Bab 12 : Persiapan
Lena melongo "Jadi.... Jeremy yang dulu sering dibicarakan para Gatekeeper itu, Kakekku !?!?"
Rio mengangguk dan menatap Lena heran "memangnya kenapa ?"
"Kakekku itu kan.... suka main game, hobi baca komik, kalau tidur pasti ileran, belum lagi dia itu selalu ngaret kalau janjian"
"Selalu ngaret ?!"
Lena mengangguk "Sudah di uji coba oleh laboratorium ketahanan pangan di universitas Unlam"
"Hei, kakekmu bukan makanan kan ?"
"Cuma bercanda kok, tapi soal kebiasaan kakekku itu benar sih...."
"Hebat" ucap Rio sambil menumpukan dagunya di telapak tangan "Kakekmu gaul nya melebihi kakekku"
Lena tertawa " Kakekmu juga begitu ?!"
Rio tersenyum geli "Iya, sekali tidur bisa seember"
"Seember ?"
"Iler nya"
Lena dan Rio tertawa bersamaan
"Eh, kamu belum menjawab pertanyaan ku yang pertama tadi"
"Oohh soal mataku ini"
"Iya"
Rio menggenggam tangan Lena dan menatap mata Lena dengan tajam
"Seperti yang kau tahu, kakekku juga bermata biru. Iya kan ?"
Lena mengangguk "lalu ?"
"Mata biru adalah tanda bagi keturunan Zarian. Tanda ini akan muncul jika seorang Zarian telah berumur 17 tahun"
"Jadi....apa artinya ?"
"Jika mata biru ini di dapat, maka Zarian itu akan semakin dekat dengan kematian"
Lena dan Rio terdiam, atmosfer di kamar itu tiba-tiba berubah menjadi suram
Rio menunduk dan melihat Lena yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca
"Serius ?!" Tanya Lena
Rio mengangguk sembari tersenyum "Hei, kematian gak terlalu buruk kok"
Lena mengusap matanya dan menatap Rio. Dia mengernyit saat pria itu menyeringai geli
"Hei, kau masih belum sadar juga ?"
Lena menatap Rio dengan bingung "sadar apa ?"
"Tanya aja sama Romeo"
Rio mendorong Lena keluar kamar dan menutup pintunya. Setelah itu, dia duduk di kasur sambil tersenyum geli
Benar saja, beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki yang nyaringnya mengalahkan sekoloni badak lagi hijrah mendekat ke kamar. Pintu terbuka karena dorongan keras hingga membuat bunyi berdebum kencang, di ambang pintu Lena berdiri dengan wajah merah merona
Rio menyeringai senang "jadi apa kata Romeo ?"
Tanpa menjawab, Lena melompat ke atas kasur dan memukul-mukul dada Rio
"Kau ini !! Bikin aku hipertensi aja tau !!" Seru Lena sambil terus memukul
Rio memegang kedua lengan Lena dan mengangkatnya ke atas, dia menahan tubuh Lena di kasur.
"Nah, jadi apa jawaban Romeo ?" Tanya Rio sambil menciumi leher jenjang Lena
"Kamu ini bercandanya keterlaluan ya ? Mata biru mu itu artinya kamu sudah siap untuk menikah bukannya siap untuk mati !"
"Hehehe, kamu kan terkadang suka gak percaya dengan ku"
Lena merengut dan memalingkan wajahnya sementara Rio masih menciumi lehernya. Ciuman Rio turun ke dada Lena
"Ukkh Rio...." Lena mendesah
saat Rio menggigit dan menghisap kulit dileher dan dadanya. Membuat tanda kepemilikan di sana
Rio membuka kancing-kancing kemeja putih yang dipakai Lena hingga bra putih gadis itu terlihat
"Rio ! Apa yang kau lakukan ?! Ini masih di kafe !!" Bisik Lena yang berusaha menutupi dadanya
Rio membuka kaitan bra Lena, matanya seperti menyala saat melihat dada gadis itu
Tanpa tedeng aling-aling, Rio menjilat dan menciumi dada Lena membuat gadis itu menggelinjang
"Rio....akhhh" Lena mendesah saat Rio menyedot dada nya, menyusu seperti bayi kelaparan
"Ini" Rio menunjuk bekas kemerahan di kulit antara dada Lena "Adalah tanda bahwa kau sudah resmi jadi milikku"
Lena menatap kissmark yang dibuat Rio di kulitnya "Benarkah ?"
