[HELLO, STRANGER] 27

    Jam istirahat tiba. Kihyun terlihat tengah mencuci tangannya di dalam toilet dan tentu saja dia sendirian karna dua brandal yang selalu mengikutinya tampaknya tengah memiliki kesibukan lain.

    Dia mengibaskan tangannya guna menghilangkan sisa air yang tertinggal di tangannya dan hendak berbalik, namun sebelum itu ponselnya yang berada di saku jas sekolahnya bergetar.

    Dia pun merogoh ponselnya dan melihat bahwa Felix mengiriminya sebuah pesan. Sembari berjalan keluar, dia membuka pesan singkat tersebut yang menyebutkan bahwa Felix dan kedua saudaranya menunggu di kantin. Dan karna pandangannya hanya tertuju pada ponsel di tangannya, dia tidak sengaja menabrak seseorang dan hampir menjatuhkan ponselnya.

    Dia segera menegakkan kepalanya dan terkejut ketika mendapati Minhyuk si murid barulah yang baru saja ia tabrak. Dia kemudian langsung membungkukkan badannya beberapa kali untuk meminta maaf, namun pemuda aneh di hadapannya tersebut justru tersenyum ramah ke arahnya.

    "Kau ingin pergi?" tanya Minhyuk dengan sedikit merendahkan kepalanya agar Kihyun mengerti apa yang tengah ia ucapkan.

    Kihyun dengan ragu memberikan sebuah anggukan, dan setelahnya Minhyuk menyingkir dari jalan seakan tengah mempersilahkan Kihyun untuk lewat.

    Kihyun sekilas menundukkan kepalanya sebelum melewati Minhyuk, namun bukannya memilih jalannya sendiri, murid baru itu justru mengikuti kemana Kihyun pergi dengan senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya.

    Kihyun yang tidak tahu menahu jika Minhyuk berjalan di belakangnya pun merasa sedikit aneh ketika para siswi yang ia lewati menatap ke arahnya. Dia sempat berpikir, apakah dia telah melakukan sesuatu yang membuat semua orang memperhatikannya. Namun dia segera menepis kembali pikirannya dan tanpa ia sadari bahwa Minhyuk tertawa tanpa suara di belakangnya.

    Begitupun dengan Kihyun yang tak menyadari kehadiran Minhyuk, Minhyuk sendiri pun juga tidak tahu jika dari kejauhan tatapan dingin seorang Min Yoongi mengawasi gerak-gerik mereka dengan wajah dingin yang mampu menyembunyikan apa yang berada dalam otaknya.

    Kihyun memasuki kantin, begitupun dengan Minhyuk yang langsung memisahkan diri ketika seseorang memanggil Kihyun sembari melambaikan tangannya.

    Kihyun menghampiri ketiga adiknya, sedangkan Minhyuk memilih tempat duduk yang tidak terlalu jauh dari Kihyun dan Kihyun yang baru sadar akan keberadaannya pun merasa sedikit heran karna sebelumnya mereka bertemu di kamar mandi, namun kenapa dia bisa berada di sana.

    Sekali lagi, Minhyuk hanya melontarkan seulas senyum yang membuat perasaan Kihyun menjadi tidak tenang. Seperti ada yang mengganggu hatinya, namun dia tidak tahu apakah itu. Dia kemudian mengalihkan pandangannya dan segera menyantap makan siang yang sebelumnya telah di ambilkan oleh para adiknya, meningalkan Minhyuk yang tetap memperhatikannya dan juga Yoongi yang nyatanya sudah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah dan tatapan yang masih sama seperti sebelumnya.

    Dan nyatanya hal itu tak hanya terjadi saat itu saja. Hari itu, si anak baru selalu berada di tempat yang sama dengan Kihyun namun dengan memberi jarak di antara keduanya. Kihyun sendiri bahkan tidak sadar jika seharian itu ada seorang penguntit yang selalu mengikuti langkahnya, bahkan ketika ia berada di dalam Perpustakaan untuk membaca buku sembari menunggu jam pelajaran terakhir.

    Bel berbunyi dan beberapa murid yang berada di Perpustakaan pun segera bergegas ke kelas masing-masing, berbeda dengan Kihyun yang masih tenang di tempat duduknya. Biasanya ada Yoongi yang menemaninya di sana, namun entah kemana perginya manusia bar-bar satu itu seharian ini.

    Melihat Kihyun yang tak bereaksi oleh suara bel sekolah, Minhyuk pun perlahan melangkahkan kakinya mendekat dan saat itu pula Kihyun mengangkat pandangannya. Perasaannya tiba-tiba saja tidak enak, dia pun menoleh ke belakang dan terlonjak ketika mendapati Minhyuk tiba-tiba berdiri di belakangnya.

    Punggungnya sempat menabrak meja dengan mata yang membulat, tapi Minhyuk hanya tersenyum lebar untuk merespon keterkejutannya. Kihyun perlahan mencoba menetralkan detak Jantungnya yang berdetak tak normal karna rasa terkejutnya. Di pandangnya pemuda tersebut seakan tengah menanyakan apakah keperluannya.

    "Kau, tidak dengar?" ujar Minhyuk dengan gerakan mulut yang lambat dan menunjuk ke atas menggunakan jari telunjuknya.

