28

    Dokter Han membimbing langkah Kihyun untuk memasuki salah satu ruang rawat yang berada di lantai tujuh, dan seketika suara dari mesin medis terdengar memenuhi ruangan meski tak ada apapun yang berhasil di tangkap oleh telinga Kihyun.

    Masih berjalan di belakang Dokter Han. Langkah Kihyun kemudian terhenti ketika Dokter Han menghentikan langkahnya tepat di samping ranjang pasien, dan saat itu pandangan Kihyun pun perlahan jatuh kepada sosok yang terbaring di atas ranjang. Bersamaan dengan itu pula, mata pemuda itu membulat terkejut saat mendapati bahwa sosok yang terbaring dengan beberapa peralatan medis yang terhubung dengan tubuhnya adalah Chae Hyungwon.

    Mata Kihyun mengerjap beberapa kali. Kenapa? Itulah yang berada dalam pikiran pemuda itu saat melihat kondisi Hyungwon yang terbilang mengenaskan baginya, di mana terdapat sebuah selang yang terhubung dengan mulut Dokter muda itu dan hal itu membuat Kihyun tak mampu lagi berpikir.

    Dokter Han yang menyadari keterkejutan Kihyun pun kemudian menaruh telapak tangannya pada pemuda yang langsung mengalihkan perhatian padanya, dia kemudian mengambil buku catatan Kihyun dan mencari-cari halaman kosong dan meraih penanya sendiri lalu menuliskan sesuatu di sana sebelum menyerahkannya kembali pada Kihyun yang segera membacanya.

    "Seminggu yang lalu, Dokter Chae mengalami kecelakaan tunggal dan kondisinya sempat kritis hingga dia di nyatakan Koma setelah menjalani Operasi pada tulang rusuknya yang mengalami keretakan."

    Kihyun terperangah, namun sayangnya otaknya tak lagi menyimpan kilas balik kenangan di malam yang terjadi seminggu yang lalu di mana Hyungwon datang menemuinya. Perhatiannya kembali teralihkan ketika Dokter di sampingnya tersebut mengambil buku di tangannya dan kembali menuliskan sesuatu sebelum mengembalikan buku tersebut padanya.

    "Aku harus pergi sekarang. Jika kau ingin tetap di sini, kau bisa melakukannya. Tapi jangan pulang terlalu malam."

    Kihyun menutup bukunya dan sekilas membungkukkan badannya sebagai isyarat bahwa Dokter Han bisa pergi sekarang sekaligus sebagai ucapan terima kasih karna telah mengantarnya. Dokter Han yang melihatnya pun tersenyum lebar dan sekilas menepuk bahu pemuda itu.

    "Jaga dirimu baik-baik." ujarnya dan kemudian meninggalkan Kihyun.

    Pandangan Kihyun mengikuti pergerakan Dokter Han, hingga Dokter tersebut menghilang dari balik pintu, barulah ia kembali menjatuhkan pandangannya pada Hyungwon.

    Dia berjalan mendekat hingga benar-benar berdiri tepat si samping tangan Hyungwon yang terlihat begitu pucat, di mana terdapat sebuah benda yang menjepit salah satu jarinya.
   
    Teringat akan sesuatu, dia membuka kembali buku catatannya dan mencari tanggal yang tertera di setiap percakapan yang ia lakukan bersama seseorang setiap waktunya. Namun tak ada percakapan yang menunjukkan bahwa dia bertemu dengan Hyungwon satu minggu yang lalu.

    Namun beberapa hari terakhir Kihyun di bingungkan dengan bekas sobekan halaman pada buku catatannya, dan masalahnya dia lupa isi dari percakapan dari halaman yang hilang tersebut. Dan juga siapa yang merobeknya masih menjadi misteri hingga detik ini.

    Dia tidak tahu isi dari halaman buku yang hilang tersebut dan untuk apa seseorang mengambilnya, mengingat tidak ada hal penting dalam buku catatannya tersebut selain percakapan sehari-harinya yang tentu saja hanya seputar menanyakan keadaannya dan percakapan biasa lainnya. Namun siapakah orang yang telah merobek halaman tersebut, seakan-akan hal itu merupakan hal yang sangat penting.

