07

Hyungwon berjalan beiringan dengan Kihyun, menyusuri hutan yang terbentang di belakang pemukiman. Hutan yang masih terlihat begitu alami dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan membuat cahaya matahari harus menyusup di antara dedauan rimbun yang melekat pada ujung tangkai untuk bisa menjangkau tanah.

Hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Membiarkan hanya alam yang saling beradu argumen dengan kedatangan keduanya di saat ingin berbicara pun Kihyun tidak akan mampu untuk menanggapi nya, akan lebih baik jika setidaknya nya pemuda bertubuh mungil di samping nya ini bisa berbicara. Namun kenyataan mengatakan hal yang berbeda, karna sekeras dan sebanyak apapun kau berucap. Seorang Yoo Kihyun tidak akan mampu menanggapinya kecuali dengan secarik kertas putih dan sebuah pena yang bertengger di tangan kanan nya.

Setelah berjalan cukup jauh, Kihyun tiba tiba memelankan langkah nya yang kemudian terhenti setelah ia mengetahui arah tujuan Hyungwon yang tidak lain mengarah ke tempat persembunyian nya ketika tengah ingin menyendiri. Meski hanya kebetulan belaka, sepertinya Kihyun tak ingin jika ada seorang pun yang datang ke tempat persembunyian nya tersebut.

Dan Hyungwon yang menyadari akan langkah Kihyun yang tertinggal di belakang nya, berhenti sejenak dan berbalik menghadap Kihyun.

"Ada apa? Kenapa berhenti dengan tiba tiba?"

Tak menjawab. Tentu saja, bahkan Kihyun tak mampu mendengar apapun, Hyungwon perlahan melangkahkan kakinya mendekati Kihyun. Namun, seiring dengan langkah nya yang terus mendekat, saat itu juga langkah Kihyun tiba tiba bergerak mundur entah dia menyadarinya atau tidak.

Namun langkah kecil itu tidak akan mampu menandingi langkah lebar dari pria dewasa dengan tinggi badan yang terpaut cukup jauh dengan nya, hingga langkahnya terhenti saat Hyungwon berhasil mendapatkan lengan kirinya dan menahan nya.

"Apa yang sedang kau sembunyikan di ujung sana?"

Kihyun tidak tahu, dia tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Hyungwon. Namun perasan nya mengatakan bahwa dia harus segera melarikan diri dari Hyungwon seakan akan bahwa orang yang telah akrab dengan nya tersebut merupakan orang jahat.

Kihyun mencoba menarik tangan nya namun saat itu juga, bukannya menjauh dari Hyungwon. Tubuhnya justru menempel pada Hyungwon yang tiba tiba menarik nya dan memaksa nya untuk berada dalam pelukan nya.

"1.2.3."

Sebuah gumaman yang kemudian membekukan tubuh Kihyun, tepat setelah ia menyanyikan sebuah lagu yang samgat familiar di pendengaran Kihyun.

~Seseorang berjalan dalam kegelapan....
Siapakah engkau, cobalah sebutkan nama mu.....

Kihyun terperangah, tubuhnya tiba tiba tak mampu di gerakkan untuk sekedar mendorong tubuh Hyungwon agar menjauh dari nya.

~Angin bernyanyi 2, 3...
Yoo Kihyun berjalan menjauhi kegelapan...
Hujan menari 2, 3...
Yoo Kihyun berjalan ke arah cahaya
Seagul bersiul 2, 3...
Yoo Kihyun bernyanyi,
Menuntun mu kembali
Kembali...

Dia mendengar nya, dia mendengar suara Hyungwon dengan begitu jelas, suara Hyungwon yang menyenandungkan lagu pengantar tidur nya. Dia mendengar nya dan dia meyakini bahwa telinganya benar benar mendengar nya, namun dari mana Hyungwon mengetahui lagu tersebut di saat dia sendiri tidak tahu siapa yang menyanyikan lagu itu pertama kali untuk nya.

