S i d e S t o r y
Halo! Thanks for 1k vote, guys!🤗
Aku seneng sekali atas pencapaian yang telah kalian berikan ini. Aku jadi semakin semangat menulis kelanjutan cerita Black-Aca. Tapi, yah, sepertinya minggu ini Luna dkk belum bisa hadir menemani kalian karena ada project storial yang harus aku kerjakan. Sejujurnya aku terlalu berleha-leha dan tanpa sadar, BUM! Deadline tinggal seminggu lagi😂👍
Eits, tapi Luna dkk nggak sepenuhnya libur, kok. Ini ada cerpen side story Black-Aca. Dengan kata lain, cerpen ini sama sekali nggak ada hubungannya sama jalan cerita novelnya, ya!
Selamat menikmati♡
🌜🌟
Story of Luna
Seorang gadis kecil bersurai emas duduk di pinggiran sungai sambil memandangi pantulan dirinya sendiri di air. Sesekali ada ikan merah dan kuning yang melintas. Ikan-ikan itu berhenti sejenak memandangi si gadis kecil lantas berlalu begitu saja. Pemandangan yang benar-benar membosankan setengah mati.
Samar, dari dalam air, si gadis bersurai emas mendapati benda aneh yang melambai-lambai. Rumput? Entah. Atau mungkin saja lumut kotor?
"BWAH!" Seorang anak lelaki seumurannya seketika keluar dari sana. Giginya yang ompong dia perlihatkan ketika sedang berusaha meraup oksigen lewat mulut.
Oh, rupanya yang gadis itu lihat barusan adalah rambut anak itu. Di dalam air, rambut cokelatnya jadi mirip seperti tanaman air yang melambai-lambai terbawa aliran sungai.
"Kamu siapa?" tanya gadis itu.
"Yobi," jawab si anak lelaki setelah napasnya terasa pulih. "Kamu?"
"Luna," balas si gadis bersurai emas, Luna. "Kenapa Yobi ada di air? Apa Yobi manusia katak?"
Yobi terkekeh geli mendengar pertanyaan polos dari gadis di hadapannya. Lantas, dia berkata, "Iya, Yobi manusia katak atau setidaknya anggaplah Yobi begitu."
"Hii, pernahkah Yobi menjadi berudu?" tanya Luna bergidik ngeri.
Yobi mengerutkan kening mungilnya. Dia bingung. "Berudu itu ikan. Tidak ada hubungannya dengan katak."
"Berudu itu anak katak," jelas Luna. Namun, Yobi tidak percaya. Maka, terjadilah perdebatan di antara keduanya mengenai berudu dan katak.
"Yobi menyebalkan juga bodoh!" sentak Luna.
"Luna pun sama!" balas Yobi lalu menjulurkan lidah.
BYUR! Yobi menarik paksa Luna masuk ke dalam air. Alih-alih merasa marah, Luna malah merasakan suatu perasaan senang di rongga hati. Begitu pula dengan anak lelaki yang baru saja menjatuhkan dirinya.
"Mau balapan renang?" tawar Yobi pada akhirnya. Bibirnya tersenyum lebar.
P.s. Bentuk seragam Akademi Blackheart kurang lebih seperti itu. Tapi warnanya beda. Sudah pernah aku jelaskan di chapter awal.
Story of Nathan
Pangeran kecil merajuk. Dia minta dibelikan mainan baru. Padahal koleksi mainannya sudah ada banyak. Berkali-kali dirinya berguling sambil menangis di depan Ibu dan Ayahnya.
"Nathan mau bola pantul! Pokoknya Nathan mau bola pantul!" rengeknya tiada henti.
Ibu, Sang Ratu, berjalan menghampiri anaknya lalu menggendong sang pangeran kecil yang sedari tadi asyik berguling. Netranya menatap sang anak dengan lembut. "Kemarin sudah beli bola. Kenapa sekarang mau lagi?"
"Bola punya Nick lebih bagus! Nathan tidak suka! Nathan mau punya yang lebih bagus!" jelas sang pangeran kecil berapi-api. Jarinya menunjuk ke arah sang adik yang sedang asyik memantul-mantulkan bola.
"Bola pantul punya Nathan juga bagus," ucap Ibunya.
"Tidak mau!!! Kalau Nick punya satu! Maka Nathan harus punya tiga!" tolak sang pangeran kecil. Pipi gembilnya sekarang memerah marah.
PLETAK!
"Huaaaa!!" Sang pangeran kecil menangis kesakitan. Secara sengaja, sang adik memantulkan bola kesayangannya ke arah kepala sang kakak. Tidak muluk-muluk, dia melakukannya dengan keras.
"Kakak Nathan bericik. Nick tidak cuka." Sang adik menggerutu sambil menggembungkan pipi gembilnya yang kemerahan.
Story of Nick
Nick adalah nama pangeran bersurai emas itu. Sekarang, dirinya sedang menangis sesenggukan sambil menatap bayangannya di permukaan air mancur istana. Ada bekas lebam merah di jarinya.
"Kenapa nangis?" Seorang gadis bersurai merah muda mendatangi Nick kecil yang sedang bersedih.
"Ini hiks ..., c-ca-sakit. Nick ... hiks, tidak c-cu-suka," jawabnya sambil menunjukkan luka di jarinya.
"Loh? Kenapa bisa seperti itu?" tanya si gadis bersurai merah muda lagi. "Ayumu jadi kasihan lihat Nick."
"Tadi, Nick menendang pantat Chery. Lalu, Chery menggigit jari Nick," jelas Nick kecil sambil cemberut. Dirinya kesal bukan main karena anak pegasus tersebut hanya mau bermain dengan kakaknya.
"Nick!! Kenapa pantat Chery merah?!" Suara sang kakak terdengar menggelegar. Dia marah, dan akhirnya tangis Nick semakin kencang.
Story of Yobi
Yobi sebenarnya lebih suka dipanggil Obi. Namun, Luna merasa nama kecil anak lelaki itu terdengar menggelikan.
"Panggil aku Obi," pinta Yobi sambil berkacak pinggang.
"Tidak mau. Nama itu bikin geli," tolak Luna sambil sesekali menjilati permen apel. Padahal jelas-jelas gadis kecil itu sedang sakit gigi.
Yobi menghela napas panjang. Dia sudah lelah dan memutuskan untuk menyerah. Lalu, dia berkata, "Tidak apa, deh. Luna boleh panggil aku apa saja."
Luna mengangguk-angguk. Dia sebenarnya tidak peduli dengan ocehan temannya itu. Jadi bibirnya tetap bungkam.
"Tapi Luna harus tahu, kalau Yobi suka sama Luna," ucap Yobi.
"Oh, Luna juga suka Yobi," balas Luna.
"Eh, sungguh? Luna suka Yobi?" tanya Yobi berbunga-bunga. Dia mengira perasaan cinta monyetnya akan berbalas.
Luna lantas mengangguk. "Soalnya Yobi teman Luna yang paling baik."
"T-teman? Yah, baiklah," gumam Yobi kecil kecewa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top