Page 26

Seoul, malam yang bersinar dengan ribuan langkah kaki yang terus berganti. di antara keramahan senyum, kelelahan hati yang terluka. Sang Iblis malam bergerak di antara langkah yang meninggalkan ribuan jejak tak terlihat, menembus keramaian dengan wajah ramah dengan netra tajam nya yang seakan siap menghancurkan apapun yang ia lihat.

Langkah yaang kemudian memisahkan diri dari keramaian, membimbing langkah nya yang berjalan sendirian di tengah malam yang bersinar. Hingga sebuah teguran asing datang padanya dan menghentikan langkahnya.

"Kim Taehyung-ssi."

Taehyung menolehkan kepalanya dan kemudian berbalik ketika mendapati pria bertubuh besar dengan setelan formal datang mendekatinya.

"Bisa ikut dengan kami?"

Mata Taehyung menelusuri pria tersebut dari mulai ujung sepatu hingga ujung kepala dengan tatapan yang terlihat begitu sinis, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya tanpa sepatah katapun dan menuju mobil yang berada di pinggir jalan.

Pria yang menghampiri sebelumnya langsung membuka kan pintu untuk nya dan menyusul masuk ke dalam mobil setelah dirinya masuk, dia duduk dengan tenang di dalam Mobil yang entah akan membawa nya kemana.

Tanpa prasangka yang buruk karna seseorang tidak akan pernah menganggunya jika mereka masih sayang dengan nyawa mereka, dengan kekejaman tanpa belas kasihan yang telah tercantum dalam identitas nya. Dialah orang terkejam di sini. Kim Taehyung.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, mobil yang di tumpangi nya berhenti tepat di depan sebuah club malam yang cukup ramai, sebelah alis Taehyung terangkat ke atas karna meski kehidupan nya begitu kotor dia tidak pernah beniat untuk masuk ke dalam bangunan seperti itu hanya untuk bersenang senang. Dia hanya datang ke tempat tersebut sebatas untuk pekerjaan dan selebih nya ia gunakan untuk mencari Changkyun, karna hampir setiap malam anak itu selalu pergi ke Club malam dan hanya menghabiskan waktu di depan meja bartender tanpa melakukan apapun.

Taehyung keluar dari mobil begitu seseorang membukakan pintu untuk nya.

"Ikutlah dengan ku!."

Lagi, tanpa sepatah katapun Taehyung mengikuti langkah pria tersebut berjalan menuju pintu masuk Club, Taehyung mengarahkan pandangan nya ke sekeliling ketika ia menapakkan kakinya di lantai Club yang terasa begitu panas karna entah berapa banyak orang yang telah melewatinya.

Tanpa ada sedikit pun keinginan untuk bergabung bersama lautan manusia yang kalut dengan dentuman musik, Taehyung hanya mengikuti langkah pria di hadapan nya dalam diam. Bersikap tak perduli dengan keadaan di sekitar nya, karna Changkyun pun juga tidak akan berada di sana.

Keduanya berjalan menjauhi keramaian dan menyusuri lorong gelap yang hanya di lewati oleh segelintir orang hingga pria itu membawa langkahnya untuk memasuki sebuah ruangan dan membuatnya bisa melihat siapakah gerangan yang tengah duduk di sofa di dalam ruangan tersebut.

Masih muda. Itulah sekelebat pikiran Taehyung ketika melihat seseorang yang terlihat belum berumur namun lebih tua darinya, dengan langkah malasnya dia mendekat dan langsung duduk di sofa yang berseberangan dengan pengusaha muda tersebut yang kemudian menarik sudut bibirnya ketika dia bertemu pandang dengan nya.

"Kau kah Iblis dari Myeongdong yang terkenal itu, Kim Taehyung-ssi?"

"Haruskah aku menjawab pertanyaan yang sudah kau ketahui jawaban nya?." Acuh Taehyung dan lagi, pria di hadapan nya tersenyum miring.

"Katakan keperluan mu dan biarkan aku pergi setelah nya."

Pengusaha muda tersebut memberikan isyarat kepada salah satu anak buahnya yang kemudian menghampiri Taehyung dan memberikan selembar kertas yang kemudian ia terima, sebelah alisnya terangkat saat membaca profil yang tertera pada selembar kertas di tangan nya sebelum ia menurunkan tangan nya dan mempertemukan kembali pandangan nya dengan pengusaha muda tersebut.

"Kesepakatan awal, jika kurang dari itu. Ku ledakkan kepalamu!"

Perkataan santai yang membuat beberapa orang mengeluarkan senjata mereka dengan satu orang yang berada tepat di sampingnya menodongkan senjata api tepat ke pelipisnya, namun tak menunggu waktu lama karna di detik selanjutnya Taehyung menepis kasar todongan pistol tersebut. Dia bangkit dari duduk nya dan langsung menyerang pria tersebut, dan membuat beberapa orang di sana hendak menyerang nya. Namun sayang nya, sebelum mereka mampu melancarkan serangan nya Taehyung lebih dulu datang pada mereka dan mengahajar mereka dalam waktu bersamaan tanpa melibatkan senjata api sedikit pun.

Hingga beberapa detik terlewatkan, Taehyung melemparkan orang terakhir ke arah meja tepat di hadapan pengusaha muda tersebut yang hanya menatapnya dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan. Pengusaha muda tersebut justru mengangkat kakinya dan menggunakan nya untuk menyingkirkan anak buahnya yang meringkuk kesakitan di atas meja tepat di hadapan nya.

