Penyebab masalah terjadi

Terinspirasi dari suatu film jepang Semoga kalian suka ya..😊
Ok, langsung sajalah..
Happy reading
.
.
.
.

Kicauan burung dan teriknya sinar matahari, menandakan bahwa hari mulai pagi dan menunjukkan bahwa semua aktivitas makhluk hidup akan di mulai seperti hari-hari sebelumnya. Seorang gadis tampak sedang menggeliat kecil di atas tempat tidurnya sambil sesekali mengerjap guna membiaskan pandangannya. Dengan malas, ia mulai beranjak dari sana dan berjalan  ke arah meja rias yang ada di kamar nya. Kedua tangannya menyentuh sisi wajahnya dengan muka yang masam.

"Huh, semoga saja hari ini menjadi hari yang baik" katanya malas setelah itu pergi mengambil handuk yang terselempang di dekat lemari dan menuju kamar mandi.
.
.
.
.
.
.
.
'Yosh! Akan ku buktikan, kalau aku bisa berubah dari kehidupanku yang kelam, sekarang aku berdiri disini untuk memulai kehidupanku yang terang. Akan ku tunjukkan pada mereka bahwa aku bukanlah Yaya yang culun.' Dengan mantap, kaki kecilnya mulai menelusuri trotoar untuk ke sekolah barunya.

Skip

Perasaan lega terasa di hati Yaya yang kini sudah memasuki perladangan sekolahnya. Itu bisa dilihat dari senyuman manis yang tertera di wajah cantiknya. Dengan langkah santai, ia melanjutkan langkahnya memasuki lebih dalam halaman sekolahnya.
Tapi baru lima langkah, ia harus kembali menghentikan langkahnya di saat mendengar seseorang yang seperti memanggilnya.

"Oi!" seru orang tersebut.
Yaya perlahan membalikkan tubuhnya menghadap suara tersebut yang berasal dari belakangnya. Matanya membulat setelah mengetahui siapa yang berdiri agak jauh dan sedang menatapnya dengan tajam. 'Halilintar-kun!' serunya dalam hati.
Yaya hanya diam dan segera mengalihkan tatapannya sambil merutuki nasibnya yang harus bertemu laki-laki itu. Tak berselang lama, terdengar langkah sepatu yang mendekatinya dan itu membuat Yaya semakin menahan napasnya.

TAP

kaki itu berhenti tepat di depannya, tapi ia enggan menoleh. Ia masih tetap mengalihkan pandangannya dan mencengkram erat tali tasnya.

ZRET

Terkejut? Tentu saja, ketika tiba-tiba dagunya ditolehkan secara paksa oleh laki-laki di depannya dengan dua jarinya. Yaya hanya memandangnya dengan wajah yang dibuat sepolos mungkin.

"Kau itu budakku. Taati semua yang aku perintahkan tanpa membangkang! Chup"

DEG

Yaya kembali membelalakkan matanya, saat merasakan bibirnya di kecup oleh pemuda itu. Butuh sedikit waktu sebelum kesadarannya kembali, "H-hentikan!" ia segera mendorong tubuh pemuda itu sekuat mungkin. Setelah berhasil, tangannya terangkat guna menghilangkan bekas ciuman tadi.

Halilintar mundur sedikit memberi jarak antara dirinya dengan gadis di depannya. Seringai kecil tercetak di wajah tampannya. Kedua tangannya seperti biasa, ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Aku tidak mau jadi pesuruhmu-" kata Yaya sebelum dagunya kembali ditarik oleh Halilintar.

"Kau akan tetap melakukan apa yang ku suruh! Karena kau tidak punya pilihan lain. Mengerti!" Setelah mengatakan itu, Halilintar berjalan meninggalkannya begitu saja. Yaya yang mulai kesal karena seenak jidatnya pemuda itu mengklaimnya sebagai budak. Yayapun membalikkan tubuhnya menghadap arah perginya pemuda tadi.

"Kuso! (Kampret!) akumame! (Dasar iblis!)" Ucap Yaya pelan dengan raut kesal dan tangan yang masih meremas tali tasnya kuat-kuat.

"HAH!!" Teriak Halilintar yang ternyata mendengar apa yang di ucapkannya.

Sedangkan Yaya, dengan cepat membalikkan tubuhnya membelakangi pemuda itu dengan raut kagetnya "hah! Chikuku mimi (dia mendengarnya)"

Halilintar sendiri hanya berdecak kesal dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Yaya-chan"

Merasa dipanggil, Yaya mendongakkan wajahnya ke depan berusaha mengabaikan kekesalannya pada si iblis dan sedikit terkejut mendapati pemuda yang akhir-akhir ini bersikap lembut padanya. Dan kini sedang tersenyum manis ke arahnya. Dengan usaha seadanya, ia pun  merapikan dandanannya dan membalas senyuman pemuda tersebut yang kini sudah berdiri tepat di depannya.

