saat ini.
"Nugusaeyo?."
Suara kedua yang kembali mengalun di telinganya dan benar bahwa itu adalah suara dari Leader Team Im Changkyun yang telah menghilang empat tahun yang lalu, suara yang sedikit memberat namun tak mampu membuat Kihyun melupakan begitu saja suara tersebut.
"Kau sama sekali tidak berubah, Changkyun-a."
Mata Changkyun melebar detik itu juga, Yoo Kihyun. Satu nama yang tiba tiba terlintas dalam pikiran nya ketika suara lembut tersebut mengalun di telinganya, Changkyun hendak memutuskan sambungan nya namun Kihyun yang tampaknya sudah mengetahui hal itu sebelumnya kemudian mencegahnya dengan cepat.
"Jangan tutup telepon nya, ini aku. Kihyun Hyeong."
Suara yang kemudian menghentikan niat Changkyun yang ingin segera memutuskan sambungan dan memilih untuk mendengarkan apa yang akan di ucapkan oleh Kihyun selanjut nya.
"Meski kau tidak ingin berbicara padaku, setidaknya dengarkan aku berbicara."
Kihyun berhenti sejenak, menunggu respon dari Changkyun namun jawaban itu tak kunjung datang dari Changkyun dan sepertinya dia memang hanya harus berbicara tanpa mendapatkan jawaban dari lawan bicaranya.
"Bagaimana kabar mu? Karna kau tiba tiba pergi, ada banyak orang yang menanyakan keberadaan mu. Divisi 4 sedikit berbeda semenjak kau pergi, tapi semua baik baik saja. Aku juga berharap bahwa kau pun baik baik saja sekarang, ada banyak hal yang seharusnya ku katakan pada mu tapi sepertinya kau tidak memiliki waktu untuk itu."
Kihyun kembali menjeda perkataan nya di saat Changkyun sendiri tidak menunjukkan perubahan pada raut wajah nya, seakan dia yang sama sekali tidak tersentuh dengan reuni singkat ini.
"Aku datang hanya sebatas sebagai perwakilan, ada seseorang yang sangat menyesal dan terpuruk atas kepergian mu, dia mengkhawatirkan mu setiap waktu, dia selalu berusaha menemukan mu hingga detik ini. Dia mengalami masa yang sulit setelah kau pergi, dia terlihat lebih tua dari pada umur nya sekarang. Changkyun-a... Dimana pun kau berada sekarang, kembalilah. Ada seseorang yang benar benar ingin bertemu dengan mu dan menyelesaikan kesalah pahaman di antara kalian, hanya itu yang bisa Hyeong katakan pada mu."
Sambungan terputus secara sepihak dan Changkyun lah yang memutuskan sambungan terlebih dulu tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan helaan napas itu mengiringi Kihyun yang menurunkan ponselnya dan menatap miris kearah layar ponselnya seakan ia bisa melihat sosok Changkyun di layar ponselnya.
Sedangkan Changkyun sendiri tengah terduduk di dalam mobilnya dengan tatapan kosong yang menatap lurus ke depan, namun benarkah dia melihat apa yang saat ini berada di hadapan nya. Tentu tidak, dengan raut wajah yang terlihat begitu dingin tanpa ia sadari ia menggenggam ponselnya terlalu kuat seakan ingin menghancurkan nya di tangan nya.
Perasaan aneh yang tiba tiba berkecamuk di sudut hatinya, Lee Jooheon. Satu nama yang pasti di maksud oleh Kihyun sebelumnya, satu nama yang tidak bisa di maafkan oleh nya namun juga tidak pernah bisa di benci oleh nya. Lalu, apa sebenarnya keinginan nya? Helaan napas berat yang bahkan tak mampu menjawab semua pertanyaan di dunia ini dengan persentase kebenaran yang tinggi. Semua abu abu di saat kau hanya mengeluarkan helaan napas sebagai sebuah jawaban.
Come Closer
Jooheon membuka pintu ruang rawat Jungkook dan mengulas senyum lebarnya ketika menemukan kedua Leader Team dan juga wakilnya yang melihat kedatangan nya, mencoba bersikap senormal mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan.
"Eoh, Hyeong."
Seru Jungkook yang tampak antusias dengan kedatangan Jooheon, Jooheon kemudian menutup pintu dari dalam dan menghampiri keduanya.
"Mwoya...? Ada apa dengan wajah mu itu, eoh?."
"Hanya sedikit gores." Jawab Jungkook acuh.
"Ini."
Jooheon menyerahkan kantong plastik kepada Jungkook dan justru Joochan lah yang menerimanya dan menyerahkan nya pada Jungkook.
"Apa Hyeong bertemu dengan Kihyun Hyeong?."
Heran Jungkook setelah mengetahui bahwa isi dari kantong plastik tersebut adalah titipan yang sebelumnya ia minta pada Kihyun.
"Aku bertemu dengan nya di bawah, dia mengadu padaku karna kau sudah merepotkan nya."
"Jika dia tidak menghalangi ku untuk keluar, aku juga tidak akan merepotkan nya."
"Aish... kau ini."
Jooheon mengalihkan pandangan nya dan tanpa sengaja melihat gorden yang menutupi jendela telah terbuka.
"Kenapa jendelanya tidak di tutup?."
"Aku ingin melihat matahari terbenam, Joochan mengatakan bahwa aku bisa melihatnya dari sini."
"Tentu saja kau bisa melihatnya dari sini, lihat saja. Sebentar lagi mataharinya juga terbenam."
Ujar Jooheon sembari menunjuk ke arah jendela dan bisa di lihat bahwa matahari tengah bersiap untuk terbenam.
Untuk sejenak ketiganya terdiam dan bersama sama menyaksikan matahari yang perlahan meninggalkan langit Seoul dan membiarkan kota tersebut beristirahat sejenak meski pada kenyataan nya kota besar itu tidak pernah tertidur.
Di tempat lain, memandang langit yang sama. Im Changkyun bersandar di bagian samping mobil nya dan mengarahkan pandangan nya ke arah matahari yang sebentar lagi akan menghilang. Perasaan sepi dan juga kehilangan yang juga di rasakan oleh Jooheon dalam waktu yang bersamaan, sebuah perasaann yang masih terhubung hingga detik ini. Benang merah yang sangat transparan namun begitu kuat.
Seulas senyum di sudut bibir Jooheon yang justru berkebalikan dengan wajah dingin Changkyun yang semakin di bekukan oleh udara dingin sungai Han, wajah datar yang menyimpan ribuan luka yang membuatnya terlihat begitu mengerikan dari waktu ke waktu.
Ketika matahari telah meninggalkan langit Seoul, dia menghidupkan layar ponselnya. Mengotak atik nya beberapa waktu sebelum tangan nya terhenti ketika layar ponselnya menampilkan potret seorang gadis yang tersenyum dengan begitu ceria, dan bukannya seulas senyum yang ia tunjukkan melainkan setetes air mata yang kemudian membeku di udara begitu saja ketika ia bergegas menuju pintu bagian kemudinya.
Namun sebelum ia masuk ke dalam mobilnya, dia sekilas melihat ke arah ponselnya dan membuang nya begitu saja ke dalam sungai Han sebelum akhirnya masuk ke dalam mobilnya dan bergegas pergi dan bukannya meninggalkan luka tersebut dia justru membawanya dan menguburnya kembali jauh di sudut hatinya yang bahkan siapun tak mampu menyentuhnya. Entah itu Lee Jooheon, atau bahkan Kim Taehyung sekalipun.
Selesai di tulis : 01.05.2019
Di publikasikan : 05.05.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top