Rio mengangguk sambil tersenyum "Sekalian sebagai pengaman agar besok kau tak memakai gaun yang menampilkan dada mu"
"Apa ?! Hei, terserah aku dong pakai gaun apa ! Selama aku gak datang dengan memakai kolor kan gak masalah" Protes Lena yang disambut tawa Rio
"Kamu itu kayak kado, dan aku gak mau kado milikku dilihat isinya oleh orang selain aku"
Hati Lena serasa membuncah saat mendengar ucapan Rio barusan, dan perasaannya itu buyar ketika Rio menyedot dadanya dan menimbulkan bunyi kecapan yang nyaring
"Rio ! Pelankan suaranya !"
Bisik Lena
"Hei, ini bukan radio ! Aku gak bisa ngatur volumenya !" Sahut Rio sambil terus menyusu di dada Lena.
Lena merasa tubuh bagian bawahnya semakin basah saat Rio menurunkan ciumannya ke bagian perut. Rio menyeringai senang ketika melihat Lena yang wajahnya sudah memerah dan matanya merem melek
Rio melepas cengkeraman di lengan Lena dan memeluk gadis itu.
"Kenapa kau berhenti ?" Tanya Lena
Rio tersenyum "kau kecewa?"
"Ti, tidak kok...."
"Ha ! Kamu bohong" bisik Rio ditelinga Lena, lidahnya membelai telinga Lena hingga Lena mendesah. Lalu, dia menatap Lena dan mencium bibir gadis itu. Mereka nyaris hanyut disungai eh dalam ciuman itu ketika dehaman seseorang membuyarkan aktivitas mereka
Rio menoleh dan mendapati Romeo berdiri diambang pintu
"Astaga, kau mengganggu saja Romeo !" Seru Rio dengan nada jengkel
Romeo malah nyengir kuda dan menatap pasangan yang masih bergumul itu
"Hei, ini sudah malam. Kalian mau nginap disini ?"
"Eh, udah malam ya ?" Tanya Rio
"Iya ! Udah jam 8 malam nih. Ayo keluar, yang lain sudah pada siap-siap buat pulang"
Rio menatap Lena sambil nyengir "oke ! Kita lanjutin dikamar"
"Hah ?!" Tanya Lena dan gadis itu memekik nyaring saat Rio menarik lengannya menuju kamar ganti.
Romeo (yang sedari tadi dikacangin terus) hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat kelakuan pasangan itu
¤¤¤¤¤
Rio baru selesai mengganti pakaian ketika terdengar teriakan Aqua dan Lena dari luar ruang ganti. Rio dan Simon (yang juga ada diruangan itu) bertatapan dan langsung berlari keluar ruang ganti
"Ada apa ?!" Teriak Simon
"Apa yang terjadi ?" Tanya Rio yang muncul dibelakang Simon
Mata mereka berdua serasa menggelinding kelantai ketika melihat Ana yang memperlihatkan sepotong gaun berwarna putih yang sangat cantik....
Sekaligus sexy
Gaun itu berpotongan pendek di bagian dada, bagian bawah memang lumayan panjang tapi ada belahan disisi kanan yang akan memperlihatkan kaki sampai paha dan parahnya gaun itu tak berlengan
"Itu gaun apa Ana ?" Tanya Rio
Ana menyeringai senang "gaun ini akan dipakai oleh Lena dan Aqua"
"APA ?!!?" Teriak Rio dan Simon bersamaan membuat Ana dan yang lain terkaget-kaget
"Kalian kenapa ?" Tanya Aqua
"Gaun ini normal kok" sahut Ana
"Aku tak akan pernah memaafkanmu jika Lena sampai memakai gaun itu" ucap Rio dengan mata berkilat marah
Wajah Simon sampai memerah saking marahnya
"Jika Aqua memakai gaun itu, aku akan langsung membakarnya"
Ana tersenyum sambil menyampirkan gaun itu dibahunya dan menatap Rio serta Simon
"Sudah kuduga kalau reaksi kalian bakal begitu. Tenang, yang tadi itu hanya gaun milikku dulu" ucap Ana
Rio dan Simon menghela nafas lega
"Tapi ini sudah malam dan acaranya besok pagi, lalu gaun kita gimana ?" Tanya Lena
Ana mengambil sebuah buku note dan menunjukkan salah satu halaman dibuku tersebut. Sebuah gaun digambar dihalaman itu, gaun berwarna biru malam, tak berlengan tapi dada dan lehernya tertutup, tak ada belahan paha dan ditambah dengan sepasang sarung tangan manis berwarna senada
"Gimana ?" Tanyanya
Lena berdecak kagum "Ana, kau yang membuat sketsa gaun ini ?!"