    Tak ingin kembali memikirkan satu halaman yang menghilang, dia pun mengembalikan perhatiannya pada Hyungwon. Perlahan dia mengangkat tangannya dan menyusupkannya pada telapak tangan Hyungwon yang dingin dengan hati-hati, tak ingin jika tangannya sampai mengganggu alat medis yang menjepit ibu jari Hyungwon.

    Raut wajah Kihyun perlahan menunjukkan sebuah kekhawatiran ketika merasakan tangan dingin Hyungwon yang terkesan mati, dan bahkan kulit Dokter muda itu terlihat sangat pucat.

    Jika memang Hyungwon sudah berada di sana selama satu minggu, itu artinya Dokter muda tersebut mengalami insiden kecelakaan di hari  setelah ia keluar dari Rumah Sakit. Dan menurutnya itu sudah terlalu lama untuk seseorang yang terbaring di ranjang Rumah Sakit.

    Dia ingin mengatakan setidaknya sepatah kata untuk memberikan semangat kepada Hyungwon, namun harapannya itu hanyalah sebatas harapan ketika ia bahkan tak mampu untuk mengeluarkan suara teriakan sekalipun.

    "Jaga diri Hyeong baik-baik. Jika ada waktu, besok aku akan kembali kemari... Aku pergi sekarang." batin Kihyun.

    Dia hendak berbalik, namun pergerakannya terhenti ketika Hyungwon tiba-tiba mengenggam tangannya dengan lemah. Dia lantas mengarahkan pandangannya pada wajah Hyungwon dan matanya melebar, menunjukkan sebuah keterkejutan ketika ia melihat kelopak mata Hyungwon yang terbuka secara perlahan.

    Dia pun segera mendekat tanpa menarik tangannya dari genggaman lemah Hyungwon, dan saat itu tatapan sayu Hyungwon berhasil menangkap sosoknya. Namun dia kembali di kejutkan ketika ia melihat airmata keluar dari sudut mata Hyungwon sebelum seulas senyum lemah sempat terlihat di sudut bibirnya dan membuat matanya kembali menutup secara perlahan.

    "H-hyeong..."

    Kihyun berdiri di luar Ruang Rawat Hyungwon setelah Paramedis datang dan memeriksa Hyungwon yang telah sadar dari Komanya. Sesekali Kihyun mengintip dari kaca yang berada di bagian tengan pintu, namun yang bisa ia lihat hanyalah para Perawat dan juga Dokter yang mengerubungi ranjang Hyungwon.

    Merasa tak bisa pergi begitu saja, dia pun memutuskan untuk duduk di kursi panjang yang berada di sebelahnya. Sedangkan di dalam sana, Paramedis masih memeriksa keadaan Hyungwon.

    Selang yang terhubung pada mulut Hyungwon telah di lepas, dan Dokter senior di sana pun mencondongkan tubuhnya untuk berkomunikasi dengan Hyungwon yang masih tampak linglung.

    "Bagaimana keadaanmu, Dokter Chae? Bisakah kau mendengar suaraku?"

    "Anak itu..." Hyungwon berujar seiring dengan napas berat yang keluar dari mulutnya, "aku ingin bertemu dengannya."

    "Bisakah kau menggerakkan tanganmu?"

    "Aku baik-baik saja."

    Dokter dan beberapa Perawat di sana tersenyum lega mendengar perkataan Hyungwon. Si Dokter pun berucap, "Syukurlah, kami pikir kami akan kehilanganmu."

    "Berapa hari?"

    "Sudah seminggu kau berbaring di sini dengan kondisi yang tidak stabil. Tapi sekarang, tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi."

    "Anak itu... Tolong panggilkan dia."

    "Baiklah, tapi kami masih harus memantau perkembanganmu."

    Si Dokter kembali menegakkan tubuhnya dan hendak berjalan keluar sebelum suara lemah Hyungwon menghentikan langkahnya.

    "Tunggu sebentar."

    Si Dokter berbalik. "Apa ada hal yang ingin kau sampaikan?"

    "Anak itu, dia tidak bisa mendengar."

    Dokter dan Perawat sekilas saling bertukar pandang dan sama-sama terkejut, namun si Dokter segera menjatuhkan kembali pandangannya pada Hyungwon.

    "Aku mengerti, aku akan menyuruhnya untuk menemuimu."

