Pengakuan

N: jangan lupa setel lagu di atas agar feelnya lebih kerasa (klo msh gk kerasa ya rasa-rasain hahaha canda ok stop cuap"nya pdhl udh telat 1 abad msh aja gk bermanusiawi)
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.

Sepulang sekolah, Yaya berinisiatif untuk membersihkan lantai tengah asrama seperti biasanya. Tangannya mengambil kaleng yang sudah ia isi air dan satu lap untuk mengepel. Setelahnya, ia pun berjalan ke lantai tengah dengan sedikit senyum di wajahnya.

"Yak, Gopal! Kau bersihin sebelah sanalah, ini bagianku" Yaya menghentikan langkahnya ketika melihat jika disana sudah ada Taufan dan Gopal yang sedang membersihkan lantai. Wajah dengan sedikit senyum itu kembali murung, sorot matanya pun kembali sendu.

"Jadi begitu...aku tak lagi dibutuhkan" gumamnya pelan. Ia ingat saat Halilintar sering kali menyuruhnya untuk membersihkan lantai tengah sepulang sekolah. Tapi sepertinya mulai hari ini, tugasnya akan digantikan oleh Taufan dan Gopal.

Entah kenapa, melihat kenyataan itu membuat hatinya semakin sedih. Setelah tahu jika ia tak berguna disana Yaya pun akhirnya meninggalkan tempat itu.

Skip

Di lain tempat tepatnya di ruang piano, tampak Halilintar sedang serius memainkan sebuah lagu yang baru ia mainkan bersama seseorang. Jarinya begitu lihai menari di atas tone tersebut.

Dan ketika lagu akan memasuki reff, jarinya berhenti sejenak, raut yang biasanya dingin serta datar tak lagi tampak di wajahnya, membuat kesan seolah itu bukan dirinya yang asli.

Cukup lama ia berdiam sembari memikirkan sesuatu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi darisana. Ketika sampai di ruang tengah asrama, Halilintar berhenti sejenak dan melihat sekelilingnya.

Disana masih ada Taufan dan Gopal yang tengah membersihkan lantai dengan sesekali bertengkar yang jujur membuat Halilintar jengah melihatnya, ingin sekali ia melenyapkan dua cecunguk itu dari hadapannya tapi jika itu ia lakukan siapa yang akan membersihkan lantai? Cukup lama ia berdiam disana.

"Apa dia sudah tahu" gumaman kecil keluar bersamaan dengan ingatannya pada seseorang. Sebelum akhirnya ia beranjak dari sana menuju kamar.

__________________♡_________________

Yaya menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Hari ini sangat melelahkan baginya, sudah tugas sekolah menumpuk, pulang sekolah harus membantu ibu asrama yah walaupun ia sendiri yang nawarin diri sih, terus belum lagi masalah pribadinya yang kerap kali mengganggu pikirannya.

Mengenai masalahnya akhir-akhir ini, Yaya kembali termenung sambil menatap langit kamarnya. Ya, dirinya kembali bingung dengan perasaannya yang semakin tak jelas dan itu semua karena seseorang yang sangat ia ben...ci? Mungkin...

Entahlah, Yaya bingung kenapa perasaan bencinya saat ini kian hilang dan anehnya rasa suka dihatinya pada Gempa juga ikut menipis. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Ia ingat, dulu saat pertama menerima perintah konyol dari Halilintar ia bersumpah jika dirinya membenci pria itu karena gaya sok bosnya tapi apa sekarang....Yaya tak tahu apa rasa benci itu masih ada atau malah terganti dengan perasaan yang detik ini tengah ia rasakan.

Cukup lama Yaya terdiam memikirkannya.

'Apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini, sementara aku sudah berjanji pada Ying untuk selalu mendukungnya' pikirnya

Tapi, semakin lama ia menahannya, perasaan itu semakin tumbuh dihatinya. Sungguh keadaan yang tak pernah Yaya pikirkan sebelumnya.

"Huft....apa yang harus aku lakukan"

Skip

Keesokan harinya di sekolah shirayuki

Tampak seorang gadis tengah duduk termenung menunggu seseorang yang akhir-akhir ini juga ada di pikirnnya.

"Yaya, ingin bicara apa?" Ujar Ying saat sampai di depan gadis dengan sweater pink tersebut.

Sedangkan Yaya yang mendengar pertanyaan Ying langsung menatap ke arahnya. Hatinya kembali bimbang seperti sebelumnya.

Ying mengerutkan alisnya, ketika melihat tingkah aneh Yaya. 'Tidak biasanya Yaya seperti ini' pikirnya.

"Ying..." panggil Yaya ragu sebelum akhirnya beranjak dari duduknya menjadi berdiri menghadap sang sahabat.

Ying sendiri masih diam, menanti apa yang akan dikatakan Yaya padanya.
Yaya yang melihat tatapan Ying merasa tak sanggup ingin mengatakannya. Jari-jarinya meremas rok hitamnya. Karena terlalu gugup Yaya pun mengalihkan tatapannya ke tanah, sekarang Yaya bukan hanya takut menatap mata sahabatnya itu, melainkan juga takut untuk mengatakan tujuannya memanggil Ying kesini.

'Apa aku harus mengatakannya? Tapi aku tak ingin menyakitinya...ku mohon...' batin Yaya. Tangannya semakin kuat meremas rok hitamnya, bibirnya ia kulum kuat-kuat.

"Ya...ya? Doushita no?" Tanya Ying yang dari tadi kebingungan dengan tingkah Yaya.

"Gomen" sangat pelan Yaya mengatakannya. Setelah berperang dengan batin dan pikirannya sendiri, akhirnya Yaya pun memutuskan kembali berujar.

Ying semakin tak mengerti dengan sahabat pinknya itu, alisnya berkerut tanda jika ia benar-benar tidak mengerti.

"Aku menyukainya" sambung Yaya.

"Eh?!" Ying yang tadinya tak mengerti kini sedikit terkejut saat mendengar untaian kata yang baru saja ia dengar.

"A-aku...aku menyukai Halilintar-kun"
























TBC

Waaaaaaaa apa nih dikit banget woi¿¿¿¡¡ gomen ne mina, hanya bisa segini karna aku belum ada waktu untuk buat yg panjang huhu.

Gomen krn gk bls komen kalian juga dan membuat kalian harus menunggu lama 4bln? 5bln? Atau setengah tahon? Ah pokoknya aku minta maaf buat ketelatan yang tak berkemanusiaan ini/*plak!!

Btw, thanks buat kalian yg msh setia menunggu ff ini (terhyru akutuh* tysu mana tysu) Tpi untuk next chap aku gk bakal janji bs up cpt, yah seperti kataku tadi GK ADA watku!

Hali: "heleh sok sibuk, pdhl jg cuma ngurusin ship sebelah dsr gk setia!!😒
Me: "woi bisa diem gk! Dsr bakemono.
Hali: "HaH!!💢"

Oke" abaikan...mungkin segini dulu dan aku harap kalian menikmatinya klo gitu.....

Ja, mata ato de in the next chapter🤗

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top