Ana mengangguk "aku merekomendasikan gaun ini khusus Lena dan untuk Aqua aku memilih yang model ini"
Ana membalik halaman buku itu dan memperlihatkan gaun berwarna biru muda dengan model yang sama dengan gaun Lena tadi, tapi ukurannya lebih kecil
"Aku jatuh cinta dengan gambar gaun itu kak Ana" komentar Aqua
"Ana apa gaun itu sudah kau buat ?" Tanya Simon
Ana mengangguk "Dua gaun tadi sudah kubuat. Mau dicoba sekarang ?"
Lena dan Aqua tersenyum senang sementara Rio dan Simon mengangguk
¤¤¤¤¤
Lena dan Aqua keluar dari ruang ganti sambil mengenakan gaun hasil rancangan Ana. Rio dan Simon menatap kedua gadis itu dengan tatapan kagum
"Gimana ?" Tanya Ana
"Ini....sempurna ! Aku suka !" Pekik Aqua dengan girang Simon mendekati Aqua dan mencium pipi gadis itu
"Simon, jangan modus" ucap Ana
"Kak Ana telat, liat kak Rio. Mereka udah dari tadi kayak gitu" sahut Simon sambil menunjuk Rio dan Lena yang asik bertatapan
"Rio ! Lena !" Teriak Ana
Rio melepas pegangan tangan nya dan nyengir lebar "maaf Ana"
"Rio yang nyosor duluan !" Ucap Lena dengan wajah memerah sambil menunjuk Rio
Ana menggeleng-gelengkan kepalanya, dia hanya bisa pasrah dengan pasangan yang satu ini. Setidaknya Rio tidak seperti Romeo yang pikirannya always-to-the-bed
¤¤¤¤¤
Ana sedang mencoba gaun pernikahannya ketika Romeo masuk kekamar tanpa mengetuk pintu
"Romeo !" Pekik Ana sambil menutupi tubuhnya yang hanya memakai dalaman
Romeo menutup pintu dan mendekati Ana, tangannya membelai wajah Ana dan mengendus leher jenjang wanita itu
"Mmm....bau melati" bisik Romeo
Ana merasa kakinya sudah selemas agar-agar dan akan meluruh kelantai ketika Romeo melempar gaun yang dipegangnya dan menggendong tubuhnya
"Romeo, besok kita mau nikah. Setidaknya tahan dulu hasratmu itu !" Pekik Ana
"Hei, aku tak ingin melakukan itu sekarang ! Kau pikir aku sebegitu mesumnya ?"
"Sejak dulu kau kan memang begitu"
"Ah sudahlah, yang lain sudah pulang kan ?"
Ana mengangguk "sudah"
"Bagus, sekarang ayo tidur"
"Tumben"
"Apa maksudmu?"
"Biasanya kau akan meminta minimal dua ronde"
"Hei, jangan bocorkan rahasia kita pada para pembaca !"
"Rahasia apaan ? Hamsternya si author aja tau kamu itu mesum nya udah di ambang rawa-rawa"
Romeo tertawa "iya deh, omong-omong kue keringnya siapa yang urus ? Toko kue di distrik 3 sedang tutup karena renovasi dan tak menerima pesanan"
"Tentang hal itu aku sudah punya bantuan kok"
"Siapa ?"
"Lena dan Aqua"
¤¤¤¤¤
Rio dan Simon menatap adonan dimangkuk besi didepan mereka dengan ekspresi takjub
"Adonannya, banyak sekali" ucap Simon
"Apa Romeo mengundang Deskrota di pesta besok ?" Sahut Rio
Lena dan Aqua yang sedang membuat adonan gula icing tertawa saat mendengar sahutan Rio tadi
Ya, saat ini Lena dan Aqua sedang membuat kue kering (cookies) untuk pesta pernikahan besok. Mereka beruntung karena Rio dan Simon mau membantu mereka untuk membeli bahan-bahan kue di supermarket walau para pria itu melakukannya sambil menggerutu karena bahan-bahan yang dibeli banyak sekali. Dan saat ini, dapur apartemen Andrew benar-benar berantakan karena ulah mereka berempat.
Kenapa apartemen Andrew ?
Ada 4 alasannya :
1) Jaraknya yang dekat antara apartemen Rio dan apartemen Simon
2) Rio dan Simon sama-sama gak mau kalau dapur mereka kotor (gak mau ? Atau malas bersihin ?)
3) Kamar Andrew gak ada yang menghuni
4) Sekalian ngasih sesajen buat Andrew yang udah meninggal (ini sebenarnya alasan paling konyol sih. Karena hantu walaupun-punya-gigi tapi tetap aja gak bisa makan)
Simon menyentuh permukaan adonan "Hei, apa adonan ini tidak terlalu basah? Mestinya ditambah tepung lagi kan ?"
