Page 09 [BLACKOUT]

suasana ricuh di tengah malam kota seoul,orang orang yang tiba tiba berhamburan keluar dari salah satu club malam terkenal di ibu kota,beberapa dari mereka langsung meninggalkan lokasi sedangkan lainnya nampak berkerumun di depan club dan melihat ke arah pintu,hingga sepuluh menit kemudian suara sirine memecah keramaian seoul tengah malam dan membuat semua orang menyingkir dari jalan.
beberapa anggota kepolisian turun dari mobil dan segera bergegas masuk ke dalam club malam yang di ketahui menjadi pusat keributan di tengah malam kota seoul dan harus membuat mereka terbangun di tengah tidur mereka.

"kita lihat siapa yang berani beraninya mengganggu tidurku"ujar pria berperawakan tinggi dan kurus,berjalan paling akhir dari pada anggota lainnya dan bisa di pastikan bahwa dialah yang memimpin operasi malam ini.

tidak lebih dari lima menit mereka semua keluar dan berhasil meringkus tikus tikus besar yang mengaum di tengah malam(?) dan terdapat seseorang yang sangat mencolok di antara para berandal yang telah di ringkus tengah malam itu dan kemungkinan siapapun akan kabur setelah melihat tatapan matanya yang seperti ingin membunuh seseorang.

"apa yang kalian lakukan tengah malam begini,cepat pulang sana,mengganggu tidur orang saja"kesal kepala polisi sebelum masuk ke dalam mobilnya sendiri setelah berhasil meringkus beberapa orang malam itu.

Police Station.

Gangnam.

"apa hubunganmu dengan orang orang di sana itu"

tanya kepala polisi dengan malas pada seseorang yang duduk di depan mejanya yang tampaknya sangat tidak bersahabat sembari menunjuk ke arah sekumpulan orang di dalam sel yang sebelumnya mereka ringkus di salah satu club malam di ibu kota dan dari semua orang,orang satu inilah yang paling susah untuk di ajak bermediasi.

"kita selesaikan dengan cepat,lupakan saja ini karna masih ada hal yang lebih penting yang harus ku lakukan dari pada berurusan dengan kalian,biarkan aku pergi dan akan ku lupakan masalah ini"ujar pria di hadapan kepala polisi sakartis seakan tidak tahu tempatnya untuk berbicara.

kepala polisi yang tampak sedikit lebih tua darinya tersebut memalingkan wajahnya dan tertawa tidak percaya sebelum akhirnya kembali melihat lawan bicaranya yang sudah membuatnya naik darah di tengah malam.

"siapa namamu"ulang kepala polisi dan mungkin sudah ketiga kalinya sejak mereka duduk berhadapan.

"kau tuli!? bukankah sudah ku katakan sebelumnya"pemuda itu memalingkan wajahnya dan tiba tiba berbicara dengan suara lantang seakan ingin semua orang mendengar ucapannya,"leader team divisi tiga badan intelijen korea selatan,Im jaebum"tukasnya.

semua orang tampak terkejut tapi tidak dengan kepala polisi karna pemuda yang tidak lain adalah leader team divisi tiga im jaebum tersebut sudah mengatakannya sebanyak tiga kali dan masih sama seperti sebelumnya,tidak ada reaksi dari kepala polisi.

"kau kira siapa yang akan percaya denganmu..."

Bragh.

kepala polisi tiba tiba memukul meja di akhir kalimatnya,"siapapun bisa mengaku ngaku sebagai orang penting tanpa identitas,jika aku sekarang mengatakan bahwa aku adalah adik dari presiden korea selatan memangnya kau percaya,eoh......."

jaebum memalingkan wajahnya dan mengumpat pelan sebelum akhirnya kembali manatap lawan bicaranya yang tidak bisa di ajak berdamai dengan baik baik meski itu memang salahnya sendiri yang bisa bisanya pergi tanpa membawa kartu identitas,semua orang juga akan bersikap sama jika sedang menghadapi masalahnya saat ini,meski seribu kali dia mengatakan bahwa dia adalah anggota badan intelijen semua akan sama saja hanya karna sebuah kartu tipis yang menentukan nasibnya saat ini tidak berada di genggaman tangannya.

