Page 03 [Rolling In The Deep]

    1-2-3-4-5. Area berwarna merah di lantai atap gedung Badan Intelijen semakin melebar sedikit demi sedikit. Perlahan tapi pasti, satu-dua tetes cairan merah itu terus menelusuri jemari Jooheon yang tetap berdiri tegap seperti sebelumnya. Menatap seseorang yang baru saja melukai lengannya dan masih menodongkan senjata ke arahnya.

    Tangan jooheon yang memegangi lengannya pun sama dengan jemari yang tak henti hentinya meneteskan cairan berwarna merah, cairan ajaib yang mampu menopang hidupnya. Darah yang terus menetes bahkan saat dia memegangi lukanya, seakan- akan semua darahnya mengalir menuju lukanya dan menerobos keluar dari lubang kecil yang mungkin tercipta di lengan yang di balut oleh kemeja putih dan jas hitam tersebut.

    "Aku bilang hentikan, kenapa kau tidak mendengarkanku?" ujar Jooheon, seperti tak ada sedikit pun kemarahan pada Changkyun yang terang-terangan mencoba untuk membunuhnya.

    "Turunkan senjatamu dan kita bicara baik-baik."

    "Apa? Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" ujar Changkyun tenang namun terdengar sangat dingin dan tidak bersahabat.

"Changkyun-a, jebal..." Jooheon melepaskan pegangan di tangannya, "sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kita bisa bicara baik- baik. Turunkan senjatamu!" ujar Jooheon kemudian dengan nada bicara yang lebih menuntut. Jooheon tahu bahwa Changkyun baru saja kehilangan adiknya, tapi dia sama sekali tidak mengerti kenapa Changkyun tiba-tiba bersikap seperti ini.

    "Berikutnya... Kepalamu!"

    Dorr.

    Satu tembakan mengarah ke kepala Jooheon tepat setelah Changkyun menyelesaikan ucapannya, dan kali ini Jooheon menghindarinya. Tidak seperti sebelumnya meski sudah tahu arah tembak Changkyun, dia sama sekali tidak menghindar. Tapi sepertinya kali ini Changkyun benar benar serius tentang kepalanya.

    "Changkyun-a..... Hentikan!"

    Dorr

    Dorr

    Dorrr.

    Suara peluru dari tembakan beruntun yang di keluarkan Changkyun dari Handgun miliknya seakan benar-benar ingin membunuh Jooheon, bahkan Changkyun tidak sedikitpun memiliki belas kasihan yang terlihat dari sorot matanya yang seakan-akan makin menggelap seiring dengan satu persatu peluru yang keluar dari Handgun miliknya.

    Jooheon bahkan hampir tertembak olehnya, namun dia berusaha untuk menghindari setiap tembakan Changkyun sembari mendekat ke arah changkyun. Sekali saja dia lengah, dia akan berakhir di tangan iblis kecil yang mencoba melakukan pemberontakan pertamanya.

    Dorr.

    Tembakan terakhir yang di hindari Jooheon sebelum Changkyun merogoh peluru cadangan di balik bajunya dan mengganti pelurunya dengan gerakan cepat.

    Grek, keduanya saling mengunci satu sama lain. Mata dengan mata, kepala dengan kepala, sebelum Changkyun sadar, Jooheon sudah berdiri di hadapannya dan kali ini keduanya saling menodongkan senjata ke arah kepala satu sama lain. Leader dengan lewader, dua kekuasaan yang saling bertemu bukan untuk sebuah mediasi ataupun kerjasama antar Divisi. Dan bahkan mungkin lebih menarik dari keduanya.

    "Aku bilang hentikan, kenapa kau tidak mendengarku? Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Changkyun a? Turunkan senjatamu dan kita bicara baik-baik!"

    Dingin dan gelap, sesuatu yang tidak bisa di rengkuh oleh Jooheon, bahkan jika ia merengkuh Changkyun saat ini. Dia pasti akan kehilangan detak jantungnya saat itu juga.

    "Katakan!"

    "Tembak aku!"

raut wajah jooheon menjadi datar dan hampir menyamai wajah changkyun setelah mendengar pernyataan changkyun.