Rio menyenggol bahu Simon "Wah, kau tau juga ya yang kayak beginian ?"
"Kau tau ? Terkadang, tinggal dengan seorang cewek itu bisa bikin perubahan"
"Ya, benar sekali. Aku setuju denganmu"
Aqua menepuk dahinya "oh iya ! Aku lupa menambahkan tepung ! Tunggu sebentar ya"
Aqua mengambil kemasan tepung yang baru dari dalam kantong plastik dan menggunting ujungnya. Simon membantunya dengan membagi-bagi adonan lebih kecil lagi agar mudah diberi tepung
Sedangkan Rio membantu Lena dalam membuat adonan gula icing yang nantinya jadi pelapis kue kering
Mereka sedang sibuk membuat kue ketika ponsel Rio berdering nyaring. Rio langsung mengambil ponsel itu dan melihat layarnya, ada panggilan telpon dari Romeo
"Ya Romeo, ada apa ?" Ucap Rio
Terdengar suara geraman Romeo dan desahan Ana, tak perlu bertanya pada ratu mesum tentang hal apa yang saat ini dilakukan pasangan itu
"Romeo, jika kau meneleponku hanya untuk memperdengarkan suaramu yang "sangat bagus" itu aku akan langsung menutup telepon ini" ucap Rio dengan nada kesal
"Memangnya suara ku
sebegitu bagusnya ?" Tanya Romeo
"Iya saking bagusnya, kalau kamu nyanyi ditaman kota kamu bakalan langsung dilempari sempak rame-rame"
Gelak tawa langsung pecah didapur itu, bahkan Ana yang lagi melakukan ritual sesajen eh ritual ah uh ah sama Romeo aja sampai tertawa terbahak-bahak
"Kampret lu nak !" Seru Romeo dengan kesal walau begitu dia sedang mati-matian menahan tawa
"Nyehehehe !!" Balas Rio sambil nyengir "Hei, jadi kamu ngapain nelpon aku ?!"
"Cuman mau nanya, kuenya udah jadi belum ?"
"Ini lagi dibikin, belum selesai nih !"
"Pakaian ?"
"Gaun buat Lena sama Aqua udah beres !!"
"Lah, kamu sama Simon ?"
"Tenang, aku punya dua potong jas. Tadi aku sudah mengepasnya dengan Simon"
"Baguslah, ukhhh !!"
Terdengar suara geraman Romeo dan teriakan Ana saat keduanya mencapai klimaks, Rio yang saat itu masih memegang ponsel langsung menjauhkan benda itu dari telinganya membuat yang lain terheran-heran
"Kak Rio, ponselnya gak menggigit kan ?" Tanya Simon yang disambut tawa tertahan dari Aqua
Rio mengerucutkan bibirnya "Bukan, tapi si Romeo sama Ana lagi ngelakuin "itu" nih !"
Lena tertawa "Pasti yang tadi itu mereka lagi mode lolongan serigala ya ?"
Rio mengangguk "iya nih, teriakannya kenceng bener !"
"Woi ! Aku bukan serigala tau!" Teriakan Romeo terdengar dari arah ponsel
"Hehehe sori deh, tapi pas "air bah" nya tadi distop dulu gak bisa apa ?"
"Ya gak bisa lah ! Habis enak sih, punya Ana masih....Awww !!" Romeo berteriak saat Ana mencubit perutnya
"Kau kenapa ?"
"Ini nih ! Ana nyubit perutku lagi, tau banget kalau dicubit bakalan ada yang bangun nanti. Adaww !!"
Terdengar suara gemerisik dan kemudian suara Ana yang muncul
"Halo Rio ?"
"Ya ini aku"
"Maaf nih, aku jadi ngerepotin kalian !!"
"Gak masalah kok, toh udah lama kami gak bikin kue"
"Kami ?"
"Aku dan Lena"
"Oohh begitu ya, kalau begitu kututup ya. Aku sama Romeo lagi, yah kau tau sendiri kan?"
"Iya aku paham, baru aja kedengaran tadi"
"Haih dasar Romeo, oke semoga sukses"
"Sip !"
Rio menaruh ponselnya di meja dan kembali membantu Lena
¤¤¤¤¤
Rio dan Simon menghitungi jumlah kue kering yang sudah dipanggang dan dihias dengan lapisan gula icing, totalnya 1200 keping !
