05
One summer night......
Sebuah senandung bergaya pria tua kembali memasuki pemukiman Lee Harabeoji, menandakan bahwa Si Penjaga gereja telah kembali dari perantauannya di negeri Joseon. Dengan langkah ringan dan juga senandung yang tak henti hentinya keluar dari mulutnya, dia menapakkan kakinya di halaman dan berhasil menarik perhatian seseorang.
"Woah.... Hyeong dari mana?, kenapa tiba tiba berpakaian seperti ini?"
Lucas bertanya sembari menghampiri Jooheon yang telah menghentikan langkahnya ketika ia menegurnya.
"Joseon, Joseon. Aku baru kembali dari Joseon."
"Jinjja?." Jooheon mengangguk untuk meyakinkan, tapi bukan Lucas namanya jika ia mudah tertipu dengan bualan yang tak masuk akal seperti itu.
"Eih... Bilang saja jika Hyeong baru saja dari Festival musim semi."
Mata Jooheon sedikit lebih lebar dari sebelumnya," Dari mana kau tahu?"
"Harabeoji yang mengatakannya."
Jooheon tiba tiba mendekat ke arah Lucas dan berbicara dengan cara berbisik "Sekarang di mana dia?."
"Ada di gudang bersama Jungwoo."
"Jinjja?."
Lucas mengangguk dan membuat Jooheon tersenyum simpul, setidaknya jika Lee Harabeoji sedang sibuk dia tidak akan kena marah lagi.
"Hyeong, apa kau tau siapa yang ku temui tadi di Sekolah?" Ujar Lucas dengan semangat yang menggebu nggebu justru berbanding dengan wajah Jooheon yang nampak datar saat menggeleng.
"Kami satu kelas dengan Hwang Eunbi."
Mulut Jooheon tiba tiba terbuka seiring dengan mata sipitnya yang sedikit melebar. "Jinjja?"
Lucas mengangguk.
"Uri Eunbi?"
Jooheon kemudian menguals senyum lebarnya dan sedikit mendekat ke arah Lucas dengan wajah antusias karna meski Eunbi telah mengakhiri hubungan secara sepihak dengan nya, namun bagi Jooheon hubungan nya masih bisa untuk di pertahankan.
"Bagaimana dia? Apa dia cantik saat memakai seragam SMA?"
"Dia sedikit kejam."
Seketika senyum di wajah Jooheon menghilang, dia pun tiba tiba menendang Lucas dengan sebal namun tidak terlalu keras.
"Aku bertanya dia cantik atau tidak, bukannya menyuruh mu mengumpatnya."
"Ah... Hyeong, aku bukannya mengumpat nya."
"Tutup mulut mu! aku akan melihat nya sendiri lain kali."
Acuh Jooheon yang kemudian melenggang pergi setelah sebelumnya menyibakkan ujung Hanbok nya ke belakang dan berjalan dengan berwibawa.
Jooheon mengulas senyum nya ketika melihat para Halmeoni berkumpul di halaman dan tengah melakukan rutinitas setiap hari nya, yaitu membersihkan sayuran untuk makan malam nanti, Jooheon pun menghampiri mereka karna biasanya Jooheon lah satu satu nya cucu yang mau membantu urusan dapur, meski sebenarnya dia tidak melakukannya dengan suka rela karna itu adalah tugas yang di berikan oleh Lee Harabeoji karna dia yang di keluarkan dari sekolah.
"Aigoo.... Agassi... Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Ujar Jooheon dengan bergaya era Joseon dan berhasil menarik perhatian dari para Halmeoni.
"Aigoo... Jooheon-ie... Kau baru pulang?"
"Ne."
Jawab Jooheon singkat dan bergabung bersama para Halmeoni untuk memotong sayuran.
"Halmeoni, berikan saja pada ku, biar aku yang melakukannya."
"Aigoo... Uri Jooheon-ie memang bisa di andalkan." Puji salah satu Halmeoni dari keempat Halmeoni yang berada di sana.
"Bagaimana festivalnya, apa sangat ramai?"
"Karna hari ini bukan hari libur tidak banyak orang di sana, mungkin nanti malam baru ramai." Jelas Jooheon sembari memotong Lobak di hadapan nya.
"Bagaimana jika kita semua pergi nanti malam?" Tawar Jooheon yang berhenti memotong Lobak dan mengangkat pandangan nya.
"Jika ingin pergi, pergi saja sendiri. Kenapa harus repot repot memaksa orang lain."
Seketika raut wajah Jooheon menjadi datar bahkan hanya sekedar mendengar suara Lee Harabeoji yang berada di tempat yang tidak terlalu jauh di belakang nya. Dia pun segera menolehkan kepala nya dan mendapati punggung Lee Harabeoji yang sudah sibuk dengan Jungwoo, entah apa yang tengah mereka lakukan, Jooheon tidak ingin mengambil pusing.