    Si Dokter lantas meninggalkan ruangan tersebut dan tepat setelah ia keluar, dia segera mengedarkan pandangannya untuk menemukan sosok Kihyun. Melihat Kihyun yang duduk di bangku yang berada tidak jauh darinya, dia pun menutup pintu dan segera menghampiri Kihyun yang tengah melihat ke arah lain. Dan seperti yang di katakan oleh Hyungwon sebelumnya bahwa Kihyun tak bisa mendengar, sehingga anak itu bahkan tidak menyadari kehadirannya.

    Kihyun tersentak ketika merasa seseorang menyentuh bahunya, dia pun segera menolehkan kepalanya dan berdiri ketika mendapati si Dokter sudah berdiri di hadapannya. Kihyun sekilas membungkukkan badannya sebelum mempertemukan kembali pandangannya dengan si Dokter yang kini tersenyum ramah padanya.

    Si Dokter memegang kedua bahu Kihyun dan berucap, "Dokter Chae, ingin bertemu denganmu. Kau mengerti dengan apa yang aku ucapkan?"

    Kihyun mengangguk karna si Dokter mengucapkan hal tersebut dengan gerakan bibir yang lambat. Si Dokter pun menarik kembali tangannya dan sekilas mengusak puncak kepala Kihyun sebelum meninggalkannya.

    Kihyun pun sekilas membungkukkan badannya ke arah si Dokter sebelum segera menuju pintu dan membukanya dengan hati-hati. Dia sedikit terkejut karna saat ia masuk, saat itu pula beberapa Perawat hendak keluar. Dia pun refleks menyingkir dari pintu dan sekilas menundukkan kepalanya.

    Dan pintu tertutup. Membimbing pandangannya terjatuh pada sosok Hyungwon sebelum langkah kecilnya berjalan mendekat dan berhenti tepat di samping tangan Hyungwon, di mana benda yang menjepit ibu jari Dokter muda itu belum di lepas.

    Saat itu tatapan sayu Hyungwon segera menemukan sosok Kihyun yang berdiri dengan diam di sampingnya. Perlahan, tangan lemahnya bergerak dan meraih telapak tangan Kihyun. Membuat pemuda itu sempat melihat ke arah tangannya sebelum kembali menatap wajahnya.

    "Kau, sudah lama?"

    Kihyun menggeleng. Hyungwon pun kembali berucap, "aku baik-baik saja."

    Kihyun menarik tangannya dengan lembut dari tangan Hyungwon. Dia lantas membuka bukunya dan menuliskan sesuatu di sana sebelum lebih mendekat pada Hyungwon lalu menunjukkan tulisan yang baru saja ia buat.

    "Kenapa bisa sampai kecelakaan?"

    Hyungwon yang mendengarnya pun mengulas senyumnya yang terlihat begitu lemah. Dia pun berucap, "karna aku, sangat ceroboh. Kau mengerti, bukan?"

    Kihyun menggeleng ketika mulut Hyungwon hanya terbuka sedikit ketika Doktet muda itu mengucapkan kalimat terdepannya, dan hal itu membuatnya tak mampu menangkap apa yang baru saja di katakan oleh Hyungwon.

    "Berikan bukumu!"

    Kihyun lantas mengulurkan bukunya di hadapan Hyungwon, dan perlahan Hyungwon mengangkat tangannya. Mengambil pena di tangan Kihyun dan hendak menuliskan sesuatu di sana, namun tubuhnya yang masih lemah bahkan tak mampu meletakkan ujung pena tersebut dengan benar.

    Melihat hal itupun, Kihyun merebut penanya dan menarik bukunya kembali. Menuliskan kalimat yang lebih panjang dan kembali menunjukkannya ke hadapan Hyungwon.

    "Jangan bicara dulu, sebaiknya istirahat sampai benar-benar pulih. Aku harus pulang sekarang. Tapi besok, aku akan kembali ke sini. Hyeong jaga diri baik-baik."

    Senyum lemah Hyungwon kembali terlihat. Dia pun meraih punggung tangan Kihyun dan berucap, "bolehkan aku meminta sesuatu padamu?"

    Mata Kihyun memicing ketika ia menempatkan konsentrasinya pada gerak bibir Hyungwon, tapi dia tetap tidak bisa menangkapnya hingga perkataan selanjutnya terucap.

    "Peluk aku!"

