Page 24

Taehyung membuka pintu Rumah Changkyun dan segera bergegas menuju lantai dua tepat setelah ia menutup pintu dari dalam dengan ponsel yang bertengger di samping telinganya dan sesekali tampak ia yang tengah mengernyitkan dahinya saat mendengarkan orang yang tengah berbicara melalui sambungan telepon dengan nya.

"Aku akan mentransfer semua penunggakkan biaya secepat nya."

Ucapan dengan pembawaan yang formal, seakan menunjukkan bahwa dia sedang berbicara dengan orang yang ia segani, langkahnya terhenti ketika ia sadar telah melupakan sesuatu, dengan masih berbicara dengan orang di seberang Taehyung melangkahkan kakinya kembali ke arah pintu dan mengunci nya.

"Untuk beberapa hari ke depan aku tidak bisa kesana, jadi mohon bantuan nya."

Setelah mengunci pintu, Taehyung kembali melangkahkan kakinya menuju lantai dua bangunan tersebut.

"Ye, terimakasih atas bantuannya."

Taehyung memutuskan sambungan teleponnya ketika berada tepat di depan pintu kamar Changkyun.
Dia pun dengan perlahan membuka pintu dan melongokkan kepala nya terlebih dulu, seulas senyum tipis menghiasi bibirnya ketika ia menemukan Changkyun yang sudah tertidur meski waktu masih menunjukkan pukul 10 malam. Dia pun sebisa mungkin menutup pintu dengan perlahan dan kemudian menghampiri Changkyun, bergabung bersamanya di ranjang yang tidak terlalu besar namun cukup muat jika di gunakan untuk berdua.

"Aigoo... Kau sudah tidur rupanya, padahal aku masih ingin bicara padamu." Ujar nya sembari menyandarkan punggung nya tepat di sebelah Changkyun yang tidur memunggungi nya.

Taehyung sedikit merendahkan tubuhnya dan sedikit menyibakkan helaian rambut Changkyun untuk melihat bekas jahitan di saat perban di kepalanya sudah di lepas.

"Ini pasti sakit sekali, kenapa kau tidak menangis? Padahal aku ingin melihat nya."

Monolog nya lagi dan kembali merapikan rambut Changkyun, namun suara getar ponsel Changkyun yang berada di atas nakas tepat di samping Changkyun berhasil menarik perhatian nya, dia pun bergegas meraih ponsel Changkyun dan melihat nama sang pemanggil. Kedua alis nya saling bertahutan ketika tercantum nomor asing sebagai pemanggil di ponsel Changkyun, dan tanpa pikir panjang lagi dia segera menerima panggilan tersebut.

"Yeoboseyo." Suara malasnya berkumandamg di telinga lawan bicaranya.

"Tuan Im Changkyun?"

"Bukan, aku Kakak nya. Kim Taehyung, kenapa kau menghubungi Adik ku?" Ujar Taehyung menyahuti pertanyaan orang di seberang.

"Maaf, tapi aku hanya ingin berbicara dengan Tuan Im Changkyun."

"Apa yang kau butuhkan?, sebutkan saja. Seorang Hakcer atau pembunuh bayaran?"

"Siapa sebenarnya kau ini?" Suara yang penuh dengan tanda tanya akan identitas nya.

"Kim Taehyung, bukankah aku sudah menyebutkan namaku sebelumnya. Mereka lebih suka memanggil ku dengan sebutan 'Iblis dari myeongdong'."

Penjelasan yang membuat seseorang di seberang terdiam cukup lama hingga mampu bersuara kembali.

"Tujuh juta won."

Sebuah nominal yang membuat seorang Kim Taehyung menyunggingkan senyumnya. "Kau ingin bermain main dengan ku? Kau kira menghilangkan nyawa seseorang semudah saat Boss mu menggelapkan uang Perusahaan?"

"Kau-"

"Jika memang mudah kenapa tak kau lakukan sendiri, berhenti menghubungi anak ini jika kau tidak ingin menyelesaikan masalah dengan ku!"

Taehyung memutuskan sambungan secara sepihak dan kembali menyunggingkan senyumnya tak percaya.

"Tujuh juta Won, Hehh. Apa hanya segitu harga nyawa mu?, membuatku ingin tertawa saja."

Protesnya yang hanya terdengar seperti gumaman lebah, namun lagi lagi terdapat panggilan masuk yang berasal dari nomor yang sama seperti sebelumnya, dengan malas Taehyung pun menerimanya.

"Sepuluh juta Won."

