Lembar 01 [Start The Revenge]
Lagu terpilih sebagai Ost dari Book ini adalah lagu milik Boygroup Speed yang sayang nya sudah Disband, dengan judul That's My Fault yang berkolaborasi dengan Minkyung Davichi.
Selamat membaca dan mohon tinggalkan jejak jika anda membaca keseluruhan Episode pertama ini😉😉😉😉
Kim Taehyung, pemuda 24 tahun itu tampak meninggalkan gedung Kyunghee University dengan raut wajah yang menegaskan bahwa dia tengah berada dalam situasi yang buruk.
Ransel yang menggantung di bahu kiri serta sebuah amplop putih yang berada di tangan kanan nya, mengiringi langkah nya menyusuri halaman Kyunghee hingga langkah nya terhenti tepat saat ia menjangkau gerbang Kampus.
Di tatap nya kembali amplop putih yang beberapa menit lalu ia dapatkan dengan tatapan putus asa nya sebelum helaan napas berat nya kembali membimbing langkah berat nya meninggalkan Kampus yang selalu menjadi tempat tujuan nya selama lima hari dalam seminggu tersebut.
Namun langkah nya dengan cepat terhenti ketika sebuah mobil berhenti di tepi jalan tepat di samping nya, dan setelahnya pintu penumpang bagian belakang yang tepat berada di samping nya sedikit terbuka dan tak mampu menampakkan sosok perempuan berkaca mata hitam yang duduk dengan angkuhnya di dalam sana.
Seketika dahi Taehyung mengernyit, menampakkan kemarahan sebagai akhir dari rasa putus asa nya. Dan dari dalam mobil, si wanita tampak mengulurkan sebuah amplop ke arah nya tanpa berniat untuk sedikit pun menolehkan kepala nya.
"Jangan keras kepala, kami melakukan ini juga untuk mu." Si wanita berucap dan tampak makin menyulut kemarahan Taehyung.
Dia tiba-tiba merampas amplop tersebut dengan tak sabaran, namun bukan untuk menerima nya melainkan meremat nya dengan penuh amarah sebelum melemparkan nya ke dalam mobil dengan kasar dan beranjak pergi dengan langkah kesal yang terlihat lebih cepat dari sebelum nya. Meninggalkan si wanita yang tersenyum tak percaya untuk sepersekian detik sebelum kembali dengan raut wajah angkuh nya.
"Jalan kan mobil nya!"
"Baik Nyonya."
Mobil tersebut kembali berjalan dan melewati Taehyung yang menatap penuh dengan kemarahan, namun lagi-lagi perhatian nya teralihkan dan kini oleh suara dering ponsel nya yang berada di dalam saku jaket yang ia kenakan.
Dia pun mengambil ponsel nya dan langkah nya terhenti ketika tertera nama 'Rumah Sakit' sebagai sang pemanggil, membuat dahi yang sebelum nya mengernyit makin terlihat frustasi. Dia pun segera menerima panggilan dan menempatkan ponsel nya di samping telinga.
"Yeoboseyo."
Dia terdiam untuk mendengar respon dari seberang dan kembali berbicara ketika seseorang di seberang melontarkan pertanyaan.
"Benar, aku orang nya. Ada perlu apa?"
Dia menggaruk kening nya sembari menunggu seseorang berbicara di seberang, namun pergerakan nya terhenti bersamaan dengan mata nya yang melebar. Menunjukkan keterkejutan akan apa yang baru saja ia dengar.
Perlahan tangan yang memegang ponsel ia jatuhkan, di susul oleh mata yang mengerjap tak percaya sebelum akhirnya berlari dengan langkah lebar yang terburu-buru.
Bahkan saking terburu-buru nya, dia sampai tidak memperdulikan rambu lalu lintas ketika hendak menyeberang. Dan ketika langkah nya menjangkau bagian tengah tempat penyeberangan, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi mengingat jalanan yang begitu lenggang.
Suara decitan ban dengan aspal serta benturan keras yang di hasilkan oleh benturan tubuh nya dengan kaca bagian depan mobil membuat semua orang yang menyaksikan nya terdiam hingga tubuh nya jatuh meringkuk di aspal dengan raut wajah yang mengernyit kesakitan dan tangan kiri yang memegangi bahu kanan nya.
Seseorang yang berada di dalam mobil keluar, berinisiatif untuk memberi pertolongan. Namun dengan menahan rasa sakit di sekujur tubuh nya, Taehyung berdiri dan mengambil ransel serta ponsel nya yang sebelumnya ikut terlempar.
"Kau tidak apa-apa?" Tegur pria yang tidak sengaja menabrak nya, dan Taehyung hanya sedikit mengangkat tangan nya dengan tundukan kepala yang mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja meski pada kenyataan nya dia tidak mungkin baik-baik saja.
"Aku akan membawa mu ke Rumah Sakit." Pekik pria sebelumnya, namun sayang nya Taehyung memilih untuk kembali berlari sembari memegangi bahu nya yang kemungkinan mengalami cedera akibat benturan keras sebelumnya.
