Page 29
Mobil Jungkook tampak meninggalkan ruang parkir bawah tanah Organisasi, dengan wajah datarnya yang seakan tak ingin menunjukkan kepada siapapun tentang suasana hati nya saat ini. Bagaimana seharusnya perasaan nya setelah mendengar perbincangan Kihyun dengan Jooheon sebelumnya? Jungkook tidak tahu. Bahkan dia tidak tahu bagaimana harus bersikap pada Joochan setelah mendengar hal tersebut.
Dia tidak tersinggung atau pun marah, dia hanya tidak mengerti bagaimana harus bersikap. Benar perkataan Kihyun, meski tidak selalu melihat namun dia mendengar semuanya, semua yang harus nya ia dengar namun sengaja di tutup tutupi dan pelakunya adalah Joochan.
Joochan lah yang selalu berusaha untuk menutup pendengaran nya, dan membuat Jungkook selalu berpura pura tak mendengar apapun yang terjadi dalam Organisasi. Namun tak selamanya berpura pura bisa membuat seseorang tetap baik baik saja, seperti Jungkook yang selalu terlihat baik baik saja selama ini.
Namun jika kau meluangkan waktu untuk sejenak memperhatikan garis wajah nya, kau akan tahu bagaimana dirinya yang sesungguhnya, karna kepura-puraan yang ia lakukan selama empat tahun terakhir ini terukir jelas dalam garis wajah nya. Sebuah alasan yang membuatnya hampir tidak pernah tertawa dan lebih memilih menjalankan misi secara individu.
Hong Joochan, seperti kata Kihyun. Anak itulah yang mengetahui semuanya lebih dari siapapun, jika kau ingin tahu semua tentang Divisi 4 sepeninggalnya Leader Team Im Changkyun. Kau harus mampu membuat anak yang tak ada bedanya dengan Jungkook tersebut untuk berbicara, namun bisakah kau membuatnya bicara jika kau hanya akan mengungkit luka lamanya. Menyedihkan, tak ada satupun yang mampu membuat kedua anak ini untuk berbicara tentang kebenaran yang mereka sembunyikan bahkan dari udara yang setiap detik menyapa paru paru mereka.
Dengan perasaan yang bahkan tak mampu ia mengerti, Jungkook melajukan mobilnya berbaur dengan kendaraan lain yang melintasi jalan raya yang cukup lenggang. Dia kemudian membuka kaca jendela mobilnya, sejenak membiarkan angin yang berhembus kencang menerpa wajah nya dan berharap bahwa angin tersebut juga membawa pergi perasaan yang semakin memberatkan napas nya saat detik demi detik berlalu.
Pergi jauh tanpa memiliki tujuan yang pasti, seperti itulah jalan yang selalu di ambil oleh Leader Team Divisi 4 Jeon Jungkook yang jauh dari kata sempurna jika di bandingkan dengan Leader Team Divisi 4 Im Changkyun.
Sebuah nama yang suatu hari nanti ia berharap bisa mengenal seseorang yang terdengar begitu sempurna ketika orang orang membicarakan nya, dan jika di beri kesempatan. Jungkook ingin bertukar posisi dengan Changkyun. Namun sayang nya, dialah orang yang datang setelah Changkyun dan tak berhak menuntut apapun dari siapapun dan sampai kapan pun.
Setelah pergi cukup jauh, mobilnya menjauhi keramaian dan terlihat bahwa hanya dirinya sendirilah yang melintasi jalanan kosong tersebut, tapi itu hanyalah sebatas yang mampu ia lihat. Karna terlihat sebuah mobil yang menyusulnya dari arah belakang.
Angin yang terus menerpa wajah nya ketika pikiran itu kosong, setetes air mata yang kemudian berhasil lolos dari sudut matanya di saat wajahnya sama sekali tak menunjukkan perubahan apapun, dia pun kemudian menutup kaca jendela di samping nya, merasa cukup terganggu dengan angin yang terus menerpa wajah nya.
Namun perhatian nya teralihkan oleh sebuah mobil yang menyalipnya, dia tak mengambil pusing karna menganggap bahwa mobil tersebut hanya sebatas mendahului jalan nya. Namun sedetik setelah ia berpikir demikian, matanya membulat sempurna dan segera menginjak rem secepat yang ia mampu ketika mobil yang sebelumnya mendahului nya justru membelokkan kemudi dan memblokir jalan di hadapan nya.
Karna dia melakukan nya dengan mendadak, kepalanya terantuk kemudi dan bersyukur karna keningnya mengenai tangan nya yang memegang kemudi. Jungkook menghela napas lega ketika berhasil terhindar dari kecelakaan yang sepertinya memang di rencanakan tersebut.
Dengan raut wajah yang menunjukkan kemarahan nya, dia mengangkat wajah nya. Namun terlambat karna tepat setelah ia mengangkat wajah nya seseorang tiba tiba memukul jendela kacanya yang kemudian Hancur berkeping, hal itu sontak membuat Jungkook menggunakan lengannya untuk menutupi wajah nya namun sekalipun ia melakukan hal tersebut, tak sepenuh nya wajah nya terhindar dari pecahan kaca yang hancur berkeping dan menghujani tubuh nya.
