18
Yoongi dan Mark kembali ke Rumah Sakit sepulang dari sekolah dan bertemu dengan Lee Harabeoji di depan Rumah Sakit, masih dengan raut wajah yang begitu cemas sejak tiga hari berlalu setelah Kihyun dinyatakan Koma.
"Harabeoji." Tegur Mark.
"Eoh! Kalian sudah datang?"
"Ne." Lagi, Mark yang menyahuti seperti biasa.
"Harabeoji ingin pulang?" Kali ini Yoongi yang bertanya.
"Ya, Halmeoni kalian tidak akan tenang jika aku tidak pulang. Kalian seharusnya pulang terlebih dulu, kenapa malah kemari?"
"Kalau begitu berhati-hatilah, kami akan menggantikan Jooheon malam ini." Ujar Yoongi yang kemudian melewati Lee Harabeoji.
"Jika terjadi sesuatu, kami akan menghubungi kalian." Ujar Mark sebelum menyusul langkah Yoongi, sedangkan Lee Harabeoji pun mengambil jalan menuju rumah karna jika dia tidak terlihat di rumah. Para Halmeoni pasti akan pergi ke Rumah Sakit untuk melihat langsung kondisi Kihyun.
Yoongi memasuki Ruang Rawat Kihyun di susul oleh Mark di belakangnya yang kemudian menutup pintu.
"Eoh! Sudah datang?" Tegur Jooheon yang duduk di kursi tepat di samping ranjang pasien di mana di sana Kihyun terbaring dan tepat di samping ranjang kepalanya di sanalah terdapat monitor yang memantau detak Jantung nya yang berdetak dengan normal dan kondisi itu sudah berlalu selama tiga hari lamanya.
"Apa yang Dokter katakan?" Tanya Yoongi setelah ia berdiri di samping ranjang yang berseberangan dengan nya.
"Tidak ada Dokter yang berkunjung pagi ini, hanya ada beberapa Perawat yang mengganti infusnya." Terang Jooheon.
"Mereka tidak mengatakan apapun?" Sahut Mark dan di balas gelengan oleh Jooheon.
"Sudah lewat tiga hari, apa dia benar-benar hanya tidur?" Ujar Jooheon dengan nada menerawang.
"Dia tidak tidur, tapi dia Koma." Ralat Mark.
"Tapi bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya Dokter gadungan itu mengatakan bahwa Kihyun Hyeong hanya terkena Sindrom tidur, kenapa dia malah di bawa ke ICU dan kembali dalam keadaan Koma? Bukankah ini aneh?"
"Kau ingin menyebut ini sebagai Malpratek?" Cetus Mark.
"Eih... Hyeong ini, kapan aku pernah mengatakan nya? Aku tidak berpikir seperti itu?" Sangkal Jooheon di saat Yoongi sendiri tengah berkonsentrasi pada wajah pucat Kihyun seperti tengah mempertimbangkan sesuatu, sebelum akhirnya kembali menjatuhkan pandangan nya pada Jooheon.
"Apa Dokter Jiwa itu belum kemari?" Tanya nya kemudian.
"Aku belum melihatnya sejak malam itu, mungkin sakitnya sangat parah." Ujar jooheon yang tak terlalu perduli.
Yoongi kemudian beranjak dari tempatnya, berjalan keluar tanpa sepatah katapun.
"Kau mau kemana?" Tegur Mark namun sama sekali tak di perdulikan nya, dan membuat Mark kembali menjatuhkan pandangan nya pada Jooheon yang tepat berada di hadapan nya.
"Pulanglah! Hari ini biar aku dan Yoongi yang berjaga di sini."
"Tidak apa-apa, tidak usah mencemaskan ku. Besok kan kalian sekolah, jadi lebih baik kalian pulang saja. Biar aku yang menunggu Kihyun Hyeong."
"Siapa yang mencemaskan mu?" Sarkas Mark. "Berhenti bicara omong kosong." Lanjutnya yang kemudian berjalan menuju sofa.
"Mengaku saja apa susahnya." Cibir Jooheon yang terdengar seperti suara lebah.
BLACK SWAN
Yoongi membuka salah satu Ruang Rawat yang berada satu lantai di bawah lantai Ruang Rawat Kihyun berada, dia melangkahkan kakinya ke dalam dan menutup pintu. Mendapati ruang kosong dengan suara alat medis yang langsung menyapa pendengaran nya.
Pandangan nya langsung tertuju pada sosok yang terbaring di atas ranjang pasien, dia pun melangkahkan kakinya mendekat dan berhenti tepat di sisi ranjang.
Bisa di lihatnya sosok Chae Hyungwon yang terbaring di ranjang setelah malam itu mereka menemukan nya yang tak sadarkan diri, dan entah kebetulan apa yang telah terjadi karna Hyungwon pun juga dinyatakan Koma bersamaan dengan Kihyun dan keduanya di nyatakan sama-sama tidak memiliki riwayat sakit kronis.
Dan seperti Kihyun, tiga hari berlalu namun Dokter muda tersebut tetap berbaring di ranjang dengan selang oksigen yang berada di lubang hidungnya.
Dengan tatapan dingin nya, Yoongi mengamati garis wajah Hyungwon yang terlihat seperti mayat. Penasaran? Pasti, tidak ada hal yang bisa di sebut wajar oleh Yoongi, semua terlalu abu-abu di matanya.
Bagaimana Hyungwon tiba-tiba datang malam itu seakan ia telah mengetahui bahwa hal buruk akan menimpa Kihyun dan memutuskan untuk segera membawanya ke ICU, dan bagaimana ia kehilangan kesadaran nya sebelum dinyatakan Koma di saat dia terlihat dalam keadaan yang baik sebelumnya.