Start The Revenge
Taehyung berlari menyusuri gedung Rumah Sakit dengan raut wajah yang terlihat gelisah, dan berakhir dengan berhenti di ambang pintu salah satu ruang rawat di lantai tujuh bangunan Rumah Sakit tersebut.
Ransel beserta ponsel nya seketika menyentuh lantai bersamaan dengan butiran air mata yang meloloskan diri dari kelopak mata nya, ketika melihat sosok yang kini terbaring di atas ranjang pasien. Di mana seluruh tubuh nya di tutupi oleh kain putih.
Tatapan mata yang gemetar seperti langkah kaki nya yang yang berjalan masuk ke dalam ruangan dan membuat para Perawat yang sebelumnya mengerubungi pasien tersebut perlahan menyingkir, membuat nya dengan mudah menjangkau sosok yang telah membuat nya menumpahkan air mata nya hari itu.
Langkah itu terhenti tepat di kaki ranjang, dan dengan tangan gemetar yang berpegangan pada sisi ranjang. Dia mendekat ke samping sosok di balik kain putih yang tanpa sadar telah ia cengkram dengan kuat.
"Abeoji."
Gumaman pertama yang menunjukkan identitas dari sosok yang kini berada di balik kain putih tersebut, dan gumaman itu lah yang semakin memperbanyak pasokan air mata di pelupuk mata nya yang kemudian meloloskan diri.
"Abeoji... Jebal."
Gumaman kedua yang melenyapkan pijakan nya, dia kemudian menjatuhkan kening nya pada kain putih yang telah menutupi tubuh sang ayah dan menangis setelah nya. Membuat semua orang yang berada di sana segera bergegas untuk meninggalkan ruangan tersebut.
"Abeoji....."
Start The Revenge
Rerumputan hijau yang merapat pada tanah terlihat basah oleh air hujan yang mengguyur Seoul pagi itu. Kim Taehyung, satu-satunya pemuda yang bertahan di bawah guyuran hujan tanpa ada satupun yang mampu melindungi tubuh nya yang terbalut oleh setelah jas berwarna hitam.
Sebuah ekspresi wajah yang begitu dingin dan penuh luka, tertutupi oleh ribuan butiran air yang telah membasuh tubuh nya di kala tatapan sayu yang penuh akan kebencian tersebut hanya tertuju pada sebuah nisan yang terlihat masih baru dengan tanah basah tanpa di tumbuhi oleh satupun rumput. Sangat berbeda dengan makam-makam yang berada di sekitar nya.
Rasa sakit yang semakin bertambah di saat hanya ada dia seorang yang mengantarkan kepergian sang ayah. Di mana rekan kerja ayah nya, atasan ayah nya dan juga keluarga nya. Tak ada yang datang meski seminggu telah berlalu dari hari di mana sang ayah di nyatakan meninggal.
Nama Kim Raewon yang tertulis dalam nisan tersebut justru semakin membuat kebencian Taehyung semakin bertambah, kebencian yang ia tahan ketika sang ayah masih tetap berjuang untuk tetap bernapas meski tiga tahun lamanya hanya mampu terbaring tanpa bisa melihat ataupun merespon apapun di sekitar nya. Namun setidaknya, selama tiga tahun tersebut dia memiliki alasan untuk tetap bertahan pada jalan nya.
Namun apa yang terjadi sekarang, di mana keluarga nya di saat sang Kepala Keluarga menghembuskan napas terakhir nya. Bahkan tak ada kata istimewa untuk mengantarkan kepergian orang yang istimewa.
Perlahan tangan kiri nya terangkat ke udara, memperlihatkan sebuah foto keluarga kecil yang menampakkan kebahagian di wajah masing-masing yang semakin membuat kebencian itu bertambah seiring dengan butiran air hujan yang hancur setelah menerjang tubuh nya.
Netra tajam yang menatap seakan tengah memberikan sebuah kutukan kepada ke empat orang yang berada dalam foto tersebut sebelum akhirnya tangan nya yang sudah memucat tersebut meremat nya.
"Kim Jaejoong, akan ku pastikan kau menerima kehancuran yang sama seperti ayah ku!"
Satu kutukan yang tersamarkan oleh suara hujan, namun sayang nya langit tak pernah menulikan pendengaran nya dan mencatat semua yang terucap baik dengan mulut atau pun hati manusia itu sendiri.
Foto yang telah hancur terjatuh ke tanah yang di penuhi air dan mengiringi langkah nya untuk berjalan menjauh, menghampiri takdir baru yang akan tercipta oleh kutukan nya pagi itu.
Sebuah takdir yang bahkan ia sendiri tidak tahu akankah ia bisa melalui nya atau justru akan makin terjatuh pada kegelapan hati nya, sebuah takdir baru yang akan membuat nya berpikir lebih dari satu kali.
Selesai di tulis : 16.09.2019
Di publikasikan : 16.09.2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top