    Kihyun yang mengerti maksud Minhyuk pun lantas berdiri dan sejenak menundukkan kepalanya sebagai ucapan terima kasih sebelum ia yang bergegas meninggalkan Perputaskaan dengan langkah awal yang tampak terburu-buru, kemudian berlari. Minhyuk yang melihatnya pun menertawakannya tanpa suara dan bergegas menyusul kepergian pemuda itu dengan langkah yang terlihat begitu santai.


    Langit sore membentang di atas Seoul, menandakan berakhirnya aktivitas belajar para Pelajar. Beberapa murid telah kembali ke rumah mereka masing-masing, dan beberapa lainnya langsung mengambil jadwal bimbingan belajar mereka. Begitupun dengan ketiga saudara termuda Kihyun yang langsung bergegas pulang di saat Mark dan Yoongi yang mengambil kerja paruh waktu untuk membantu keuangan mereka secara pribadi.

    Keduanya bekerja di tempat yang berbeda, Mark di sebuah Mini Market sedangkan Yoongi mengambil kerja paruh waktu di sebuah Cafe. Meninggalkan kelima saudaranya, Kihyun melangkahkan kakinya memasuki halaman Rumah Sakit di mana Hyungwon bekerja.

    Merasa khawatir akan keadaan Dokter muda itu yang menghilang secara tiba-tiba, dan tentu saja ia sudah memberi kabar kepada Lee Harabeoji melalui pesan singkat yang ia kirimkan saat berada di dalam Bus.

    Dia melangkahkan kakinya memasuki bangunan megah tersebut dan langsung menuju bagian Informasi, namun sebelum ia menghampiri seorang petugas wanita di sana. Dia terlebih dulu menuliskan sesuatu pada buku catatan yang ia bawa.

    "Selamat datang, adakah yang bisa kami bantu?" ramah si petugas wanita.

    Kihyun lantas menyodorkan buku catatannya yang terbuka dan membuat si petugas merasa bingung, namun wanita itu tetap melihat ke arah buku Kihyun dan membaca pesan yang ia tuliskan sebelumnya.

    "Aku ingin bertemu dengan Dokter Chae Hyungwon."

    Si petugas yang tampak bingung itu pun sekilas menganggukkan kepalanya dan berucap, "kau mencari Dokter Chae?"

    Kihyun mengangguk.

    "Sebelumnya, jika boleh tahu... Kenapa kau mencari Dokter Chae?"

    Kali ini kebingungan berada di pihak Kihyun yang tak mampu menangkap apa yang baru saja di ucapkan oleh si petugas dan membuatnya memberikan gelengan pelan.

    "Apa kau pasiennya?" si petugas kembali bingung ketika pemuda di hadapannya tak merespon pertanyaannya.

    Kihyun kembali menarik bukunya dan kembali menuliskan sesuatu di sana sebelum menyodorkannya kepada si petugas.

    "Bisa tulis di sini saja!"

    Sebelah alis si petugas sekilas terangkat, menerka-nerka mungkinkah pemuda di hadapannya ini tidak bisa bicara. Dan saat itu, Dokter Han yang hendak pulang tak sengaja melihat keberadaan Kihyun. Dokter senior tersebut sedikit terkejut sebelum menghampiri Kihyun dengan langkah yang terburu-buru.

    Segera setelah Dokter Han menjangkau tempat Kihyun, dia segera menarik bahu Kihyun dengan lembut dan membuat pemuda itu menghadap ke arahnya.

    "Kihyun... Kau di sini?" ujar Dokter Han, menampakkan rasa terkejutnya.

    "Dokter Han mengenal anak ini?" tegur si petugas dan mengalihkan perhatian Dokter Han.

    "Ya, aku sempat menanganinya sekitar seminggu yang lalu."

    "Ah... Begitu... Dia bilang dia ingin bertemu dengan Dokter Chae, tapi saat aku bertanya siapa dia, dia tidak menjawab."

    "Ah... Begini." Dokter Han sedikit mendekat pada meja, "anak ini adalah pasien dari Dokter Chae, dia tidak bisa berbicara dan juga mendengar. Jadi, jika sewaktu-waktu dia datang kemari, hubungi aku saja selama kondisi Dokter Chae tidak memungkinkan untuk menemui anak ini."

    Si petugas tampak terkejut akan penjelasan dari Dokter Han. "Ah... Ye, baiklah jika begitu."

    "Terima kasih."

    Dokter Han lantas mengembalikan perhatian pada Kihyun dan bertanya dengan gerakan mulut yang sengaja di perlambat, "kau, ingin menemui Dokter Chae?"

    Kihyun mengangguk.

    "Baiklah... Kalau begitu, ikutlah denganku!"

    Kihyun meraih bukunya yang tergeletak di meja informasi dan bergegas mengikuti langkah Dokter Han yang membimbingnya untuk memasuki bangunan tersebut lebih dalam lagi. Tanpa ada hal yang bisa mereka bicarakan di sepanjang perjalanan mereka hingga sampai di tempat tujuan.

Selesai di tulis : 08.12.2019
Di publikasikan : 30.12.2019

   

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top