Perhatian
Sebelum itu, aku minta maaf buanget gk bisa update soalnya jaringan lagi pada ajak berantem. Padahal sudah selesai nulisnya. Sekali lagi maaf banget. Tpi sekarang aku dah update nih, jadi Happy reading guys..
.
.
.
.
.
.
BRUK
Yaya menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Helaan napas lega terdengar begitu saja dari bibirnya. Keringat hasil dari hukumannya menghiasi wajah cantiknya yang sudah berwarna merah karena kelelahan tentunya.
"Huft..capek banget. Bisa mati aku kalau gini terus." Katanya dengan tangan kanannya yang mengelap keringat di dahinya.
TOK TOK
Atensinya menatap ke arah pintu. Dengan langkah malasnya, ia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke arah pintu. CKLEK
"Konbanwa (selamat malam)" ujar sang tamu yang ternyata tiga perempuan yang sedari pagi menahan emosinya. Suzy, Amy, dan Mimi.
"Konbanwa, doushita?" Tanya Yaya dengan senyum kakunya.
"Apa kau sudah mandi?" Tanya Suzy dengan senyum palsunya.
"Belum" jawab Yaya sambil menggelengkan kepalanya.
"Entah kenapa, kamar mandi cewek tak berfungsi" jelas Amy dengan raut yang dibuat-buat.
Sedangkan kedua temannya hanya menganggukkan kepalanya mencoba meyakinkan gadis di depannya.
"Eh?" Yaya jelas terkejut, ia berpikir bagaimana ia bisa mandi kalau begini. Mengingat tubuhnya yang bau akan keringat.
"Karena itu, kau bisa memakai kamar mandi cowok" sambung Amy.
"Dan karena sampai jam 8 malam, kau harus bergegas" sambung Mimi dan di angguki oleh Suzy dan Amy.
Sedangkan Yaya yang notabenya baru tahu jika kamar mandi cewek rusak hanya bisa percaya. Toh sepertinya ketiga gadis di depannya itu memang berniat baik terbukti sudah memberitahu jika kamar mandinya rusak. Pikirnya tanpa mengetahui jika ketiga gadis tersebut sedang tersenyum licik padanya.
Yaya memdongakkan kepalanya menatap Suzy dan teman-temannya. Ia merasa harus berterima kasih pada mereka. "Arigatou oshitekurete (terima kasih sudah memberitahu)" ujar Yaya sedikit membungkukkan badannya sekilas.
"Ah sama-sama, kalau begitu kami harus kembali, selamat malam" ujar ketiganya dan berlalu pergi.
Kini Yaya dibuat kebingungan di kamarnya, pasalnya ini pertama kalinya dia akan masuk kamar mandi cowok. Dia mencium tubuhnya dan mengernyit ketika merasa bahwa tidak ada pilihan lain selain pergi ke kamar mandi cowok untuk menghilangkan bau tubuhnya.
Dengan cepat ia mencari perlengkapan mandinya dan mulai meninggalkan kamarnya.
⚡🌸
Yaya berhenti tepat di depan pintu masuk kamar mandi cowok. Dilihatnya tulisan yang tertempel di tembok samping pintu. 'DIPAKAI UNTUK CEWEK SAMPAI JAM 8.' setelah membacanya Yaya tetap berdiri ditempatnya dan kembali menimang apakah ia harus masuk? Nanti kalau ada cowok masuk gimana? Pikirnya kalut. Matanya melirik tulisan tadi dan segera menggelengkan kepalanya berusaha berpikir positif. 'Ah mana mungkin ada cowok masuk, kan sudah ada pengumumannya dan tadi ku lihat masih jam 7' setelah metayakinkan dirinya, ia mulai melangkah memasuki kamar mandi tersebut.
Tanpa ia ketahui, Suzy dan dua temannya yang sedari tadi mengintipnya dari belakang tembok sedang tersenyum senang karena rencana mereka berhasil. Dengan pelan, mereka mendekati pintu kamar mandi tersebut dan merobek kertas yang tertempel di tembok tadi.
"Hahaha padahal bohong, gampang banget ya." Ujar Mimi sambil menahan tawanya.
"Sudah, ayo pergi biar para cowok melihatnya, biar tau rasa!" Kata Suzy dengan senyum liciknya. Kemudian ketiganya pergi darisana sambil menahan tawanya.
