Page 32

Setelah terpejam cukup lama, mata Jungkook perlahan terbuka untuk menyaksikan matahari yang tengah bersiap untuk meninggalkan Seoul. Ruangan putih menjadi pemandangaan pertamaa yang di tangkap oleh matanya sebelum ia menjatuhkan pandangan nya tepat ke samping ranjang nya ketika pendengaran nya mendapati suara yang berasal dari sana dan di sanalah Kihyun terduduk di kursi sembari membaca majalah yang berada di tangan nya.

Jungkook mengernyit, mencoba beradaptasi dengan rasa ngilu di sekujur tubuhnya. Namun matanya segera melebar ketika dia mengingat bahwa Changkyun lah yang sudah membawanya ke sana, mungkinkah Kihyun sudah bertemu dengan nya? Jungkook kembali mengarahkan pandangan nya pada Kihyun setelah sebelumnya sempat mengalihkan pandangan nya.

"Hyeong."

Suara pelan yang membuat Kihyun mengangkat wajah nya dan menemukan Jungkook yang sudah tersadar dan secara refleks dia berdiri dan menaruh majalah yang sebelumnya ia baca ke atas nakas yang berada di sisi ranjang.

"Eoh, kau sudah sadar?."

Jungkook mengangguk ringan. "Sejak kapan Hyeong ada di sini?."

"Sudah cukup lama, aku datang setelah Joochan pergi."

Mata Jungkook sedikit memicing, mengetahui fakta bahwa Joochan berada di sana sebelum Kihyun. Entah mengapa perasaan nya sedikit tidak karuan memikirkan bahwa Joochan juga telah bertemu dengan Changkyun. Tiba tiba saja dadanya terasa sesak.

"Bagaimana keadaan mu? Apa kau merasakan ada yang sakit?."

"Tidak, aku baik baik saja. Hanya saja....."

Kihyun menaikkan sebelas alisnya ketika Jungkook menggantung perkataan nya, seperti dia yang tengah ragu ragu untuk menyampaikan sesuatu.

"Hanya apa?."

"I...."

"I...?."

Heran Kihyun yang semakin tidak mengerti dengan sikap Jungkook, mungkinkah itu imbas dari luka di kepalanya.

"Ah... Itu...."

Jungkook tiba tiba mengalihkan topik yang sebelumnya ingin ia bahas karna dia hampir saja menyebutkan nama Changkyun, tidak masuk akal jika dia mengatakan bahwa Changkyun lah yang sudah menoilongnya. Karna baik Kihyun maupun semua orang di Organisasi tidak tahu jika Jungkook pernah melihat Changkyun sebelumnya, dan alasan Jungkook bisa mengenali wajah Changkyun meski mereka tak pernah saling mengenal sebelumnya adalah karna dia yang pernah melihat galeri foto di ponsel Jooheon dan hampir semua foto di sana terdapat potretnya bersama seorang pemuda yang di yakini Jungkook sebagai Changkyun karna dia juga sempat melihat tag name yang dipakai Changkyun dalam foto tersebut.

"Apa kepalamu masih sakit?."

"Aniya.... Aku benar benar tidak apa apa. Bagaimana dengan orang yang membawa ku kemari?."

Setelah kepanikan yang sempat melandanya, Jungkook mulai bisa mengendalikan keadaan dan bersikap seperti biasa.

"Joochan mengatakan bahwa tidak ada siapapun ketika ia datang kemari, mungkin dia sudah pergi sebelum Joochan datang."

"Begitu ya?."

Tanpa sadar Jungkook menghembuskan napas nya dan membuat sebelah alis Kihyun kembali terangkat.

"Kau yakin baik baik saja?."

"Aku baru saja di hajar habis-habisan, bagaimana bisa baik baik saja." Jungkook terkekeh pelan di akhir kalimat nya.

"Kau tahu? Kau benar benar mengejutkan kami."

"Wae?."

"Kau pernah menjalani pelatihan di Divisi 1 sebagai ahli penyerangaan secara fisik dan sempat di juluki sebagai monster dari pusat pelatihan Divisi 1, dan sekarang lihatlah dirimu. Kau sudah membuat Jooheon Hyeong mu khawatir."

"Kalian terlalu berlebihan."

