08

Malam yang membawa kegelapan kembali menyelimuti bumi, udara yang bergulir menggoyangkan dedaunan dengan pelan di saat semua orang telah meringkuk di baik selimut hangat mereka. Namun malam yang masih begitu dingin membangunkan seseorang dari tidur nya saat tengah malam.

Perlahan Kihyun mendapatkan kembali kesadaran nya dan terbangun di tengah tidur nya, hawa dingin yang tiba tiba menyerang tubuh nya meski ia sudah menggunakan selimut nya. Sinar lampu temaram yang masih tersisa di kamarnya menuntunnya untuk menoleh ke samping, tepatnya ke arah jendela dan melihat bahwa jendelanya terbuka. Meski masih tertutup oleh gorden transparan namun sepertinya gorden tersebut terlalu lemah untuk bisa menghalangi udara dingin agar tidak masuk dan menembus kulit nya.

Dia kemudian bangkit dari tidurnya, turun dari ranjang dan berjalan ke arah jendela untuk menutup nya kembali, meski dia tidak yakin kenapa jendelanya bisa terbuka, mengingat bahwa dia sudah menguncinya sebelum begegas tidur.
Kihyun menyibakkan gorden tipis yang menutupi jendela dan hendak menutup jendela, namun pergeraakan nya terhenti setelah penglihatan nya menangakap sebuah siluet yang berdiri di tangga menuju Gereja dan seperti tengah melihat ke arah nya.

Mata Kihyun perlahan menyipit, memperhatikan siluet tersebut dan jika di lihat dari postur tubuh nya sepertinya siluet tersebut bukanlah salah satu dari saudara nya, dan setelah menyadari hal tersebut. Kihyun segera menutup jendela dan mengunci nya sebelum berjalan kembali ke arah ranjang nya, namun hanya beberapa langkah dia terhenti dan perlahan membalikkan tubuh nya dengan tatapan yang sedikit terkejut ketika melihat gorden jendelanya tertiup ke udara dan sudah di pastikan bahwa jendelan nya kembali terbuka. Kihyun terpaku di tempat nya.

UNDERWATER

Angin malam yang begitu dingin, membuat mereka yang bersembunyi di balik selimut semakin meringkuk tatkala udara dingin itu menyusup masuk dan menyentuh kulit mereka. Cepat maupun perlahan, mata yang tertutup kembali terbuka dengan raut terkejut atau terheran.
Mereka mendapatkan kembali kesadaran nya setelah pendengaran mereka di isi oleh suara siulan seperti seseorang yang tengah bersenandung, membangunkan prasangka negatif tentang orang gila mana yang bersiul di tengah malam.
Lee Harabeoji keluar dari kamar nya dan mendapati bahwa para Halmeoni juga keluar dari kamar mereka.

"Yonseok-a... Ada apa ini? siapa yang bersiul di tengah malam begini?" Ujar salah satu Halmeoni dengan raut wajah yang sedikit panik.

"Kalian tetap di dalam, biar aku yang memeriksanya." Ujar Lee Harabeoji.

Sedangkan di rumah para pemuda, Jooheon menjadi orang kedua setelah Yoongi yang membuka mata, berbeda dengan Yoongi yang memicingkan matanya ketika mendengar suara siulan tersebut. Jooheon justru menggerutu di saat matanya belum terbuka sepenuh nya.

"Apa-apaan ini, orang gila mana yang bersiul di tengah malam begini?" Gerutunya dan menyingkap selimut nya.

Pandangan nya kemudian teralihkan oleh pergerakan di tangga yang tidak lain adalah para saudaranya yang juga telah terbangun.

"Ada apa ini? Siapa yang bersiul di tengah malam begini?" Ujar Yoongi dengan malas, Jooheon pun beranjak dari kasur lipat nya dan mendekati saudaranya terkecuali Kihyun yang tidak berada di sana.

"Kenapa suaranya keras sekali?" Gumam Lucas.

"Perasaan ku jadi tidak enak." Sambung Felix sembari bergidik dan memegang tengkuk nya.

Yoongi kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Hyeong, kau ingin kemana?" Tegur Jooheon dan jawaban itu datang di saat ia terus melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Jika tidak di lihat, kita tidak akan tahu orang gila mana yang menganggu tidur semua orang." Acuh Yoongi dan semua orang di belakang nya pun mengikuti langkah nya, meski tak memungkiri bahwa suara siulan itu membuat bulu kuduk mereka meremang. Terlebih lagi di tengah malam seperti itu.

Ke enam nya kemudian turun ke halaman dan mendapati Lee Harabeoji yang juga turun ke halaman.

"Harabeoji." Tegur Yoongi, Lee Harabeoji pun menghampiri mereka.

"Kenapa kalian keluar rumah?" Tegur Lee Harabeoji saat berhasil menjangkau tempat para cucu nya.

"Suaranya begitu keras, bagaimana mungkin kami tidak terganggu." Sahut Mark.

"Suara nya berasal dari Gereja."

Perhatian semua orang teralihkan oleh Jungwoo yang tiba-tiba berbicara, dan pandangan mereka semua pada akhirnya tertuju ke arah Gereja dan benar bahwa suara siulan itu berasal dari sana.