"Kau berhutang penjelasan padaku, cepat bangun atau kau akan menyesal seumur hidup mu." Bukannya penyemangat justru sebuah ancaman lah yang keluar dari mulutnya, dia kemudian berbalik dan berjalan pergi. Kembali meninggalkan Hyungwon seorang diri.
Namun saat berada di luar, dia mengibaskan tangan nya yang terasa sediki kebas karna hawa dingin yang berada di ruangan Hyungwon yang hampir menyerupai ruangan pendingin. Dia pernah memberitahu kan pada Perawat agar menyalakan penghangat ruangan di sana dan Perawat itu pun mengatakan bahwa penghangat ruangan telah di nyalakan. Tapi setiap kali Yoongi ke sana, hawa ruangan itu begitu dingin.
Malam yang datang kembali membawa kegelapan merengkuh Seoul yang bersinar, hawa dingin yang terkadang muncul dan menghilang. Mark dan Yoongi yang telah meninggalkan Rumah Sakit dan kembali menyisakan Jooheon yang jatuh tertidur di tempat ia duduk sebelumnya, menunggui Kihyun sama seperi malam-malam sebelumnya.
Tidur yang sangat lelap bahkan saking lelapnya dia sampai tidak menyadari bahwa seseorang baru saja menaruh sebuket bunga di atas nakas tepat di samping kepala Kihyun, sebuket bunga bernuansa putih yang terlihat seperti baru di petik dari pohon nya.
Tanpa ada suara langkah dan pintu yang terbuka, pemuda itu meninggalkan Ruang Rawat Kihyun dan beralih pada Ruang Rawat milik Dokter muda yang hanya hidup sebatangkara tersebut, dengan tangan pucat yang membawa bunga mawar putih tanpa tangkai.
Pemuda itu menghentikan langkahnya tepat di samping Hyungwon, berdiam diri untuk beberapa saat hanya untuk memperhatikan wajah Dokter muda yang selalu tampak seperti orang sakit tersebut semakin memucat. Sebelum akhirnya tangan nya yang membawa bunga tergerak, menyusupkan bunga tersebut pada telapak tangan Hyungwon yang tidak lebih dingin dari tangan nya sendiri.
Di genggamnya dengan lembut tangan tersebut untuk beberapa waku sebelum melepasnya kembali, dia kemudian mengarahkan tangan nya ke dada Hyungwon dan menyusupkan nya ke dalam bajunya hingga permukaan tangan nya menyentuh permukaan kulit Hyungwon dan saat itu pula Hyungwon menunjukkan pergerakan. Dimana dahinya yang mengernyit secara berlebihan seperti orang yang tengah mengalami mimpi buruk.
"Kita sudah berakhir, aku kembalikan seutuhnya padamu." Pemuda misterius itu bergumam seiring dengan tubuh Hyungwon yang terlihat menegang dengan kedua tangan yang erkepal.
"Aku menolak," Perkataan pemuda itu terhenti ketika sebuah luka menyerupai retakan tiba-tiba muncul di wajahnya dan memanjang melewati matanya seperti ingin membelah matanya, namun tampaknya dia tak masalah dengan hal itu.
"Aku menolak menjadi teman mu." tepat setelah mengatakan hal itu, seketika matanya terpejam bersamaan dengan retakan yang melebar melewati hidungnya dan semakin bertambah parah setiap detik nya, bahkan terlihat kulitnya yang hanya seperti vas bunga tersebut mengelupas jatuh dan hancur di udara sebelum menyentuh apapun.
Perlahan dia membuka matanya dan menarik tangan nya, namun saat itu tiba-tiba Hyungwon menahan tangan nya. Bisa di lihatnya kelopak mata yang perlahan terbuka.
Perlahan Hyungwon membuka kelopak matanya dan samar-samar mendapati wajah pemuda pemilik tangan yang kini ia tahan, meski terlihat samar namun dia masih bisa melihat wajah hancur yang terlihat begitu menyedihkan itu.
"Jangan dia." Gumam Hyungwon di saat matanya yang belum mampu terbuka dengan sepenuhnya dan satu kalimat itulah kalimat pertama dan terakhirnya sebelum akhirnya kesadaran yang tak seberapa kembali itu menghilang kembali sehingga membuat tangannya terjatuh begitu saja.
Pemuda misterius tersebut kemudian menarik tangan nya dan membaliknya, bisa di lihat tangan nya yang penuh dengan retakan seakan bersiap untuk hancur dalam hitungan detik dan sebelum itu terjadi, dia segera berbalik dan berjalan pergi.
Namun terlihat sesuatu jatuh dari tangan nya, sesuatu berwarna seperti warna kulitnya yang kemudian melebur di udara dan bersamaan dengan itu perlahan tangan nya seperti terkikis secara perlahan dan menghilangkan jari-jarinya sebelum akhirnya menghilang setelah menyentuh knop pintu.
Seseorang berjalan dalam kegelapan,
Siapakah engkau? Cobalah sebutkan nama mu...
Seseorang menjawab dari kegelapan,
Kenapa kau bertanya? Aku hanya perlu mengetahui nama mu...
Angin bernyanyi... 2, 3
Chae Hyungwon berjalan menjauhi kegelapan...
Hujan menari... 2, 3
Chae Hyungwon berjalan ke arah cahaya...
Seagull bersiul... 2, 3
Chae Hyungwon bernyanyi, menuntun mu kembali
..............
1, 2, 3
Ku lepas sihir ku.
Selesai di tulis : 01.08.2019
Di publikasikan : 07.08.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top