"sudahlah,ini sudah malam jangan berbelit bellit dan jawab pertanyaanku"ujar kepala polisi yang sudah menyerah dengan interogasi tengah malamnya.

"kau mengenal mereka?"

"mereka hanya bandit yang menghalangi tugas ku dan karna kalian semua aku harus kehilangan orang itu lagi,jika seperti ini siapa yang patut di salahkan,jika kalian tidak datang mungkin aku sudah berhasil mengamankan bajingan itu"ujar jaebum sakartis.

"ada yang tahu dia bicara apa?"kepala polisi tampak benar benar malas harus berurusan dengan seorang im jaebum lebih lama lagi.

jaebum yang tampaknya juga sudah kehilangan kesabarannya pun beranjak berdiri dan mengambil telepon yang berada tepat di hadapan kepala polisi dan menekan beberapa nomor,menggunakannya senaknya meski kepala polisi sudah menegurnya.

"dalam lima menit,pergilah ke kantor polisi daerah gangnam"

setelah mengatakan hal tersebut jaebum menatap tajam ke arah kepala polisi dan langsung menaruh telepon di tangannya seakan melemparnya kemudian kembali ke tempat duduknya dengan santai.

"tunggulah lima menit lagi,dan kita selesaikan urusan kita di sini"ujar jaebum penuh dengan rasa percaya diri seakan telah memenangkan perdebatan mereka.


lima menit yang di janjikan telah berlalu,tapi tak ada satupun orang yang terlihat masuk ke dalam kantor polisi,baik jaebum dan kepala polisi sempat melihat jam di pergelangan mereka masing masing dan saling bertukar pandang seakan ingin melanjutkan perang dingin mereka kembali,tapi kedatangan seseorang di pintu masuk mengalihkan perhatian keduanya.

seorang pemuda dengan setelan jas yang sama dengan yang di pakai oleh jaebum datang menghampiri mereka.

"ya ampun,haruskah hyung selalu berakhir di tempat seperti ini"ujar pemuda tersebut yang di tujukan pada im jaebum yang menatap malas ke arahnya.

"kau mengenalnya"

pemuda tersebut mengarahkan pandangannya pada kepala polisi dan tepat saat itu jaebum beranjak dari duduknya kemudian berjalan keluar tanpa dosa.

"orang ini"gerutu pemuda yang baru saja datang tersebut.

"ya!ya!,berhenti kau! mau kemana kau?,urusan kita belum selesai"

pemuda tersebut menunjukkan sebuah kartu nama ke hadapan kepala polisi yang kemudian membungkam mulutnya.

"wakil leader team divisi tiga badan intelijen korea selatan,koo junhoe"pemuda yang ternyata wakil leader im jaebum tersebut memberikan penekanan saat menyebutkan namanya sendiri,dan kepala polisi yang melihatnya dengan tatapan tak percaya.

junhoe memasukkan kembali kartu namanya ke saku di balik jasnya,"aku rasa orang tadi juga sudah mengatakannya padamu,jadi urusan kita sampai di sini,selamat malam,semoga harimu menyenangkan"

junhoe mengatakan salam perpisahan dari divisinya sebelum meninggalkan kepala polisi yang mematung di tempatnya dan masih tampak tak percaya,sedangkan junhoe sendiri berjalan santai keluar dari kantor polisi yang siapa sangka bahwa jaebum masih menunggunya,membuat sebelah alisnya terangkat.

"masih di sini?"tegur junhoe.

"mobil mu"

"ne!?"

mata junhoe membulat sempurna,"wae,wae,kenapa hyung menanyakan mobil ku?"ujar junhoe penuh selidik.

"berikan padaku"

"aniya"

"kau tidak dengar"

dengan dahi yang mengernyit junhoe dengan pasrah mengambil kunci mobilnya dari dalam saku dan dengan tidak relanya menyerahkan kunci mobilnya pada jaebum.

"direktur mungkin sudah mendengarnya,sebaiknya hyung segera menemuinya"

tanpa memperdulikan ucapan junhoe jaebum masuk kedalam mobil dan melajukan mobil milik junhoe meninggalkan sang pemiliknya di pinggir jalan.

junhoe mengangkat tangannya hendak menghentikan jaebum namun tangannya malah berakhir di belakang kepalanya dan menyisakan wajah frustasinya.

