Live 6: Shang Qinghua (1)
Entah mengapa, dia merasa aneh. Ada perasaan yang mengatakan bahwa mereka berdua adalah satu orang yang sama.
Sebenarnya itu bukan hal yang aneh. Bagaimanapun, Luo Binghe di dunia ini tak lain adalah dirinya juga, tetapi memiliki kehidupan yang berbeda. Sama seperti Luo Binghe yang dulu pernah ia temui.
Mereka semua adalah Luo Binghe ... walau saat ini ia tidak ingin mengakuinya.
Usai memperhatikan lukisan itu, Luo Binghe berjalan ke lantai bawah, menghadapi saudara keduanya di dunia ini, Wei Wuxian, dan pria tanpa ekspresi yang ia kira sebagai 'Lan Zhan'. Melihat ada noda kotor di pakaiannya yang terlihat mahal, meskipun Luo Binghe tahu ia tidak punya hak untuk bertanya, ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Terutama ketika berpikir dua orang di depannya memiliki hubungan dengan shizun tercintanya.
"Apa yang terjadi?"
Mungkin hanya perasaan Luo Binghe saja, tapi ia merasa Wei Wuxian tampak lega ketika melihat kedatangannya.
Wei Wuxian menggaruk pipinya yang tidak gatal. Matanya melirik noda kotor di setelan jas mahal pria di sampingnya sebelum dengan cepat mengalihkan pandangan, terlihat merasa bersalah. "Yah, itu karena Xin Mo tiba-tiba muncul dan menakutiku."
... Xin Mo?
Langsung terbesit di pikiran Luo Binghe tentang pedang hitamnya yang berlumuran darah. Terakhir kali, ia menggunakan pedang itu untuk menghancurkan dunia. Sekarang dirinya berakhir di dunia ini, jadi tidak mengherankan jika pedang itu berada di dunia ini juga. Tapi ada kemungkinan pedang Xin Mo yang disebutkan Wei Wuxian milik Luo Binghe di dunia ini. Lagipula, sebelumnya ketika Luo Binghe bertarung dengan dirinya yang dari dunia lain, mereka berdua sama-sama memiliki pedang Xin Mo, jadi kemungkinan ini sangatlah benar.
Memandang ke sekitar, Luo Binghe tidak menemukan keberadaan pedang hitamnya. "Di mana itu?"
Sebagai balasan, Wei Wuxian mengembuskan napas panjang antara rasa lega dan pasrah. "Setelah merampas cemilanku, dia kabur."
Luo Binghe merasa aneh dengan kata-kata Wei Wuxian. Saudaranya itu mengatakannya seolah-olah Xin Mo adalah makhluk hidup, karena tidak mungkin bagi sebuah pedang untuk 'merampas cemilan'.
Tiba-tiba, terdengar gonggongan anjing dari suatu ruangan. Mendengar suara itu, Wei Wuxian terkejut seperti kelinci yang ketakutan dan langsung lompat memeluk pria tanpa ekspresi di sampingnya bagai koala.
"Tidak! Jangan lagi! Lan Zhan, bawa aku pergi!"
'Lan Zhan' hanya berdiri di tempatnya tak berkutik. Bagaimana dia ingin bergerak jika koala di tubuhnya menempel erat seperti lem?
Melihat betapa ketakutannya Wei Wuxian, Luo Binghe menoleh ke ruangan di mana sumber suara itu berasal. Samar-samar, dia melihat sosok hitam kecil yang berlari mendekat dengan cepat. Ketika sosok hitam itu keluar dari ruangan, Luo Binghe menyadari sosok hitam itu adalah seekor anak anjing berbulu hitam.
Wei Wuxian semakin menjerit ketika melihat anjing hitam kecil itu.
"Aaahh!! Ah-Luo! Jauhkan Xin Mo! Dia anjingmu!"
Tepat setelah itu, anjing hitam mungil menggemaskan itu melompat dan langsung menabrak dada Luo Binghe. Dengan mata bulat hitamnya yang lucu, anjing itu menatap Luo Binghe dan mengeluarkan suara menggonggong yang mampu membuat kaum hawa jatuh hati.
"Wang!"
Luo Binghe, " ... Xin Mo?"
"Wang! Wang!" Seakan membenarkan pertanyaannya, anjing hitam imut itu menggonggong dua kali.
Luo Binghe, " ... "
Perkembangan konyol macam apa ini?
===
"Apa yang Anda lakukan semalam, pada jam 20:15?"
Setelah Xie Lian menyajikan secangkir kopi untuk petugas polisi di depannya, ia mendengar orang itu bertanya.