"hentikan, ini tidak seperti dirimu yang ku kenal, kita selesaikan baik baik" bujuk jooheon,dari awal changkyun selalu serius akan tindakannya tapi dia tidak mungkin menuruti permintaan changkyun atau pun mati di tangan changkyun,tanpa tahu kesalahan apa yang di perbuatnya sehingga changkyun berambisi ingin membunuhnya,seseorang yang sudah menjadi hyung nya dalam waktu yang lama,changkyun tumbuh besar di sampingnya kenapa dia harus membunuhnya,adik kecil kesayangannya.

"jika kau tidak melakukannya aku yang akan melakukannya"

jooheon terdiam,tampak kehilangan kata kata untuk membujuk changkyun, haruskah salah satu di antara mereka berdua mati hari ini,dan kenapa mereka harus saling membunuh.

"aku hyung mu,lee jooheon dan kau dongsaeng ku,im changkyun_____kenapa aku harus membunuhmu,kita keluarga"

"keluarga" ulang changkyun, dia menyunggingkan senyumnya dan tampak meremehkan ucapan jooheon barusan,"keluarga katamu....manusia hina seperti kalian tidak akan pernah mengerti arti dari sebuah keluarga,jadi berhenti mengatakan hal hal konyol seperti kau tahu segalanya,keparat...."

Bugh.

changkyun menjatuhkan hand gun nya dan langsung memukul wajah jooheon,tak berhenti sampai di situ,dia juga menendang perut jooheon dan membuat jooheon terpental dan jatuh kelantai.

"berhenti mengguruiku dengan mulut kotormu,kau pikir kau pantas mengatakannya....."

nafas changkyun terdengar putus putus dan bahkan di mata jooheon saat ini dia terlihat sangat menyedihkan,jooheon perlahan berdiri sedangkan changkyun menjatuhkan satu lututnya dengan tangan yang berpegangan pada pembatas,dia menangis.

dia menangis,menangis tanpa suara dengan kepala yang tertunduk dalam,itulah yang di lihat oleh jooheon saat ini,dan ini adalah yang pertama kalinya dia melihat changkyun menangis,menyesal?,pasti,dia sangat menyesal,seandainya dia tidak sedang dalam tugas dia pasti bisa berada di samping changkyun saat dia merasa kehilangan,bahkan saat changkyun menghubunginya,changkyun masih terdengar seperti adik kecil jooheon yang selalu memulai kegilaan dengannya di cyber room,menjadi penguasa cyber room,bersama sama dalam waktu yang lama.

setelah beberapa waktu berlalu dan matahari yang sudah bergeser dari tempat sebelumnya,tanpa ada satu pun dari kedua orang itu beranjak dari tempat mereka sebelumnya,jooheon yang tetap berdiri dengan darah yang sudah mengering dan changkyun yang bersandar di pembatas gedung,dengan kepala menunduk dan mata yang terpejam,meski changkyun sudah tenang jooheon masih tidak berniat untuk mendekatinya dan hanya melihatnya dari jarak sekitar dua meter,angin yang semakin dingin,membekukan luka di lengan jooheon dan luka di hati changkyun,matahari yang membiaskan cahaya jingga di langit bagian barat,tenang dan menusuk,mengubur luka dan membuatnya membusuk tanpa pertolongan,angin sore,di bawah naungan tuhan semua orang memeluk kepercayaan dan hidup,dengan sebuah luka semua berubah sesuai ketentuan di garis tangan.

im changkyun,berpikir dengan menyimpan luka,luka itu bisa sembuh dengan sendirinya dan bukannya membusuk dan melumpuhkan hatinya,seorang maknae,leader team divisi 4,di bawah awan yang saling bertautan membentuk sebuah ikatan dan memudar sebelum akhirnya menghilang,seorang anak kecil yang di penuhi tanggung jawab seorang kepala keluarga tanpa harus bertemu dengan keluarganya,seseorang yang selalu menjaga semua orang dalam jangkauannya,sebuah senyum simpul,suara tawa,pekikannya,seseorang pasti akan sangat kehilangan setelah ini,dengan tangan yang masih terlihat begitu lemah tergeletak di lantai,mata yang tertutup rapat,wajah dinginnya,dia memohon pada tuhan agar dia tidak membunuh orang di hadapannya,memohon maaf pada tuhan,meminta agar tak lagi di bebani.

