Lembar 13.

Taehyung keluar dari ruang pemotretan dan berjalan menuju tangga yang sebelumnya ia lewati. Sejenak menggaruk pelipisnya, hingga di detik berikutnya dia menghantamkan kepalan tangannya pada dinding di sebelahnya guna meredam kekesalannya.
Beruntung keadaan cukup sepi saat itu, namun dia segera bersikap seperti tidak terjadi apapun dan kembali berjalan seperti biasa, mengabaikan jemarinya yang ngilu. Setidaknya ia mendapatkan sedikit pelampiasan meski nyatanya hal itu justru semakin menambah kekesalannya.

Dia berdiri di dekat tangga, berniat menunggu Yeonjoo hingga gadis itu keluar dari ruang ganti. Dan setelah menunggu beberapa menit, pandangannya menangkap sosok Yeonjoo yang berjalan ke arahnya.

Langkah Yeonjoo sempat terhenti untuk sepersekian detik, namun ia segera bergegas tanpa berniat untuk menganggap kehadiran Taehyung. Tepat saat gadis itu hendak melewati Taehyung, dengan cepat Taehyung meraih pergelangan tangannya.

"Kita perlu bicara."

Yeonjoo memberikan pemuda itu tatapan tajamnya sebelum di tepisnya tangan yang menggenggam pergelangan tangannya dan berjalan menuruni tangga. Taehyung yang menerima penolakan tersebut pun bergegas menyusul Yeonjoo.

"Yooa... Berhenti sebentar, beri aku waktu untuk bicara."

Yeonjoo tidak peduli, gadis itu tetap melangkahkan kakinya hingga lengannya di tarik oleh Taehyung dan memaksanya untuk berhadapan dengan pemuda yang sudah merusak suasan hatinya sejak pagi.

"Ayo kita bicara!"

"Bicara apa? Kau ingin menikah dengan tunanganmu? Kau ingin aku memilihkan gaun penganti yang bagus, begitu?"

"Apa yang sedang kau-" Perkataan Taehyung terhenti ketika Yeonjoo menepis tangannya dengan kasar, dan kali ini gadis itu berjalan dengan langkah yang terkesan buru-buru.

"Yooa... Yoo Yeonjoo." Taehyung menggaruk kepalanya frustasi sebelum kembali mengejar Yeonjoo.

Keluar dari gedung, Taehyung beberapa kali hendak menahan lengan Yeonjoo tapi gadis itu terus menepisnya tanpa berucap sepatah katapun. Dan tentunya kehadirannya di sana menarik perhatian Sana yang sebelumnya ia tinggalkan di dalam mobil.

"Yooa... Aku mohon, aku bisa jelaskan."

"Apa yang sedang dia lakukan?" sinis Sana ketika melihat Taehyung mengejar seorang wanita muda.

Yeonjoo masuk ke dalam mobil miliknya sendiri yang terparkir di depan mobil Taehyung, menutup akses bagi Taehyung untuk mendekatinya. Namun Taehyung justru berlari mengitari bagian depan mobil dan segera masuk ke dalam mobil Yeonjoo dengan wajah yang mengernyit, menunjukkan seberapa frustasinya ia saat ini.

"Keluar dari mobilku!" sarkas Yeonjoo begitu sang kekasih duduk di sampingnya.

"Hentikan... Jangan seperti ini! Kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini?"

"Kenapa bertanya padaku? Tanyakan itu pada dirimu sendiri." Yeonjoo memalingkan wajahnya.

Taehyung kemudian dengan cepat meraih kedua tangan Yeonjoo dan membuat gadis itu menghadap ke arahnya dengan terpaksa. "Aku bisa jelaskan, ini hanyalah kesalahpahaman."

"Semalam kau tidur di mana?"

Terlihat garis kebingungan di wajah Taehyung, takut-takut jika sampai ia salah memberi jawaban.

"Kau tidur di mana?" suara Yeonjoo tiba-tiba meninggi.

"Aku tidur di rumah Bos ku."

"Bos yang mana?"

"B-bos yang baru." jawab Taehyung terdengar begitu ragu-ragu.

"Wanita yang mengaku tunanganmu?"

