Page 31
Berita tentang penyerangan yang di alami oleh Jungkook tampaknya telah menyebar dengan begitu cepat dalam Organisasi, dan bukannya Divisi 4 yang terlihat begitu sibuk. Justru Divisi satulah yang beberapa waktu lalu berjalan meninggalkan gedung dan di susul oleh sang Leader Team yang berjalan dengan terburu buru menuruni anak tangga untuk menuju mobil yang sudah terparkir di depan Gedung, namun perhatian nya teralihkan oleh keberadaan Kihyun yang juga hendak meninggalkan Gedung.
"Hyeong."
Sebuah teguran yang kemudian menghentikan pergerakan Kihyun ketika ia hendak masuk ke dalam mobilnya, Jooheon pun segera menghampirnya dengan langkah yang sama seperti sebelumnya.
"Kau sudah dapat kabar tentang Jungkook?."
Pertanyaan bernada khawatir dengan raut wajah yang bahkan terlihat lebih khawatir di bandingkan dengan nada bicaranya dan seperti biasa, kihyun menanggapinya dengan tenang. Mencoba untuk tidak menambah kepanikan yang sedang terjadi.
"Dia sudah mendapatkan penanganan medis, jangan terlalu khawatir. Aku akan segera mengabari mu ketika melihat keadaan nya secara langsung."
"Gomawo."
Nada berbicara yang benar benar berbeda dari dirinya yang sebelumnya.
"Bagaimana dengan Kangwoo?."
"Dia berada di Sincheon, Divisi ku akan menangani orang itu."
"Pergilah, akan ku kabari setelah aku sampai."
Jooheon mengangguk ringan dan kemudian berbalik menuju mobilnya sendiri, begitupun Kihyun yang juga masuk ke dalam mobil milik nya dan keduanya pun mengambil jalan masing masing dengan tujuan yang berbeda pula. Berbeda dengan Jeohoon yang pergi bersama beberapa orang dari Divisinya, Kihyun justru pergi seorang diri.
Hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit hingga mobilnya memasuki area parkir bawah tanah milik salah satu Rumah Sakit ternama di Seoul, Kihyun segera turun dari mobilnya setelah berhasil memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk ke bangunan Rumah Sakit.
Kihyun berjalan ke bagian informasi dan merapatkan diri ke meja yang membuatnya mendapatkan salam dari seorang petugas wanita di sana.
"Adakah yang bisa kami bantu, Tuan?."
"Jeon Jungkook-ssi, dia baru saja masuk kemari pagi tadi."
Tepat setelah Kihyun menyelesaikan perkataan nya, petugas wanita tersebut memeriksa layar komputer yang terletak di hadapan nya dan setelah menunggu beberapa saat, perhatian perawat tersebut kembali pada nya.
"Beliau berada di Ruang VIP lantai sepuluh di kamar nomor 145."
"Terimakasih atas bantuan nya."
Kihyun menunduk sekilas dan tak lupa dengan seulas senyum ramah yang ia berikan sebelum senyumnya memudar ketika ia kembali melangkahkan kakinya.
"VIP lantai sepuluh."
Ulang Kihyun dengan sebelah alis yang sekilas terangkat ke atas, merasa sedikit heran karna Jungkook justru menempati Ruang VIP di rumah sakit sebesar itu. Terdapat sedikit rasa penasaran tentang siapa gerangan yang memasukkan Jungkook ke sana, meski di bilang sebagai orang yang pelit. Tapi Kihyun akan berpikir lebih dari sepuluh kali jika ia ingin menempati Ruang VIP terlebih lagi di Rumah Sakit besar seperti ini, hanya memikirkan biaya nya saja membuatnya semakin bertambah sakit.
Tak butuh waktu lama hingga Kihyun bisa menapakkan kakinya di lantai sepuluh dan tentu saja tempat itu hanya di huni oleh orang orang kelas atas dan jikapun dia bukanlah bagian dari orang penting dalam keamanan negara, mungkin saja dia tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sana karna dia merasa terlalu miskin untuk sekedar memesan ruang rawat selama semalam di sana.
Ketika dia yang tengah celingukan membaca setiap angka yang tertera pada pintu, saat itu juga perhatiannya tersita oleh seseorang yang baru saja keluar dari salah satu ruang rawat yang berada di ujung lorong yang ia lewati.
Kihyun segera bergegas menghampiri Joochan yang juga melangkahkan kakinya menuju ke arah nya, dan kedatangan nya membuat langkah Joochan terhenti tepat ketika ia mengangkat kepalanya dan mendapati Kihyun.
"Hyeong, kau di sini?."
"Bagaimana keadaan nya?."
Kihyun menghentikan langkahnya tepat di hadapan Joochan.
"Jungkook Hyeong masih belum sadarkan diri, tapi dia baik baik saja. Dokter mengatakan bahwa tidak ada luka yang serius, hanya kepalanya yang mendapat tiga jahitan. Tapi dokter mengatakan bahwa itu tidak akan berpengaruh buruk pada keadaan nya." Terang Joochan yang membuat Kihyun mengangguk ringan.
"Kau ingin pergi?."
"Aku akan menyusul Jooheon Hyeong, sudah seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab Divisi 4."
"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, berhati-hatilah."
Kihyun memberikan seulas senyum sebelum keduanya kembali berpisah ke arah tujuan masing masing.
Come Closer
Sincheon.
Rombongan Divisi 1 sampai di kawasan Sincheon dan tanpa membuang waktu lagi, semua orang segera keluar dari mobil dan bergegas memasuki area pergudangan yang di kelilingi lahan kosong dengan rumput liar yang bahkan mencapai setinggi lutut.