"h-hyung.....ahh......kenapa dia membawa mobil ku lagi,hyung......itu mobil baru,mengertikan"junhoe berbalik dan berjalan pergi namun hanya beberapa langkah dia kembali melihat ke arah mobilnya yang semakin menjauh,"hyung.......cicilannya belum lunas,kau dengar,kau baru merusak mobilku satu bulan yang lalu,jangan rusak yang ini.....eoh......jika kau merusaknya aku akan pindah ke divisi satu kau dengar......"suara lantang junhoe tersamarkan oleh udara malam yang semakin beku.

"ahh......kenapa dia selalu menyusahkanku,semua mobilku berakhir tragis di tangannya,sebenarnya apa yang dia lakukan"gerutuan junhoe di sepanjang jalanan seoul tengah malam yang nampak begitu sepi.


Markas besar badan intelijen.

Ruang rapat.

seungwon memasuki ruang rapat dan langsung menempati posisinya tanpa ada keinginan untuk duduk,melihat para leader team yang hadir di ruang rapat dengan tatapan tak bersahabatnya,sesuatu yang wajar bagi para leader team setiap kali terjadi masalah dalam organisasi terlebih lagi kelakuan para leader team baru yang hampir tidak pernah datang tepat waktu saat rapat.

"dimana leader team divisi empat?"

"sepertinya bukan hanya leader team divisi empat saja yang belum datang,leader team divisi lima juga belum terlihat sampai detik ini"

kihyun menyahuti,jooheon yang menyadari arti dari perkataan kihyun yang di tujukan untuk menyindir direktur pun bertukar pandang dengan kihyun sembari saling melempar senyum simpul,membuat seungwon harus menghela nafasnya,memang sebaiknya dia tidak menganggu divisi empat mulai detik ini.

"kita mulai rapat hari ini,tanpa mereka"

kihyun tersenyum penuh kemenangan sedangkan jooheon hanya melempar senyum tipisnya,seperti hari hari sebelumnya,kihyun memang seseorang yang handal dalam membungkam direktur.

"semalam di salah satu club malam terjadi keributan yang melibatkan anggota badan intelijen"terang seungwon menjelaskan agenda rapat hari ini dan sudah tidak perlu di tanyakan lagi siapa pelakunya karna pelakunya sendiri sudah berada di hadapan seungwon dan berhasil menyita perhatian dari kedua rekannya.

"Im jaebum"ujar seungwon sengaja di berikan penekanan tapi sang pemilik nama hanya melihatnya seperti bukan dialah yang bersalah dalam rapat hari ini,"ini adalah peringatan ke tiga untukmu di tahun ini,tidak bisakah kau bekerja sedikit lebih halus,haruskah kau membuat seluruh kota mengenalmu"

"tidak sekali kita membahas hal ini,jika direktur menganggap itu adalah hal yang mudah kenapa aku harus repot repot mengejarnya"

seungwon menatap jaebum dengan wajah datar,dia sudah terlalu pusing setiap kali mendapat laporan tentang kelakuan divisi tiga bahkan dari semua petinggi organisasi pada akhirnya semua keluhan di limpahkan padanya,belum lagi kasus sebelum sebelumnya yang telah di perbuat oleh divisi tiga,itulah sebabnya kenapa seungwon tidak pernah mengirim divisi tiga ke luar negeri karna baik leader team maupun anggotanya sama sama berbahaya.

"nikmati masa hukuman untuk divisimu"pungkas seungwon yang bertemu pandang dengan tatapan tak bersahabat milik jaebum.

jooheon dan kihyun saling bertukar pandang dan di akhiri oleh kihyun yang mengendikkan bahunya acuh,jika seperti ini masa hukuman yang di terima jaebum biasanya akan berlangsung satu bulan,itupun jika organisasi tidak mengalami masa darurat.

seungwon kemudian melempar berkas ke tengah meja dan masing masing dari mereka mengambilnya dan tentu saja masih tersisa dua berkas di atas meja.

