15

Lee Harabeoji dan juga Para Halmeoni segera pergi ke Rumah Sakit setelah mendapatkan kabar dari Jungwoo, tak lupa pula dengan Jooheon yang mengikut di belakang mereka yang hanya bisa mendengus ketika melihat para Halmeoni berbondong-bondong masuk ke Ruang IGD.

"Aigoo... Ini Rumah Sakit bukan nya tempat piknik." Gerutunya, sedangkan suara para Halmeoni yang terdengar begitu panik sudah memenuhi IGD.

"Aigoo, aigoo.... Uri Kihyunie... Kenapa bisa begini?"

"Apa yang terjadi?"

"Dimana Dokter nya? Apa yang terjadi pada Kihyun Kami?"

Mark dan Yoongi yang berada di sisi ranjang pun tercengang melihat gerombolan para wanita di rumah mereka berpindah ke sana tanpa kurang satupun, dan mereka segera mengerubungi Kihyun yang masih tak sadarkan diri di ranjang pasein.

"Sudah, sudah. Kalian jangan mengerubunginya seperi itu, ini Rumah Sakit. Tenangkan diri kalian." Tegur Lee Harabeoji.

Mark dan Yoongi pun segera menjauh dari sana dengan tatapan yang sulit untuk di jelaskan.

"Hyeong." Tegur Jooheon yang menghampiri keduanya.

"Kenapa kau membawa semua orang kemari?" Protes Mark dengan suara yang pelan namun penuh penekanan.

"Eih... Jangan salahkan aku, memangnya kapan mereka bisa tenang jika sudah menyangkut tentang Kihyun Hyeong." Ujar Jooheon yang tak ingin di salahkan dan Mark pun hanya bisa mendecak, merasa tidak enak dengan tatapan orang-orang yang terarah pada mereka.

"Yoongi-ya." Tegur Lee Harabeoji yang menghampiri mereka.

"Apa yang terjadi pada Kihyun?"

"Dia pingsan saat akan naik Bus." Bukannya Yoongi namun justru Mark yang menjawab pertama kali.

"Dokter mengatakan bahwa dia baik-baik saja, Harabeoji tidak perlu khawatir. Dan sebaiknya Harabeoji membawa para Halmeoni untuk pulang, biarkan Jooheon yang menjaganya di sini."

"Aku?" Seru Jooheon dengan mata membulat. "Kenapa harus aku?"

"Karna kami harus pergi ke sekolah, kau tega menyuruh para Halmeoni untuk menjaga Kihyun di sini?" Sahut Mark dan membuat Jooheon menggaruk tengkuknya.

"Benar juga." Gumamnya kemudian.

Dan setelah berada di sana lebih dari satu jam lamanya, Lee Harabeoji mengantarkan para Halmeoni untuk pulang meski awalnya mereka bersikeras unuk tetap tinggal sampai Kihyun siuman. Namun setelah mendapat teguran dari pihak Rumah Sakit, pada akhirnya mereka bersedia untuk pulang dan menyerahkan semua urusan pada Jooheon.

"Kenapa masih di sini? Bukankah sebelumnya kalian mengatakan bahwa kalian akan pergi ke sekolah?" Ujar Jooheon kepada dua manusia yang masih berada di sana.

"Siapa yang akan membukakan gerbang sekolah di jam segini? Memangnya kau anak pemilik sekolah?" Acuh Mark yang tengah menarik tirai putih yang menjadi sekat antar ranjang hingga orang luar tidak bisa melihat mereka berempat, sedangkan Yoongi sendiri yang duduk di samping kaki Kihyun tengah sibuk mengotak-atik layar ponsel Kihyun untuk sekedar mengecek apa saja yang di lakukan Kihyun pada ponselnya.

"Jadi, kalian akan tetap di sini?"

"Berhenti bicara omong kosong." Cetus Yoongi tanpa mengalihkan perhatian nya dan membuat Jooheon yang mendengarnya kemudian menghela napasnya.

Yoongi kemudian menaruh ponsel di tangan nya ke atas ranjang dengan sembarangan, dia kemudian naik ke atas ranjang dan mengambil tempat di samping Kihyun lalu menutup mata nya tanpa ada beban sedikit pun.

"Hyeong, selain pasien di larang tidur di situ." Tegur Jooheon.

"Aku saudara pasien." Acuh Yoongi.

"Tapi kau tetap bukan pasien."

"Apa bedanya Pasien dan saudara pasien? Keduanya sama sama memiliki kata 'Pasien'."

Jooheon menatap Yoongi dengan kedua alis yang saling bertahutan, merasa pikiran nya telah buntu untuk kembali memberi nasehat.

