Page 21 [COME CLOSER]

Kesibukan terlihat di dapur Rumah berlantai dua yang cukup sederhana, bunyi air mendidih, robekan plastik dan juga sendok yang bergesekan dengan benda lain nya, sesekali terdengar sebuah senandung yang di iringi dengan dengusan kecil.

"Selesai!"

Ujar sang pembuat keributan yang tak lain adalah Kim Taehyung yang sibuk menyiapkan sarapan untuk nya dan juga untuk Changkyun, meski pada kenyataan nya dia tidaklah ahli dalam urusan dapur, tapi setidaknya dia masih bisa jika hanya membuat Ramyeon.

Dengan senyum cerah nya dia membawa Ramyeon dalam panci tersebut ke lantai dua, tepatnya ke kamar Changkyun karna Changkyun baru saja keluar dari Rumah Sakit, Taehyung berpikir bahwa dia belum bisa untuk makan di luar dan memutuskan untuk makan di dalam kamar bersama Changkyun.
Taehyung membuka pintu kamar Changkyun dan mengulas senyum lebar ketika menemukan Changkyun masih terduduk di ranjang seperti sebelumnya.

"Waktu nya sarapan..." Seru Taehyung yang begitu bersemangat sembari menaruh panci Ramyeon di lantai, sungguh berbanding terbalik dengan Changkyun yang menatap nya tanpa ekspresi. Dia memperhatikan setiap gerak gerik Taehyung dan entah kenapa perhatian Taehyung padanya justru membuat nya terganggu.

Dia memalingkan wajah nya dan menghembuskan napas berat nya ketika justru Jooheon lah yang muncul di kepalanya ketika ia melihat perhatian Taehyung padanya, dan helaan pelan tersebut berhasil tertangkap oleh Taehyung. Diam diam dia melihat apa yang tengah di lakukan Changkyun dan menghilangkan seulas senyum yang menghiasi wajah nya sebelumnya.

Taehyung benci wajah itu, wajah sedih itu. Taehyung benar benar membenci saat di mana Changkyun terlihat begitu sedih, sebuah kebencian yang tak pernah bisa ia ungkapkan dan membelenggu nya, meski Changkyun tidak pernah tertawa tapi setidaknya dia tidak ingin melihat Changkyun bersedih, meski Changkyun bukanlah seorang anak kecil yang membutuhkan perhatian lebih.

Namun tetap saja, di mata seorang Kim Taehyung, Im Changkyun bukanlah apa apa selain hanya seorang anak kecil yang harus di perhatikan, dan jika saja ia tahu apa yang menyebabkan Changkyun begitu menutup diri dan tidak pernah tertawa, Taehyung akan memastikan untuk memusnahkan hal itu dan seandainya itu seseorang akan sangat mudah baginya untuk melenyapkan nya. Egois memang, tapi dia pun memiliki alasan untuk menjadi seorang Iblis yang tak mengenal kata maaf dan seluruh antek anteknya.

Kim Taehyung hanya akan menjadi seorang malaikat untuk Im Changkyun, namun dia akan menjadi seorang Iblis ketika merasa terluka.

Taehyung memalingkan wajah nya dan menepuk pipinya sendiri, sepertinya dia hampir saja menjadi seorang Iblis hanya karna melihat Changkyun yang hanya berdiam diri. Tak ingin merusak suasana baik yang berusaha ia ciptakan dengan sisi gelap nya, Taehyung kembali mengulas senyum layak nya seorang aktor handal yang bisa berganti ekspresi wajah hanya dalam hitungan detik.

"Changkyun-a, kamarilah!"

Taehyung menepuk lantai di samping nya di saat dia sendiri telah duduk bersila menghadap Ramyeon dan sebuah mangkuk lengkap dengan peralatan makan yang ia butuhkan, namun sayang nya sikap antusias nya tersebut lagi lagi tak mampu membuat Changkyun tertarik. Bahkan yang dia lakukan tidak lebih hanya menatap Taehyung tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lihat? Cepatlah kemari!, aku sudah lapar."

Masih terdiam seperti sebelumnya, tampak tak memiliki sedikit pun ketertarikan dengan ajakan Taehyung di saat pikiran nya membenci perhatian yang Taehyung berikan namun di sisi lain hati dan tubuhnya tak mampu menolak nya.