"pastikan tidak ada kesalahan lagi untuk kali ini,dengan begini rapat di tutup,selamat siang"

setelah menutup rapat seungwon meninggalkan ruang rapat,di susul oleh jaebum yang pergi tanpa sepatah katapun,kihyun menutup berkas di tangannya dan melihat ke arah dua berkas yang tersisa di atas meja.

"anak anak itu harus berhenti mempermainkan kakak senior mereka"

"mereka sudah tahu agenda rapat hari ini oleh sebab itu mereka tidak datang,jika divisi empat mungkin masih bisa di pertanyakan tapi bukankah divisi lima tidak pernah hadir hampir di setiap rapat "

"entahlah,mungkin mereka terlalu muda untuk menjadi seorang leader team"ujar kihyun pasrah dan beranjak dari duduknya sembari menyambar dua berkas di atas meja sebelum berjalan keluar di susul oleh jooheon di belakangnya.

"aku menjadi leader team saat seumuran mereka,berhenti membicarakan tentang umur"jooheon mengatakannya sembari tertawa ringan.

"bagaimana dengan wakilmu"tanya kihyun di sela langkah mereka yang terlihat seirama.

"hubungan kami tidak pernah membaik,mungkin sebaiknya aku menggantinya"

kihyun tersenyum mengejek sembari sekilas melihat ke arah jooheon yang tidak benar benar serius dengan perkataannya,"itu karna dia lebih pintar darimu"

"apa yang hyung katakan,bahkan dia tidak akan bisa mendapatkan kursi di cyber room bagaimana mungkin dia lebih pintar dari ku"jooheon tertawa ringan.

"cepatlah berbaikan dengannya,bagaimanapun juga divisimu akan lebih kuat jika dia berada di divisimu"

"sampai detik ini pun dia masih menjadi bagian dari divisi satu,terserah dia kembali atau tidak"

"itulah kenapa kalian tidak pernah akur"cibir kihyun yang hanya di tanggapi senyuman lebar oleh jooheon.

"joochan-a"

pekik kihyun yang melihat joochan berjalan tidak jauh dari mereka dan membuat joochan menghentikan langkahnya.

"kau sudah makan"

sebuah pertanyaan yang sama dan juga dari orang yang sama sejak empat tahun terakhir dan tentu saja tidak banyak yang berubah dari mereka.

"ne"

jawaban singkat dari hong joochan akan pertanyaan dari jooheon,kihyun kemudian menyerahkan dua berkas yang ia ambil sebelumnya.

"dimana leader team mu"

"dia bilang dia masih di sini"jawab joochan sembari mengambil berkas dari tangan kihyun.

"berikan satu untuk leader team divisi lima"

"ne"

joochan kemudian merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang,"hyung......di mana kau?"

"....."

"kita mendapat misi,haruskah ku taruh di meja kerjamu"

"...."

"ne,aku mengerti"

joochan menutup panggilannya,"dia berada di area parkir bawah tanah,aku akan menyusulnya,sampai jumpa"

joochan sedikit menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan jooheon dan kihyun yang mengikuti pergerakannya yang berjalan menjauh dengan mata mereka.

"sepertinya dia sudah tidak apa apa"gumam jooheon.

"hari pertama memang berat,aku rasa leader team nya yang baru cukup untuk menggantikan changkyun"

jooheon mengalihkan pandangannya pada kihyun tampak tak setuju,"joochan tidak suka jika seseorang menyebut nama changkyun,sebisa mungkin jangan menyebut namanya di depannya"ujar jooheon memperingatkan karna meski joochan terlihat sudah kembali seperti semula tapi dia akan bersikap kaku ketika seseorang membahas changkyun di depannya.

"wae?apa joochan membencinya?"

"entah benci atau tidak aku tidak tahu apa yang di pikirkan anak itu yang jelas dia tidak pernah ingin membahas tentang changkyun lagi"terdapat kekhawatiran sekaligus kekecewaan di mata jooheon,meski empat tahun berlalu sepertinya dia sendirilah orang yang masih tetap menunggu changkyun sampai detik ini.






THE BLOOD WAR.

[DAZZLING SEOUL NIGHT IN CRIME]
<BLACKOUT>

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top