Taehyung di landa kepanikan, seberapa kakunya ia dengan orang asing. Pada kenyataannya kelemahannya ada pada orang yang ia cintai. Dan yang menjadi kelemahannya saat ini adalah gadis di hadapannya yang tengah menuntutnya.

"Aku bisa jelaskan... Dia hanyalah gadis 15 tahun dan dia melakukan hal itu karna merasa kesal padaku. Jangan berpikir yang macam-macam tentangku." sebuah kebohongan untuk melindungi dirinya sendiri di saat ia pun mengetahui bahwa Nona mudanya tersebut hanya terpaut usia dua tahun lebih muda darinya.

"15 tahun?"

Taehyung mengangguk dengan cepat.

"Kau ingin menipuku?"

"Tidak, tidak. Percayalah padaku! Kapan aku pernah membohongimu? Pernahkah kau melihatku berjalan dengan wanita lain? Tidak pernah, kan?"

"Kau pernah melakukannya!"

"Apa?" terperangah akan pernyataan Yeonjoo, Taehyung sejenak mengingat-ingat apakah benar ia pernah berjalan bersama wanita lain. Namun jawaban dalam pikirannya adalah 'Tidak'. Satu-satunya wanita di hatinya saat ini adalah Yeonjoo, dan pantang baginya untuk berselingkuh.

Dan pada kenyataannya keberadaan Taehyung di sana membuat Sana terlihat begitu jengah, setelah sekilas memperhatikan gerak-gerik keduanya. Gadis itu menebak bahwa wanita yang tengah di kejar oleh Taehyung adalah wanita yang tadi pagi berbicara dengannya, dan hal itu benar-benar membuatnya kesal terhadap seseorang bernama Kim Taehyung yang telah menculiknya dari rumah hanya untuk mengejar kekasihnya.

Sana lantas melepaskan sabuk pengamannya dan mencoba untuk bergerak ke kursi bagian depan, namun sayangnya kakinya yang belum mampu menahan beban tubuhnya, justru membuatnya tersungkur di antara kursi bagian depan dan sempat membuatnya mengaduh.

"Aish... Tidak berguna! Kenapa kau menyusahkanku?" makinya pada kakinya sendiri, dia pun berusaha untuk bangkit meski itu sangat mustahil baginya.

Dia mengulurkan tangannya untuk meraih kemudi, dan setelah beberapa saat ia pun mampu meraih kemudi meski hanya tangannya saja di saat tubuhnya masih terjepit di antara kursi. Dia lantas menekan klakson berkali-kali dan tentunya hal itu berhasil menarik perhatian kedua orang yang berada di dalam mobil di depannya.

Pembicaraan sepasang kekasih yang tengah bersiteru itupun terinterupsi oleh suara klakson yang di bunyikan terus menerus, namun Taehyung memilih untuk tidak peduli selama urusannya dengan Yeonjoo terselesaikan dengan baik.

Taehyung menggenggam tangan Yeonjoo guna mengalihkan perhatian gadis itu. "Kapan aku membawa gadis lain? Katakan padaku?"

"Lima bulan yang lalu saat kau berlibur ke Jepang."

Taehyung tertegun, bahkan ia tak merasa jika ia pernah berlibur ke Jepang. "Maksudmu cucu dari Presiden? Dengarkan aku baik-baik, aku datang ke sana bukan untuk berlibur melainkan sebuah pekerjaan."

"Apanya yang pekerjaan? Aku melihat sendiri kau bergandengan tangan dengan wanita itu, kau masih ingin mengelak."

"Kau salah paham."

"Kau selalu mencari kesempatan dalam pekerjaanmu, apa kau berniat menghianatiku?!"

"Bicara apa kau ini, kenapa kau menuduhku sembarangan?" suara Taehyung ikut meninggi ketika Yeonjoo yang tidak bisa bicara baik-baik dengannya, dan suara klakson itu tak terdengar lagi.

"Aku memiliki bukti, berapa kali kau tertangkap berpelukan dengan wanita lain dan kau menyebutnya sebagai pekerjaan?"

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Apa?"

"Bagaimana denganmu? Kau berpelukan dengan pria lain di hadapanku, bukan hanya itu! Bahkan kalian hampir berciuman... Apa kau berniat menginjak-injak harga diriku sebagai kekasihmu? Bagaimana kau bisa bermesraan dengan pria lain di hadapanmu? Kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku?!"