⚡🌸
"Bagus, tidak ada orang." Setelah mengecek kondisi di dalam yang ternyata sepi, Yaya tersentum puas dan melangkahkan kakinya menuju rak baju dan memulai aktivitasnya.
"Fuh..nyamannya..." kata Yaya ketika tubuhnya sudah berendam di bak mandi setelah membersihkan tubuhnya. Dengan bersenandung kecil, ia mengayun-ayunkan kakinya mencoba menikmati mandinya yabg terasa menyegarkan.
CKLEK
Karena terlalu asik dengan kegiatannya, membuat Yaya tidak mendengar suara tersebut malahan ia memejamkan matanya sambil tetap bersenandung kecil. Hingga tiba-tiba-
"Oi, gadis bodoh. Apa yang kau lakukan disini?" Teriak orang tersebut yang sudah berdiri di depan Yaya yang berada di bak mandi dengan raut terkejutnya.
Sedangkan Yaya dibuat kaget setengah mati mendengar suara cowok di depannya. Dan semakin terkejut setelah tahu siapa cowok tersebut. "Ha-halilintar-kun?" Ucapnya pelan karena masih dalam mode syoknya.
Halilintar sendiri yang tadinya terkejut berusaha mengganti ekspresinya menjadi datar. Sedangkan Yaya semakin menenggelamkan tubuhnya ke air berharap bisa menutupi tubuh polosnya. Tangannya menyilang di depan dadanya berusaha menutupi tubuh depannya.
"Oi" panggil Halilintar karena tidak mendapat jawaban dari sang gadis.
"A-aku akan keluar, jangan ngintip ya" jawab Yaya dengan muka yang sudah memerah total.
Halilintar yang mendengarnya hanya mendengus. Alih-alih membalikkan tubuhnya, ia malah menyeringai ke arah Yaya.
"Bukankah kau kesini ingin dilihat hm?" Goda Halilintar dengan tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya.
"E-enak aja! Siapa bilang, aku kesini ya ingin mandilah. Kamar mandi cewek rusak jadi aku kesini" jawab Yaya yang tidak terima dikatai seperti itu.
Halilintar hanya diam mendengarnya. 'Rusak? Jika rusak bukanya ada pengumuman dari kepala asrama? Aku yakin semua cowok tidak ada yang tau' pikirnya yang merasa aneh karena setiap ada masalah di asramanya akan ada pengumuman tapi ini tidak ada.
"Kenapa bengong? Awas jika mikir macam-macam. Cepat berbalik dasar hentai (mesum)" perintah Yaya menatap was-was pada laki-laki di depannya.
Halilintar sendiri hanya mendengus dan mulai membalikkan tubuhnya sesuai perintah.
Yaya mengambil handuk yang terselempang di atasnya. Setelah memakainya, ia keluar dari bak mandi ingin menuju rak bajunya. Tapi saat di ambang pintu kepalanya merasa pusing karena saat ia menenggelamkan tubuhnya tadi, kepala bagian belakang tak sengaja terbentur pinggiran bak dan ia tak tahu jika itu akan membuatnya pusing seperti ini. Karena tidak kuat menahan rasa pusingnya, tubuhnyapun oleng dan BRUK.
Halilintar yang merasa jika gadis di belakangnya sudah keluar dan pastinya sudah memakai handuknya pun membalikkan kembali tubuhnya dan ia mengernyit ketika menatap tubuh gadis itu terlihat oleng dengan tangan yang memegang kepalanya. Segera saja ia mendekatinya dan HAP tubuh kecil itu sudah berada di dekapannya. Ia melihat wajah gadis itu sebentar dan benar jika gadis itu pingsan.
⚡🌸
Beralih pada tiga gadis yang kini bersembunyi di belakang tembok dekat kamar mandi cowok tentunya karena sedang menanti mangsanya keluar dari sana. Amy mencoba melangkah lebih dekat kearah pintu masuk kamar mandi dan segera berbalik ketika mendengar suara langkah seseorang yang akan keluar darisana.
"Ada yang keluar, ada yang keluar"heboh Amy pelan pada temannya. Mereka kembali melihat ke arah kamar mandi tersebut dan seketika ketiganya melotot tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ya, yang mereka lihat adalah Halilintar yang keluar dengan Yaya berada di gendongannya ala bridal style dengan salah satu tangan Yaya yang mengalung di leher Halilintar.