"Aku cucunya, tapi kenapa aku merasa bahwa akulah cucu tiri di sini."
Gumamnya yang hanya terdengar seperti suara lebah dan mengundang tawa dari para Halmeoni. Tak memperdulikan hal tersebut, Jooheon kemudian sengaja berbicara dengan lantang seakan ingin menarik perhatian dari Lee Harabeoji.
"Wah... Sayang sekali, padahal aku rasa Kihyun Hyeong akan menyukainya."
Lee Harabeoji kemudian berbalik dan mendapati bahwa Jooheon tengah menatap sinis ke arah nya.
"Kalau begitu... Pergilah nanti malam dan ajak Kakak serta Adik mu, mereka pasti akan bersenang senang di sana."
Halmeoni menyarankan dan membuat senyum di wajah Jooheon kembali merekah.
"Jinjja? Woah...Halmeoni memang yang terbaik."
Mereka kemudian tertawa bersama dan mulai menyiapkan makan malam dengan di iringi oleh candaan Jooheon yang selalu menghibur para Halmeoni dan membuat Lee Harabeoji justru semakin kesal padanya jika teringat dengan insiden Guci tadi pagi.
UNDERWATER
Tujuh Bangsawan muda tersebut kini berbaur bersama para pengunjung lainnya, tepat setelah menyelesaikan makan malam, Jooheon berjuang keras membujuk Mark dan juga Yoongi agar bersedia untuk pergi ke festival karna jika mereka tidak ikut maka tidak ada siapapun yang boleh keluar Rumah, dan karna bantuan dari Kihyun lah pada akhirnya kedua Hyeongnim tersebut bersedia turut serta meski dengan wajah yang terlihat begitu malas.
Dengan mengenakan Hanbok, ke tujuh pemuda itu menjelajahi festival Joseon pada waktu itu, dan setelah berjalan cukup lama satu persatu dari mereka memisahkan diri dan menjelajahi tempat tersebut sesuka mereka.
Dan entah sengaja atau tidak, mereka justru membiarkan Kihyun pergi sendirian, tidak seperti anak anak lainnya yang menghampiri setiap tenda yang berjajar dengan rapi di pingir jalan, yang di lakukan oleh Kihyun tidak lebih hanyalah sekedar berjalan dan mengarahkan pandangannya ke setiap tempat yang ia lewati tanpa ada keinginan untuk mendekat, meski dia memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu.
Setelah hampir satu jam terpisah, Kihyun mulai kebingungan mencari rombongan nya, karna semakin malam semakin banyak orang yang datang memenuhi tempat festival, tak jarang hal itu membuat Kihyun menabrak bahu seseorang.
Dia memutar arah dan hendak kembali ke arah dia datang. Dia berpikir, meskipun tidak bisa menemukan semuanya, setidaknya dia bisa menemukan satu atau dua dan kemudian menunggu di depan pintu masuk.
Namun perhatian semua orang teralihkan ketika kembang api di luncurkan dan menjadi percikan cahaya di atas langit yang gelap, sontak semua orang mendongak untuk menyaksikan pertunjukkan kembang api tersebut. Namun berbeda dengan Kihyun, dia justru menjadikan kesempatan ini untuk segera keluar dari keramaian setelah melihat jalan di depannya terbuka lebar tepat setelah semua orang merapat di satu titik.
Dia pun bergegas, namun hanya beberapa langkah berjalan dari tempat sebelumnya langkah itu tiba tiba terhenti tepat setelah ia berpapasan dengan seseorang yang memakai topi tradisional yang berhasil menyembunyikan sebagian wajah nya, dan yang membuat Kihyun tersentak adalah tangan dingin yang baru saja bersentuhan dengan tangan nya ketika pemuda asing itu berpapasan dengan nya dan mengulas senyum tipis ketika ia sudah berada di belakang tubuh Kihyun.
Mengakhiri ketertegunan nya, Kihyun segera berbalik dengan raut wajah yang bingung dan tepat setelah ia berbalik hembusan angin yang cukup keras menerpa wajahnya, membuat matanya sedikit menyipit. Namun yang membuat Kihyun merasa aneh adalah kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang berada di belakang nya, padahal jika di hitung dari waktu ketika pemuda asing tersebut melewatinya seharusnya pemuda tersebut masih berada di sekitar sana.
Kihyun mengarahkan pandangannya ke sekeliling dan hanya melihat orang orang yang sibuk dengan dunia mereka masing masing, dan memikirkan apa yang baru saja ia alami membuat tengkuknya meremang. Sekilas dia menyentuh tengkuknya dan segera melarikan diri setelah menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan malam itu, mungkin akan lebih baik jika dia mengajak saudara saudara nya untuk segera pulang.