aku akan pergi jauh dari jalanku,tuhan,sebuah pernyataan kecil yang membuat angin memberontak dan seakan ingin mengobrak abrik tubuh lemahnya,perkataan yang terdengar begitu terkutuk,perlahan mata itu terbuka,raut wajah yang benar benar dingin seakan dia telah terlahir kembali sebagai seseorang yang berbeda,dia membuka matanya sebelum penglihatannya benar benar tertutupi oleh gelapnya langit malam,harus ada hal yang di selesaikan terlebih dulu sebelum seseorang memilih jalan yang baru.

dengan berpegangan pada pembatas gedung dia mencoba berdiri dan melepas pegangannya,berdiri tegap menatap jooheon dengan kehidupan barunya,bahkan dia sama sekali tidak peka terhadap kekhawatiran jooheon yang di tujukan padanya,perlahan changkyun melangkahkan kakinya mendekati jooheon dengan pengendalian diri yang sempurna,langkah iblis kecil itu berhenti tepat di hadapan jooheon,meski sedikit mendongak untuk melihat jooheon karna perbedaan tinggi antara keduanya,hal itu tidak membuat ketajaman mata changkyun melemah begitu saja.

changkyun kemudian mengambil sesuatu dari balik jasnya,beberapa foto yang ia dapatkan dari kamar adiknya,dia membalik tumpukan foto tersebut dan tertulis beberapa angka di sana,jooheon yang menyadari apa yang saat ini berada di tangan changkyun membulatkan matanya.

"changkyun-a....kita bisa membicarakannya baik baik"wajah jooheon tiba tiba terlihat begitu panik.

"01.02,23.03,12.04,25.04,30.12,01.01"

tepat setelah changkyun mengucapkan angka angka yang terdapat di balik foto foto tersebut,tatapan dingin changkyun kembali terarah ke jooheon sedang penglihatan mereka semakin terhalangi langit yang semakin menggelap,dia melemparkan semua foto yang tertata rapi di tangannya tepat ke wajah jooheon dan membuat jooheon sedikit terkejut.

"apa ini"

suara berat changkyun yang terkesan begitu tenang terdengar sangat menuntut,"changkyun-a...."sangat berbeda dengan suara jooheon yang semakin melemah,seakan benar benar mengakui sebuah dosa yang fatal yang sudah merubah adik kecilnya menjadi seekor rubah dengan taring tajam yang tak memiliki belas kasihan.

"aku bahkan tidak pernah menemuinya hanya untuk memastikan bahwa dia baik baik saja,tapi kau dengan seenaknya menemuinya di belakangku"dengan pembawaan tenang yang sempurna,suara changkyun yang berat terdengar semakin serak di telinga jooheon bahkan saking seraknya jooheon hampir tak mendengarnya jika saja angin tak berhenti mengganggu mereka.

sebuah ungkapan kekecewaan dan penyesalan terlontar dalam sebuah kalimat yang panjang,dan malah membuat sesuatu yang berada di dalam dirinya mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang lebih selain mengemis belas kasihan dari kakak tersayangnya yang saat ini menjadi orang kedua yang telah di kutuknya dalam hidupnya,changkyun tiba tiba bergerak maju dan benar benar memutuskan jarak antara keduanya,sebuah pelampiasan luka baru yang telah menutupi luka lama yang telah membusuk,tak ada kata kata manis yang bisa menenangkannya,hanya ada kata manis yang semakin membuatnya kalut dalam kegelapan,bukan alasan atau tanggung jawab,dia hanya butuh jawaban,iblis kecil dalam dirinya yang mulai memberontak.

changkyun menarik kerah baju jooheon kuat kuat seakan ingin mengambil alih oksigen yang masuk ke dalam paru paru jooheon,sedangkan jooheon menerima begitu saja atas perlakuan adik kecilnya yang tengah berada dalam masalah yang serius dan itu semua karna ulahnya,mungkin.

"di mana otakmu,dimana otakmu yang pintar itu kau sembunyikan.....lee jooheon.......dimana,di mana......."

changkyun menguncang tubuh jooheon meski dia sendiripun sudah terlihat tak bisa lagi berdiri,langit yang semakin gelap,menutup akses jooheon untuk bisa melihat dengan jelas wajah changkyun.

