Page 06 [Saiken No Owari]

Hankuk Hospital.

Gangnam.

changkyun mengetuk sebuah pintu sebelum tangannya tergerak untuk membuka pintu.

"annyeonghaseyo"

sapa changkyun pada seorang dokter yang duduk di balik mejanya,changkyun pun menutup pintu dan berjalan ke arah dokter perempuan yang tengah mengamatinya.

"tuan im changkyun"ujar dokter tersebut memastikan.

"benar"

"silahkan duduk"

changkyun pun duduk berhadapan dengan dokter tersebut.

"apa kau walinya'

"ne"

"apa kau memiliki hubungan keluarga dengan pasien"

"tidak,aku hanya tidak sengaja lewat dan menemukannya"jawab changkyun acuh,membuat garis wajah dokter tersebut berubah.

"luka tusuk di dadanya cukup parah,sedikit saja meleset tusukan tersebut pasti mengenai jantungnya,tapi melihat kondisinya saat ini mungkin dia berada dalam keadaan yang paling sulit,untuk itu....."dokter tersebut menatap changkyun dengan lebih serius,"sebaiknya kau melaporkan kasus ini ke polisi agar mereka bisa menemukan keluarganya,itu sekedar saran dariku"

"tidak perlu,aku terlalu sibuk untuk berurusan dengan mereka,lakukan saja apapun padanya aku yang menanggung semua biayanya"

changkyun kemudian berdiri dan menundukkan kepalanya sekilas,"aku permisi"dia pergi dari ruangan dokter yang tengah menatap kepergiannya seperti tengah melihat orang aneh.

Battle Of Two Cyber God.
[Saiken No Owari]

Cyber room.

Markas besar badan Intelijen.

19,35.

kihyun melewati pintu cyber room yang sudah pasti belum di perbaiki,kihyun mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru cyber room yang masih tampak sibuk tak berbeda dengan pagi tadi tapi setidaknya komputer di sana sudah menyala meski hanya menunjukkan layar kosong,setelah tak menemukan seseorang yang ia cari,kihyun berjalan lebih ke dalam dan setelah melewati sedikit tikungan dia berhenti tepat di depan sebuah pintu,private room,kihyun kemudian mengetuk pintu private room dan berhasil menarik perhatian seseorang yang tengah duduk dengan wajah yang serius menatap layar komputernya,lee jooheon,bangkit dari duduknya dan bergegas membuka pintu,seulas senyum ia dapatkan tepat setelah ia membuka pintu,hyung bertubuh mungilnya berdiri di hadapannya dengan senyum hangat seperti biasanya,jooheon kemudian melangkahkan kakinya kembali ke kursi seakan sebagai isyarat agar kihyun masuk.

"hyung belum pulang"

tanya jooheon sembari mendudukkan kembali dirinya di kursi sebelumnya dan melihat kearah kihyun yang tengah menutup pintu.

"masih terlalu banyak masalah untuk di tinggalkan"kihyun menghampiri jooheon,menaruh ransel yang ia bawa sedari tadi di samping kakinya,sedangkan dia sendiri bersandar di meja dan menghadap jooheon.

"meski kau tidak pulang,setidaknya istirahatlah sebentar,tanganmu pasti sakit"

jooheon yang sebelumnya sudah kembali melihat ke layar komputer,kembali mengarahkan pandangannya pada kihyun,terkejut,itulah yang di lihat kihyun dari sorot mata jooheon kala dia melihatnya.

"buka bajumu,hyung akan melihat lukamu"

"dari mana hyung tahu"selidik jooheon,dia khawatir bahkan sangat,jika kihyun saja bisa tahu apa mungkin orang lain juga tahu tentang itu.

"aku mungkin satu satunya orang yang melihatmu malam itu,biarkan aku melihatnya"

jooheon memalingkan wajahnya,"aku tidak apa apa,hanya sedikit goresan"

"aku ingin melihatnya secara langsung"

"hyung.....aku bilang aku baik baik saja"rengek jooheon dengan mata yang tiba tiba menyipit.

