4 🔫

Rosé terus terfokus pada area di sekitar mobil BLACK iKON. Sebelum Junhoe pergi, gadis itu meminta Jisoo untuk datang ke atap gedung sebelah kediaman Mr. Kwon. Kemudian ia memberikan earphone-nya pada lelaki itu agar ia bisa memberitahukan keadaan sekitar pada Junhoe. Ia akan menginformasikan situasinya melalui earphone milik Jisoo. Gadis paling tua di BLACKPINK itu akan mengintai keadaan dengan teropong miliknya.

Jinhwan dan Jennie hanya bisa duduk-duduk cemas menunggu kabar dari Hanbin. Sementara itu Jimin justru terlihat santai. Ia sudah tahu bahwa rekannya pasti berhasil menyerang Chanwoo. Sebentar lagi ia akan bebas. Seperti itulah kiranya yang ia pikirkan.

Bobby masih bersembunyi di sebuah semak-semak. Ia harus tetap tenang agar para Dagolaz yang saat ini sedang berkeliling mencari bukti bahwa kedatangan Hanbin tidak sendiri, tidak dapat menemukannya.

Sementara Yunhyeong hanya bisa menunggu keajaiban dari Tuhan. Dia yakin keduanya akan selamat dan pulang dalam keadaan utuh bersama mereka. Donghyuk hanya diam sambil menunduk menatap lantai. Lalisa mondar-mandir, ia sangat khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk?

Chanwoo sendiri telah diseret keluar dari mobil hitam BLACK iKON. "Kau serius ingin mengorbankan maknae kalian?" Jaebum tersenyum sengit. "Chanwoo-sshi, hyung-mu sangat tidak berperasaan, dia ingin kau mati karena tidak ingin mengubah kesepakatannya."

"Hyung, apa itu benar?" Tatapan Chanwoo sendu. Hanbin menggangguk sebagai jawaban. "Wae? Kenapa kau melakukannya?"

Hanbin terdiam sebentar, "Aku tidak akan pernah mengubah kesepakatan." Hanbin tersenyum pada Chanwoo. "Chanwoo-ah, bagiku tidak apa jika aku harus mengorbankanmu."

Jaebum mendengus. "Kau masih sama brengseknya seperti dulu, ya?"

"Wae? Aku bisa mendapatkan yang lebih sempurna dari dia. Ada ribuan orang diluar sana yang memiliki kemampuan jauh lebih baik darinya."

"Brengsek kau hyung!" Kilatan kemarahan mencuat dari mata Chanwoo. "Kenapa kau tidak setujui saja mau mereka? Apa kau benar-benar ingin aku mati?" Chanwoo nampak tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kau harus tahu bahwa aku tidak akan mengorbankan diriku untuk hal yang tidak penting."

Chanwoo mendengus tidak percaya. "Mwo?" Matanya berair. "Selama ini aku membantu kalian, KENAPA KALIAN MELAKUKAN INI PADAKU? Apa salahku, hyung?" ucap Chanwoo dengan nada yang keras.

"Kau-sangat-lemah. Bahkan sangat mudah tertangkap. Apa gunanya memilikimu bersamaku?" balas Hanbin dengan nada menekan.

Bobby mematung mendengar ucapan Hanbin. Apa yang dia lakukan? Kenapa dia tidak menyetujui saja rencana mereka?

Tubuh Chanwoo bergetar tangannya mengepal geram. Ia memberontak dari pegangan Yugyeom dan anak buah Dagolaz. "Bajingan!" pekiknya masih sambil memberontak. Jaebum memberi kode untuk membiarkan Chanwoo bergerak bebas, Jaebum tahu lelaki itu tidak akan bisa kabur karena tangannya terikat, tapi walaupun begitu tetap ada dampingan dari Yugyeom di belakang.

"Aku sangat menghormatimu." Matanya yang nanar menatap lurus bulatan hitam Hanbin. Lelaki yang ditatap justru mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku bahkan melakukan apapun yang kau perintahkan, tanpa mengeluh. Aku menghargaimu. Aku menyayangi kalian semua," ucapnya penuh emosi, wajahnya kini telah basah.