"Ohayo (pagi)" sapanya dengan senyum ramahnya.

"O-ohayo" balas Yaya dengan senyumnya yang kaku. Gempa, pemuda tersebut hanya tersenyum melihat reaksinya.

"Start to button" ujar Gempa dengan jari telunjuknya yang ia tempelkan ke bibirnya sendiri.
"Eh!" Yaya terdiam mencerna maksud dari pemuda tersebut, sebelum akhirnya ia paham. Dengan wajah yang memerah, ia arahkan jari telunjuknya untuk menyentuh bibir pemuda yang jauh lebih tinggi darinya.

"Akan ku ajari apa itu cinta sejati" tanpa menunggu persetujuan dari sang gadis, tangannya meraih bahu yang lebih kecil sambil mendekatkan wajahnya dan Chup. Satu kecupan kembali mendarat di bibir sang gadis.

Yaya kembali dibuat jantungan sekarang. Meski sebentar itu sudah mempengaruhi kerja jantungnya.
Yaya terdiam sambil memegang bibirnya yang sudah dua kali di kecup oleh orang yang terkenal dengan sebutan pangeran di sekolahnya. Dan menghiraukan tatapan geli dari pemuda di depannya. Melihat reaksi Yaya yang mematung membuat Gempa harus menahan tawanya.

"Ja, mata atode (sampai nanti)" ujarnya sambil mengelus lembut surai coklat Yaya kemudian berjalan meninggalkan gadis itu sendiri yang masih sibuk dengan pikirannya.

'A-apa yang terjadi denganku? Apa-apaan tadi, dicium dua kali di hari yang sama. Bahaya, karena aku tidak mengerti kegilaan apa yang baru saja terjadi. Sepertinya aku harus meluangkan waktu untuk menjelaskan penyebab dari serangkaian peristiwa tadi.

Flashback On

*sebelum pindah sekolah*

"Hey lihat, Yaya si culun datang" teriak salah satu siswa perempuan yang merupakan ketua geng pembuli dari kelasnya. Sedangkan Yaya yang mendengarnya hanya menundukkan wajahnya. Dengan pelan ia melangkah memasuki kelasnya dan menuju bangkunya. Tapi belum sampai bangkunya, kakinya seperti tersandung sesuatu yang menyebabkannya jatuh tengkurap di lantai dan menjadi bahan tawaan disana. Ia ingin mengeluh tapi sia-sia, jadi sebisa mungkin ia berdiri sambil menahan sakit di lututnya dengan bertumpu pada meja disampingnya.

'Aku culun, suram dan diremehkan' (ctt: yang bercetak miring adalah dialog Yaya sendiri bukan author)

'Bahkan setiap hari, aku selalu dibuat lelucon di kelasku ataupun di luar kelas. Contohnya'

Hari esoknya, ketika bel istirahat Yaya bertugas mengumpulkan semua buku tugas ke ruang guru. Tapi saat akan menuruni tangga, salah satu dari tiga sekawan yang biasa membulinya menjulurkan kakinya tanpa sepengetahuannya. Dan itu menyebabkan dirinya jatuh dengan buku-buku yang berserakan. Sekali lagi, ia menjadi bahan tawaan dan kali ini di luar kelas.

'Karena sudah tidak tahan disana, aku memutuskan tuk berubah dan pindah ke sekolah berasrama. Dan sekarang aku tinggal di asrama shirayuki.'

"Mu-mulai hari ini, aku tinggal di asrama ini. Namaku Yaya Akira." Kataku sedikit gugup saat melihat pemuda di depanku yang kini menatapku tajam dengan tangan kanannya yang menenteng sapu dibahunya.

"Aku Wakil Ketua kebersihan asrama ini, Hakito Halilintar." Ucap pemuda yang tadi menatapku tajam dengan melempar sapunya kebelakang dengan tidak berperasaan. Aku melihatnya sedikit terlonjak. Aku tak menyangka kalau dia benar-benar iblis.

Ada juga kejadian yang benar-benar membuatku ketakutan dan juga bingung, dimana rambutnya tak sengaja tersangkut dikancing bajuku dan itu membuatnya marah karena ketidaksengajaku.

"Cepat lepaskan!" Bentaknya yang membuatku kaget setengah mati. Aku sendiri bingung apa yang harus aku lakukan. 'Bagaimana ini? Aku bakal dibunuh olehnya!' Batinku saat itu yang begitu ketakutan melihat tatapan tajamnya.

"Ha!" Teriakku tiba-tiba saat terlintas ide di benakku yang aku sendiri tidak tahu apakah itu ide yang bagus atau justru bodoh?

"Ichi! (Satu!)" Hitungnya dengan lantang yang malah membuatku semakin ketakutan. Karena tidak ada cara lain selain ide tadi, akhirnya kuraih rambutnya yang tersangkut dan-

Zress

Ku potong rambut panjangnya dengan gunting yang sedari tadi ku pegang. Yah...aku baru menyadari, ternyata memotong rambutnya merupakan tindakan bodoh.