Dengan tenang Xie Lian mengingat kembali mengingat apa yang ia lakukan semalam. "Aku menutup kafe dan pulang ke rumah."
Yuan Yixuan mencatat pengakuan itu dan sekali lagi bertanya, "Apa ada yang bisa membuktikan itu?"
Pertanyaan itu tampaknya tidak mempercayai pernyataan Xie Lian, tapi pria muda pemilik kafe sangat tenang seperti air sungai di musim semi. Alih-alih menjawabnya, ia berkata, "Sebelum ke rumah, saya ke toko hewan terdekat untuk membeli pakan makan Ruoye."
" ... Ruoye?"
Yuan Yixuan hendak bertanya siapa yang dimaksud ketika ia melihat makhluk berbulu putih yang datang dari balik meja bar dan berjalan anggun mendekati Xie Lian. Melihat hewan ini, Yuan Yixuan tidak menahan rasa herannya. "Cerpelai?"
"En." Xie Lian mengangguk lembut. Tangannya mengusap punggung cerpelai putih yang duduk di pangkuannya. "Namanya Ruoye."
Yuan Yixuan, " ... "
Untuk menghilangkan kecanggungan, petugas polisi itu meminum seteguk kopi sebelum mengambil napas dalam-dalam. Ia melanjutkan sesi bertanya. "Apa lagi yang Anda lakukan?"
Xie Lian mengerling ke samping seraya menjawab, "Aku dijemput oleh San Lang."
" ... Siapa San Lang?"
Tampaknya kesan orang ini pada pemilik kafe sangat bagus, karena Yuan Yixuan melihat senyuman Xie Lian yang awalnya seperti air sungai berubah menjadi bunga mekar.
"Dia pelanggan setiaku. Apalagi dia sangat menyukai meatball buatanku." Kemudian, entah darimana ia mengeluarkan mangkuk berisi bola daging. Dengan senyum ceria, Xie Lian menawarkan bakso itu pada petugas polisi di depannya. "Silakan dicoba."
Beruntung sekali. Yuan Yixuan memang lapar karena belum sempat sarapan pagi. Ada makanan gratis dihidangkan di depan matanya, mengapa ia harus menolak?
"Terima kasih." Mengambil sumpit, Yuan Yixuan memakan satu bola daging dengan lahap.
Yuan Yixuan, "!!!"
Bisakah ia meminjam kamar mandi? QAQ
===
Shen Yuan membuka pintu kamarnya, mendapati sosok kakaknya yang telah berada di dapur menyiapkan sarapan. Ia berjalan mendekat dan menyapa dengan nada sayang, "Selamat pagi, Jiu-ge~"
Namun Shen Qingqiu hanya memberinya pandangan dingin.
Bungsu Shen tidak keberatan karena ia sudah sering mendapat perlakuan yang sama. Melihat sarapan di meja, ia bertanya ragu, "Kamu yang memasak?"
Kali ini, Shen Qingqiu menunjukkan senyum cemerlang; senyuman yang membuat bulu kuduk Shen Yuan merinding.
"Tenang saja, aku tidak akan meracunimu."
Mata hitam itu tampak menggelap, seolah-olah jatuh dalam ingatan yang buruk.
"Lagipula, aku tidak bisa membunuhmu."
Shen Yuan tertawa nakal melihat penuturan saudaranya. Ekspresi di wajahnya seakan melihat Shen Qingqiu sebagai makhluk paling menyedihkan di dunia. "Saudaraku tersayang, aku tidak takut mati, aku juga tidak takut kamu membunuhku. Aku hanya khawatir rasa masakanmu sangat tidak enak."
Shen Qingqiu, " ... Kamu sangat jujur."
Shen Yuan, "Tentu saja aku jujur. Aku masih ingin menyelamatkan indra perasaku."
Entah mengapa, sebuah ide seperti bola lampu muncul di kepala Shen Qingqiu. Ia menyeringai kejam, mengambil piring lauk dan sumpit, kemudian menyerahkannya pada Shen Yuan. "Makan."
Shen Yuan merasakan firasat buruk. Dengan langkah terburu-buru, ia meraih ransel di sofa dan berlari ke pintu rumah. "Gege, aku harus ke kampus sekarang! Sampai jumpa lagi!"
Akhirnya, rumah itu kembali sunyi.
Shen Qingqiu menatap makanan di tangannya, tanpa sadar mengerutkan alisnya.
"Jika itu dia ... Dia pasti dengan senang hati memakannya."
===
Luo Binghe bersin dengan kuat. Ia menggosok hidungnya yang tidak gatal dan bergumam heran, "Aneh, kenapa aku bersin?"