~1, 2, 3
Ku lepas sihir ku.
Langit gelap menghilang, waktunya untuk pulang.
Bersenandunglah bersama ku
2, 3
Hitung sampai akhir
......
Hitung sampai akhir, kau akan melihat Yoo Kihyun menunggu mu
.....
1, 2, 3
Hitung bersama sama
Dan biarkan Yoo Kihyun memeluk mu....

Dan tanpa di sadari oleh keduanya, seorang pemuda dengan tatapan tajam yang terarah pada keduanya tengah mengintai mereka dari balik salah satu pohon yang berada di sekitar mereka. Sebuah tatapan yang menunjukkan sebuah kebencian yang membuat rahang nya yang terlihat begitu pucat perlahan mendapatkan luka yang merambah dan menyusuri wajah nya, seiring dengan senandung Hyungwon yang membuat Kihyun kembali mendapatkan ketenangan nya.

"Kau mendengar nya, Yoo Kihyun?"

Tepat setelah senandung nya terhenti, dengan segera Kihyun mendorong tubuh nya dan sedikit menjauh dengan tatapan yang begitu waswas yang di tujukan pada Hyungwon. Dan tepat saat senandung lagu pengantar tidur nya terhenti, saat itu juga pendengaran nya kembali tertutup.

"Aku yang membawa nya pergi, aku sendiri yang akan mengantar nya pulang."

Kihyun tidak tahu bahwa saat ini bukanlah dirinya yang tengah di ajak berbicara oleh Hyungwon, melainkan Yoongi yang berjalan dari arah belakang nya dan membuatnya terkejut ketika ia yang tiba tiba meraih tangan nya dan ketika pandangan mereka bertemu, saat itulah alis Yoongi sedikit berkerut melihat wajah Kihyun yang begitu tegang seakan ia yang tengah takut akan sesuatu.

Menyadari hal itu pun, Yoongi segera mengarahkan pandangannya pada Hyungwon yang sempat ia abaikan sebelumnya.

"Apapun yang kau lakukan padanya, kau telah membuatnya ketakutan. Lain kali jika ingin bermain, lakukan dengan benar. Ahjussi."

Nada bicara yang sama sekali tak berperasaan, menjadi penutup akan pertemuannya dengan Kihyun kali ini ketika Yoongi menarik tangan itu dan membawa nya pergi, membiarkan Hyungwon yang terpaku di tempatnya dan melihat punggung yang berjalan menjauhinya.

Setelah kepergian keduanya, tatapan mata Hyungwon menjadi sedikit tak bersahabat. Tatapan mata yang di penuhi dengan kecurigaan.

"Lama tidak bertemu, aku tahu kau masih mengingat wajah ku. Tidakkah kau merindukan ku?"

Sebuah monolog yang tak mungkin mendapatkan jawaban di tengah hutan belantara.

"Aku tidak suka bermain main di dalam hutan seperti ini. Atau kau memang lupa bagaimana cara untuk bermain?"

Hyungwon kemudian berbalik dan hendak berjalan ke arah di mana ia ingin mengajak Kihyun sebelumnya, namun tepat setelah tiga langkah berhasil ia lakukan. Langkahnya tiba tiba terhenti setelah terdengar suara pohon yang tumbang di sekitar nya, dan setelah ia melihat ke arah samping dia menemukan sebuah pohon yang sepertinya sudah siap untuk mengoyak tubuhnya.

Alih alih berlari untuk menghindari pohon yang jelas jelas akan menimpanya, dia justru berdiri dengan tenang seakan menantang maut. Dan tepat beberapa senti sebelum pohon itu menyentuh ujung kepala Hyungwon, saat itu juga pohon itu meleset seakan ada seseorang yang mendorongnya dan jatuh tepat di hadapan Hyungwon yang tampak tak begitu terganggu. Namun sebaliknya, sepertinya seseorang merasa tergangu atas kunjungan nya waktu itu yang kemudian membuatnya tak memiliki pilihan lain selain pergi dan membiarkan pemuda berkulit pucat dengan retakan di wajahnya yang semakin melebar tersebut menampakkan diri dan melihat kepergiannya dengan tatapan tajam yang terlihat begitu mengintimidasi.

06.04.2019

OUR VOICE
[RAISE ME FROM THE DEATH]
09.04.2019

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top