UNDERWATER
Malam yang panjang bagi Yoongi yang tidak menyukai keramaian dan malam yang pendek bagi Jooheon ketika dia yang hendak menghampiri Eunbi di festival tadi, justru di tarik paksa oleh Kihyun dan mau tidak mau, rela tidak rela dia harus berjalan pulang dengan lesu di saat ketiga adiknya terlihat begitu bahagia setelah puas berkeliling.
Ke tujuh nya kini telah memasuki halaman Rumah yang sudah tampak sepi, karna mungkin para Tetua di sana sudah tertidur, dengan memelankan suara mereka ketika bicara, mereka pun memasuki Rumah yang terletak di samping Rumah yang di huni oleh para Tetua, dan Jooheon selaku penanggung jawab harus mengecek semua pintu dan jendela sebelum mulai berjelajah ke alam mimpi.
"Ceritanya lanjutkan besok lagi, sekarang cepat pergi tidur!" Jooheon berujar kepada ketiga adiknya yang sejak dalam perjalanan tidak berhenti bicara.
Dan ketika semua telah memasuki kamar masing masing, Jooheon masih terlihat sibuk di lantai bawah, memastikan bahwa semua sudah aman untuk di tinggal tidur. Namun suara ponselnya berhasil mengalihkan perhatian nya.
"Siapa yang menelefon malam malam begini?" Gerutunya dan menghampiri ponsel nya yang ia taruh di meja televisi.
Sebelah alisnya terangkat ketika melihat sang pemanggil yang tidak lain adalah Lee Harabeoji, tanpa ada prasangka apapun dia pun menerima panggilan tersebut.
"Harabeoji... Wae...?"
"Kau sudah pulang bukan? Cepat ganti lampu di teras gereja sebelum kau pergi tidur!"
"Sekarang???"
Seru Jooheon dengan mulut yang terbuka dan tampak begitu tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Lee Harabeoji.
"Tentu saja sekarang, jika besok untuk apa aku menyuruh mu sekarang."
"Harabeoji..." Rengek Jooheon sembari menghentakkan kaki kirinya ke lantai kayu yang kini ia pijak.
"Mwo...? Kau ingin lari dari tanggung jawab, cepat ganti sekarang atau sekalian saja kau tidur di luar!"
Sambungan di putuskan secara sepihak dan di iringi oleh helaan napas Jooheon, dia menggaruk kepalanya dengan frustasi dan berjalan keluar Rumah. Berjalan menuju gudang dengan mulut yang terus bergumam seperti suara lebah, dia keluar dari gudang dengan membawa tangga lipat di bahunya dan segera bergegas menyusuri halaman lalu kemudian menaiki tangga menuju pintu gereja.
"Bahkan saat aku ingin tidur, kenapa harus susah susah menyuruh ku, sangat menyebal kan. Eih... Kenapa udara malam ini begitu dingin." Keluhnya sembari menegakkan tangga.
Dan masih dengan Hanbok yang melekat di tubuhnya, Jooheon memanjat tangga di hadapan nya dan mengganti lampu dalam waktu yang singkat, entah karna terburu buru atau memang semudah itu untuk mengganti lampu.
"Begini saja sudah beres, kenapa tidak membiarkan hidupku tenang sebentar saja." Keluh nya lagi ketika ia turun dari tangga.
Namun seketika tubuh nya menegang ketika sempat melihat siluet yang tiba tiba lewat di belakang nya, dia perlahan menolehkan kepalanya.
"Apa itu tadi?" Gumamnya, dan tiba tiba dia bergidik sendiri ketika perasaan nya menjadi tidak enak.
"Ya! Jungwoo-ya... Jangan main main dengan ku!"
Gertak Jooheon, namun di detik berikutnya dia segera tunggang langgang dan meninggalkan tangga di depan pintu gereja begitu saja, bahkan saat menaiki tangga kayu menuju pintu Rumah sepatunya sempat terlempar jauh dan tanpa memperdulikan apapun lagi dia segera menghilang dari pintu, dan hanya menyisakan angin yang berhembus perlahan dan menyapa seorang pemuda dengan Hanbok yang membalut kulit putih pucat nya yang saat ini tengah duduk di anak tangga menuju gereja dengan tatapan yang tertuju ke jendela kamar dengan lampu yang tampak masih menyala, tepat nya di lantai dua bangunan tersebut dan seulas senyum terlukis di sudut bibirnya yang begitu pucat.
06.04.2019
OUR VOICE
[RAISE ME FROM THE DEATH]
07.04.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top