Changkyun kembali memalingkan wajah nya dan membuat Taehyung mendengus, dia menaruh sumpit yang berada di tangan nya dan beranjak berdiri, dia menghampiri Changkyun dengan langkah yang terlihat seperti orang yang tengah kesal. Dia berhenti tepat di samping Changkyun dan membuat Changkyun mengalihkan pandangannya, sedikit mendongak untuk melihat wajah nya.

"Apa yang kau lihat?, sedari tadi kau belum membuka gorden nya, apa dengan melihat ke arah gorden gelap mu maka seseorang akan muncul di sana?"

Changkyun tak merespon, namun pandangan nya mengikuti pergerakan Taehyung yang naik ke atas ranjang dan berjalan ke arah jendela, tepat setelah ia berhasil menjangkau jendela, Taehyung langsung menyibakkan gorden di hadapan nya dan seketika Changkyun memejamkan matanya saat sinar matahari pagi yang begitu cerah menyapa wajahnya untuk yang pertama kalinya di pagi hari.

"Jika seperti ini kau baru bisa melihat keadaan di luar."

Seulas senyum lebar ia berikan pada Cha ketika ia berbalik dan kembali berjalan menghampiri Changkyun, namun kali ini dia berhenti di atas ranjang, dia duduk tepat di samping Changkyun dengan tubuh yang setengah berbaring dan membuat Changkyun merendahkan pandangannya di saat Taehyung sendiri harus sedikit mendongak.

"Wae? Kepala mu sakit?, bukankah sudah ku bilang untuk meminum obat nya, kenapa justru semalam langsung tidur begitu saja?"

Taehyung menggerakkan dagunya ke samping seakan tengah mengusir Changkyun. "Ramyeon nya sudah dingin, jika kau tidak sayang aku bisa membuang nya dan membuat yang baru, atau kau ingin aku menyuapi mu?"

Keduanya terdiam sejenak dan membiarkan pandangan keduanya saling bertemu sebelum akhirnya Changkyun yang menyerah.

"Aku membenci mu!"

Perkataan singkat sebelum ia turun dari ranjang dan bersiap untuk sarapan pagi bersamanya, membuat senyum di wajah Taehyung terlihat menghangat.

"Sebanyak apapun kau membenciku, kau tidak akan pernah bisa lari dari ku, terkecuali jika aku mati."

Taehyung berujar sembari menyusul Changkyun, dan ketika ia melewati Changkyun dia mengusak suarai hitam itu pelan, mengingat bahwa kepala yang masih terperban. Dan dia berujar dengan seulas senyum tipis.

"Oleh sebab itu bersikap baiklah, dan aku akan menjadi orang baik untuk mu!"

Tak perduli. Dan itulah respon dari Changkyun yang kemudian membiarkan Taehyung duduk berhadapan dengan nya dan memberikan senyum andalan nya.

"Baiklah... Selamat makan..."

Taehyung mengambilkan Ramyeon untuk Changkyun yang hanya diam dan menunggu, di saat mulut Taehyung sendiri tidak henti henti nya berbicara dan hal itu pula yang membuat Changkyun sejenak memejamkan matanya dengan wajah yang tampak kesakitan, bukan karna luka di kepalanya melainkan luka yang tak terlihat di sudut hatinya, ketika lagi lagi yang terlintas di pikiran nya bahwa Jooheon lah yang saat ini berada di hadapan nya.

Changkyun menggeleng pelan dan segera membuka matanya, menyadarkan dirinya sendiri bahwa bukan Jooheon lah yang saat ini tengah berada di hadapan nya, melainkan Kim Taehyung. Pemuda yang di pertemukan dengan nya oleh sebuah takdir yang tak terduga karna sisi kemanusiaan nya.

Changkyun menerima mangkuk yang sudah terisi dengan Ramyeon dan langsung menyantapnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Berhentilah bicara ketika kau makan!, kau akan tersedak."

Dengan sikap tak perdulinya Changkyun mengingatkan Taehyung yang tak henti henti nya berbicara bahkan saat ia sedang makan, dan hal itu sudah cukup untuk menyenangkan hati dari seorang Kim Taehyung.

"Bagaimana? apa tidak enak?"

"Kau memberinya air terlalu banyak."

"Kalau begitu tinggal di tambahkan garam."

"Lupakan!"

"Kau semakin dingin ketika memakan mie dingin."

THE BLOOD WAR : CHAPTER 1
DAZZLING SEOUL NIGHT IN CRIME
[JILID 1]
23.03.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top