"Pergilah dan carikan sesuatu untuk di makan!" Ujarnya kemudian dengan mata yang tetap menutup.

"Aku tidak bawa uang." Sahut Jooheon.

Yoongi meraih jas seragamnya yang berada di nakas tepat di belakangnya dan langsung melemparkan nya pada Jooheon dan mengenai wajahnya.

"Jangan kembali sebelum mendapatkan apapun." Ujanya yang kemudian menyamankan diri.

Jooheon pun bangkit dari duduknya dan berjalan pergi di susul oleh Mark, keduanya kemudian berjalan beriringan keluar dari IGD dengan Jooheon yang memakai jas seragam Yoongi yang terlihat sedikit kekecilan.

"Ya ampun, seberapa kecil tubuhnya itu?" Gumamnya tak percaya.

"Kau saja yang terlalu besar." Sahut Mark.

"Bukan salah ku, dia saja yang tidak tumbuh karna sering marah marah." Acuh Jooheon sembari merogoh saku jas milik Yoongi dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang membuatnya terlihat tak percaya.

"Heol! Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak ini?" Ujarnya yang kemudian mengarahkan pandangan nya pada Mark dengan mulut terbuka, sedangkan Mark sendiri hanya tersenyum miring penuh arti dan mempercepat langkahnya.

"Apa maksudnya itu? Ya! Hyeong, dari mana dia mendapatkan uang?" Ujarnya yang kemudian mempercepat langkahnya menyusul Mark, dan kehadiran keduanya sempat membuat langkah Hyungwon terhenti.

Dia berada di sana karna memang dia bekerja di Rumah Sakit tersebut, kedua alisnya saling bertahutan tampak tengah mempertimbangkan sesuatu. Menebak-nebak siapakah yang tengah berada di Rumah Sakit sehingga kedua anak itu berada di sana.

Dia kemudian menjatuhkan pandangan nya pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, sebelum akhirnya kembali melihat kedua punggung yang hampir menghilang dari pandangan nya.
Jika di lihat kembali sepertinya mereka baru saja dari Bagian IGD, merasa masih memiliki waku luang dia pun bergegas menuju Bagian IGD dan kedatangan nya tersebut sempat menarik perhatian beberapa orang karna tidak biasanya Dokter spesialis Kejiwaan berkeliaran di IGD.

"Dokter Chae." Tegur seorang Perawat yang kemudian menghentikan langkah Hyungwon dan membuatnya segera berbalik.

"Ye."

"Kau di sini? Adakah sesuatu yang penting?"

"Ahh... Tidak ada, aku hanya sedang mencari seseorang."

"Seseorang? maksudmu seorang pasien?"

"Mungkin." Jawaban meragukan yang membuat Perawat di hadapan nya menatapnya dengan heran.

"Perlukah ku bantu?"

"Tidak perlu, aku akan mencarinya sendiri."

"Ah... Baiklah kalau begitu, aku permisi dulu."

Hyungwon sekilas menundukkan kepalanya dan kembali berbalik, kembali melangkahkan kakinya menyusuri lantai Ruang IGD.
Dia sedikit menyingkap tirai yang tertutup untuk melihat pasien yang berada di sana dan dia melakukan nya di sepanjang blok yang ia lewati dan setelah blok ke sepuluh, langkahnya terhenti ketika ia menemukan sosok yang ia cari.

Sebelah alisnya terangkat ketika mendapati dua pemuda yang terbaring di ranjang yang sama dengan satu infus yang berada di sisi kepala ranjang, dia pun perlahan masuk ke dalam dan berhenti di samping ranjang tepat dimana Kihyun terbaring.
Bisa di lihatnya bahwa selang infus tersebut terhubung dengan punggung tangan Kihyun, lalu kenapa Yoongi bisa tidur di situ.

"Siapa pasien yang sebenarnya di sini." Tegur nya dan perlahan kelopak mata itu terbuka, menampakkan tatapan tak bersahabatnya.

"Selain pasien tidak boleh tidur di tempat ini." Dia kembali berujar dan membuat Yoongi merubah posisinya, bukan nya bangun dia malah menggunakan lengan nya sebagai bantal.

"Apa yang Ahjussi lakukan di rumah kami malam itu?"

Sebelah alis Hyungwon terangkat ke atas mendengar pertanyaan yang langsung keluar dari mulut Yoongi. "Apa yang sedang kau bicarakan?" Ujarnya dengan nada bicara yang masih tampak tenang meski dia tahu apa yang tengah di bicarakan oleh Yoongi saat ini.