"Kau yang terlalu berlebihan, tidak biasanya kau seceroboh ini hingga membahayakan nyawamu sendiri. Saat Kangwoo menyerang mu, apa kau sedang melamun?."

Garis wajah Jungkook tiba tiba menegang dan 'Ya' adalah jawaban yang seharusnya ia berikan atas pertanyaan dari Kihyun, karna pada kenyataan nya dia memang tengah melamun dan tiba tiba saja serangan datang tak terduga.
Meski itu Monster atau Dewa sekalipun, mereka pasti akan mengalami kekalahan di saat sedang lengah. Tak ingin memperburuk keadaan, Jungkook perlahan mulai menjauhi perasaan yang sempat menghantuinya sebelum insiden penyerangan terhadapnya terjadi.

"Hyeong sudah lihat mobil ku? Bagaimana aku bisa melawan jika mereka tiba tiba menghentikan mobil ku dan langsung memecahkan kaca di samping ku. Masih untung bukan mataku yang terkena pecahan kaca."

"Tapi wajah mu terlihat sangat mengenaskan, lihat lah punggung tangan mu."

Kihyun meraih telapak tangan Jungkook yang masih begitu lemah dan menatap miris pada perban yang membalut telapak tangan tersebut.

"Kau bisa menggerakkan tangan mu?."

"Tentu saja bisa, memang nya kenapa tidak bisa?."

Jungkook menarik pelan tangan nya dan mengangkatnya ke udara untuk melihat kondisi tangan nya sendiri.

"Kenapa mereka membungkus tangan ku seperti ini?."

Gumam Jungkook sembari memutar-mutar tangan nya dan kemudian menaruhnya di atas perutnya sebelum kembali mengarahkan pandangan nya pada Kihyun.

"Hyeong."

"Mwo?."

"Aku lapar."

Kihyun tersenyum tak percaya, dia berpikir bahwa Jungkook hendak mengatakan hal yang serius.

"Tunggulah sampai perawat membawakan makanan untuk mu, kau kan berada di Ruang VIP. Makanan nya pasti enak-enak."

"Mana ada yang seperti itu, jika orang lapar apapun bisa menjadi enak. Tunggu dulu!."

Senyum Kihyun memudar ketika Jungkook tampak tengah memikirkan sesuatu dan kemudian meraba keningnya yang di perban dan beralih ke kepalanya. Membuat Kihyun sedikit khawatir.

"Ada apa? Apa ada yang sakit?."

"Apa aku tidak di operasi?."

Seketika raut wajah Kihyun menjadi datar, apakah dia yang terlalu berlebihan atau memang Jungkook yang sengaja ingin mempermainkan nya.

"Kenapa kau menanyakannya?."

"Orang yang baru saja menjalani Operasi tidak boleh memakan apapun sebelum bisa kentut."

"lalu?."

"Aku akan berjuang keras untuk kentut agar di izinkan untuk makan."

Seketika tawa ringan itu keluar dari mulut Kihyun. "Kenapa kau berpikir seperti itu?."

Tanya Kihyun di sela tawa ringan nya yang masih tak ingin berhenti di saat Jungkook hanya mengulas senyum lebar nya.

"Aku sering mendengar hal itu."

Kihyun menghela napasnya setelah berhasil menghentikan tawa nya dan hanya menyisakan segaris senyum di bibirnya dengan pandangan yang mengarah pada Jungkook.

"Kau tidak di Operasi, tapi tunggulah sampai perawat membawakan makanan untuk mu."

"Eih... Bagaimana jika mereka tidak datang, perut ku sudah melilit sejak tadi, aku bahkan belum sempat sarapan pagi tadi." Keluh Jungkook.

"Kau ini, sudah berapa kali aku memperingatkan mu untuk makan terlebih dulu sebelum bekerja. Jika kau sakit pekerjaan tidak akan bisa menolong mu, justru kau yang akan menghancurkan pekerjaan mu. Bukankah kau tahu resiko dari pekerjaan yang kita jalani, mulai sekarang berhenti melakukan nya lagi. Atau sekalian tinggal saja bersama ku."

