[BLACK SWAN] 13

"Kau mendengarnya?"

Tubuh Kihyun seketika membeku di tempat, bukan karna kemauan nya melainkan tubuh nya yang tak mau di gerakkan ketika sebuah tangan yang begitu dingin menutup kedua matanya dan detak jantung yang sempa terhenti unuk sepersekian detik itu sekarang bedetak tak karuan.
Suara itu, suara lembut itu. Dia mendengarnya, telinganya yang ak berfungsi mampu mendengarnya dengan sangat jelas.

"Suara hujan, kau pasti mendengarnya."

Pemuda di hadapaan nya kembali berucap dan seperti mantra yang ia ucapkan dan mampu membuka pendengaran Kihyun, sekali lagi Kihyun tersentak ketika pendengaran nya di penuhi oleh suara hujan yang berada di sekiar.

"Sekarang, coba temukan aku. Kihyun-a."

Seulas senyum di wajah pucat itu, Kihyun merasa telah kembali menguasai tubuhnya. Perlahan tangan nya terangkat dan menangkap punggung tangan yang menuputi pandangan nya, dia kembali tersentak merasakan tangan yang sedingin es tersebut.
Perlahan dia menurunkan tangan tersebut bersamaan dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka, namun tepat ketika ia benar-benar membuka matanya seketika tubuhnya tersiram oleh air hujan ketika tak ada apapun yang ia tahan di tangannya.

Tak ada siapapun yang bisa ia lihat dan itu membuatnya terpaku untuk bebarapa detik, meninggalkan kenyataan bahwa telinganya masih mendengarkan suara hujan yang membuat ubuhnya basah kuyup hanya dalam hitungan detik.
Dia melihat kesekeliling dengan raut wajah yang terlihat kebingungan dan pandangan nya jatuh pada payung hitam yang tergelak tidak jauh dari tempanya berdiri, dia kembali mengarahkan pandangan nya ke sekliling dan perlahan memundurkan langkahnya dengan tangan yang memegang tengkuknya yang terasa sedikit meremang.

Entah mendapatkan pikiran dari mana, dia jusru berpikir bahwa yang baru saja berbicara padanya adalah hantu. Dan tanpa pikir Panjang lagi dia segera tunggang langgang, berlari sekencang mungkin. Menerobos hujan dengan baju yang sudah basah kuyup, menyisakan tawa geli tanpa suara dari pemuda berkulit pucat yang kini berteduh di bawah payung hitamnya.

BLACK SWAN


"Aigoo... Kenapa tiba-tiba hujan begini? Bukankah tadi cuaca sangat cerah?" Keluh Jooheon yang berdiri di teras sekolah Bersama kedua saudaranya.

Ketiganya keluar dari Ruang Konseling setelah tak ada lagi murid yang tersisa di sana, dan kenyataan yang di hadapakan dengan mereka tak mampu membuat mulut Jooheon berhenti mengeluarkan sebuah gerutuan.

Suara ponsel milik Mark yang kemudian mengalihkan perhatian ketiganya, namun Yoongi segera mengacuhkannya dan justru menengadahkan tangan nya untuk menangkup air hujan di saat Mark menerima panggilan yang tidak lain berasal dari Felix.

"Ada apa?" Ujar Mark tanpa basa-basi.

"Hyeong, kalian dimana?" Tanya Felix di seberang dengan suara yang berbaur dengan suara hujan.

"Masih di sekolah, kami terjebak hujan. Ada perlu apa?"

"Kihyun Hyeong belum pulang."

Raut wajah Mark yang semula tak perduli berubah menjadi datar, begitupun dengan suaranya. "Kau bilang apa?"

"Kihyun Hyeong belum pulang." Ulang Felix dengan nada bicara yang meninggi, mengira bahwa Mark ak bisa mendengar suaranya karna suara hujan, padahal pada kenyataan nya Mark mendengarnya dengan jelas dan pertanyaan yang kembali ia lontarkan sesuangguhnya adalah sebuah kalimat peringatan.

"Aku sudah dengar, jangan beteriak!" Dan berkat insting liar dari Felix, pada akhirnya Mark turut meninggikan nada bicara. "Bukankah aku sudah menyuruh kalian agar pulang bersamanya, kenapa jusru meninggalkan nya?"

Kedua orang di sampingnya langsung bereaksi dalam waktu yang bersamaan bahkan Yoongi yang sebelumnya tak perduli pun tiba-tiba merampas ponsel dari tangan Mark.