"Aku tanya apa yang kau lakukan!" Katanya pelan tapi berhasil membuatku merinding. Segera saja ku bungkukkan badanku dan meminta maaf padanya, berharap ia memaafkanku.
Tapi siapa sangka, namanya iblis memang sulit merendam emosinya. Ia malah memberiku hukuman dengan menyuruhku melakukan hal-hal konyol.

"Taati semua perintahku tanpa membangkang!" Dia bahkan mencuri ciuman pertamaku meski aku tak mempunyai pengalaman tentang cinta. Semakin lama perintahnya semakin buruk dan konyol, bahkan sangat keterlaluan. Setiap kali aku mencoba memohon agar diringankan hukumanku, dia selalu bilang-

"Jangan mengeluh!" Dengan penuh tekanan.

Bukankah itu keterlaluan? Masih ada juga kejadian dimana dia tanpa perasaan membuang jepit kesukaanku ke semak-semak, segera saja aku berlari dan mencarinya sebelum benar-benar menghilang. Dan syukurlah aku menemukannya. Ku tolehkan kepalaku menatapnya kesal.
"Kenapa kau melakukan ini!" Bentakku kesal.

Dan kalian tahu, tanpa membalas perkataanku dan merasa bersalah dia malah meninggalkanku sendiri dengan gayanya yang sok keren itu. 'Aarrghh' inginku berteriak setiap kali melihat sikapnya. Benar-benar menyebalkan!.

Tapi Tuhan tak sejahat itu padaku. Malaikat muncul dihadapanku sementara aku dihantui oleh iblis.

"Aku Ketua asrama ini, Gempa Takumi." Senyumnya membuat hatiku diwarnai dan berdebar seketika dan kembali tersakiti oleh iblis.
Ada saat dimana kami berdua sedang menikmati es krim, dan dengan lembutnya ia mengelap noda es krim dengan ibu jarinya, yang bahkan aku sendiri tak merasa jika ada noda disana.

"Ada yang menempel di wajahmu." Katanya dan seketika membuatku terkejut saat ia memakannya. Betapa manis sikapnya padaku, sangat berbanding terbalik dengan orang tadi yang sangat menjiwai iblis. Sang pangeran putih bahkan menawarkanku menjadi pacar pura-puranya. Dia bilang alasannya karena kasihan padaku dan mengajariku tentang cinta. Hal itu bagaikan mimpi.

"Tenang saja, aku akan melindungimu" ujarnya yang terdengar begitu tulus. Aduh, bisa bahaya ini. Dan mungkin dari situ juga aku bisa mendapat teman seperti sekarang.

Tapi ada kalanya aku merasa pangeran hitam bisa bersikap baik, dari cara dia yang telaten mengajariku piano dan rela berkelahi saat pesta di rumah teman hanya karena membelaku. Selagi aku menjadi bulan-bulanan pangeran hitam dan pangeran putih, tanpa kusadari aku terlibat dengan mereka.

"Bagaimana jika melakukan apa yang ku katakan tadi?" Tanya Gempa yang sedang memojokkanku ke tembok. DAP aku terkejut mendapati Halilintar yang tiba-tiba muncul dan ikut memojokkanku. Aku menatap keduanya bingung.

"Dia itu budakku. Dia hanya menuruti perintahku." Ucap Halilintar dingin dengan memandang Gempa tajam.

"Kita lihat saja." Tantang Gempa dan kini keduanya menatapku seperti meminta kepastian.

"Bukan begitu?" Tanya Halilintar menatapku serius.
"Apa benar?" Kini Gempa yang tanya tapi sedikit berbeda, tatapannya sedikit lembut.

Sungguh, aku dibuat kebingungan sekarang. Aku tahu mereka ada di dekatku karena suatu kemauan. Tapi aku ingin lebih tahu tentang mereka.

Flashback Off

'Dan sampai disinilah kita. Percuma, aku tidak tahu apa yang terjadi. Tuhan tolong beritahu aku! Apa arti semua ini?' Batin Yaya dengan wajah yang memerah mengingat kejadian hari ini.

Kemudian ia mulai berlari memasuki gedung sekolah dengan berharap ia tidak akan salah tingkah jika bertemu dengan dua Pangeran tampan tadi (eh?).

Tbc

Yuhuuu akhirnya bisa update juga setelah sekian lama penyakit malas nulis cerita 😂

Gimana nih, masih mau lanjut? Masih penasarankah dengan kelanjutan kisah Yaya bersama dua pangeran yang bertolak belakang? Silahkan tinggalkan komen ya..karena itu faktor untuk menentukan aku cepat atau lambat update 😉

Okelah sampai sini dulu, ja mata ne (sampai jumpa).

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top