    Kihyun menangkapnya, namun dia ragu dengan hal itu hingga Hyungwon mengulang ucapannya dan barulah ia yakin dengan apa yang baru saja Hyungwon dengar. Namun dia kembali ragu dengan permintaan Hyungwon yang sebenarnya cukup sederhana.

    Namun karna tidak tega melihat keadaan Hyungwon. Kihyun pun merendahkan tubuhnya dan memeluk Hyungwon, menaruh dagunya pada bahu Hyungwon. Dan saat itu ia bisa merasakan tangan lemah Hyungwon menyentuh punggungnya.

    Si Dokter kemudian berucap meski ia tahu bahwa Kihyun tidak akan bisa mendengarnya, "jika Lee Minhyuk datang padamu. Pergilah sejauh mungkin darinya!"

    Kihyun melepaskan pelukan singkat mereka dan sekilas membungkukkan badan sebagai ucapan perpisahan sebelum ia benar-benar meninggalkan Hyungwon kembali dalam kesendirian ketika pintu tertutup dari luar.

    Meninggalkan Rumah Sakit, Kihyun menyusuri jalanan yang cukup ramai di bawah langit gelap Seoul untuk menempuh perjalanan pulang sebelum Yoongi atau Mark datang lebih dulu dan menginterogasinya.

    Suasana yang cukup ramai, namun begitu sunyi baginya. Dan tanpa ia sadari bahwa kehadirannya di tempat itu telah menarik perhatian dari segerombol siswa yang tengah berkumpul, dan di lihat dari seragam yang mereka kenakan. Mereka juga berasal dari sekolah yang sama dengannya.

    Tanpa ia sadari, segerombol siswa itu menyusul langkahnya yang begitu tenang. Dan dia terkejut ketika salah satu dari siswa tersebut tiba-tiba merangkul bahunya. Sontak hal itu menghentikan langkahnya, dan keterkejutannya jauh lebih besar ketika ia melihat siapa siswa yang kini berdiri di sampingnya.

    "Kenapa berhenti?" Han Kangwoo, putra dari Dewan Sekolah yang telah membuat Jooheon di keluarkan dari sekolah.

    Kihyun pun segera berbalik, memundurkan langkahnya dan menghadap ke arah gerombolan tersebut dengan tatapan was-was.

    "Kenapa melihat kami seperti itu? Bukankah kita ini teman?" ujar Kangwoo dengan nada yang begitu sinis. Dia pun mengarahkan pandangannya ke sekeliling sebelum menghampiri Kihyun dan merangkul bahu pemuda itu.

    Kihyun yang di perlakukan seperti itu pun tentu tidak nyaman, mengingat Kangwoo tidak pernah memiliki niatan baik terhadapnya dan juga saudara-saudaranya. Namun tak ada yang bisa ia lakukan ketika rekan-rekan Kangwoo ikut menyudutkan. Bisa di lihat seringaian kecil di wajah Kangwoo, dan dia tahu bahwa dia berada dalam masalah besar.

    "Ikut aku!" celetuk Kangwoo dan segera menarik bahu Kihyun agar berjalan beiringan dengannya.

    Kihyun pun hanya bisa berpasrah diri, entah kemana Kangwoo akan membawanya dan apa yang akan mereka lakukan kepadanya. Beberapa rekan Kangwoo sempat memperhatikan ke sekeliling, memastikan bahwa keadaan sudah aman.

    Dan setelah berjalan tidak terlalu jauh, mereka melewati Cafe tempat di mana Yoongi bekerja paruh waktu. Yoongi yang menyadari kehadiran mereka pun memperhatikan mereka dari balik kaca, pandangannya mengarah pada sosok yang di rangkul oleh Kangwoo.

    Namun dia tidak bisa mengenali bahwa itu adalah Kihyun, dan lagi pula mereka terlihat cukup dekat, jadi hal yang wajar jika Yoongi menganggap bahwa orang yang saat itu di rangkul oleh Kangwoo adalah teman Kangwoo dan bukannya Kihyun.

    Dia pun kembali membersihkan meja yang sudah di tinggalkan oleh pengunjung tanpa ada rasa curiga terhadap Kangwoo beserta rekan-rekannya, mengingat mereka memang sering berkeliaran di sana.

Selesai di tulis : 10.12.2019
Di publikasikan : 30.12.2019

   

   

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top