Kemudian, pandangannya jatuh ke pangkuannya, di mana ada makhluk berbulu hitam lebat yang konyol imut lucu menggemaskan dengan mata bulat hitam bersinar, menatap Luo Binghe seperti melihat tulang terlezat di dunia; sampai-sampai membuat penulis yang menulis fanfic ini harus masuk rumah sakit karena kekurangan darah😣 //plak
Luo Binghe mengangkat ekor anjing itu, seakan-akan tidak ingin menyentuhnya.
"Aku merasa aneh melihatmu."
Entah mengapa, ia merasakan kemiripan tertentu antara dirinya dengan si anjing.
Dan dengan tidak berperike-hewan-an, Luo Binghe membuang anjing itu ke belakang. Tak lama, teriakan membahana yang mampu menghancurkan atap rumah terdengar memenuhi gendang telinganya.
"Lan Zhan!!! Usir anjing itu!!!!"
===
Sebagai seseorang yang bisa dikatakan 'akrab' dengan korban, Liu Qingge ditugaskan untuk mengawasi bangsal inap Shang Qinghua. Ia telah berada di rumah sakit sepanjang malam dan tidak pulang ke rumah hanya untuk menjaganya. Bukan karena khawatir pelaku akan datang untuk tutup mulut ketika mengetahui korban masih hidup, melainkan semua polisi lebih ingin tahu apakah korban keenam kali ini mengetahui siapa pelaku.
Alasan mengapa para polisi seperti ini ... karena dari semua korban yang ada, hanya Shang Qinghua yang masih memiliki ponsel di tangannya.
Ya, lima korban lainnya telah kehilangan ponsel ketika mereka ditemukan pingsan dengan kepala berdarah. Keempat korban tidak mengetahui siapa pelaku, sementara satu korban justru koma selama sebulan.
Ketika memikirkan ini, Liu Qingge menggerutu kesal, "Kenapa juga anak sialan itu harus hilang ingatan?!"
Ia telah mendapat berita dari Hua Cheng tentang adiknya yang terbangun. Namun sebelum Liu Qingge bisa memerintah bawahannya untuk menginterogasi, Mu Qingfang menyatakan kalau Luo Binghe mengalami amnesia akibat trauma di kepala.
Polisi berada di jalan buntu saat ini.
Dan itu sebabnya, keberadaan Shang Qinghua adalah harapan bagi para polisi.
Membawa sarapan yang ia beli dari luar, Liu Qingge memasuki bangsal tempat rawat inap Shang Qinghua berada. Tetapi, langkahnya berhenti di tengah jalan ketika ia mendapati tidak ada siapapun yang terbaring di atas kasur.
"Shang Qinghua?!"
•••
Arbi's Note:
Aku kembali setelah pulih dari mimisan //uhuk
Awalnya, aku mau nulis Xin Mo sebagai manusia, tapi tiba-tiba teringat tentang Wei Wuxian yang takut pada anjing, aku akhirnya berpikir, "gimana kalo pelihara anjing biar wwx takut?" Dan terciptalah Xin Mo yang berubah menjadi anjing
(つ≧▽≦)つ
Oh betewe, wujud anjing Xin Mo mirip dengan Luo Binghe versi anjing hitam loh ya~
Omake:
Mengabaikan kebisingan di belakangnya, Luo Binghe bangkit dari kursi selimut bernama sofa (inilah yang ia dengar dari Wei Wuxian) dan mencoba berkeliling rumah yang akan ia tempati selama berada di dunia baru ini. Setelah melihat ruangan yang seperti perpustakaan dan dapur, langkah kaki membawanya ke halaman luar. Tanaman di rawat dengan baik oleh pekerja khusus, Luo Binghe telah melihatnya dari jendela kamarnya sebelum turun ke lantai bawah.
Puas melihat lingkungan yang menyegarkan, Luo Binghe hendak kembali ke dalam rumah ketika ia melihat seseorang yang tampak sedang berusaha memanjat pagar besi yang sangat tinggi. Orang itu bergerak sangat lincah dan berhasil masuk ke halaman dengan cepat. Lalu ia menatap sekeliling dengan gugup, hingga akhirnya tatapan mereka berdua secara tidak sengaja bertemu.
Walau jarak mereka cukup jauh, tapi Luo Binghe tidak akan mudah melupakan wajah orang itu. Lagipula, keberadaan orang itu dengan bawahannya di dunia sebelumnya selalu membuatnya dipenuhi dengan makanan anjing sialan.
Jika ia tidak salah ingat, namanya adalah ... Oh, Luo Binghe tidak bisa mengingat namanya.
Yang jelas, ia hanya tahu orang itu adalah Lord Puncak An Ding.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top