Chanwoo berjalan semakin dekat pada Hanbin. "Kenapa kau bajingan sekali? Aku pikir Dagolaz-lah yang paling brengsek. Ternyata, kau jauh lebih BRENGSEK!"

Tepat di hadapan Hanbin, "Cuih." ia meludah. "Kau sehina itu dimataku sekarang."

"Woah!" Para Dagolaz terkejut.

"Drama apa ini? Sakit sekali hatiku, hahaha," ucap Yugyeom.

Plak!

"Woah!" Dagolaz semakin memekik keras.

Hanbin menampar Chanwoo. "Siapa kau berani meludahiku? SIAPA KAU?"

"Sepertinya tidak apa-apa juga untuk kehilangan Jimin," seloroh Jaebum. "Itu bukan ide yang buruk. Lagipula dia terlalu emosional. Dia selalu mengacaukan rencana kita."

Yoongi mendongak menatap Jaebum. "Apa yang kau katakan? Kau akan mengorbankan Jimin? Heol."

"Dia terlalu ceroboh dan mudah tersulut emosi. Sama seperti Chanwoo. Ya, walaupun kemampuan beladirinya cukup baik. Tapi itu tidak berguna lagi sekarang." Jaebum tersenyum. "Hanbin, terimakasih atas idenya. Kalau begitu bunuh Chanwoo sekarang. Kau juga boleh melakukan hal yang sama pada Jimin." Lelaki itu menyeringai.

"Hyung..." Chanwoo menatap Hanbin tanpa berkedip.

Yugyeom menyeret Chanwoo kembali ke belakang.

Tapi ...

Tangan kiri Hanbin menahan tubuh lelaki itu dan menarik Chanwoo ke arahnya. Ketika Yugyeom hendak menarik kembali tubuh Chanwoo, tangan kanan Hanbin langsung menahannya.

Zrrttt!

Tubuh Yugyeom bergetar karena terkena sengatan listrik dari sarung tangannya.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" pekik Jaebum tiba-tiba. Hanbin melepaskan genggaman itu dan seketika Yugyeom langsung ambruk. "Shit!" Jaebum menghampiri Yugyeom.

Bobby langsung keluar dari persembunyiannya. Ia langsung berlari menghampiri Chanwoo dan melepaskan ikatan pada tangan laki-laki itu.

"Brengsek!" Jaebum bangkit dan berjalan mendekati Hanbin, tetapi Yoongi langsung menariknya. "Lepaskan aku!"

"APA KAU INGIN BERNASIB SAMA?" Yoongi memekik. "Kita pergi saja dari sini." Yoongi memberi kode pada anak buahnya untuk mundur.

"Tidak!" Jaebum melepaskan tangan Yoongi dari lengannya. "Aku harus menghabisinya."

Yoongi menghela napasnya. "Lalu kau ingin mati?"

"Dia tidak akan membunuhku, mana berani dia membunuhku? Jika dia menyentuhku, urusannya akan lebih rumit dari ini."

Jaebum berjalan penuh amarah ke arah Hanbin. "Aku memang tidak akan menyentuhmu." Jaebum mendengus mendengarnya. "Tapi kau akan mati bila menyentuhku."

"Woah, apa? Aku mati? Hahaha. Lucu sekali. Kau sangat lucu."

Yoongi mengernyitkan dahinya, jangan-jangan?

"Disana, lihatlah bagaimana seseorang tengah mengarahkan laras panjangnya padamu." Hanbin menunjuk arah Selatan.

Rosé bersiap hendak menarik pelatuk Konbat di hadapannya.

"Walaupun jauh, masih tetap terlihat jelas bukan?" Hanbin mendekati Jaebum dengan langkah percaya diri.

JLEB!

Jaebum menusuk Hanbin spontan. "Argh!" Hanbin langsung terduduk sambil memegangi perutnya dengan tangan kiri.

"Hyung!" pekik Chanwoo histeris.

"Hanbin!" pekik Bobby kemudian.

Dor!

"Jaebum!" Yoongi memekik keras.

Bukan. Bukan Rosé yang menembak lelaki itu.