Jooheon pun turun dari mobil nya dan bergegas menyusul para anggotanya yang telah lebih dulu berlari dan mengepung pintu masuk bangunan tua tersebut, tampak menunggu kedatangan sang Leader Team untuk memberi perintah.
"Buka pintu nya!."
Seiring dengan pintu yang di buka, Jooheon mengambil pistol dari balik baju nya dan segera bergegas masuk ke dalam gudang yang tidak terawat tersebut. Semua orang bergerak dengan hati hati, tetap di posisinya dan mengarahkan pandangaan nya ke setiap sudut ruangan yang sedikit gelap.
"Han Kangwoo, ini peringatan terakhir untuk mu. Menyerahkan diri atau kami yang datang pada mu."
Suara lantang Jooheon yang menggema dalam ruang hampa tersebut, menarik sebuah pergerakan sedikit keluar dari tempat persembunyian nya untuk melihat keadaan di sekitar nya.
"Han Kangwoo-ssi."
Saat itu dari balik kontener berukuran besar, Kangwoo sedikit menampakkan diri dan melepas tembakan. Namun sayang nya Jooheon bergerak lebih cepat dari apa yang ia pikirkan dan berhasil mengenai bahunya dalam sekali tembak dan membuatnya terpental ke belakang.
Melihat hal tersebut pun para anak buah Jooheon segera menghampirinya dan mengamankan nya beserta ketiga orang yang meringkuk di sudut ruangan.
Mereka menarik paksa ke empat orang tersebut dan Jooheon pun mendekati mereka dan berdiri tepat di hadapan Kangwoo yang tampak kesakitan.
"Kau sudah melakukan kesalahan fatal sebelumnya, kenapa kau justru kabur dan mengulangi nya kembali? Kau kira Organisasi akan menutup mata mereka setelah ini?."
"Ketua... Aku benar benar minta maaf, aku hanya tidak suka jika anak itu-."
"Tutup Mulut mu!." Sergah Jooheon sebelum Kangwoo mengatakan maksud yang sebenarnya dari ucapan nya tersebut.
"Bawa mereka kembali ke Seoul!."
Setelah Jooheon memberi perintah, mereka semua bergegas membawa ke empat orang tersebut, namun saat hendak membawa Kangwoo, dia tiba tiba menarik baju Jooheon.
"Ketua, Ketua... Dengarkan aku dulu."
"Apa lagi?."
Kangwoo tampak begitu ragu namun dia sedikit mendekat ke arah Jooheon daan berbisik. "Aku melihat Leader Team Im Changkyun."
Seketika mata Jooheon membulat dengan sempurna, dia segera mengarahkan pandangan nya pada Kangwoo dan menuntut sebuah penjelasan.
"Dimana? Dimana kau melihat nya?."
"Dia orang yang menolong Jeon Jungkook."
Jooheon terperangah dia kemudian segera menarik kerah baju Kangwoo dan benar benar membuat mereka saling berhadapan.
"Pastikan tidak ada yang tahu tentang hal ini!."
Kangwoo dengan cepat mengangguk ketika menyadari kemarahan pada sorot mata Jooheon yang kemudian melepaskan cengkraman nya pada kerah baju Kangwoo, dan dengan wajah nya yang terlihat begitu panik dia segera bergegas keluar dan pergi meninggalkan para anggota Divisi nya.
Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk sampai di Seoul lebih cepat dan memastikan sendiri kebenaran akan ucapan Kangwoo, namun ponsel yang ia taruh di dalam saku jas nya bergetar dan mau tidak mau dia pun membagi konsentrasinya antara mengemudi dan menjawab panggilan masuk yang tidak lain berasal dari Joochan. Dia pun segera menjawab panggilan tersebut.
"Eoh, Joochan-a. Ada apa?."
"Hyeong, aku sedang menuju ke Sincheon. Bisa kau kirimkan lokasinya?." Ujar Joochan yang tengah mengemudikan mobil nya menuju Sincheon.
"Semua sudah selesai, kembalilah ke Seoul. oh ya, bagaimana dengan Jungkook?."
"Dia belum sadarkan diri ketika aku pergi."
"Lalu, bagaimana dengan orang yang membawanya ke sana?."
"Aku tidak menemukan siapapun ketika sampai di sana."
Jooheon berpikir sejenak, jika yang di katakan oleh Kangwoo benar adanya. Mungkinkah Changkyun sudah pergi untuk melarikan diri, tapi tidak mungkin karna baik Jungkook dan Changkyun tidak pernah saling mengenal satu sama lain sebelumnya. Apakah semua hanya kebetulan belaka?.
"Hyeong."
Teguran Joochan berhasil membuyarkan pikiran nya. "Kembalilah, aku akan menyusul ke Rumah Sakit sekarang."
"Aku mengerti."
Sambungan keduanya terputus, Jooheon menaruh ponselnya di dashboard dan kembali menaikkan kecepatan nya dengan harapan yang terucap di setiap hembusan napasnya.
"Jika itu benar dirimu, aku mohon. Jangan pergi Changkyun-a."
Hanya sebatas kata hati yang mengungkapkan harapan yang begitu besar untuk bertemu dengan Changkyun dan menyelesaikan masalah yang sudah di diamkan selama empat tahun dan terus membayangi kehidupan Jooheon selama itu pula, bahkan di saat ia tak bisa melindungi orang yang ia cintai dan hingga kini ia sendiri belum bisa menepati janji yang pernah ia katakan saat langit Seoul menggelap dan juga udara dingin yang membekukan pijakan nya. Dia tidak akan pernah melupakan hari itu, dan masih berharap bisa memperbaiki apa yang telah ia rusak.
"Aku mohon tunggu aku, Im Changkyun."
Selesai di tulis : 30.04.2019
Di publikasikan : 02.05.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top