Jungkook hanya mampu tersenyum lebar ketika kihyun memberikan sebuah nasehat yang begitu panjang dengan begitu cepat, bahkan Jungkook tidak yakin dia mendengar semua karna dia bukanlah pendengar yang baik dan lebih sering mendengarkan hal terakhir yang di ucapkan dari kalimat yang begitu panjang dari seseorang.

"Jika aku tinggal bersama dengan Kihyun Hyeong, bagaimana dengan apartement ku?."

"Jual saja dan uang nya berikan pada mu." Kesal Kihyun dan membuat Jungkook terkekeh pelan.

"Jika tidak ingin membelikan ku makanan, setidak nya belikan aku roti."

"Ini Rumah Sakit."

"Apa salahnya dengan roti, aku kan bukan orang sakit."

"Jika kau bukan orang sakit, kenapa masih berbaring di sini?."

"Aku hanya terluka, bukannya sakit." Bantah Jungkook.

"Kau ini."

"Kapan lagi aku merepotkan Kihyun Hyeong, biasanya kan aku selalu merepotkan Jooheon Hyeong."

"Repotkan dia setelah dia datang kemari."

Kesal Kihyun dan bergegas pergi sembari memakai jasnya yang sebelumnya ia sampirkan di sandaran kursi.

"Jangan lama lama."

"Aku akan berhenti di Coffe Shop sebentar."

Acuh Kihyun yang hendak membuka pintu, namun pergerakan nya terhenti ketika seseorang membuka pintu tersebut dari luar.

"Eoh, kau sudah kembali?."

Kihyun sedikit terkejut melihat Joochan yang sudah kembali ke sana, dan teguran yang ia berikan kepada Joochan berhasil menarik perhatian Jungkook yang kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat siapakah orang yang berbicara dengan Kihyun.

"Jooheon Hyeong sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul, dia menyuruh ku untuk kembali."

Kihyun mengangguk-anggukan kepalanya. "Ahh... Begitu rupanya, baiklah aku akan pergi sebentar. Pastikan Ketua mu itu tidak melarikan diri."

Tanpa mendapat jawaban dari Joochan, Kihyun menepuk bahu Joochan dan segera melewatinya. Joochan kemudian menutup pintu setelah Kihyun menghilang dari pandangan nya dan segera bergegas menghampiri Jungkook yang berusaha untuk duduk.

"Jika belum mampu, jangan di paksakan."

Ujar Joochan yang membantu Jungkook memperbaiki posisi bantal agar sang Leader Team nya bisa bersandar dengan nyaman.

"Kau dari mana?."

"Menyusul Jooheon Hyeong, tapi dia mengatakan bahwa sedang dalam perjalanan kembali ke Seoul."

"Kau sudah makan?."

Joochan terdiam, tertegun akan pertanyaan Jungkook. Meski itu adalah sebuah pertanyaan yang wajar, tapi sayang nya itu tidak berlaku bagi Joochan karna seumur umur baru pertama kali ini dia mendengar Jungkook menanyakan hal tersebut. Begitupun dengan Jungkook yang tak merencanakan hal itu sebelumnya, dia hanya mencoba bersikap baik baik saja dan tak menyangka jika Joochan akan terkejut dengan pertanyaan nya.

"Wae? Kenapa kau diam saja?."

"Aniya, aku sudah makan. Bagaimana keadaan Hyeong?."

"Kau lihat sendiri aku baik baik saja."

Jungkook mengulas senyum tipis nya, menunjukkan sebuah keajaiban kecil di hadapan Joochan yang justru merasa canggung di balik wajah nya yang terlihat begitu tenang.

"Tentang seseorang yang membawaku kemari, mungkinkah kau melihat nya?."

Ujar Jungkook di maksud kan untuk memastikan bahwa Joochan tidak melihat keberadaan Changkyun di sana, dan sebuah gelengan membuat hati Jungkook menjadi lebih tenang tanpa sebab.

"Memang nya siapa orang yang sudah mengantar Hyeong kemari?."

"Aku tidak sempat berkenalan dengan nya, bagaimana mungkin aku tahu siapa dia."

"Kalau begitu tidak usah di pikirkan, dia pasti memiliki urusan lain."

"Kau tidak kembali?."

"Aku akan kembali saat malam, hanya untuk sekedar memastikan keadaan."










Selesai di tulis : 30.04.2019
Di publikasikan : 02.05.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top