"Berhenti berpura-pura! Mata ku masih terlalu bagus untuk idak mengenali mu malam itu."

Hyungwon sekilas memalingkan wajahnya dengan helaan napas panjangnya. "Aku tidak tahu malam kapan yang kau maksud, tapi aku tidak pernah berniat untuk mengunjungi kalian saat malam hari."

"Tidak berniat bukan berarti Ahjussi tidak akan datang ke sana."

Hyungwon menghembuskan napasnya singkat. "Berhenti memanggil ku Ahjussi" Terdapat sedikit kekesalan dalam nada bicaranya karna panggilan Ahjussi yang di berikan oleh Yoongi seakan akan telah menuakan nya lebih dari usianya yang baru menginjak 26 tahun.

"Jangan mengalihkan topik pembicaraan."

"Aku tidak berusaha untuk lari, tapi berhenti memanggil Ahjussi! Aku belum setua itu untuk bisa di panggil dengan sebutan Ahjussi, usia ku bahkan baru 26 tahun ini, aku bisa menjadi Dokter di usia muda karna aku adalah orang yang genius. Jadi berhenti memanggil ku Ahjussi." Tandas Hyungwon setelah ia berbicara tanpa jeda dan hanya mendapatkan tatapan malas dari Yoongi.

"Apapun yang Ahjussi-"

"Hyeongnim." Sergah Hyungwon. "Jangan menguji kesabaran ku, kau bisa melakukan nya jadi berhenti memanggilku dengan panggilan tua itu." Tandasnya yang sudah kembali pada sikap tenang nya.

"Mulai sekarang jauhi Kihyun." Perkataan yang terucap dengan begitu ringan nya dari mulu Yoongi dan sempat membuat Hyungwon terdiam untuk sepersekian detik.

"Aku tidak memberi pengaruh buruk baginya, jadi kenapa aku harus menjauhinya?"

"Karna kau terlalu mencurigakan untuk di biarkan."

Hyungwon mengulas senyum tipis nya, kembali pada sikap tenang yang selalu ia tunjukkan. "Kau terlalu bermain dengan pikiran mu, itulah sebabnya kau selalu mencurigai orang orang yang berusaha bersikap baik pada Kihyun. Tapi kenapa kau begitu memperhatikan Kihyun seakan akan kau tahu bahwa dia bisa celaka kapan saja?"

Yoongi terdiam, tampak tak ingin menyanggah perkataan Hyungwon dan mengakhiri perdebatan mereka. Hyungwon pun melangkah mendekati Kihyun dan mendapatkan pergelangan tangan nya, sedikit tersentak ketika ia mendapati tangan dingin Kihyun. Namun matanya memicing setelah merasakan denyut nadi Kihyun.

Menyadari bahwa Yoongi memperhatikan nya dia pun segera mengembalikan ekspresi tenang di wajahnya dan menjatuhkan pandangan nya pada Yoongi. "Jika kau ingin mencari musuh, bukanlah aku orang nya. Jika kau ingin menjaganya, kau harus memastikan bahwa dia hanya akan percaya padamu sebelum orang lain merebut kepercayaan nya."

"Kau seorang Dokter, tapi perkataan mu seakan menunjukan bahwa kau seorang Cenayang."

Hyungwon kembali mengulaas senyumnya. "Ini hanyalah sebuah nasehat, kau gunakan atau tidak. Kau yang berhak memutuskan."

Hyungwon kemudian meninggalkan keduanya setelah sempat sekilas melihat wajah Kihyun, dia berjalan menuju pintu keluar namun sebelum iu dia berhenti di bagian Informasi dan terlibat pembicaraan dengan seorang petugas wanita di sana.

"Pindahkan pasien atas nama Yoo Kihyun ke Ruang Rawat Inap hari ini juga." Ujarnya yang membuat petugas wanita itu tampak heran, karna Hyungwon adalah seorang Doker ahli kejiwaan.

"Dia adalah pasien ku." Cetus nya dan membuat petugas tersebut tampak memahami perkataan nya.

"Ah, Ne. Kami akan segera memindahkan nya."

"Terimakasih." Ujarnya yang kemudian berjalan pergi dengan membawa senyuman yang perlahan memudar dan menghilang ketika ia melewati pintu Bagian IGD.

"Kau sudah mulai bermain-main sekarang." Gumamnya yang di akhiri oleh senyum miringnya yang kemudian menghilang, mengiringi langkahnya untuk kembali ke ruangan nya.



Selesai di tulis : 26.07.2019
Di publikasikan : 26.07.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top