"K-kok bisa?" Kata Mimi dengan mulut yang membuka lebar setelah Halilintar melewati mereka. Suzy dan Amy juga sama, mereka tak mampu mengatakan apapun setelah melihat kejadian tadi. Mereka hanya saling bertatapan dengan pandangan tak percaya.
⚡🌸
Halilintar merebahkan tubuh Yaya dengan pelan ke atas tempat tidur sang gadis. Kemudian, tubuhnya ia tegakkan kembali dan menatap diam wajah pingsan tersebut. 'Kenapa dia tiba-tiba pingsan, apa karena kedinginan?' Pikirnya dan melangkah mundur untuk menyandarkan tubuhnya pada tembok.
"Eung..."Yaya mulai mengerjapkan matanya ia merasakan jika tubuhnya berada di tempat yang empuk sekarang. Matanya mengerjap-ngerjap mencoba mengingat apa yang terjadi setelah mengingatnya, ia segera duduk dan mengedarkan pandangannya hingga bertatapan dengan mata ruby pemuda yang kini bersandar di tembok kamarnya.
"Kyaa! Apa yang kau lihat dasar hentai!" Teriaknya spontan dan segera menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang hanya tertutup oleh selembar handuk pink.
Halilintar hanya berdecih dan berjalan menuju laci kecil yang ada di samping lemari baju Yaya. Setelah menemukan apa yang ia cari, ia kembali melangkah ke arah Yaya dan BYURR Yaya sedikit terlonjak saat tiba-tiba Halilintar menyiramkan sedikit air ke wajahnya.
"Dingin" pekik Yaya pelan dan segera mengelap wajahnya.
"Emang apa yang ku lihat? Kau sendiri yang bodoh, kenapa harus pingsan disana." Ujar Halilintar datar.
"Eh?" Yaya menatap Halilintar sebentar sebelum menyadari sesuatu dan ia kembali menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.
"Jangan lihat!" Serunya pelan tapi bisa di dengar oleh Halilintar.
Pemuda itu sendiri hanya memandangnya tidak mengerti.
"Aku sedang tidak memakai riasan" kata Yaya dengan wajah yang merah untung masih tertutup selimut.
Halilintar semakin tidak mengerti dengan ucapan gadis di depannya itu.
"Kau berpikir kalau aku culun, kan?" Ujar Yaya yang kesekian tanpa membuka selimutnya yang menutupi wajahnya. Nadanya tersirat akan kesedihan. Ia sedikit mengingat bahwa dirinya pernah culun dan menjadi bahan lelucon oleh temannya. Sungguh kenangan yang buruk baginya.
"Hah?...ck, tak peduli kau terlihat seperti apa, kau adalah kau." Ujar Halilintar sedikit tidak suka jika gadis di depannya itu murung. Entah Halilintar sendiri tak tahu kenapa.
Yaya menurunkan selimut yang menutupi wajahnya dan memandang Halilintar diam. Sedangkan Halilintar yang di tatap begitu segera menolehkan tatapannya ke samping. Ia merasa jika wajahnya memerah sekarang dan itu membuatnya sedikit salah tingkah.
"Nah! Ambil dan minumlah" ujar Halilintar cepat sambil menyodorkan botol mineral yang tadi ia bawa ke arah Yaya.
Yaya menerimanya dengan wajah sedikit menunduk setelah sadar ia memperhatikan Halilintar terlalu lama. Tanpa mengatakan apapun, Halilintar berjalan ke arah pintu berniat ingin kembali ke kamarnya.
Yaya yang melihat pemuda itu ingin keluar segera menyusulnya.
"Arigatou-" BRUK. Niatnya yang ingin mengejar Halilintar terbatalkan karena kakinya yang terlilit oleh selimutnya dan menyebabkan tubuhnya jatuh terjungkal bersimpuh diatas lantai. Untung handuk yang ia pakai tidak lepas bisa malu berbulan-bulan jika sampai terlepas. "Ittai (sakit)" adunya pelan tapi bisa di dengar oleh Halilintar.