"aku ingin melihatnya,buka bajumu"tegas kihyun dan sudah menjadi keputusan akhir,jooheon pun akhirnya melepas jasnya namun keduanya di kejutkan dengan darah yang merembes di kemeja putih jooheon,perlahan jooheon mengangkat kepalanya dan bertemu pandang dengan kihyun yang menatapnya begitu intens seakan ingin menerkamnya.

"aku baik baik saja,berhenti mengkhawatirkanku,hyung melihatnya besok saja hari ini aku sangat sibuk"

jooheon hendak kembali menaikkan jasnya sebelum kihyun menahannya,"buka"

"hyung...."

"lee jooheon"

"hyung...apa kau ingin melakukan tindak asusila di kantor,eoh....."

"tidak ada yang perduli jika itu kau"

"hyung......."

"buka"

jooheon menutupi wajahnya dengan telapak tangan yang bertumpu pada kursi,ketika kihyun berhasil memaksanya membuka bajunya dan yang saat ini di lakukan oleh kihyun adalah melepas kain putih yang sebelumnya di ikat oleh jooheon dengan asal asalan dan saat ini kain putih tersebut tampak telah terkontaminasi dengan darah jooheon,jooheon mengernyit sembari menutup rapat mulutnya ketika merasa kesakitan saat kihyun bahkan hanya menyentuh kain yang mengikat lengannya,menyadari hal tersebut kihyun memperlambat gerakannya.

"dari mana kau mendapatkan luka ini"

jooheon tak menjawab,seakan mulutnya sudah terkunci,setelah berhasil melepas ikatan lengan jooheon,kihyun memperhatikan dengan seksama bekas luka yang di penuhi oleh darah yang sudah mengering,dia memicingkan matanya dan melihatnya lebih dekat,bukan luka bekas goresan atapun tusukan,lubang kecil di lengan jooheon,kihyun membulatkan matanya dan menegakkan tubuhnya melihat ke arah jooheon.

"siapa yang melakukannya"

tuntut kihyun tapi jooheon malah memalingkan wajahnya,menghindari tatapan menuntut dari kihyun.

"jooheon-a...."

jooheon tetap tak merespon,kihyun memalingkan wajahnya sembari menghela nafas,sebelum kembali menatap jooheon dengan tangan yang bersedekap,"kau tidak pergi ke dokter,apa kau tidak berfikir betapa bahayanya membiarkan peluru bersarang di tubuhmu,apa yang sebenarnya kau pikirkan"

omel kihyun,dia kemudian berjongkok dan membuka ranselnya,menarik sedikit perhatian jooheon,jooheon menyipitkan matanya ketika melihat kihyun mengeluarkan kotak yang tidak terlalu besar dari dalam ranselnya,kihyun berdiri dan menaruh kotak tersebut di atas meja.

"benda apa itu"

"diam dan lihat saja"

kihyun membuka kotak tersebut dan terjawablah semua rasa penasaran jooheon,gunting bedah,pisau bedah,penjepit,beberapa suntikan,kapas,perban dan beberapa botol kecil bening berisi cairan,sesuatu yang seharusnya tidak di miliki oleh seorang anggota badan intelijen,jooheon menatap kihyun tak percaya,dari mana kihyun mendapatkannya atau apa yang akan di lakukan kihyun dengan benda benda itu.

"hyung.....dari mana kau mendapatkan barang barang itu,bukankah kau lulus satu tahun sebelum aku"

"memangnya kenapa,bukan hanya mahasiswa kedokteran yang bisa menggunakan ini"ujar kihyun acuh dan terlihat tengah mengisi sebuah suntikan dengan sebuah cairan,jooheon merasa bergidik terlebih lagi melihat kihyun memakai sarung tangan,dia terlihat seperti dokter sungguhan,kihyun kemudian menarik sebuah kursi dan duduk menghadap jooheon,dia menarik tangan jooheon dan jooheon yang sudah tahu alur cerita selanjutnya,menahan tangan kihyun dan membuat kihyun mendongakkan kepalanya.