Yeonjoo di buat terperangah ketika Taehyung balas menuntutnya, dan setelah bertahun-tahun bersama, inilah pertengkaran pertama mereka yang sesungguhnya. Di mana semua baru terungkap sekarang.

"Kau tahu itu hanya untuk pemotretan, kenapa tiba-tiba menuntutku?"

"Benar, itu hanya sebuah pemotretan. Tapi siapa yang tahu tentang isi hati kalian?"

"Kau menuduhku berselingkuh?"

"Aku tidak menuduhmu, aku hanya mengatakan apa yang ku lihat."

Yeonjoo tersenyum tidak percaya. "Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana denganmu?!"

"Aku sudah mengatakan bahwa kau salah paham, kau tahu aku tidak mungkin berpaling darimu... Dia hanyalah gadis 15 tahun yang tidak tahu diri."

Tepat setelah Taehyung mengatakan hal tersebut, klakson mobil yang sebelumnya ia kendarai kembali berbunyi dan tentu saja itu adalah ulah Sana yang terlanjur emosi karna dia yang tak kunjung menghampirinya. Dan tentu saja hal itu membuat pemuda terlihat gelisah.

"Siapa? Apa gadis itu ikut bersamamu?" Yeonjoo hendak turun dan berinisiatif membuat perhitungan dengan gadis 15 tahun yang di bicarakan oleh Taehyung, namun Taehyung justru mencegahnya.

"T-tunggu dulu, kau ingin kemana?"

"Mengajarinya sopan santun."

"Tidak, tidak. Jangan lakukan hal itu, jika kau melakukannya aku akan kehilangan pekerjaanku."

"Kau bisa bekerja di tempat lain."

"Ayahnya membayarku dengan mahal, jika aku kehilangan pekerjaan ini, aku tidak akan bisa membelikanmu sebuah cincin."

"Apa? Kau barusan mengatakan apa?" suara Yeonjoo tiba-tiba merendah.

Taehyung lantas semakin mendekat pada Yeonjoo dengan satu kaki terlipat di atas kursi, dia memegang kedua bahu Yeonjoo. "Aku bekerja keras semata-mata hanya untukmu... Kau tahu hanya kau yang ku miliki di dunia ini, jika kau tidak lagi percaya denganku, aku harus hidup bersama siapa lagi?"

"K-kenapa kau berbicara seperti itu, jangan bicara yang macam-macam."

Menulikan telinga dari suara klakson yang terus berbunyi, Taehyung kembali menggenggam kedua tangan Yeonjoo dan berusaha bersikap semanis mungkin tanpa ada emosi yang menguasai dirinya.

"Aku tidak suka melihatmu dengan pria lain, tapi aku berusaha menerimanya karna itu adalah pekerjaanmu... Aku ingin menghargaimu, karna aku sendiri belum bisa memberikan apa yang kau mau... Tapi kau harus percaya bahwa semua ini ku lakukan hanya untukmu, aku tidak memiliki apa-apa lagi selain dirimu."

"Hentikan... Jangan membuatku merasa bersalah."

"Untuk itu berhenti berpikir bahwa aku memiliki wanita lain di luar sana, begitupun denganmu. Jangan berani-beraninya kau berselingkuh dariku atau aku akan membunuhmu."

"Kau selalu mengatakan hal seperti itu, katakanlah sesuatu yang lebih manis lagi. Kenapa selalu mengancamku?"

Taehyung menggeleng dengan cepat. "Tidak, tidak. Itu adalah ucapan yang paling manis." Taehyung beralih menangkup wajah Yeonjoo. "Ingat baik-baik, jika kau berselingkuh, maka aku akan membunuhmu. Kau harus mengingatnya baik-baik, aku akan benar-benar membunuhmu jika kau berselingkuh dariku."

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku tidak akan pernah berselingkuh, sampai matipun aku tidak akan pernah melakukannya. Kau, adalah satu-satunya. Tapi aku akan benar-benar akan membunuhmu jika kau berselingkuh dariku."

Yeonjoo memukul dada Taehyung, merasa tak pernah ada momen romantis di antara keduanya. Karna perkataan itu selalu saja keluar dari mulut Taehyung dengan nada bicara yang tergesa-gesa. Dia akui bahwa Taehyung sedikit gila, namun kenapa ia masih mencintainya.