Dan ketika bahkan dia belum bisa menguasai keadaan, tubuhnya telah di tarik keluar dengan paksa oleh seseorang yang langsung menghantamkan tongkat basbol pada wajah nya dan membuatnya jatuh dan berpegangan pada bagian depan mobilnya dengan dahi yang mengernyit ketika merasakan kesadaran nya mulai goyah akibat pukulan keras yang baru saja menghantam kepalanya. Dia menggeleng kuat, mencoba mempertahankan kesadaran dengan tangan gemetar yang terkepal kuat.
Dia bangkit dan berbalik meski tak mampu berdiri dengan benar, matanya memicing. melihat tiga orang yang berdiri di sekitar nya dengan satu orang membawa tongkat basbol dan sudah bisa di pastikan dialah orang yang baru saja memukul nya.
"Siapa kalian?."
"Percuma kau mengetahui nama kami, karna sebentar lagi kau akan mati."
Jungkook menyunggingkan senyumnya, dia hanya perlu sedikit waktu lagi untuk bisa beradaptasi dengan rasa sakit nya. Mengingat bahwa area sekitar wajah dan juga telapak tangan nya terlihat mengeluarkan darah akibat pecahan kaca jendela mobilnya, namun sepertinya Tuhan tak mengizinkannya ketika ketiga orang itu tampak sangat bernapsu ingin membunuh nya.
"Siapa juga yang ingin menanyakan nama kalian, sekalipun kalian mengatakan nya aku juga tidak ingin mengingat nya. Jika kalian menolak memberitahukan identitas kalian yang sebenarnya, jangan salahkan aku jika keluarga kalian tidak akan pernah menerima jasad kalian."
Perkataan yang terucap dengan begitu dingin di saat tubuhnya yang perlahan berdiri dengan tegap, tampak telah mampu mengambil kendali akan tubuhnya seperti sedia kala, meski tak memungkiri bahwa luka yang membuat wajahnya terkotori oleh darah membuatnya harus menahan rasa sakit yang bahkan semakin sakit ketika hatinya yang tengah terluka.
Baik Jungkook dan ketiga pria yang terlihat lebih tua darinya tersebut melangkahkan kaki mereka untuk saling bertemu, dan tepat setelah mereka bertemu di satu titik. Jungkook menghantamkan satu tangan nya kepada satu orang dan menggunakan kakinya untuk menyerang satu orang lainnya dan dengan cepat kembali menyerang satu orang yang tersisa, namun ketika pergerakannya sempat terhenti. Seseorang tiba tiba menghantamkan tinjunya tepat ke wajah nya dan membuatnya terpental dan membuat tubuh nya besentuhan dengan aspal.
Dan jangan salahkan pergerakannya yang lambat, karna lihatlah luka yang sebelumnya ia dapatkan. Bahkan dari balik telinganya cairan merah itu perlahan menelusuri leher nya, dia hendak bangkit namun seseorang menendang perutnya dan membuatnya sedikit terlempar dari tempat sebelumnya dan semakin memperparah luka nya.
Napas Jungkook tersenggal, dia hanya bisa pasrah ketika dua tangan meraih kedua lengannya dan memaksanya untuk berdiri. Membuatnya berhadapan dengan satu orang.
"Cih, menyedihkan. Seperti inikah Leader Team Divisi 4 yang baru itu? Jika seperti ini aku tidak perlu penasaran sejak lama, bahkan sangat mudah untuk membunuh nya." Sinis pria di hadapan nya.
Dan setelahnya tanpa ada perlawanan dari Jungkook, pria itu menghajar Jungkook tanpa belas kasihan. Beberapa pukulan yang sempat di terimanya telah membuat wajahnya semakin terkotori oleh darah nya sendiri. Dan setelahnya, kedua lututnya dengan cepat menyentuh aspal ketika pegangan pada lenagannya terlepas. Jungkook merendahkan tubuhnya hingga keningnya yang hampir menyentuh aspal dengan napas yang memberat dan sesekali terbatuk, namun tepat beberapa centi sebelum keningnya menyentuh aspal. Seseorang tiba tiba menarik tubuhnya dengan kasar dan membuatnya kembali menegakkan tubuhnya meski dengan kepala yang tertunduk.
Sebuah tepukan tangan menyapa telinga nya, perlahan dia mngangkat pandangan nya dan menemukan wajah yang sangat familiar dalam ingatan nya yang membuat nya terrsenyum tak percaya meski hal itu hanya menyakiti bibirnya yang tengah terluka, dia kemudian membawa senyuman itu kembali menatap aspal yang sedikit basah oleh darah yang keluar dari tangan nya. Sangat menyakitkan, namun melihat seseorang yang kini mendekatinya membuatnya lebih sakit lagi.
"Bagaimana kabarmu hari ini, Leader Team Jeon Jungkook?."
"Kau benar benar menyedihkan."
Selesai di tulis : 29.04.2019
Di publikasikan 02.05.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top