"Siapa yang bermain-main di sana tengah malam begini?" Geram Lee Harabeoji yang kemudian berjalan dengan langkah yang lebar menuju Gereja dengan para cucu yang mengikuti di belakang nya.

Mereka menaiki tangga menuju Gereja, namun semakin mereka mendekati Gereja semakin jelas pula suara siulan tersebut yang sempat menciutkan nyali beberapa orang, bahkan Jooheon tiba-tiba saja memegang lengan Mark dan merapatkan diri karna perasaan nya yang tiba-tiba tidak enak.

"Eih... Kenapa udaranya jadi dingin begini?" Gerutu Jooheon.

"Menjauhlah dari ku." Ujar Mark yang merasa terganggu akan tingkah Jooheon.

"Aish, Hyeong ini. Kau kan tahu aku tidak suka dengan suasana seperti ini."

"Kalau begitu kenapa kau ikut keluar?" Acuh Mark.

"Jika aku tidak ikut, aku akan di tinggal sendiri di rumah."

"Ada Kihyun di rumah."

Jooheon memukul lengan Mark dengan sebal sembari mendengus. "Apa yang bisa ku lakukan di saat teman ku tidak bisa mendengar? Akh!"

Jooheon memekik pelan dan langsung memegangi kepala bagian belakang nya ketika Yoongi yang berada di belakang nya mendengar ucapan nya dan langsung memukulnya.

"Gunakan mulut mu dengan baik, atau aku akan merobeknya." Gumam Yoongi dan mendahului keduanya, mengikuti Lee Harabeoji yang masuk ke dalam Gereja setelah membuka pintu sebelumnya.

Ke Tujuh orang tersebut kemudian melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam Gereja tanpa menutup pintu, dan benar bahwa suara siulan tersebut menggema di sekitar mereka semua yang mengarahkan pandangan nya ke setiap penjuru. Mencoba mencari sumber suara, namun sayang nya tak ada yang tahu dari mana asal suara ketika suara tersebut terdengar di setiap sudut Gereja dan jujur, suara tersebut membuat tengkuk mereka meremang.

"Bisa hentikan sekarang?" Lantang Yoongi yang terlihat biasa saja, memungkiri bahwa tengkuknya terasa begitu berat dan seketika suara siulan itu berhenti. Membuat semua orang saling bertukar pandang.

"Siapapun yang ada di sini, cepat keluarlah dan tunjukkan dirimu. Tidak baik bermain-main di tengah malam seperti ini." Ujar Lee Harabeoji dengan nada bicara yang lembut.

Setelah sempat menunggu dan tak mendapat respon, Lee Harabeoji berbalik menghadap ke arah para cucunya. "Periksa tempat ini."

Para cucunya saling bertukar pandang kecuali Yoongi yang langsung memisahkan diri dari mereka dan menyusuri setiap bangku Gereja tanpa ragu, dan hal itu pula yang mengomando semua orang untuk melakukan hal yang sama meski Jooheon tidak bisa jauh-jauh dari Mark.

Di antara ke tujuh orang tersebut, Yoongi lah satu-satunya orang yang terlihat memisahkan diri. Setelah sempat melihat ke arah yang lain nya, dia berjalan menuju pintu keluar, memutuskan untuk melihat keadaan di luar. Penglihatan nya menyusuri halaman yang sedikit gelap dan hendak melangkahkan kakinya ke samping Gereja, namun langkahnya terhenti ketika pandangan nya secara tak sengaja melihat sesuatu yang menarik perhatian nya.

Dia segera menghentikan langkahnya dan sedikit memutar kakinya untuk kembali menghadap tangga, dia mengarahkan pandangan nya ke arah jendela kamar Kihyun. Ekspresi wajah nya yang terlihat begitu datar tersebut tak mampu menunjukkan keterkejutan nya ketika ia melihat seseorang berada di dalam kamar Kihyun melalui jendela yang terbuka, dan dari gestur tubuh serta potongan rambutnya, Yoongi yakin itu bukanlah Kihyun.
Melihat hal itu pun dia segera menuruni tangga dengan terburu-buru dan tepat setelah langkah itu mencapai ujung tangga, dia langsung berlari kembali ke rumah dengan sedikit kekhawatiran yang terlihat di garis wajah nya.

Meninggalkan para saudaranya yang masih berada di dalam Gereja, Yoongi membuka pintu rumah seakan tengah mendobraknya dan tanpa membuang waktu dia segera berlari menuju lantai dua. Tepat setelah ia menjangkau kamar Kihyun, dia segera membuka pintu tersebut dengan kasar dan langsung mengarahkan pandangan nya ke sekeliling.

Dahinya mengernyit dengan mata yang memicing ketika ia hanya mendapati Kihyun sendirilah yang berada di dalam ruangan dengan cahaya lampu temaram tersebut dan masih tertidur di atas ranjang, melihat hal tersebut pun kekhawatiran nya berubah menjadi was-was ketika ia melangkahkan kakinya masuk dan menutup pintu dari dalam.