Taehyung menggaruk keningnya dan tampak sedikit frustasi. "Adik ku baru saja keluar dari Rumah Sakit, sepertinya aku harus menetap selama beberapa hari untuk menemaninya."

"Dua belas."

"Dua puluh, itupun karna kebaikan hati ku."

"Lima belas."

"Dua puluh lima, datanglah pada ku dan akan ku penggal kepala mu!"

"Sembilan belas.'

"Besok malam, pukul sembilan di Myeongdong."

Tepat setelah mengatakan hal tersebut Taehyung kembali memutuskan sambungan secara sepihak dan menatap layar ponsel Changkyun yang masih menyala, dia menggeser layar ke atas dan muncul lah angka kosong hingga sembilan yang berarti dia harus memasukkan kata sandi untuk bisa membuka ponsel tersebut, Taehyung kemudian dengan asal memasukkan kata sandi namun, tak ada bedanya dengan sebelum sebelumnya dia yang selalu gagal untuk membuka ponsel milik Changkyun.
Dan setelah mencoba beberapa kali, dia menghela napasnya seiring dengan tangannya yang terjatuh, dari dulu ia sangat ingin mengetahui apa saja yang di sembunyikan oleh Changkyun di dalam ponselnya, namun sayang nya Monster kecil nya tersebut merupakam salah satu Hacker terbaik di Korea mungkin karna berkali kali Taehyung mengganti kata sandi ponselnya, hanya butuh waktu kurang dari satu menit untuk Changkyun membobol nya.

Lagi, Taehyung menghela napas dan kali ini ia memperbaiki posisi tidur nya menghadap Changkyun, dia melemparkan ponsel Changkyun ke belakang tubuhnya dan kemudian memeluk Changkyun dari belakang. Jangan berpikir bahwa Taehyung selalu melakukan hal tersebut, karna dia hanya bisa memeluk Changkyun ketika Changkyun sedang tidur, sedangkan jika Changkyun menyadari hal itu mungkin saja dia akan terlempar dari lantai dua Rumah Changkyun.

"Aku akan tidur sekarang dan bekerja besok."

Gumaman pengantar tidur yang kemudian mengiringi matanya yang tertutup dan perlahan membawanya menjelajahi dunia mimpi.




Hankuk Hospital.

Eunwoo menghampiri Jungkook yang tengah berdiri di ruang tunggu di lantai tujuh dan melihat keluar kaca besar yang menjadi sekat gedung tersebut.

"Kau tidak ingin masuk?"

Jungkook sekilas menoleh ke arah Eunwoo dan kembali memalingkan wajahnya ke tempat semula setelah Eunwoo berdiri di samping nya.

"Bagaimana?"

"Hanya luka luar, kau tidak perlu merasa bersalah. Kau hanya menggores sedikit kulit leher nya."

Tak mendengar respon dari Jungkook, Eunwoo pun menolehkan kepalanya dan mendapati wajah Jungkook yang sangat sulit untuk di mengerti.

"Kau tahu? Yang tadi itu sangatlah keren."

Ucapan yang terdengar seperti sebuah penyemangat yang seakan akan mengarahkan tuduhan panda nya bahwa dia sangat menyesal atas apa yang terjadi pada Kihyun saat ini, tapi nyatanya dia memiliki hal lain untuk membuat hidupnya tidak tenang sebagai seorang Leader Team Divisi 4.

"Kemana pergi nya Jooheon Hyeong?" Tanya nya kemudian tanpa mengalihkan pandangannya dari kegelapan yang telah menyelimuti Seoul.

"Dia berada di luar kota, mungkin untuk beberapa hari ini kau tidak akan bisa menemukan nya di Organisasi."

Jungkook kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya meningalkan Eunwoo.

"Mau kemana kau?"

"Pulanglah! Katakan pada Ayah mu untuk tidak mengadakan rapat malam ini."

Eunwoo tersenyum tak percaya sembari menatap punggung Jungkook yang bergerak menjauh, dan tiba tiba ponsel nya bergetar. Dia pun segera merogoh ponselnya dan menerima pangilan setelah mengetahui identitas sang pemanggil.

"Eoh, Joochan-a.. Bagaimana keadaan Divisi?"

"...."

"Leader Team mu berada di sini, kau tidak perlu khawatir. Aku akan segera menemui mu di sana."

Eunwoo memutuskan sambungan dan segera bergegas meninggalkan tempat tersebut.

THE BLOOD WAR
DAZZLING SEOUL NIGHT IN CRIME
[JILID I]
28.03.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top