"Berhenti mengatakan hal itu, itu malah membuatmu terlihat seperti psycopath."

"Aku tidak akan membunuhmu jika kau tidak berselingkuh, oleh sebab itu jangan pernah berpikir untuk menghianatiku. Kau harus mengingatnya baik-baik, kau mengerti?"

Yeonjoo mengangguk dalam tekanan, meski ia pun juga tak memiliki rencana perselingkuhan di masa depan selama Taehyung tidak benar-benar bersikap kasar padanya secara fisik.

"Bagus, sekarang aku harus kembali bekerja. Aku akan menghubungimu di waktu luang." Taehyung mengecup singkat kening Yeonjoo dan segera turun dari mobil dengan terburu-buru.

"Kapan kau akan mengunjungiku?" teguran Yeonjoo yang sempat membuat pergerakan Taehyung terhenti, pemuda itu sedikit merendahkan tubuhnya.

"Aku akan mengunjungimu setelah jadwalku kosong. Kabari aku jika kau ingin pergi jauh."

"Jaga dirimu baik-baik."

Taehyung mengangguk singkat dan menutup pintu mobil Yeonjoo sebelum ia yang bergegas menuju mobilnya sendiri dengan langkah tegap dan raut wajah yang kembali terlihat sangat kaku di saat Sana masih terus membunyikan klakson mobil.

Taehyung membuka pintu mobil bagian kemudi, dan seketika pergerakan Sana terhenti. Satu hal yang membuat Taehyung bertanya-tanya, kenapa Sana harus berjuang sebegitu kerasnya hanya untuk melakukan hal konyol yang tentunya menganggu orang-orang di sekitar mereka.

"Sudah puas berkencannya? Lihat saja setelah ini, aku akan memecatmu!" sarkas Sana.

Namun Taehyung segera masuk ke dalam mobil dan seakan tak melihat apapun, dia segera melajukan mobilnya melewati mobil Yeonjoo dan hal itu tentunya memancing kemarahan Sana. Dengan gigi yang saling beradu, Sana memukul lengan Taehyung sekenanya.

"Kau benar-benar tidak waras?!"

Taehyung masih tak bereaksi, ia sekilas melihat kaca spion untuk mengetahui posisi Yeonjoo sebelum ia berbelok pada tikungan dan menghentikan mobilnya. Ia pun bergegas turun dari dalam mobil.

"Ya! Mau kemana lagi kau?"

Tanpa menutup pintu mobil, Taehyung beralih membuka pintu bagian belakang dan sempat membuat Sana kaget. Tanpa berucap sepatah katapun, Taehyung masuk ke dalam mobil dan segera mengangkat tubuh Sana lalu mengembalikannya ke tempat duduk dengan sedikit kasar dan tentunya hal itu membuat Sana sempat tersentak hingga tatapan keduanya yang sempat bertemu.

"Antarkan aku kembali ke rumah dan setelah ini tinggalkan rumahku!"

"Aku bekerja untuk uang, bukannya untuk Nona."

"Apa?" kedua mata Sana membulat, menampakkan rasa tak percaya terhadap jawaban apa yang baru saja di berikan oleh Taehyung.

Taehyung kembali memakaikan sabuk pengaman untuk Sana dan lantas keluar dari mobil, kembali ke bagian kemudi dan segera bergegas pergi dari sana sebelum Yeonjoo menyusulnya. Bagaimanapun juga hubungannya akan benar-benar berakhir hari ini jika Yeonjoo nya tahu gadis 15 tahun yang sebelumnya ia sebutkan untuk mengelabuhi kekasihnya tersebut.

Mobil kembali melaju menyusuri gang dan kembali ke jalan utama. Sana lebih memilih memalingkan wajahnya, terlampau kesal dan lebih kesal lagi ketika ia tak mampu melakukan apapun. Sepertinya dia harus meminta ponsel pada Jaehyung agar ia bisa melakukan komplain terhadap pelayanan buruk yang ia dapatkan dari Kepala Keamanannya yang baru setelah insiden ini.

Selesai di tulis : 30.12.2019
Di publikasikan : 10.01.2020


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top