Halilintar yang melihatnya, menghampiri Yaya dan berjongkok di depan gadis tersebut dengan kedua tangan yang memegang lengan atas Yaya untuk menegakkan tubuh gadis tersebut. "Oi." Ditatapnya wajah kesakitan itu. Sebelum kekehan kecil keluar dari bibirnya. "Heh..sudah hentikan saja, kucing bodoh" ujarnya dengan kedua jarinya yang mengangkat dagu Yaya agar menatapnya. Tapi Yaya menolaknya, ia memandang ke bawah, ia merasa malu jika bertatapan dengan mata ruby itu dari jarak dekat. Tanpa sadar Halilintar tersenyum tipis melihatnya.
Kemudian Halilintar berdiri dan berjalan kearah pintu meninggalkan kamar tersebut. Yaya menatap perginya pemuda itu diam entah kenapa ada sesuatu yang aneh tiba-tiba menyerang jantungnya.
⚡🌸
Dari bawah, terlihat tiga gadis yang sedang menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya masing-masing. Raut wajah mereka bisa dibilang kusut karena rencana yang telah mereka buat justru membuat mereka semakin kesal.
"Aku bahkan tidak pernah digendong seperti itu. Seharusnya itu menjadi hukuman." Ujar salah satu dari mereka yaitu Suzy.
"Itu tidak adil!" Kata Mimi menambahkan sambil meremat-remat kertas yang ia bawa. Sedangkan Amy hanya menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang dikatakan kedua temannya tadi.
"Oi!" Mereka dibuat terlonjak ketika mendengar seruan dingin seseorang dari depan mereka. Mereka mendongakkan wajahnya menatap siapa orang yang yang menginterupsi mereka. Seketika mereka mematung di tempat setelah tahu siapa orangnya.
"Ha-Halilintar-kun." Ucap Suzy terkejut. Kedua temanya hanya menunduk takut.
"Apa yang kalian bicarakan." Ucap Halilintar dingin sambil melirik tajam ketiga gadis di sampingnya. Karena kini ia bersandar pada pegangan tangga dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.
Ketiga gadis tersebut hanya diam bingung harus menjawab apa, sampai salah datu dari mereka membuka suara. "B-bukan apa-apa kok." Ujar Suzy dengan kedua tangan yang melambai di depan dada. Halilintar tetap meliriknya tajam tanpa mengatakan apapun.
"Em, k-kita ke kamar dulu ya Halilintar-kun"ujar Suzy kembali dan segera berlalu melewati Halilintar begitu saja bersama kedua temannya.
Sedangkan Halilintar hanya mendengus dan kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju kamarnya.
⚡🌸
Di lain tempat, tepatnya di kamar yang bernuansa pink, Yaya sedang mengompres wajahnya dengan botol yang berisi mineral pemberian Halilintar tadi. Sesekali botol tersebut ia tempelkan ke pipinya, tatapan matanya terlihat lesu seperti memikirkan sesuatu. "Mungkin aku masih pusing" ujarnya lemas, tatapannya yang sayu mengarah pada pintu tempat seseorang baru saja keluar. Tiba-tiba ingatanya kembali pada kata-kata pemuda itu, 'tak peduli kau terlihat seperti apa, kau adalah kau,' Yaya ingat ekspresi pemuda itu ketika mengatakannya, seperti tidak suka. Tapi Yaya tidak mengerti maksud tatapan itu.
Yaya menundukkan kepalanya sambil terus menekan botol mineralnya ke pipinya yang kembali terasa panas.
'Hatiku berdebar-debar apa mungkin karena dia?' Katanya dalam hati dengan satu tangannya yang memegang dadanya. Tapi secepat mungkin ia menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan pikiran konyol yang sempat hinggap di kepalanya. "Tidak-tidak. Sepertinya aku perlu menenangkan pikiranku" ujarnya dan mulai berlalu dari tempatnya menuju tempat yang sekiranya bisa menjernihkan pikirannya. Setelah ia selesau memakai bajunya.
TBC
Apa kabar minasan....🙌
LintarAya⚡🌸 balik lagi, setelah bertarung dengan urusan lain...
Maaf sekali lagi update lambat, in shaa allah kedepannya bakal cepet updatenya😊
Oh iya,
Kira-kira apa yang sedang dirasakan Yaya jika berdekatan dengan Halilintar lagi yang katanya cowok iblis? Dan bagaimana dengan perasaannya pada Gempa yang sudah pernah menyatakan cinta padanya? Penasaran gak??
Tunggu chapter selanjutnya...
see you next chapter..ditunggu vote and komen kalian bye bye...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top