Dia berjalan mendekati Kihyun dan berhenti tepat di samping ranjang, di perhatikan nya wajah saudaranya yang tertidur dengan damai. Dia sejenak terdiam, mengingat kembali apa yang baru saja ia lihat, dia yakin bahwa dia melihat orang asing yang berdiri di sana sebelumnya. Orang asing yang mengenakan pakaian berwarna hitam.

Mengingat hal itu, Yoongi sedikit menyingkap selimut Kihyun untuk memastikan warna pakaian yang ia kenakan dan dapat di lihatnya bahwa saat itu Kihyun memakai kaos lengan pendek berwarna putih, dan sudah bisa di pastikan bahwa yang baru saja di lihat nya bukanlah Kihyun. Dia kembali membenahi selimut Kihyun dan beralih menuju jendela, merasa masih ragu dengan apa yang baru saja di lihatnya.

Dia melihat ke arah Gereja dan turun ke halaman, matanya seketika memicing ketika melihat seseorang yang sangat familiar terlihat tengah meninggalkan halaman rumah mereka. Dan orang itu tidak lain adalah Chae Hyungwon, mungkinkah dia orang sebelumnya di lihat oleh Yoongi? Tapi apa tujuan nya datang ke sana.
Yoongi mendengus sebal, dari awal dia memang merasa bahwa Dokter muda itu layak di curigai, entah benar atau tidaknya tentang dia yang sebelumnya di lihat oleh nya. Yoongi benar-benar mengutuk tindakan nya tersebut, dan apakah suara siulan itu adalah perbuatan Hyungwon? Yoongi tidak perduli dan bertekad menegurnya jika bertemu lagi.

Dia menutup jendela dan menguncinya, namun pergerakan nya terhenti ketika ia ingin menutup gorden. Tangan nya terulur untuk mengambil sesuatu yang berada di jendela, sebuah bulu angsa berwarna hitam.
Yoongi mengangkatnya ke udara dan memperhatikan bulu tersebut, merasa aneh karna di sekitar pemukiman nya tidak ada yang memelihara jenis unggas berwarna hitam.

Merasa tak masalah dengan kehadiran sebuah bulu tersebut, Yoongi segera menutup gorden dan melangkah meninggalkan kamar Kihyun sembari membawa bulu yang ia temukan sebelumnya karna semua telah jelas baginya bahwa Hyungwon lah yang membuat kekacauan malam ini dan dia pasti akan membuat perhitungan kepada orang itu setelah ini.

Meninggalkan kekacauan yang telah terjadi di pemukiman Lee Harabeoji, Chae Hyungwon menghentikan langkahnya di pinggiran hutan yang terletak di belakang pemukiman Lee Harabeoji. Tanpa bantuan penerangan sedikit pun dia mengarahkan pandangan nya menyusuri kegelapan, mengakses setiap pohon yang bisa ia jangkau dengan pandangan nya seakan ada seseorang yang tengah bersembunyi di sana. Dan setelah beberapa waktu berlalu, dia kembali melangkahkan kakinya di bantu oleh sinar rembulan yang sedikit menyinari jalan nya.

Langkah itu terlihat menuju ke salah satu pohon yang mungkin bisa menyembunyikan satu orang dan langkah itu terhenti tepat setelah ia hampir melewati pohon tersebut, dia sedikit memutar kakinya menghadap ke arah pohon tersebut dan menjatuhkan pandangan nya.
Dalam kegelapan dia menemukan seorang pemuda berkulit pucat yang tak membiarkan sinar rembulan menerpa wajah nya dan membuat nya mampu melihat wajah nya, Namun meski begitu tak menjadi halangan bagi nya untuk mengenali wajah familiar yang kini beradu pandang dengan nya. Dia bahkan masih bisa melihat tatapan kelam itu dalam ruang yang gelap sekalipun, hingga seulas senyum yang kemudian melukis kedua sudut bibirnya.

"Setelah waktu yang lama, kau baru berani keluar sekarang."

Hyungwon terdiam, menunggu respon yang tak kunjung datang. Namun udara yang tiba-tiba bertiup dengan kasar di sekitarnya berhasil membuatnya sadar bahwa dia harus segera pergi dari tempat itu.

"Jangan berpikir macam-macam padaku, aku mengunjungi mu karna berpikir bahwa kau merindukan ku. tapi seperti nya tidak, sampai jumpa." Ujarnya dan kemudian berbalik menyusuri jalan yang sebelumnya ia lewati namun sebelum ia melangkah lebih jauh lagi, dia kembali menghentikan langkahnya dan melihat ke arah belakang menggunakan ekor matanya.

"Kemanapun kau ingin pergi, jangan pernah meninggalkan apapun di tempat yang baru saja kau tinggalkan. Ini hanya sebuah himbauan bukan karna aku perduli padamu. Jangan salah paham."

Menyelesaikan kelimatnya, dia kembali melangkahkan kakinya dan benar-benar meninggalkan tempat yang tampak semakin menggelap tersebut.


Selesai di tulis : 01.06.2019
Di publikasikan : 01.06.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top