"B-bukan begitu, kami tidak meninggalkannya." Ujar Felix yang sudah ketakuan terlebih dulu untuk membela diri di saat Lucas yang tengah menguping di sampingnya.

"Dimana kalian meninggalkan?" Yoongi berujar dan membuat Felix bungkam kemudian perlahan mengarahkan pandangan nya pada Lucas.

"Siapa?"

"Yoongi Hyeong."

"What!!!"

"Berikan padaku!" Ujar Jeongwoo yang menyadari kepanikan dari kedua saudaranya yang di akibatkan oleh Yoongi, mereka pun segera menghampiri Jeongwoo. Memberikan ponselnya dan mengapitnya di saat Yoongi yang samar-samar mendengar pembicaraan mereka.

"Yoongi Hyeong, ini Jeongwoo." Jeongwoo berujar dengan tenang seakan tak memungkiri julukan yang ia sandang sebagai anak Yoongi.

"Dimana Kihyun?"

"Kami bertemu di gerbang sekolah tadi, dan ada beberapa kakak kelas yang mengganggu kami,"

"Siapa mereka?" Sela Yoongi sebelum Jeongwoo menyelesaikan perkataan nya.

"Salah satu dari mereka bernama Kang Minwoo." Jawab Jeongwoo yang yang tengah memberikan informasi mendetail dan membua kedua saudaranya menepuk kening mereka masing-masing atas tindakan kejujuran nya yang mungkin akan membuat masalah di masa mendatang.

"Ingatkan padaku besok untuk menyelesaikan urusan dengan Kang Minwoo." Perkataan Yoongi yang di tujukan pada Mark.

"Kang Minwoo?" Seru Jooheon yang merasa terpanggil karna siswa itu adalah anak petinggi sekolah yang habis di tangan nya dan juga telah merusak masa depan nya.

"Dimana kalian meninggalkan Kihyun?" Tak perduli dengan reaksi Jooheon, Yoongi kembali memberi pertanyaan.

"Dia mengatakan ingin pergi ke toko buku, kami ingin mengantar tapi dia menolaknya."

"Lee Jooheon...... Kemana saja kau.... Kau tidak lihat Gudang nya bocor? Lee Jooheon...."

Yoongi mengerutkan dahinya ketika tiba-tiba terdengar suara Lee Harabeoji yang begitu nyaring dari seberang. "Jika Harabeoji bertanya, katakan padanya bahwa Kihyun pulang Bersama kami."

Tanpa menunggu jawaban dari Jeongwoo, Yoongi memutuskan sambungan secara sepihak dan mengembalikan ponsel Mark.

"Dimana?"

"Dia pergi ke toko buku."

"Aish... Bukannya pulang, kenapa malah pergi sendiri?" Gerutu Jooheon. "Kalian pulanglah, biar aku yang menjempunya." Ujarnya kemudian dan membuka payung yang sebelumnya ia bawa secara diam-diam dari Ruang Konseling.

"Harabeoji mencarimu, dia mengatakan bahwa gudangnya kebocoran."

Perkataan yang membuat Jooheon terpaku di tempat untuk beberapa waktu dengan mulut yang sedikit terbuka, sebelum akhirnya dia yang menggaruk telinga nya dengan kasar dan wajah yang terlihat sebal.

"Katakan padanya aku akan menanganinya setelah menjemput Kihyun Hyeong." Kesalnya dan langsung menerobos hujan sembari menggerutu.

"Kenapa harus selalu aku? Memangnya hanya aku laki-laki di sana? Sedikit-sedikit aku, ku tinggal menikah baru tahu rasa" Kesalnya dan membiarkan hujan menjadi saksi atas gerutuan nya.

"Dari mana dia mendapatkan payung?" Gumam Mark.

"Dia mencurinya dari Ruang Konseling."

Mark menyunggingkan senyumnya. "Bagaimana kita bisa pulang?"

"Tentu saja berjalan kaki, kau kira untuk apa kau di beri kaki." Acuh Yoongi yang kemudian melangkahkan kakinya, membuat mark terkejut karna dia yang nekad menembus hujan. Namun keterkejutan nya berlipat ganda ketika menyadari bahwa hujan telah mereda. Sejak kapan?

Dia sekilas memiringkan kepalanya dan menyusul langkah Yoongi, merasa telah di bodohi oleh hujan yang tiba-tiba mereda. Sangat aneh, namun mungkin ini yang di sebut sebagai Efek Rumah Kaca. Anggap saja begitu untuk ukuran orang-orang yang memiliki IQ tinggi tapi sangat malas untuk berpikir.

Selesai di uli : 11.07.209
Di publikasikan : 13.07.209

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top