"apa yang ingin hyung lakukan"

"mengeluarkan peluru di tanganmu"jawab kihyun santai.

"hyung pernah masuk fakultas kedokteran"kihyun menggeleng membuat jooheon tertawa tak percaya sembari memalingkan wajahnya,"kalau begitu bagaimana bisa aku mempercayakan lenganku padamu,apa hyung ingin melakukan mal praktek padaku"

kihyun mengangkat tangannya dan hampir saja memukul kepala jooheon jika saja dia tidak sadar bahwa dia tengah memegang suntikan,"diam atau bibirmu yang akan ku suntik"ancam kihyun.

"hyung......"

jooheon memalingkan wajahnya ketika kihyun benar benar serius menusukkan jarum suntik di lengannya,dia menutup mulutnya rapat rapat agar tidak berteriak saat dia merasakan sakit di lengannya,namun hanya sebentar karna setelahnya jooheon tidak merasakan apa apa di lengannya bahkan rasanya seperti lengannya tiba tiba menghilang,perlahan dia melihat ke arah kihyun yang sudah bersiap untuk membedah lengannya,kihyun tampak serius tapi jooheon tetap ragu karna seumur umur jooheon belum pernah melihat kihyun melakukannya,jooheon kembali memalingkan wajahnya ketika sempat melihat ujung pisau bedah tersebut menembus kulitnya.


"sebenarnya akan lebih mudah jika kau berbaring" ujar kihyun yang berkonsentrasi pada pisau bedah yang sudah menembus lengan jooheon sembari menyeka darah yang keluar dari lengan jooheon.

kihyun dengan hati hati melakukan pembedahan pada lengan jooheon,meski dia bukanlah seorang dokter atau lulusan fakultas kedokteran dia terlihat mahir saat melakukannya,hal itu karna dia sendiri sudah mempraktekkannya beberapa kali,dia mempelajari teknik pembedahan ringan dari seorang teman yang mengambil jurusan fakultas kedokteran dan beberapa kali kihyun pernah menangani pasien di klinik temannya tersebut untuk pembelajaran,meski begitu kihyun tidak tahu hal lain selain cara pembedahan ringan karna dia mempelajari ini pun hanya untuk kondisi darurat seperti ini dan lagi tugasnya juga sudah cukup menyulitkannya.

"hyung"

kihyun bergumam untuk menjawab saat dia sendiri tengah berusaha mengeluarkan peluru dari lengan jooheon.

"dari mana kau mempelajarnya"

"seorang teman"

"kau terlihat mahir,kenapa tidak menjadi dokter saja"

"menjadi dokter bukanlah tujuan hidupku,ini hanya sebagai penyelamat dalam keadaan darurat"

kihyun berhasil mengambil sebuah peluru dari lengan jooheon dan menaruhnya di kapas yang sudah ia siapkan di atas meja dan waktunya menjalankan prosedur terakhir yaitu menjahit lengan jooheon dan tentunya membersihkan lengan jooheon.

"bagaimana dengan komputernya"kihyun memajukan kursinya dan mulai menjahit lengan jooheon.

"datanya masih aman tapi......"

"tapi?"

"kyun menghilang"

kihyun terhenti dan melihat jooheon tidak mengerti,"kyun,siapa itu,aku tidak pernah mendengar namanya"

"sistem keamanan yang di ciptakan oleh changkyun,anak itu memberinya nama kyun"terang jooheon dan membuat pikiran kihyun mengulang kejadian pagi tadi saat dia mengikuti joochan,memang benar joochan pergi ke apartemen changkyun tapi yang di lakukannya tidak lebih dengan duduk di tangga darurat lebih dari satu jam.

"bukankah joochan pagi tadi menemuinya"

pertanyaan jooheon membuyarkan lamunan kihyun yang kemudian tersenyum canggung,"joochan bilang dia tidak ada di rumah,mungkin dia pulang ke kampung halamannya"

"dia sudah lama tinggal di seoul aku tidak yakin dia pergi kesana"

kihyun memilih untuk tidak perduli dan kembali menjahit lengan jooheon meski dia sendiri tidak yakin apa yang tengah terjadi dengan changkyun.