Junhoe telah berdiri di sisi Selatan sambil mengacungkan pistolnya.

Dor!

Junhoe langsung menunduk ketika salah satu anak buah Dagolaz menarik pelatuk pistol mereka. Bobby langsung mengambil jarum dari balik jaketnya dan melemparkannya pada satu per satu anak buah Dagolaz. Berhasil mengenai kaki dari tiga orang.

Jarum itu telah terkontaminasi cairan Arsenik yang mematikan.

Chanwoo saat ini tengah membantu Hanbin berdiri. "Pakai sarung tanganku, Chanu-ah!"

Sementara itu Junhoe berguling ke semak-semak. "Ros, mulai."

Dor!

Seketika Rosé langsung menarik pelatuk Konbatnya.

Darah memuncrat dari kepala para anak buah Dagolaz. Para pria berbaju serba hitam dengan penutup wajah itu satu per satu tumbang.

Yoongi sendiri membawa lari tubuh Jaebum.

"Mau kemana kau?" Bobby langsung mengejar lelaki itu.

Yoongi mengeluarkan pistol dari balik balik jaketnya.

Dor!

Peluru itu melesat menggores lengan bagian kanan Bobby. Bobby memegangi lengannya, tapi hal ini tidak menghentikannya untuk mengejar dua namja itu.

Dor!

Yoongi menembak lagi dan berhasil mengenai kaki kiri Bobby. "Argh!" Lelaki itu terjatuh.

Dor!

Bobby balas menembak ke arah Yoongi namun pelurunya meleset.

Disana-disini banyak terdengar bunyi tembakan.

Sebuah mobil tiba-tiba berhenti tepat di hadapan Yoongi, seseorang langsung keluar membantu mereka berdua.

Dor!

Sekali lagi Bobby menembakkan pelurunya dan kali ini berhasil mengenai kaki Yoongi.

"Mau kemana kau?" Dengan jalannya yang terseok-seok, Bobby tetap berusaha mengejar mobil yang mulai berjalan menjauh itu.

***

Mayat-mayat bertebaran di banyak tempat di kediaman Mr. Kwon. Para tamu banyak yang jatuh pingsan dan ketakutan. Dua anggota BLACK iKON terluka, Hanbin dan Bobby. Sementara dua anggota Dagolaz tertangkap. Saat polisi dan tim khusus tengah membereskan masalah ini.

Hanbin dan Bobby dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Hanbin bahkan banyak kehilangan darah. Dua namja ini akan diurus oleh Lisa dan Jisoo.

Anggota sisanya tengah menuju suatu gedung dengan membawa para tawanan.

Yunhyeong dan Donghyuk membawa para tawanan ke ruang bawah tanah gedung penjara BLACK iKON. Ruang pengintrogasian.

Chanwoo menyiapkan dokumen-dokumen introgasi. Sementara Junhoe dan Jinhwan tengah berjaga-jaga di depan. Rosé dan Jennie keluar membeli makanan untuk mereka semua.

Misi penangkapan mavia pembelian properti dan tanah ilegal hasil memaksa dan mengancam, atas nama Mr. Kwon Mae San, dinyatakan BERHASIL.

***

Brak!

Seorang namja bertubuh tinggi menggebrak meja ruangan kerjanya.

"Kenapa Yugyeom dan Jimin bisa tertangkap?"

Yoongi terdiam.

"Dan bagaimana bisa ada peluru yang melesat pada dada Jaebum?"

Yoongi masih terdiam.

"Biarkan saja Yugyeom dan Jimin disekap. Jangan pedulikan mereka. Mereka berdua tidak terlalu penting untuk kita. Tidak ada yang boleh datang menyelamatkannya, terutama kau."

"Jika kalian datang, itu sama saja menyetujui permintaan mereka."

Yoongi mengepalkan tangannya. Giginya menggegat keras. Tatapannya kosong tapi menusuk.

- TBC -

Siapa kira-kira namja tinggi itu?

Ada apa dengan Yoongi?

Bagaimana keadaan Hanbin dan Bobby?

Bagaimana nasib Yugyeom dan Jimin?

Nantikan kelanjutan ceritanya.

See you 😙😙

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top