"Wihh, pantesan adonannya tadi banyak bener" ujar Simon
"Ini sudah jam berapa?" Tanya Aqua
Rio melirik jam dinding "sudah jam dua belas malam, sebaiknya kalian tidur dulu. Biar kami yang selesaikan"
"Kalau begitu kami duluan ya kak," ucap Simon sambil menarik tangan Aqua
"Hei, tidurnya harus pisah" ucap Rio
"Iya kak, tenang aja!" Sahut Simon
Rio menoleh kearah Lena yang masih sibuk mengatur loyang-loyang berisi kue didekatinya Lena dan duduk di samping gadis itu
"Hei Lena"
Lena menoleh "ya ?"
"Kira-kira kapan ya aku nyusul mereka ?"
"Nyusul siapa ?"
"Romeo sama Ana, mereka kan bakalan kawin besok"
"Iya juga ya"
"Menurutmu, aku ini gimana?"
Lena menatap Rio dari atas kebawah
"Menurutku sih kamu itu dingin, gak berperasaan, mesum, gak peka"
"Hei, memangnya aku separah itu?!"
"Hehehe, cuma bercanda kok"
Rio langsung melancarkan jurus gelitikan maut di perut Lena, membuat gadis itu tertawa-tawa hingga mengalirkan air mata
"Rio ! Hahaha Geli ! Rio, stop dong ! Gak tahan nih !" Pekik Lena sambil menjauhkan tangan Rio dari perutnya
Rio menghentikan gelitikannya, ditariknya lengan Lena yang sudah terbaring di lantai
"Sudah selesai kuenya ?"
Lena mengangguk "Sudah, besok tinggal diangkut saja"
"Bagus, ayo tidur. Sudah larut nih"
Lena mematikan lampu dapur dan mengikuti Rio yang sudah berjalan duluan kekamar
¤¤¤¤¤
To be continued....
Haleoo !
Maaf karena udah lama gak update, sengaja nih saya ngaret dulu biar para reader bisa baca dua bab sekaligus ! Kali ini bab nya juga lebih panjang dari biasanya
Eh, saya mau curhat dulu nih.
Saya kan follow wattpadersind di ask.fm, nah salah satu admin disana merekemondasikan sebuah cerita berjudul It's About Writing On Wattpad karyanya kak dropdead. Kata adminnya sih bagus banget buat panduan para penulis pemula yang baru nulis cerita, karena penasaran saya pun ikut membacanya hingga bab terakhir (tapi belum selesai sih)
Oke, silahkan kalian persiapkan nomor rumah sakit jiwa terdekat karena saya akan "sedikit" menggila disini
ASTAUGEH !! OMAIGAT, YA TUHAN MAAFKANLAH HAMBAMU YANG BODOHNYA GAK KETULUNGAN INI !! DEMI RAWA-RAWA DI RAWAMANGUN !! (??)
ARGGGGHHHHHHH !!!!
*PSM : Penyakit Stres Musiman*
Nah, sudah cukup. Jadi setelah selesai membacanya saya baru sadar kalau kesalahan saya di cerita-cerita yang saya buat itu SANGAT BANYAK. Saya baru tau kalau judul novel itu gak boleh capslock semua (boleh sih capslock, tapi itu kalau judulnya pendek), kitab tanda baca yang selama ini saya anut ternyata ada beberapa yang salah ! *nepok jidat pake teko*
Hhh....seandainya saya bisa ngulang waktu lagi saya pasti bakalan ngedengerin penjelasan guru bahasa indonesia saya saat SMP, walaupun beliau kalau udah marah galaknya kayak naga Smaug lagi ngamuk (Hehehe)
Dan saya merasa miris banget waktu nyadar kalau di cerita yang dulu saya itu sering minta vote atau komentar, persis kayak pengemis di lampu merah.
Jadi buat para reader cerita saya, terima kasih sebesar komet Halley pun belum cukup buat kalian semua. Baik yang membaca sambil memberi vote dan komen ataupun hanya membaca saja, tanpa kalian cerita ini hanya akan menjadi setumpuk abu yang bergoyang didalam kepala saya.
Terima kasih juga saya berikan pada kak dropdead yang udah bikin artikel yang SANGAT berguna (Digaris
bawahi tiga kali dan diberi bold) serta admin dengan nama Razel dari Wattpadersind yang udah ngasih banyak info yang berguna
Dan kali ini saya akan lebih konsisten dalam mengupdate cerita, jika dalam waktu dua minggu saya gak ada mengupdate cerita apapun silahkan santet saya kuat-kuat ! Maksud santet disini bukan santet yang ngirim barang aneh-aneh itu tapi ngirim komentar maksudnya hehehe....
Oke ! Daripada para reader bosan, saya akhiri saja curhat ini. Thanks for reading! :) :) :)
Salam
HunyuTheHamster27
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top