Beberapa orang hendak kembali menyerang Taehyung, namun tangan ringan pengusaha muda yang terangkat ke udara tersebut menghentikan semuanya.

"Kau perlu fasilitas lain?"

"Jika tidak keberatan, kau bisa memberikan ku sebuah mobil."

Dengan tangan yang begitu ringan, pengusaha tersebut melemparkan sebuah kunci Mobil ke atas meja. Taehyung pun mendekat dan meraih kunci mobil tersebut sebelum berjalan keluar meninggalkan sisa keributan yang ada, dan tepat setelah Taehyung menghilang dari balik pintu. Pengusaha tersebut menggerakkan jarinya sebagai isyarat agar salah satu anak buah nya mendekat.

"Apa yang harus saya lakukan, Pak?"

"Awasi dia, sepertinya dia jauh lebih berbaya di bandingkan dengan Hacker itu."

"Di mengerti, Pak."

Pengusaha tersebut mengarahkan pandangan nya ke pintu di mana taehyung menghilang sebelumnya dan kemudian tersenyum miring.


Come Closer


Udara dingin yang menetap seakan tak ingin berlalu begitu saja tanpa ada darah yang membeku di udara malam itu juga, bau anyir yang mencemari senyap udara menjadi satu dengan keindahan langit malam Seoul yang tak pernah tidur di sepanjang malam nya.

Sang Dewa kematian menampakkan siluet nya di atas gedung pencakar langit dengan senapan laras panjang yang bertengger pada punggung nya, Jung Daehyun. Melawan udara yang membekukan pijakannya, berdiri di pinggiran gedung dengan tatapan dingin nya yang terarah pada Gedung yang berdiri kokoh tepat di samping Gedung yang kini menjadi pijakan nya.

Setelah cukup lama terdiam, dia melihat jam tangan nya dan dengan samar bisa melihat angka yang di tunjuk oleh ujung jarum jam. Dia kemudian kembali mengarahkan pandangan nya ke arah sebelumnya dan bergegas menurunkan senapan larasa panjang dari punggung nya.

"Aku akan seger memulainya."

Gumamnya, bukan pada angin melainkan pada seseorang yang kini duduk dengan santai di dalam mobil yang berada di parkiran sebuah Gedung yang telah terhubung dengan nya melalui alat komunikasi yang bertengger pada telinga nya.

Yoo Youngjae, si Pengacara yang juga seorang Hacker tersebut menarik sudut bibirnya seakan ingin menertawai rekan nya.

"Dasar bodoh, aku sudah melakukan nya sejak sebelum kau meninggalkan mobil."

Raut wajah datar yang tak berubah sama sekali meski perkataan Youngjae terdengar seperti orang yang ingin mengumpat.

"Lakukan dengan cepat, sebelum orang orang berlevel dewa itu menyadari nya."

Youngjae berujar kembali dan kali ini mampu membuat Daehyun menarik sudut bibir nya.

"Akulah Dewa Kematian disini."

Perkataan singkat yang membuat Youngjae terkekeh pelan di saat dirinya sendiri mengarahkan ujung senapan ke arah gedung di sebelahnya dan dalam mode siap untuk menembak. Daehyun melihat melalui teropong kecil yang menempel pada bagian atas senapan laras panjang yang kini berada di tangan nya, mengawasi pergerakan orang orang yang berada di balik kaca dan pandangan nya berhasil menemukan target nya.

Di sisi lain, Youngjae memicingkan matanya ketika mengamati pergerakan yang terjadi di layar Laptop yang berada di pangkuan nya, dia kemudian berdecih.

"Mereka datang."

Ujarnya dengan wajah yang tiba tiba menjadi serius dengan tatapan yang masih tertuju pada layar laptop.

"Aku datang."

Dua kata yang mengiringi sebuah peluru terlepas dari senapan laras panjang di tangan Daehyun yang sukses menembus kaca di gedung sebelah dan mengenai target nya dengan sempurna. Daehyun kemudian menegakan tubuh nya, melempar senapan tersebut dan langsung berjalan pergi sembari melepas sarung tangan yang membungkus tangan nya lalu memasukkan nya ke dalam saku mantel panjang nya.

Dia berjalan menuruni Gedung dengan santai seakan tak terjadi apapun, namun sesantai apapun wajah nya dia berusaha agar sampai di bawah dalam waktu cepat, sebelum Hacker di bawah sana mndapatkan masalah karna hal ini.

Tak sampai sepuluh menit Daehyun telah keluar dari dalam Gedung dan segera menuju Mobilnya dengan pembawaan tenang yang begitu sempurna meski terdengar suara sirine ambulan yang datang mendekat, Daehyun masuk ke mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya sembari memakai sabuk pengaman nya.

"Lima belas detik."

Ujar Youngjae, Daehyun sempat bertemu pandang dengan Youngjae untuk sepersekian detik sebelum akhirnya melajukan mobil nya dan meninggalkan keributan tengah malam yang telah ia buat.

"Dewa Kematian beraksi di Seoul, sebaiknya kau tidak keluar saat tengah malam."

Selesai di tulis : 14.04.2019
Di publikasikan : 18.04.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top