"maaf"

satu kata yang paling di kutuk oleh changkyun,satu kata yang keluar dari mulut jooheon dengan tatapan yang penuh rasa bersalah.

"siapa yang butuh maaf mu"lirih changkyun,perlahan cengkramannya pada jooheon mulai merenggang,"kau tahu apa artinya sebuah maaf,jika kau masih punya sedikit kepintaran dari otakmu,seharusnya kau tidak mengatakannya"kali ini bukanlah sebuah suara lirih yang menginginkan untuk di kasihani melainkan sebuah kata untuk menggurui seseorang,changkyun tiba tiba menghantamkan kepalan tangannya ke arah wajah jooheon dengan sekuat tenaga sehingga membuat jooheon jatuh ke lantai untuk yang kedua kalinya,orang yang melihatnya pasti berpikir bahwa di bodoh,tapi dia tidak mungkin menyakiti adik kecilnya yang tumbuh dalam pengawasannya.

"aku tidak butuh maaf dari bajingan sepertimu......aku......bertahun tahun aku hanya bisa melihatnya dari jauh agar dia tidak terluka,tapi kenapa,kenapa justru kau yang menghancurkan semuanya....lee jooheon....kenapa......kenapa,bukankah sudah ku peringatkan sejak awal,jangan mendekati hang ah,kenapa kau tidak mendengarnya brengsek......."changkyun sedikit berbalik,menjatuhkan kedua lututnya di atas lantai yang sangat dingin,dia menangis,lagi!.

"di mana otakmu,kenapa kau melakukan ini padaku....kesalahan apa yang telah ku perbuat,ini tidak adil_____kenapa hanya aku yang terluka,eomma.......mianhae......."lirih changkyun di sela suara tangisnya yang memecah langit gelap seoul.

arghhh...............

Battle Of Two Cyber God.

[Rolling In the Deep]

setelah merasa lebih tenang changkyun beranjak berdiri,tapi tidak dengan jooheon yang hanya melihat setiap pergerakannya,changkyun mengarahkan pandangannya ke arah jooheon.

"pastikan ini menjadi pertemuan kita yang terakhir,karna jika kita bertemu lagi,aku mungkin akan benar benar membunuhmu dengan tanganku sendiri"

sebuah kalimat perpisahan telah terucap di atas dinginnya lantai atap gedung di bawah langit yang gelap,di kota seoul yang tak pernah terlelap,changkyun berjalan melewati jooheon tanpa ada sedikitpun ketertarikan hanya untuk sekedar melihat jooheon dengan ekor matanya.

"changkyun-a......im changkyun-a,dengarkan aku"

teriak jooheon tapi changkyun tak berminat lagi untuk menghentikan langkahnya bahkan dia tidak berbalik hingga pintu lift tertutup.

"im changkyun-a....."

jooheon membuang nafasnya ke langit dan kemudian berbaring di lantai,seakan dinginnya lantai tak bisa menembus kain yang membalut tubuhnya,menatap langit seoul yang begitu gelap,lagi,helaan nafas itu kembali bertiup ke udara.

"aku.......hanya ingin membuat mereka bahagia,apa keinginanku ini salah"

ujar jooheon seakan tengah mengadu pada tuhan,"aku......tidak tahu apa yang terjadi sebelum ini,tapi.....aku sama sekali tidak berpikir untuk menyakiti mereka,aku,aku lee jooheon leader team divisi satu badan intelijen korsel telah berjanji padanya"jooheon menghela nafas.

"hang ah-ya......apa.....kau juga marah padaku,pecundang ini tidak menepati janjinya,apa kau membenciku?_______sudahlah tidak apa apa jika kau membenciku,kau tidak perlu khawatir dan pergilah dengan tenang,aku akan menjaga kakakmu di sini,____________aku.......juga akan hidup dengan baik setelah ini".

butiran air bening terlihat keluar dari sudut mata jooheon dan jatuh begitu saja,malam yang terlalu sunyi untuk seorang leader team divisi satu yang tak bisa berdiam diri meski hanya semenit,leader team divisi yang paling tangguh hingga saat ini,lee jooheon.

"setidaknya hanya itu yang bisa ku janjikan padamu,awasi pecundang ini dari sana,im hang ah"

BATTLE OF TWO CYBER GOD.
[ROLIING IN THE DEEP]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top