"kyun,menghilang,sistem komputer tiba tiba mati,sedangkan datanya masih aman,hanya changkyun yang tahu jawabannya di sini"

semua data organisasi masih terselamatkan bahkan setelah kyun merusak dirinya sendiri,apakah kyun telah gagal?tidak,itu bukanlah kegagalan dari sistem yang telah di tanamkan pada kyun,semua data masih aman karna usaha changkyun di detik detik terakhir tepat sebelum kyun mematikan sistemnya,seorang dewa cyber tidak akan pernah bisa di kalahkan oleh ciptaannya sendiri,tanpa di ketahui semua orang im changkyun,leader team divisi empat telah melakukan sabotase pada cyber room sekaligus menyelamatkan oraganisasi dalam waktu bersamaan,apa yang sedang ia pikirkan.

kihyun membereskan peralatannya setelah memasang perban di lengan jooheon,pandangannya kemudian terarah pada sebutir peluru yang sebelumnya dia keluarkan dari lengan jooheon,kihyun mengambilnya dan membersihkannya,kihyun mengamati peluru tersebut dan seketika matanya membulat sempurna,masing masing divisi menggunakan jenis peluru yang berbeda beda dan kihyun sendiri sudah menghafal setiap jenis peluru yang di pakai oleh leader team dan para anggotanya,meski berada di satu divisi,leader dan anggotanya pun memakai jenis peluru yang berbeda dan tidak salah lagi,mata kihyun tidak bisa di bohongi bahwa peluru yang saat ini berada di tangannya tidak lain adalah peluru yang di gunakan oleh leader team divisi empat,im changkyun.

"apa yang sebenarnya terjadi antara kalian"

jooheon menolehkan kepalanya ke arah kihyun dengan dahi mengernyit karna sebelumnya ia sempat menggosok dahinya secara berlebih.

"siapa yang hyung maksud"

kihyun menunjukkan sebutir peluru di tangannya,"peluru ini adalah peluru yang di gunakan oleh changkyun bagaimana mungkin bisa ada di lenganmu,apa dia yang menembakmu"

habislah,jooheon merutuki dirinya sendiri,bagaimana mungkin dia tidak sadar seperti apa leader team divisi dua di hadapannya,bahkan dia sudah bertekad untuk merahasiakannya.

"hanya masalah kecil"

"changkyun tidak akan semudah itu melepaskan tembakan hanya karna masalah kecil terutama terhadap rekannya sendiri"

jooheon menundukkan kepalanya dan menghela nafas selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali melihat ke arah kihyun.

"aku akan bicara padanya setelah dia kembali"

"selesaikan baik baik dan jangan seperti ini lagi"

"aku tahu...."

kihyun kemudian berdiri dan melihat kemeja putihnya yang tidak sengaja terkena darah jooheon,dia kemudian melepas jas serta kemejanya,dan sedikit membungkuk mengeluarkan dua buah kemeja putih dari dalam ranselnya,dia memberikan satu untuk jooheon dan satu untuk nya sendiri,jooheon menatapnya tidak percaya bahkan dia sampai membawa baju ganti di ranselnya,inikah arti kesempurnaan divisi dua.

"aku tidak tahu obat apa yang cocok untuk mu tapi,pastikan hari ini kau pergi ke apotik karna mungkin lukanya akan sakit"


kihyun merapikan kembali bajunya dan memakai jasnya,dia mengambil kemeja jooheon yang dipakainya sebelumnya dan memasukkan nya kedalam ransel bersama miliknya.


"aku pergi,jaga dirimu baik baik,jika terjadi sesuatu hubungi aku"

setelah menutup ranselnya kihyun berjalan keluar.


"gomawo....." pekik jooheon sebelum kihyun menghilang di balik pintu,dia membuang nafasnya ke udara,satu kebodohannya hari ini dan mungkin bisa berakibat fatal untuk dongsaengnya.

"kapan kau akan kembali--changkyun-a...."



BATTLE OF TWO CYBER GOD
[SAIKEN NO OWARI]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top